Anda di halaman 1dari 11

Manfaat Daun Binahong & Khasiatnya - Yuk kita belajar

mengenal herbal tanaman di sekitar kita, dalam kesempatan kali ini saya akan
berbagi informasi mengenai tanaman yang dikategorikan pada tanaman obat yang
diberi nama Binahong, apakah anda termasuk yang belum tahu mengenai binahong
? Sekilas seperti nama yang aneh, namun di tempat saya tinggal binahong
sangatlah mudah dijumpai, bahkan hampir setiap rumah punya lho yang namanya
binahong, lebih sering daun binahong dimanfaatkan sebagai obat trdisional, nah kali
ini kita akan sedikit menyelidiki mengenai Manfaat Daun Binahong & Khasiatnya ini.
Manfaat Daun Binahong & Khasiatnya sudah banyak diketahui oleh warga
pedesaan, ini bisa jadi dikarenakan binahong digunakan sebagai obat secara turun
menurun. Pohon binahong ini merambat seperti halnya pohon sirih, biasa dahulu
bahkan di depan rumah saya, binahong digunakan untuk tanaman perdu dibentuk
melengkung pada pintu masuk halaman rumah, daunya yang unik dengan batang
sedikit kemerahan membuat binahong juga asri dijadikan tanaman penghias
halaman rumah, namun ternyata Khasiat Dan Manfaat Binahong tidak hanya untuk
memperindah halaman naum juga sebagai obat.
Manfaat Daun Binahong & Khasiatnya paling sering diguakan untuk mengobati luka
baru, dan untuk memar akibat benturan, ini yang pernah saya alami sendiri ketika
tangan kena benturan palu, ayah saya meremas daun binahong lalu menempelkan
pada luka memar, anehnya pada luka memar akibat kena palu tadi tidak menjadi
panas dan darah tidak kemudian beku. Binahong juga sering digunakan pada ibu
setelah melahirkan, katanya sebagai penambah vitalitas atau memulihkan tenaga.
Nah untuk lebih detail mengenai Manfaat Daun Binahong & Khasiatnya, maka kali
ini blog dokter berbagi informasi yang kami kumpulkan dari berbagai nara blog
sebagai berikut.
Manfaat Daun Binahong & Khasiatnya Untuk Penyakit Berat

Batuk/muntah darah : gunakan 10 lembar daun binahong rebus dalam 2 gelas


sisakan 1 gelas, minum tiap hari
Paru-paru/bolong : 10 daun binahong direbus lalu dikonsumsi secara rutin
Kencing manis : 11 lembar daun binahong diminum setiap hari
Sesak nafas : 7 lembar daun binahong diminum setiap hari
Borok akut(menahun) : 12 lembar daun binahong diminum setiap hari
Patah tulang : 10-20 lb

daun binahong diminum setiap hari

Darah rendah : 8 lembar daun binahong diminum setiap hari


Radang ginjal : 7 lembar daun binahong diminum setiap hari
Gatal-gatal /eksim kulit : 10-15 lb

daun binahong diminum setiap hari

Gegar otak ringan/berat : 10 lembar daun binahong diminum setiap hari.


Manfaat Daun Binahong & Khasiatnya Untuk Penyakit Ringan
Disentri/buang air besar : 10 lembar daun binahong diminum setiap hari
Ambeyen berdarah : 16 lembar daun binahong diminum setiap hari
Hidung mimisan

: 4 lembar daun binahong diminum setiap hari

Habis bedah/operasi : 20 lembar daun binahong diminum setiap hari


Luka bakar

: 10 lembar daun binahong diminum setiap hari

Kecelakaan/benda tajam : 10 lembar daun binahong diminum setiap hari


Jerawat

: 8 lembar daun binahong diminum setiap hari

Usus bengkak

: 3 lembar daun binahong diminum setiap hari

Gusi berdarah

: 4 lembar daun binahong diminum setiap hari

Kurang nafsu makan : 5 lembar daun binahong diminum setiap hari


Kelancaran haid

: 3 lembar daun binahong diminum setiap hari

Habis bersalin/melahirkan : 7 lembar daun binahong diminum setiap hari


Menjaga stamina tubuh : 1 lembar daun binahong diminum setiap hari
Penghangat badan

: 5 lembar daun binahong diminum setiap hari

Lemah syahwat

: 3-10 lb

daun binahong diminum setiap hari.

