Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN ECENG GONDOK SEBAGAI

ENERGI ALTERNATIF BIOGAS

Eichornia crassipes atau biasa dikenal dengan nama


eceng godok merupakan tumbuhan yang hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar
dalam tanah. Eceng gondok pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama Carl
Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824
ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon, Brasil. Awalnya didatangkan ke
Indonesia pada tahun 1894 dari Brazil untuk koleksi Kebun Raya Bogor. Ternyata kemudian
tumbuhan ini menyebar luas ke beberapa perairan di Indonesia karena kemampuannya
menyerap nutrient terutama nitrogen, fosfat dan potasium juga logam-logam berat seperti Cr,
Pb, Hg, Cd, Cu, Fe, Mn, Zn dengan baik.
Eceng gondok memiliki kemampuan tumbuh yang sangat cepat, terutama pada perairan yang
mengandung banyak nutrient. Dalam waktu 7-10 hari eceng gondok dapat berkembang biak
menjadi dua kali lipat. Laju pertumbuhan yang cepat ini menyebabkan tanaman eceng
gondok telah berubah menjadi tanaman gulma perairan dan menimbulkan kerugian antara
lain mempercepat pendangkalan perairan, menurunkan produksi ikan sebab eceng gondok
mengambil ruang dan unsur hara yang juga dibutuhkan oleh ikan, mempersulit saluran
irigasi, menghalangi lalulintas perahu, media penyebaran penyakit dan menyebabkan
penguapan air sampai 3 sampai 7 kali lebih besar daripada penguapan air di perairan terbuka.
Pengendalian pertumbuhan dari eceng gondok sangat sulit dilakukan, baik secara mekanik,
biologi maupun secara kimiawi.
Eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahan kerajinan, pupuk, dan yang
menarik adalah eceng gondok juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas.
Pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan baku biogas dikarenakan memiliki kandungan
43% hemiselulosa dan selulosa sebesar 17%. Hemiselulosa akan dihidrolisis menjadi glukosa
oleh bakteri melalui proses anaerobic digestion, yang akan menghasilkan gas metan (CH4)
dan karbondioksida (CO2) sebagai biogas. Biogas merupakan salah satu sumber energi
alternatif terbarukan yang paling efisien dan efektif untuk mengurangi ketergantungan
terhadap bahan bakar minyak. Dalam hal ini pemerintah telah menerbitkan peraturan
Presiden RI nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energy nasional untuk mengembangkan
sumber energy alternative.
Cara mudah dan sederhana bagi yang ingin mengetahui tentang pemanfaatan eceng gondok
sebagai penghasil biogas adalah sebagai berikut :

1.Masukkan eceng gondok atau sisa sayuran sampai 1/2 galon.


2.Isilah galon tersebut dengan air secukupnya lalu tutup yang rapat (jangan sampai ada
lubang sedikit pun).
3.Simpan selama 7 hari
4.Siapkan pipa logam dengan diameter 1 cm sepanjang 10 cm dan 20 cm (2 buah)
5.Siapkan selang plastik aquarium dengan diameter 1 cm, sepanjang 1 meter.
6.Lubangi tutup galon air mineral sedikit saja (Jangan dibuka tutupnya agar gas tidak
hilang/habis menguap).
7.Lalu tusukkan pipa logam pada tutup tersebut.
8.Kemudian sambungkan selang palstik ke pipa logam pada tutup galon tersebut.
9.Di ujung selang satunya, sambungkan pipa loga 20 cm.
10.Sulutlah dengan korek api. Jika pembusukannya baik, maka pasti akan menyala.

Untuk meningkatkan jumlah biogas yang dihasilkan dan mempercepat waktu produksi
diperlukan perlakuan khusus seperti dengan melakukan pencampuran eceng gondok dengan
kotoran sapi, dengan hidrolisis asam, Biogas dari eceng gondok masih terus dikembangkan,

salah satunya oleh mahasiswa pecinta perairan (MATA AIR) Untirta. (Posted by Forcep Rio
Indriyanto, S.Pi., M.Si.)

