Modul Heat Excanger
Modul Heat Excanger
II.
III.
1.
2.
3.
4.
IV.
JUDUL PERCOBAAN
: Heat Exchanger
NO PERCOBAAN
: III (tiga)
TUJUAN PERCOBAAN :
Memahami proses perpindahan panas di alat Heat Exchanger tipe Shell and Tube
Menghitung oerpindahan panas yang terjadi di alat Heat Exchanger
Memahami efisiensi perpindahan panas di HE
Memahami kegunaan untuk aliran co-current and counter current pada HE
LANDASAN TEORI
4.1 perpindahan panas
perpindahan panas adalah ilmu yang mempelajari perpindahan energy yang
terjadi karna adanya perbedaan suhu di antara benda atau material berdasarkan
termodinamika. Perpindahan kalor tersebut dapat beerupa perpindahan kalor
konduksi, konveksi, dan raadiasi (J.P Holman, 1997).
1. Konduks
Konduksi adalah perpindahan kalor yang terjadi pada medium padat. Dalam
perpidahan ini yang berpindah hanyalah kalor dan mediumnya tidak ikut
berpindah. Contohnya ketika seorang pandai besi sedang membuat parang atau pisau
bagian ujung besi yang tidak dipanaskan akan ikut panas. Inilah sebabnya kenapa
pandai besi menggunakan sarung tangan sebagai isolator. Kalor dari perapian
berpindah dari ujung besi yang dipanaskan ke ujung lain yang tidak dipanaskan.
Itulah contoh sederhana bahwa kalor memang berpindah.
Secara sederhana laju perpindahan kalor bisa dirumuskan sebagai kalor yang
mengalir persatuan waktu. Laju perpidahan kalor secara koduksi dirumuskan sebagai
perkalian antara konduktivitas kalor (k) dengan luas penampang (A)dan selisih suhu
kedua titik ( T2-T1) dibagi dengan jarak kedua titik (x). Rumus laju perpindahan
kalor nya:
2. Konveksi
Konveksi merupakan perpindahan kalor yang terjadi pada medium cair dan gas.
Berbeda dengan konduksi, perpindahan kalor ini disertai dengan perpindahan
medium. Jadi yang bergerak tidak hanya kalor tetapi juga medium perambatannya.
Contoh perpindahan kalor secara konveksi misalnya ketika sobat hitung masak air,
ketika air mendidih terjadi perpindahan kalor dari api kompor ke panci kemudian ke
air. Perpindahan ini juga diiringi perpindahan atau bergeraknya medium berupa air.
Laju perpindahan kalor secara konveksi dapa dirumuskan
h = adalah tetapan konveksi. Setiap benda memiliki tetapan konveksi yang berbeda.
Semakin mudah benda itu menyerap atau melepas kalor dan memindahkannya maka
semakin besar nilai tetapan ini. A adalah luas penampang melintang dan T2-T1 adalah
selisih suhu.
3. Radiasi (pancaran)
Berbeda dengan 2 jenis perpindahan kalor sebelumnya yang menggunakan
medium, perpindahan kalor ini tdak membutuhkan medium atau perantara. Apa
contohnya? Panas matahari yang sampai kebumi melewati ruang angkasa yang
hampa udara (tanpa ada medium). Setiap benda bisa menyerap kalor dipancarkan
secar radiasi. Akan tetapi yang menentukan daya serap dan daya bukannlah jenis
bahan benda tersebut melainkan warnanya.
Semakin hitam sebuah benda maka benda tersebut akan cenderung semakin
menyerap panas yang dipancarkan melalui radiasi. Kehitaman sebuah inilah yang
disebut sebagai emisivitas bahan disimbolkan dengan e. Laju penyerapan kalor yang
dipancarkan secara radiasi dirumuskan
Dengan e adala emisivitas benda, dimana jika benda hitam mempunyai nilai e = 1 jka
benda berwarna hitam dan e bernilai 0 (nol) jika benda berwarna putih. adalah
konstanta Setfan-Boltzman = 5,67 x10 -8C. A adalah luas permukaan benda dan T
adalah suhu dalam kelvin.
4.2 Alat Pemindah Panas (Heat Exchanger)
4.2.1. Fungsi
Pemindah panas adalah alat yang dapat memindahkan panas dari satu system ke
system yang lain tanpa terjadi perpindahan massa dari dari sistim satu ke sistim
lainnya. Perpindahan panas ini berlangsung melalui suatu dinding yang memisahkan
kedua system yang bersangkutan.