Sumber: Rahasia Pijat Jawa Untuk Kesehatan dan Penyembuhan ......", halaman 113114, disusun oleh Ny. S. Jatiningrum, Dua Media, Surabaya, 2011

Manfaat Daun Binahong & Khasiatnya sangat banyak juga ternyata. Tidak heran
dijadikan semacam tanaman wajib pada masa lalu, jaman sekarang binahong juga
masih mudah ditemukan di pedesaan, padahal binahong ini juga bisa hidup jika kita
tanam di dalam pot. Nah bagaimana dengan Anda? Tertarik menanam pohon
binahong ini ??? Semoga bermanfaat - Salam Kesehatan.Sumber: Binahong

Ekstrak
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Wajan ekstraksi khas Iran untuk mengekstrak anggur

Ekstrak adalah zat yang dihasilkan dari ekstraksi bahan mentah secara kimiawi. Senyawa kimia
yang diekstrak meliputi senyawa aromatik, minyak atsiri, ester, dan sebagainya yang kemudian
menjadi bahan baku proses industri atau digunakan secara langsung oleh masyarakat. Contoh
bahan baku yang umumnya diekstrak yaitu daun mint, batang kayu pinus (ekstraksi resin), kayu
manis, jahe, lemon, jeruk, vanilla, dan cengkeh.

Metode ekstraksi[sunting | sunting sumber]


Metode ekstraksi yang umum dilakukan yaitu:

Distilasi, yaitu ekstraksi berdasarkan beda titik didih antara ekstrak dengan senyawa lainnya

Pemisahan berdasarkan beda massa jenis bahan yang tidak dapat bercampur

Penyaringan, yaitu ekstraksi berdasarkan beda jenis dan/atau ukuran partikel

Absorpsi, yaitu penyerapan senyawa ekstrak dari bahan baku dengan bahan yang memiliki
keterikatan atau kelarutan tinggi dengan senyawa ekstrak, misal menggunakan alkohol

Termal, yaitu pengambilan senyawa ekstrak dari bahan baku dengan menggunakan
perubahan temperatur, seperti ekstraksi secara fluida super kritis

Penumbukan, yaitu menghancurkan bahan hingga menjadi ukuran yang sangat kecil

Referensi[sunting | sunting sumber]

Ward, Artemas (1911). The Grocer's Encyclopedia.

Definisi Ekstrak
Ekstrak adalah suatu produk hasil pengambilan zat aktif dari tanaman
menggunakan pelarut, tetapi pelarutnya diuapkan kembali sehingga zat aktif
ekstrak menjadi pekat. Bnetuknya dapat kental atau kering tergantung apakah
sebagian aja pelarut yang diuapkan atau seluruhnya.
Jenis jenis Ekstrak
Ekstrak dapat dibedakan berdasarkan konsistesi, komposisi dan senyawa aktif yang
terdapat di dalamnya.
Berdasarkan konsistensinya :
1. Ekstrak cair : Ekstrak cair, tingtur, maserat minyak (Extracta Fluida (Liquida)
2. Semi solid : Ekstrak kental (Extracta spissa)
3. Kering : Ekstrak kering (Extracta sicca)
Ekstrak punya 3 bentuk fisik, yaitu cairan, setengah padat/ kental dan serbuk
kering.
Untuk ekstrak cair bisa dibuat dengan menyari simplisia dengan pelarut tanpa
pelarutnya diaupkan, atau menambahkan sjumlah pelarut ke dalam ekstrak kental
sehingga ekstrak tersebut jadi cair. Yang pertama biasanya dinamakan tingtur, yang
kedua disebut ekstrak cair.
Berdasarkan komposisi :
1. Ekstrak alami, ekstrak murni
sediaan obat herbal alami (Native Herbal Drugs Preparation)
kering (sicca),
berminyak (oleoresin). Tidak mengandung solvent (air, etanol), eksipien
(maltodekstrin, laktosa, sakarosa)
2. Ekstrak non alami
sediaan ekstrak herbal, sediaan ekstrak (Non native Herbal Drugs Preparation).
Ekstrak non alami dapat berbentuk :extracta spissa (campuran gliserin,
propilenglikol); extracta sicca (maltodekstrin, laktosa); extracta fluida, tingtur
(tinctura), (air, etanol); sediaan cair non alkohol (gliserin, air) ; dan maserat
berminyak.
Ekstrak juga berdasarkan komposisi yang ada di dalamnya dibagi menjadi ekstrak
murni dan sediaan ekstrak. Disebut ekstrak murni apabila ekstraknya tidak
mengandung pelarut maupun bahan tambahan lainnya. Ekstrak seperti ini biasanya
merupakan produk antara, bersifat higroskopis dan memerlukan proses selanjutnya
untuk menjadi sediaan ekstrak.
Ekstrak non alami atau sediaan ekstrak herbal merupakan pengolahan lebih lanjut
dari ekstrak murni, untuk dibuat sediaan ekstrak, baik kental maupun serbuk kering
untuk selanjutnya dibuat sediaan obat seperti kapsul, tablet, cairan dan lainlainnya.

