Anda di halaman 1dari 8

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah Perekonomian Indonesia


180 Menit, 17 Juni 2014

Tim Pengajar
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Djakti (DKJ)
Prof. M. Arsjad Anwar (MAA)
Prof. Suahasil Nazara (SN)
Lana Soelistianingsih (LS)
Fauziah Zen (FZ)
Maddaremmeng A. Panennungi (MAP)
Tim Asisten Perekonomian Indonesia

Kerjakanlah semua soal yang ada di bawah ini. Jika anda bisa mengerjakan
semuanya dengan benar total nilainya 110!

1.KEBIJAKAN FISKAL (DAN INFRASTRUKTUR). BOBOT 40%


a. Dalam APBN semakin banyak anggaran belanja wajib (mandatory spending), termasuk 20%
untuk pendidikan, 5% untuk kesehatan, minimal 26% dari penerimaan dalam negeri netto untuk
DAU, anggaran otsus Aceh dan Papua, anggaran khusus untuk DIY, dan sekarang dana alokasi
desa. Hal ini membuat ruang fiskal APBN menyempit, apalagi ditambah dengan belanja wajib
lainnya (belanja pegawai, cicilan hutang, subsidi, SJSN, dsb), semakin sedikit sisa untuk
dialokasikan pada belanja modal dan infrastruktur/aset. Sementara harapan rakyat semakin
tinggi, apalagi dengan janji kampanye yang cukup tinggi dari kedua pasangan di bawah ini.

Berikut janji kampanye Prabowo-Hatta:

Janji kampanye Jokowi-Kalla:

Data dan informasi:


Kondisi penyediaan listrik di Indonesia:

Sebanyak 5 provinsi masih memiliki rasio elektrifikasi 20-40%. Kelima provinsi tersebut yaitu
NTB (32,51%), NTT (24,55%), Sultra (38,09%), serta Papua dan Irian Jaya Barat (32,35%).
(http://finance.detik.com/read/2009/08/06/102213/1178357/4/5-provinsi-masih-memiliki-rasioelektrifikasi-rendah)
Pembiayaan Pembangunan Masih Andalkan Utang Luar Negeri
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas),
Lukita Dinarsyah Tuwo menuturkan, pembiayaan pembangunan ke depan kemungkinan masih
mengandalkan utang luar negeri, meski sangat tergantung arah kebijakan Presiden terpilih.
Dia mengatakan, dalam kurun waktu 5 tahun ke depan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) masih dirancang defisit. Ini karena pembangunan infrastruktur membutuhkan pembiayaan
yang amat besar.
Pada 2019 diperkirakan dibutuhkan Rp 1.080 triliun guna membangun sumber energi listrik, Rp
1.274 triliun untuk jalan raya, Rp 666 triliun untuk sanitasi, dan Rp 535 triliun untuk infrastruktur
energi dan gas.
"Tapi itu belum lihat hitung-hitungan riilnya. Memang ada opsi defisit APBN-nya apakah medium,
atau high. Diskusi dengan Kemenkeu masih dilakukan, dan itu baru estimasi, berapa sumber daya
yang ada," ungkapnya di Kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta, Selasa
(8/4/2014).
Lukita mengatakan, jika pemerintah baru ambisius ingin mencapai target RPJMN pada 2020, maka
rasio utang terhadap PDB pasti minimal 30 persen. Sebagai konsekuensi agar tak menjebol APBN,
salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan proyek berskema public private
partnership.
Sementara itu, jika pemerintah baru ingin mencapai 75 persen target RPJMN pada 2020, maka rasio
utang terhadap PDB sama dengan saat ini yakni di kisaran 22,5 persen. Dalam pilihan ini, kerjasama
pemerintah swasta juga layak diperbanyak.

Terakhir, jika pemerintah baru hanya ingin mencapai 50 persen target RPJMN pada 2020,
diperkirakan seluruh infrastruktur dasar baru terbangun pada 2030. "Ini lebih cocok untuk pemimpin
yang bervisi mengurangi utang," ujar Lukita.
Dari tiga skenario di atas, Lukita menegaskan, sikap politik anggaran Presiden terpilih dan visimisinya akan sangat mempengaruhi utang negara. Artinya juga, jika ada agenda politik untuk
mengurangi defisit APBN, tentu saja butuh sumber pembiayaan pembangunan yang lain.
"Kalau pemerintah mau mengambil defisit, ada opsinya. Misalnya, bagaimana kebijakan terhadap
subsidi, pada penerimaan pajak. Ini semua jadi skenario. Bappenas siap menawarkan skenarioskenario itu," pungkasnya.
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/04/08/2012475/Pembiayaan.Pembangunan.Masih.And
alkan.Utang.Luar.Negeri)
Pertanyaan:
Pertanyaan berikut berkaitan dengan sisi kemungkinan realisasi janji-janji tersebut. (Fokus pada
penyediaan listrik dan faktor-faktor terkaitnya: subsidi energi, pembangunan daerah industri,
pembiayaan infrastruktur pembangkit dan transmisi, kinerja BUMN terkait, dsb). Berdasarkan
data/info di atas (+ info relevan lain yang anda ketahui), jelaskan (i) tantangannya, (ii) faktor pro dan
kontranya, (iii) langkah yang harus diambil untuk memenuhi janji tersebut.
b. Belakangan ini Pemerintah berusaha menarik minat swasta untuk ikut serta berperan dalam
membangun infrastruktur melalui skema Public Private Partnership (PPP). Hal ini juga
disinggung dalam visi-misi kedua capres tsb.
i. Dari sudut pandang penyediaan barang publik/semi-publik, bagaimana posisi proyek PPP
ini? Untuk jenis infrastruktur seperti apa PPP ini cocok diterapkan? Mengapa?
ii. Mengapa sampai saat ini penerapan PPP di Indonesia masih tersendat dan lambat? Apakah
yang harus dilakukan oleh Presiden baru untuk mempercepatnya?

