OLEH :
DWI SETYO PURNOMO
150070300011004
KELOMPOK 1 REGULER
2. JENIS-JENIS PERSALINAN
Berdasarkan usia kehamilan, terdapat beberapa jenis persalinan yaitu :
a. Persalinan aterm : yaitu persalinan antara umur hamil 37-42 minggu,
berat janin di atas 2.500 gr.
b. Persalinan prematurus : persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu,
berat janin kurang dari 2.499 gr.
c. Persalinan serotinus : persalinan yang melampaui umur hamil 42 minggu,
pada janin terdapat tanda postmaturitas
d. Peralinan presipitatus : persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3
jam.
Berdasarkan proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai
berikut :
a. Persalinan spontan : bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir
b. Persalinan buatan : bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar
misalnya ekstraksi dengan forceps/vakum, atau dilakukan operasi section
caecarea.
c. Persalinan anjuran : pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah
cukup besar untuk hidup di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya
sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan. Persalinan kadangkadang tidak mulai dengan segera dengan sendirinya tetapi baru bisa
kerentanan
otot
rahim.
Selama
kehamilan
terdapat
Pengeluaran Cairan
PERIKSA DALAM
5/5
KETERANGAN
kepala
diatas PAP
mudah
digerakkan
sakit
4/5
H I II
digerakkan
bagian
bagian
3/5
terbesar kepala
H II III
belum masuk
panggul
bagian
2/5
terbesar kepala
H III +
sudah masuk
panggul
1/5
H III - IV
kepala
didasar panggul
diperine
um
HV
0/5
Keterangan :
: kepala janin
: PAP
HI
H II
H III
HV
Penyulit
Ya
2.
dan bayi
Perdarahan pervaginam, beresiko terjadinya :
a. Solusio plasenta :
terlepasnya
plasenta
lebih
4.
Tidak
5.
6.
7.
dilahirkan.
Ikterus
Beresiko terjadi kerusakan pada hepar yang nantinya
dapat mengakibatkan komplikasi pada janin sehingga
8.
9.
10.
11.
janin
terhambat,
kematian
janin,
12.
13.
14.
pada
malpresentasi/malposisi
dapat
bisa
dilakukan
SC
untuk
untuk
proses
persalinannya.
Presentasi majemuk
Untuk mencegah letak majemuk dapat dilakukan
dengan ibu posisi sujud.tetapi jika presentasi terendah
sudah masuk PAP posisi sujud tidak dapat mengubah
16.
adanya
malpresentasi/malposisi
pada
perdarahan.
Tali pusat menumbung
Untuk mengetahui tali pusat menumbung perlu di
lakukan pemeriksaan ini dengan USG, karena tali
pusat menumbung dapat mengakibatkan perdarahan
bahkan juga partus lama karena tali pusat menutupi
18.
jalan lahir.
Syok
Untuk mengatasi syok bisa diberikan infus dan oksigen
untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Jika
syok tidak tertangani dapat menyebabkan kematian
pada janin dan ibu.
Apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti di atas, pasien harus
dirujuk (Ulfa dkk., 2014).
6. FASE PERSALINAN
A. KALA 1
Kala 1 disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan
pembukaan serviks sampai lengkap
Periode
Kala
dibandingkan
pelunakan
pada
multipara
serviks
primigravida
(8
pada
jam)
fase
lebih
karena
laten
lama
(12
jam)
pematangan
dan
pasien
primigravida
b.
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
c.
Jika
denyut
nadi
ibu
Jika
tekanan
darah
ibu
d.
Jika
didapati
DJJ
tidak
normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 x / menit) curigai
adanya gawat janin.
B. KALA 2
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir
pada saat bayi telah lahir lengkap. Pada Kala 2 ini His menjadi lebih kuat,
lebih sering, dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/
baru pecah spontan pada awal Kala 2 ini. Rata-rata waktu untuk
keseluruhan proses Kala 2 pada primigravida 1,5 jam, dan multipara
0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan
terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada
persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum.
Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding
abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak
lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring /
membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior /
posterior).
C. KALA 3
Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
Sifat His :
D. KALA 4
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam
setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala 4 persalinan :
hormon
ekstrogen
menjelang
akhir
kehamilan
yang
Pengeluaran air ketuban dapat terjadi dengan tiba2 atau sdkit2 demi sedikt.
Kadang-kadang sulit diketahui apakah ketuban telah pecah atau belum.
Untuk menilai ketban ,masih ituh atau sudah pecah salah satunya dapat
dilakukan dengan pemeriksaan dalam.
Ketuban dikatakan masih utuh apabila dalam pemeriksaan dalam terba
adanya selaput yang didalamnya terdapat cairan dan saat kedua jari tanagan
masuk (jari telunjuk dan jari tengah) dan di lakukan penekanan pada selaput
tersebut tersa semacam ada lentingan atau pantulan. Sedikit banyak dapat
digambarkan seperti balon yang didalamnya berisi cairan dan di dlam balon
tersebut juga terdapat bola mota/ bola kasti (bola kasti ini dpat di ibaratkan
sebagai kepala janin, jika presentasi letak belakang kepala) dan saat
dilakukan penekanan oleh tanagan terjadi semacam pantulan. Perlu
diperhatikan saat melakukan perabaan kemungkinan terdapat bagian kecil
janin yang terkemuka (bisa ekstremitas janin atau tali pusat janin).