Berdasarkan pengetahuan tentang senyawa aktif yang terdapat di dalamnya,


ekstrak dapat dibedakan menjadi adjusted/standardised extracts, quantified extract,
others extracts.
1. Standardised extracts merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur
kadar senyawa aktif (menambahkan dalam batas toleransi) yang aktifitas
terapeutiknya diketahui dengan tujuan untuk mencapai komposisi yang
dipersyaratkan.
Standardised extract diperoleh dengan menambahkan bahan pembantu atau
mencampur ekstrak hasil bets produksi antara ekstrak yang kandungan senyawa
aktifnya tinggi dengan ekstrak yang kandungan senyawa aktifnya rendah yang
sering terjadi pada pembuatan sediaan ekstrak alami (native herbal drug
preparation), sehingga kandungan senyawa aktifnya memenuhi baku yang
ditetapkan.
Contoh :
Ekstrak daun digitalis, ekstrak kering daun Senna (mengandung hidroksi antrasen
5,5 8,0% dihitung sebagai sennoside B), ekstrak kering daun Belladona
(mengandung alkaloid hyoscyamin 0,95 1,05%).
2. Quantified extract merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur kadar
senyawa yang diketahui berperan dalam menimbulkan khasiat farmakologi/klinis
dengan tujuan agar khasiatnya sama.
Quantified extract memiliki kandungan senyawa dengan aktifitas yang diketahui,
tetapi senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas tidak diketahui.
Pengaturan kadar senyawa tersebut hanya dapat diperoleh dengan cara
mencampur ekstrak pada satu bets tertentu dengan ekstrak bets lain yang memiliki
spesifikasi sama dan dalam jumlah native herbal extract yang konstan.
Contoh :
Ekstrak daun Ginkgo biloba, ekstrak herba Hypericum perforatum
3. Other extract merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur proses
produksi (keadaan simplisia, pelarut, kondisi/cara ekstraksi) serta spesifikasinya.
Pada other extract kandungan senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktifitas
tidak diketahui (belum diketahui senyawa yang bertanggung jawab menimbulkan
efek farmakologi)
Contoh :
Cratageus Herba dan Passiflora incarnata
Menurut Farmakope Eropa, ada tiga tipe ekstrak yaitu ekstrak tipe A (Standardized
extracts), tipe B (Quantified extracts), dan tipe C (Other extracts).
1. Type A (Standardized extracts): Ekstrak yang distandardisasi berdasarkan
senyawa aktif atau golongan senyawa yang diketahui.