2.KEBIJAKAN MONETER (DAN FINANSIAL). BOBOT 40%


Sektor perbankan merupakan tulang punggung perekonomian. Perkembangan perekonomian sangat
ditentukan oleh kinerja sektor perbankan. Efektivitas kebijakan moneter juga sangat dipengaruhi oleh
kinerja perbankan. Oleh karenanya kesehatan sektor perbankan menjadi sangat penting, yang menjadi
ukuran dari kesehatan perekonomian. Dengan menggunakan pernyataan tersebut, jawablah pertanyaanpertanyaan berikut:
a. Apakah anda setuju dengan pernyataan diatas? Jelaskan jika ya atau tidak?
b. Dengan menggunakan data berikut, bandingkan kinerja perbankan Indonesia pada tahun 2008
dengan Maret 2014

c. Dengan menggunakan neraca bank komersial, jelaskan perkembangan penempatan asset bank di
SBI dan SUN pada tabel diatas terkait dengan kinerja LDR (loan to deposit ratio) . Jelaskan
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan LDR tersebut.
d. Seiring dengan globalisasi di sektor keuangan termasuk sektor perbankan, perbankan Indonesia
dituntut untuk menerapkan standar yang dapat diterima secara global. Ada 12 poin agenda
reformasi keuangan global yang disepakati dalam G20. Sebutkan 10 dari 12 agenda reformasi
tersebut.
e. Dengan menggunakan persamaan quantity theory of money seperti yang pernah anda pelajari
pada mata ajar Makroekonomi 1, yaitu:

dimana M mewakili uang beredar, V mewakili velocity of money, P mewakili tingkat harga
umum, dan Y mewakili besarnya transaksi dalam perekonomian atau dengan kata lain bisa
mewakili PDB.
(i)
Jika diasumsikan V dan P konstan dalam jangka panjang, jelaskan hubungan antara
kebijakan moneter dengan perekonomian.
(ii)
f.

Dengan menggunakan siklus bisnis (business cycles), jelaskan apa yang dilakukan oleh
kebijakan moneter dari setiap siklus.

Kebijakan moneter BI sejak 5 Juni 2005 beralih dari pendekatan berbasis kuantitas menjadi
berbasis harga dengan menggunakan suku bunga acuan yang disebut sebagai BI rate. Jelaskan:
(i)
Mekanisme kebijakan moneter berbasis harga tersebut.
(ii)

Jika BI mengumumkan bahwa BI rate turun, bagaimana mekanisme tersebut bisa


dilakukan (Hint: Gunakan mekanisme grafik pasar uang)

(iii)

Apa dampak dari perubahan BI rate terhadap suku bunga perbankan. Jelaskan dengan
menggunakan komposisi pembentukan suku bunga perbankan.

3.KEBIJAKAN INDUSTRI, INVESTASI, DAN PERDAGANGAN INTER.BOBOT 20 %


a. Kebijakan Perekonomian Indonesia yang berkaitan dengan industri/investasi/perdagangan
internasional telah mengalami evolusi dari waktu ke waktu sejak kemerdekaan RI hingga hari ini.
Coba saudara jelaskan perkembangan kebijakan tersebut dengan menjelaskan periode
berdasarkan faktor yang berpengaruh dan kebijakan yang penting terkait dengan
industri/investasi/perdagangan internasional.
b. Ada beberapa kebijakan yang terkait perdagangan internasional/industri/investasi yang
belakangan ini mendapatkan perhatian. Coba saudara jelaskan kebijakan tersebut, apa tujuannya
serta apa untung dan ruginya bagi perekonomian Indonesia:
(i)
Kebijakan pengenaan pajak ekspor untuk CPO dan mineral
(ii)
Kebijakan pembentukan kerjasama ekonomi regional bernama RCEP (Regeional
Comprehensive Economic Partnership) yang dimotori negara-negara ASEAN
c. Pada gambar di bawah ini terlihat Masterplan on ASEAN Connectivity sebagai kerangka dalam
upaya menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 berupa rencana konektifitas ASEAN yang
terdiri dari physical connectivity, institutional connectivity, dan people-to-people connectivity.
Jelaskan masing-masing apa yang dimaksud dengan ketiga hal itu dengan menjelaskan unsurunsurnya.

Sumber: ASEAN Secretariat, 2014

4. MASALAH DAN KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA. TANTANGAN 2014-2044:


INDONESIA MENJADI NEGARA INDUSTRI MODERN. BOBOT 10 %
a. Coba anda jelaskan apa maksud dari paragraf di bawah ini dan hubungkan dengan kondisi
Indonesia yang sedang akan menghadapi middle-income trap:
many nations can move from low-income to middle-income status, but as labor cost rise only
countries that boost productivity, improve education, and master innovation fully develop (Evan
Applegate, June 13, 2013)
b. Menurut Rostow, Iron Law of Development dengan kurva S menyiratkan bahwa semua
tahapan pembangunan harus dilalui menuju negara industri modern. Fakta sejarah menunjukkan
bahwa Inggris memerlukan waktu 200 tahun untuk mencapai tahapan industrialisasi tipe drive to

maturity sementara Jepang hanya 70 tahun. Jelaskan hal tersebut dan apa relevansinya buat
Indonesia menuju menjadi negara industri modern.

Anda mungkin juga menyukai