Ketuban dinyatakan sudah pecah apabila pada saat pemeriksaan dalam
tidak terasa ada pantulan,melainkan terasa adanya gesekan-gesekan
kemungkinan rambut bayi,jika presentasinya letak belakang kepala. Tidak
hanya ketuban yang masih utuh, pada ketuban yang sudah pecah perlu di
perhatikan saat melakukan perabaan kemungkinan terdapat bagian kecil
janin yang menumbung (bisa ekstremitas janin atau tali pusar janin) tali pusar
yang menumbung dapat mengakibatkan janin mengalami hipoksia sehingga
aliran oksigen ke janin dapat terhambat. Baik tali pusar atau ekstremitas janin
yang menumbung dapat menyulitkan proses persalinan.
PENURUNAN BAGIAN TERENDAH
Pada saat ini proses persalinan, biasanya bagian terendah janin akan
mengalami penurunan pada rongga panggul. Penurunan bagian terendah
janin dapat dinilai dari pemeriksaan dalam berdasarkan bidang hodge/bidang
khayal. Penilaian ini sedikit sulit, butuh ketepatan menentukan batas bidang
hodge, terutama bidang hodge I,II. Dua bidang hodge terdiri dari dua :
1. Hodge I yaitu sejajar dengan PAP
2. Hodge II yaitu sejajar PAP melalui tipe bawah simpisis
Tekanan darah lebih rendah dari pada normal pada 8-12 minggu
pertama. Kembali pada tingkat normal pada separuh waktu kehamilan
akhir
Episode sinkope
2) Integritas Ego
3) Eliminasi
Timbulnya hemoroid
Mual, muntah terutama pada trimester I, nyeri uluh hati sering terjadi
Kram kaki
Nyeri punggung
6) Pernafasan
Pernafasan thorakal
7) Keamanan
Suhu tubuh 36 37C
DJJ terdengar pada usia kehamilan 17 20 minggu
8) Sexualitas
Berhentinya menstruasi
Leukhorea
9) Interaksi sosial
B. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan, Tujuan dan Intervensi. (Doengoes, 2001)
Kala I :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan
frekuensi dan intensitas kontraksi uterus.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam
pasien dapat beradaptasi terhadap nyeri dengan KH :
Intervensi :
2.
Intervensi :
3.
Intervensi :
Anjurkan klien untuk bernafas pendek dan cepat atau meniup bila
ada dorongan untuk mengejan.
4.
Secara
aktif
klien
ikut
dalam
upaya
mendorong
untuk
Kala II :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
aktif, penurunan masukan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam
tidak terjadi kekurangan volume cairan dalam tubuh dengan KH :
Intervensi :
Bebas dari tanda tanda infeksi (rubor, tumor, dolor, kalor, dan
fungsiolaesa).
Intervensi :
Kala III :
1.
Resiko
kekurangan
volume
cairan
berhubungan
Intervensi :
2.
Intervensi :
Ganti pakaian dan klien yang basah, berikan selimut yang hangat.
Kala IV :
1. Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan transisi
atau pertambahan anggota keluarga.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam
pasien mampu beradaptasi dengan perubahan setelah melahirkan
dengan KH :
Intervensi :
Intervensi :
PATHWAY
Kala I
Penurunan hormone
Plasenta tua
Iritasi mekanis
Estrogen menurun,
progesterone menurun
Rangsangan estrogen
Peningkatan estrogen
Kontraksi otot polos
Peningkatan kontraksi
uterus
Sintesa prostaglandin
meningkat
Dilatasi jaringan
serviks
Perubahan
eliminasi urin
Perobekan
pembuluh darah
kapiler
Mekanisme tubuh
perdarahan
Persepsi nyeri
Sekresi kelenjar
sebasea meningkat
Nyeri
Diaphoresis
Resiko deficit volume cairan
Resiko syok hipovolemik
Kala II
Kepala masuk PAP
His cepat dan lebih kuat
Tekanan pada otot2 panggul
Menekan vena cava
inferior
Hambatan aliranbalik
vena
Reflex meneran
Usaha meneran
Kelelahan
Kelemahan/keletihan
CO2 menurun
Kekuatan otot menurun
Curah jantung meningkat
Merangsang reseptor
nyeri
Kemampuan meneran
menurun
Persalinan lama
Nyeri
Merangsang adrenalin
Kelenjar sebasea
meningkat
Keringkat berlebih
Diaphoresis
Ketidakseimbangan
elektrolit, deficit volume
cairan
Kala III
Janin keluar
Ibu kelelahan
Ibu tidak kuat
Ibu kuat
Kontraksi jelek
Mampu meneran
Uterus kontraksi
Plasenta keluar
Pengeluaran
plasenta secara
manual
Resiko HPP
Hipovolemia
vaskuler
Komplit
Inkomplit
Kontraksi baik
Kontraksi buruk
Resiko deficit
volume cairan
Perubahan CO
Sirkulasi
terganggu
Gangguan
perfusi jaringan
Kala IV
Proses persalinan plasenta
Kebutuhan
energy
meningkat
Tempat
insersi
plasenta
Intake
kurang
Pelepasan
jaringan
nekrotik
Produksi
energy
menurun
Lochea
Kelelahan
Tempat
berkembang
kuman
Robekan
jalan lahir
Diskontinuitas
jaringan
Pelepasan
mediator
inflamasi
Ambang nyeri
menurun
Nyeri
Kontraksi
uterus
kurang
Pertahanan
primer
inadekuat
Terbukanya
port de entry
kuman
Resiko
infeksi
Kontusio
uteri
HPP
Deficit
vol.cairan
CO
menurun
Gangguan
perfusi
jaringan
perifer
REFERENSI
-
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter%20II.pdf
Kemenkes.
2010.
Pedoman
Pelayanan
Antenatal
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2013/12/Pedoman-ANC-Terpadu.pdf
Terpadu.