2. Type B (Quantified exracts) : Ekstrak yang distandardisasi berdasarkan


kandungan senyawa dengan aktifitas yang diketahui, sedangkan senyawa aktif
yang bertanggung jawab terhadap aktifitas belum diketahui.
3. Type C (Other extracts) : Ekstrak yang distandardisasi berdasarkan senyawa
dalam ekstrak namun tidak diketahui hubungan farmakologinya, dibuat agar selalu
memiliki mutu yang sama dengan mengatur proses produksi (keadaan simplisia,
pelarut, kondisi/cara ekstraksi) serta spesifikasinya.
Pembuatan Ekstrak
Secara garis besar, tahapan pembuatan ekstrak yaitu pembuatan serbuk simplisia,
pemilihan pelarut atau cairan penyari, proses ekstraksi atau pemilihan cara
ekstraksi, separasi dan pemurnian, penguapan atau pemekatan, pengeringan
ekstrak dan penentuan rendemen ekstrak.
1. Pembuatan serbuk simplisia
Pembuatan serbuk simplisia dimaksudkan untuk memperluas permukaan simplisia
yang kontak dengan cairan penyari. Proses penyerbukan dilakukan sampai derajat
kehalusan serbuk yang optimal. Selanjutnya akan dijelaskan pada Bab 2. Ekstraksi.
2. Pemilihan pelarut atau cairan penyari
Pelarut atau cairan penyari menentukan senyawa kimia yang akan terekstraksi dan
berada dalam ekstrak. Dengan diketahuinya senyawa kimia yang akan diekstraksi
atau yang diduga berkhasiat akan memudahkan proses pemilihan cairan penyari.
3. Proses ekstraksi atau pemilihan cara ekstraksi
Cara ekstraksi yang dipilih ikut menentukan kualitas ekstrak yang diperoleh. Dalam
memilih cara ekstraksi harus diperhatikan prinsip ekstraksi yaitu menyari senyawa
aktif sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya hingga diperoleh efisiensi
ekstraksi.
4. Separasi dan pemurnian
Separasi atau pemisahan dan pemurnian merupakan salah satu proses yang
diperlukan terhadap ekstrak dalam rangka meningkatkan kadar senyawa aktifnya.
Separasi dapat dilakukan dengan cara-cara tertentu seperti dekantasi, penyaringan,
sentrifugasi, destilasi dan lain-lain. Pemurnian ekstrak dapat dilakukan dengan cara
mengekstraksi zat-zat yang tidak diinginkan dalam ekstrak akan terpisah dari zatzat yang diinginkan.
5. Penguapan atau pemekatan
Penguapan atau pemekatan merupakan proses meningkatkan jumlah zat terlarut
dalam ekstrak dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya dengan cara penguapan,
tetapi tidak sampai kering.
6. Pengeringan ekstrak

Pengeringan ekstrak umumnya dilakukan untuk membuat sediaan padat seperti


tablet, kapsul, pil dan sediaan padat lainnya. Pengeringan ekstrak dapat dilakukan
dengan penambahan bahan tambahan (non-native herbal drug preparation) atau
tanpa penambahan bahan tambahan (native herbal drug preparation).
7. Penentuan rendemen ekstrak
Rendemen ekstrak dihitung dengan cara membandingkan jumlah ekstrak yang
diperoleh dengan simplisia awal yang digunakan. Rendemen ekstrak dapat
digunakan sebagai parameter standar mutu ekstrak pada tiap bets produksi
maupun parameter efisiensi ekstraksi.

