Laporan Jurnal Rs Gelombang1
Laporan Jurnal Rs Gelombang1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Luka adalah rusaknya struktur dan anatomis kulit normal akibat proses patologis
yang berasal dari internal dan eksternal yang mengenai organ tertentu (Potter Perry, 2006).
. Klasifikasi luka berdasarkan waktu terjadi dapat dibagi menjadi luka kontaminasi
dan luka infeksi. Pembagian luka ini berdasarkan waktu kontaminasi (golden periode)
yaitu 6-8 jam dimana setelah waktu 6-8 jam setelah terjadi luka maka bakteri yang ada
telah mencapai koloni tertentu dan mengadakan invasi ke dalam jaringan sekitar luka atau
pembuluh darah. Pada kondisi ini luka disebut sebagai luka infeksi. Menurut Cohen
(2007) luka akut akan mencapai penyembuhan normal melalui proses penyembuhan yang
diharapkan dalam waktu tertentu untuk mencapai pemulihan integritas anatomi dan fungsi.
Pada luka kronik maka terjadi kegagalan untuk mencapai penyembuhan yang diharapkan
dalam waktu tertentu untuk menghasilkan pemulihan integritas anatomi dan fungsi.
Proses penyembuhan luka terjadi secara normal tanpa bantuan, walaupun
beberapa bahan perawatan dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan.
Sebagai contoh dalam proses perawatan dengan melindungi area yang luka bebas dari
kotoran dengan menjaga kebersihan dan melakukan perawatan luka selama dirawat
dirumah sakit yang dapat membantu meningkatkan penyembuhan jaringan yang telah
rusak atau mengalami luka.
Diruang Dahlia terdapat angka kejadian pasien yang dikatakan mengalami
luka kronis sebesar
Upaya untuk mengatasi proses penyembuhan luka kronis bisa dilakukan dengan cara
perawatan luka yang benar dan sesuai dengan standart operasional yang tepat dengan
memanfaatkan madu dan gula pasir yang memiliki kandungan yang bermanfaat untuk
mempercepat proses penyembuhan jaringan yang telah rusak.
Manfaat Teoritis
Dapat memberikan informasi dan pemahaman kepada perawat tentang tentang
efektifitas antara perawatan luka dengan menggunakan sugar dressing dan honey
dressing
BAB II
ANALISA JURNAL
Judul
Pengarang
Nomor Jurnal
: IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS) eISSN: 2279-0853, p-ISSN: 2279-0861. Volume 13, Issue 5 Ver. III.
(May. 2014), PP 82-88 www.iosrjournals.org
ANALISA JURNAL
Problem/Populasi :
Pasien dengan luka kronis yaitu ulkus diabetes, ulkus vena, ulkus tekanan ( adanya
slough, kontaminasi, edema dan bau busuk )
Kriterieksklusi :
Pasien dengan luka acut seperti lukabakar, lukalecet, lukabersih, bisul dan penyakit
pembuluh darah perifer
Intervensi
Outcome :
KETERANGAN :
Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa penyembuhan luka venous ulcer, luka necrosis
disertai slought, luka pada kaki, jarinagn necrosis pada tangan, luka debridement, ulkus
pada tumit, luka pada pinggang, dan luka diabetes lebih efektif pemberian dressing gula
daripada pemberian dressing madu meskipun dari kedua dressing ini yaitu gula dan madu
sama-sama dapat digunakan untuk dressing penyembuhan luka.
KONSEP TEORI
A. DEFINISI
Luka didefinisikan sebagai suatu kerusakan integritas epithel dari kulit
(1)
atau
terputusnya kesatuan struktur anatomi normal dari suatu jaringan akibat suatu
trauma (Enouch S, 2007).
3. Fase Maturasi
Produksi kolagen baru masih merupakan proses dominan penyembuhan luka
dari minggu pertama sampai keenam. Kolagen ditempatkan secara random
pada jaringan granulasi luka akut. Remodeling kolagen menjadi struktur yang
lebih terorganisasi terjadi selam proses maturasi, meningkatkan kekuatan
regangan luka. Selama pembentukan parut, kolagen tipe III jaringan granulasi
digantikan oleh kolagen tipe I sampai perbandingannya 4:1. Luka akhirnya
ditutup oleh migrasi sel-sel epitel yang berasal dari tepi luka, mengisi defek
sampai terjadi kontak dengan epitel dari sisi berlawanan dan menghentikan
proses migrasi ketika kontak terjadi. Proses epitelisasi ini tidak memberikan
kontribusi pada kekuatan penyembuhan luka,karena proses remodeling terjadi
dibawahnya.
BAB III
6. Pada abses (nanah) dan undermining (luka berkantong), perlu lebih banyak
madu untukmencapai jaringan di dalamnya. Dasar luka harus diisi dengan
madu sebelum ditutup dengan second dressing seperti kasa atau dressing pad
lainnya.
Selain itu ada hal yang perlu diperhatikan untuk perawatanuka
menggunakan madu yaitu frekuensi penggantian balutan luka lebih sering ( bisa 12 hari sekali) apalagi jika kondisi luka sangat kering (warna dasar luka kuning atau
bahkan hitam) diperlukan jumlah madu yang cukup banyak agar mampu membuat
lingkungan luka menjadi lembab
Berikut gambaran dari luka yang sebelum diberikan sugar dan honey
dressing dan yang sudah diberikan sugar dan honey dressing
Diabetic foot infected with Aspergillus niger. Patient received intravenous Amphotericin and
serial sugar dressing.
BAB IV
1.2 SARAN
Sugar dressing dan Honey dressing sangat bermanfaat untuk proses
penyembuhan luka kronis seperti ullkus vena, luka diabetes, maupun dekubitus
diharapkan agar kemudian hari salah satu intervensi ini dapat diterapkan dirumah
sakit untuk tindakan perawatan luka pada pasien, serta dapat membantu
mempercepat proses penyembuhan luka kronis pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
2004;13(9):353-
Dunford C,Hanano R .Acceptability of Honey dressing for non healing Venous leg ulcers.J
Wound Care 2004;13 (5):193-7.