Qf = m *
Dalam praktek perpindahan panas selalu terjadi panas yang hilang. Sehingga
hubungan panas yang diterima dan panas yang diberikan system menjadi :
Jmlh panas yg diberikan = jmlh panas yg diterima + juml panas yg hilang
Untuk membuat panas yg hilang sekecil mungkin, alat tsb dilapisi bahan penyekat
panas (isolasi), yaitu bahan yg mempunyai daya hantar panas (thermal conductivity)
yang kecil.
(1.2.)
Atau
R
= Ra + Rk + Rb
(1.3.)
(1.4.)
Isolasi Panas
Mencegah kehilangan panas alat alat, pipa-pipa steam/gas yang bersuhu tinggi ke
sekeliling yang suhunya lebih rendah, atau sebaliknya.
Untuk alat-alat dengan suhu rendah, isolasi mencegah masuknya panas karena suhu
sekitarnya yang lebih tinggi.Isolasi juga mencegah bahaya yang dapat timbul bila
orang menyentuh permukaan benda yang panas atau dingin sekali.
Bahan Isolasi : - daya hantar panas rendah
- dapat menahan arus konveksi
- disesuaikan dengan suhu
Permukaan datar : makin tebal, makin sedikit panas yang hilang
(1.5.)
(1.6.)
PERALATAN
Jenis yang paling banyak dipakai diindustri, terdiri dari sebuah tabung besar(shell)
dengan sejumlah pipa-pipa kecil (tubes) didalamnya. Pipa-pipa ini terpasang pada
tube- sheet (plate) dengan cara di roll.
Tipe-tipe yang dikenal dari jenis heat exchanger ini adalah :
1.
2.
3.
Tipe pipa U
4.
Tipe fixed tube sheet dengan sambungan (bagian) ekspansi pada shellnya.
Dengan heat exchanger jenis ini dapat diperoleh luas bidang perpindahan panas
yang besar dengan volume alat yang relative lebih kecil. Untuk pipa bisa dibuat dari
berbagai jenis bahan kontruksi, disesuaikan dengan alat sifat korosif fluida yang
ditangani. Heat exchanger ini dapat digunakan untuk pemanasan/penguapan dan
pendinginan atau kondensasi segala macam fluida.
Tubes
Pipa yang digunakan dalam heat exchanger bukanlah pipa pipa biasa, tetapi pipapipa yang khusus dibuat untuk heat exchanger, dibuat dari berbagai material.
Umumnya digunakan pipa berukutran diameter luar inch atau 1 inch. Tetapi
tersedia juga pipa-pipa dengan dengan diameter luar1/4; 1,75; 1,50 inch. Tebal pipa
dinyatakan dengan kode BWG (Birmingham Wire Gauge). Makin besar bilangan
BWG, makin tipis pipanya.
Misalnaya : untuk pipa 1 inch
BWG 8 mempunyai tebal 0,165 inch
BWG 10 mempunyai tebal 0,134 inch
BWG 16 mempunyai tebal 0,065 inch
Tersedia BWG mulai dari 8 sampai 18.
Tube terpasang pada tube sheet dengan pitch 1,25 DO (diameter luar). Formasi pipa
dapat membentuk segitiga atau bujur sangkar.
Shell
Biasanya digunakan baja karbon untuk ukuran kecil dapat digunakan pada standar
baja karbon. Untuk ukuranbesardibuat dari pelat yang di roll atau di- las. Untuk heat
exchanger yang tidak beroperasi pada tekanan tinggi biasa digunakan :
Tebal 3/8 in untuk diameter 13 in
Tebal 7/8 in untuk diameter 31 in
Sering diberi kelebihan 1/8 in untuk kemungkinan korosi.
Baffle
Dipasang dengan tujuan untuk mengarahkan aliran didalam shell, sehingga seluruh
bagian terkena aliran. Adanya baffle juga memperbesar dan membuat turbulen aliran
sehingga didapatkan koefisien perpindahan panas yang besar. Luas baffle lebih
kurang 75% penampang shell. Spasi antar baffle tidak lebih dekat dari 1/5 diameter
shell, bila terlalu dekat alan didapat kehilangan tekanan yang besar.
1.7. Aliran Multi Pass
Alir fluida dalam tube sering dibuat beberapa kali melewati shell. Dengan cara ini
penampang aliran dalam tube menjadi lebih kecil dan laju linier menjadi besar,
sehingga diperoleh koefisien perpindahan panas besar.
1.8. Aspek Operasi dan Pemeliharaan
alat
Laju alir dalam sehell yang terlalu besar (berlebihan dari seharusnya) dapat
menimbulkan vibnrasi (getaran) yang sangat membahayakan.