Ekstrak Campuran
Pembuatan obat tradisional dapat dilakukan dengan menggunakan ekstrak tunggal
maupun ekstrak campuran. Ada dua pendekatan pada pembuatan ekstrak
campuran yaitu mixed extracts dan mixtures of extracts.
Mixed extracts merupakan ekstrak yang dibuat dengan menggunakan satu pelarut
yang dianggap optimal untuk mengekstraksi campuran simplisia yang akan dibuat
ekstrak dan hasil yang diperoleh langsung sebagai ekstrak campuran. Cara seperti
ini lebih unggul dalam hal efisiensi waktu, tenaga dan peralatan.
Skema pembuatan ekstrak campuran (mixed extracts)
Mixtures of extracts merupakan ekstrak yang dibuat dengan cara mengekstraksi
masing-masing simplisia sesuai dengan pelarutnya masing-masing yang dianggap
optimal, kemudian ekstrak yang dihasilkan dicampur sesuai dengan takaran yang
diinginkan menjadi campuran ekstrak.
Cara ini lebih disukai karena masing-masing simplisia dapat diekstraksi dengan
pelarut dan kondisi ekstraksi yang sesuai, sehingga menghasilkan senyawa aktif
dalam jumlah yang lebih banyak.
Skema pembuatan Campuran ekstrak (mixtures of extracts)
Standardisasi Ekstrak
Standardisasi ekstrak merupakan proses pengaturan sejumlah tertentu senyawa
aktif atau golongan senyawa tertentu yang diketahui aktifitas terapeutiknya dalam
ekstrak dengan cara menambahkan bahan tambahan atau mencampur sediaan
ekstrak yang satu dengan lainnya.
Penggunaan ekstrak terstandar dengan mengatur komponen kimia ekstrak berada
pada jumlah yang tetap atau konstan sangat luas digunakan pada saat ini.
Pada dasarnya ada empat cara standardisasi ekstrak yaitu :
1. Ekstrak yang diproduksi dengan proses produksi dan cara ekstraksi sesuai kondisi
yang telah ditetapkan.

Standardisasi dilakukan dengan memastikan konsistensi dari setiap bets produksi,


kemudian dilakukan uji klinis terhadap ekstrak, sehingga diperoleh data klinis
khasiat dan keamanannya.
Contoh ekstrak dengan standardisasi sepeerti ini yaitu Ginkgo biloba, Hypericum
perforatum dan serenoa repens.
Standardisasi terhadap ekstrak secara keseluruhan dilakukan apabila ekstrak telah
terbukti secara klinis. Pembuktian klinis terhadap khasiat dan keamanan ekstrak
kemudian ditetapkan dan proses standardisasi dilakukan berdasarkan hal tersebut.
2. Ekstrak yang telah atau belum terbukti efektif secara klinis, dimana standardisasi
dilakukan terhadap potensi keseluruhan ekstrak.
Hal ini hanya dapat dilakukan apabila terdapat bukti nyata ada hubungan antara
golongan zat kimia yang dipilih untuk standardisasi dengan aktivitas farmakologi
tanaman.
Contoh ekstrak tipe ini yaitu Coleus forskohlii, Matricaria chamomilla, Salix sp, dan
derivat salisilat.
3. Ekstrak yang distandardisasi menggunakan kandungan kimia yang menjamin
identitas ekstrak (senyawa identitas) dan konsistensi mutu produk tiap bets
produksi. Ekstrak secara keseluruhan belum memiliki data uji klinis dan senyawa
marker tidak mempunyai aktivitas farmakologi yang relevan. Contoh ekstrak tipe ini
yaitu Echinacea angustifolia dan echinacosida, ekstrak alkohol temulawak.
4. Ekstrak herbal yang distandardisasi dengan menambahkan bahan kimia hasil
isolasi ke dalam maatriks ekstrak dan di jual sebagai Standardized
extract.Contohnya adalah penambahan cafffeine, yang murah dan banyak tersedia
ke dalam ekstrak guarana dan biji kola.
Selain dari cara pembuatan di atas, bisa juga di lakukan dengan cara:
Ekstraksi yaitu kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Prinsip ekstraksi:
Penyarian:
Penyarian simplisia dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi atau
penyeduhan dengan air mendidih.
Penyarian dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau
perkolasi.
Penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi.
1. Maserasi
Suling atau uapkan maserat pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 0C
hingga konsistensi yang dikehendaki.
2.

Perkolasi

Perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam biarkan cairan menetes, tuangi
massa dengan cairan penyari hingga jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir
diuapkan tidak meninggalkan sisa. Perkolat disuling atau diuapkan dengan tekanan
rendah pada suhu tidak lebih dari 50 0C hingga konsistensi yang dikehendaki
Pada pembuatan ekstrak cair 0,8 bagian perkolat pertama dipisahkan, perkolat
selanjutnya diuapkan hingga 0,2 bagian campur dengan perkolat pertama.
Pembuatan ekstrak cair dengan penyari etanol dapat juga dilakukan dengan cara
reperkolasi tanpa menggunakan panas.
Ekstrak yang diperoleh dengan penyari air hangatkan segera pada suhu kurang
lebih 90 0C, enapkan, serkai. Uapkan serkaian pada takanan rendah pada suhu
tidak lebih dari 50 0C hingga bobotnya sama dengan bobot simplisia yang
digunakan.
Enapkan di tempat sejuk selama 24 jam, serkai, uapkan pada tekanan rendah pada
suhu tidak lebih dari 50 0C hingga konsentrasi yang dikehendaki.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Untuk ekstrak kering dan kental perkolat disuling atau diupkan dengan tekanan
rendah pada suhu tidak lebih dari 50 0C hingga konsistensi yang dikehendaki.
Hal Yang Mempengaruhi Mutu Ekstrak
Faktor yang berpengaruh terhadap mutu ekstrak secara garis besar ada dua, yaitu
faktor biologi dan faktor kimia.
1. Faktor biologi
Faktor biologi yang mempengaruhi mutu ekstrak berhubungan dengan bahan baku
simplisia yang digunakan. Hal-hal yang berpengaruh antara lain : identitas jenis
(species), lokasi tumbuhan asal, periode pemanenan hasil tumbuhan, penyimpanan
bahan tumbuhan
a. Identitas jenis (species)
b. Lokasi tumbuhan asal
c. Periode pemanenan hasil tumbuhan
d. Penyimpanan bahan tumbuhan
e. Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan
2. Faktor kimia
a. Faktor internal
1) Jenis senyawa aktif dalam bahan
2) Komposisi kualitatif senyawa aktif
3) Komposisi kuantitatif senyawa aktif

4) Kadar total rata-rata senyawa aktif


b. Faktor eksternal
1) Metode ekstraksi
2) Perbandingan ukuran alat ekstraksi
3) Ukuran, kekerasan dan kekeringan bahan
4) Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
5) Kandungan logam berat
6) Kandungan pestisida
Parameter dan metode Uji Ekstrak
Untuk menjamin mutu ekstrak pada setiap bets produksi, harus ada parameter
yang diukur dan dan dijamin dalam keadaan konstan. Namun berbeda dengan obat
kimia yang kadar zat aktifnya tertentu, penjaminan mutu ekstrak belum dapat
dilakukan terhadap bahan aktifnya. Parameter yang dapat ditentukan yaitu:
a. Parameter spesifik
Parameter spesifik merupakan parameter yang sedapat mungkin disusun hanya
dimiliki oleh ekstrak tanaman yang bersangkutan. Parameter spesifik meliputi.

Identitas ekstrak
Contoh:
Ekstrak kental Rimpang temulawak (Extractum Curcumae Xanthorrhizae Rhizomae
Spsissum).
Ekstrak kental rimpang temulawak adalah ekstrak yang dibuat dari rimpang
tumbuhan Curcuma xanthorrhiza Roxb., suku Zingiberaceae.
2. Organoleptik ekstrak
Pemerian ekstrak yaitu bentuk, warna, bau, dan rasa.
3. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu
Kandungan kimia, kurkumin, desmetoksikurkumin, minyak atsiri dengan kandungan
utama xanthorizol dan oleoresin
b. Parameter Non spesifik
Parameter non spesifik merupakan pengujian fisika, kimia dan mikrobiologi yang
dilakukan terhadap ekstrak yang dilakukan untuk menjamin mutu ekstrak pada
setiap bets produksi.
Parameter yang diuji antara lain:

1. Susut pengeringan
2. Bobot jenis
3. Kadar air
4. Kadar abu
5. Sisa pelarut
6. Residu pestisida
7. Cemaran logam berat
8. Cemaran mikroba (ALTB, MPN Coliform, Uji angka kapang khamir dan uji cemaran
aflatoksin).

c. Uji Kandungan kimia ekstrak


Uji ini dilakukan jika kandungan kimia ekstrak dan metode ujinya telah diketahui.
Pengujian yang dilakukan antara lain: pola kromatogram esktrak, kadar total
golongan kandungan kimia dan kadar kandungan kimia tertentu.

Anda mungkin juga menyukai