PEMANFAATAN ECENG GONDOK SEBAGAI


ENERGI ALTERNATIF BIOGAS

Published: Thursday, 12 May 2016 16:21


Hits: 694

Kebutuhan masyarakat akan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau jenis


Gas LPG pada dasarnya dapat tergantikan oleh energi alternatif lain seperti
Biogas yang di hasilkan dari proses biodigester dari bahan baku Eceng
Gondok, potensi energi biogas tersebut sangat berkaitan dengan jumlah
populasi Eceng Gondok itu sendiri serta dengan pola pemanfaatannya.
Seperti yang kita ketahui bahwa Biogas adalah gas yang dihasilkan
dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada
kondisi langka oksigen (anaerob). Komponen biogas antara lain sebagai
berikut : 60 % CH4(metana), 38 % CO2(karbon dioksida) dan 2 % N2,
O2, H2, & H2S.
Eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahan
kerajinan, pupuk, dan yang menarik adalah eceng gondok juga dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas. Pemanfaatan eceng gondok

sebagai

bahan

baku

biogas

dikarenakan

memiliki

kandungan

43%

hemiselulosa dan selulosa sebesar 17%. Hemiselulosa akan dihidrolisis


menjadi glukosa oleh bakteri melalui proses anaerobic digestion, yang akan
menghasilkan gas metan (CH4) dan karbondioksida (CO2) sebagai biogas.
Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar
khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak kemudian
sebagai bahan pengganti bahan bakar minyak (bensin, solar). Dalam skala
besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di
samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran
ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada
tanaman/budidaya pertanian.
Potensi ekonomis Biogas adalah sangat besar, hal tersebut mengingat
bahwa 1 m3 biogas dapat digunakan setara dengan 0,62 liter minyak tanah.
Di samping itu pupuk organik yang dihasilkan dari proses produksi biogas
sudah tentu mempunyai nilai ekonomis yang tidak kecil pula. Eichornia
crassipes atau biasa dikenal dengan nama eceng gondok merupakan
tumbuhan yang hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam
tanah. Eceng gondok memiliki kemampuan tumbuh yang sangat cepat,
terutama pada perairan yang mengandung banyak nutrient.
Cara mudah dan sederhana bagi yang ingin mengetahui tentang
pemanfaatan eceng gondok sebagai penghasil biogas adalah sebagai berikut
:
1. Masukkan eceng gondok atau sisa sayuran sampai 1/2 galon.
2. Isilah galon tersebut dengan air secukupnya lalu tutup yang rapat
(jangan sampai ada lubang sedikit pun).
3. Simpan selama 7 hari.
4. Siapkan pipa logam dengan diameter 1 cm sepanjang 10 cm dan 20
cm (2 buah)
5. Siapkan selang plastik aquarium dengan diameter 1 cm, sepanjang 1
meter.
6. Lubangi tutup galon air mineral sedikit saja (Jangan dibuka tutupnya
agar gas tidak hilang/habis menguap).

7. Lalu tusukkan pipa logam pada tutup tersebut.


8. Kemudian sambungkan selang plastik ke pipa logam pada tutup galon
tersebut.
9. Di ujung selang satunya, sambungkan pipa logam 20 cm.
10. Sulutlah dengan korek api. Jika pembusukannya baik, maka pasti
akan menyala.
Untuk meningkatkan jumlah biogas yang dihasilkan dan
mempercepat waktu produksi diperlukan perlakuan khusus seperti dengan
melakukan pencampuran eceng gondok dengan kotoran sapi, dengan
hidrolisis asam.
http://blhd.sulselprov.go.id/index.php/tentang-kami/2-sekretariat/42-eceng-gondok
http://eprints.undip.ac.id/39319/1/32._Arnold_Yonathan_211-215.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-16934-Paper-pdf.pdf

PEMANFAATAN BIOMASSA ECENG GONDOK


Eceng gondok adalah jenis tanaman air yang sering digunakan pada
pengolahan greywater. Setelah penggunaannya, eceng gondok dibuang tanpa
pengolahan lebih lanjut. Padahal tumbuhan ini merupakan biomassa yang dapat
dikonversi menjadi biogas melalui proses anaerobic digestion. Salah satu
tanaman air yang sering digunakan dalam pengolahan air limbah greywater
adalah eceng gondok. Hal ini dikarenakan eceng gondok mempunyai laju
pertumbuhan yang sangat cepat, terlebih lagi pada kondisi lingkungan yang
tinggi nutrien seperti limbah domestik/ greywater. Eceng gondok juga
mempunyai sistem perakaran yang luas, hal ini sangat bagus untuk media
pendukung pertumbuhan mikroorganisme (Zimmels, Kirzhner, dan Malkovskaja,
2006). Namun umumnya, eceng gondok sisa pengolahan limbah tersebut hanya
dibuang sebagai sampah tanpa adanya pengolahan lanjut. Padahal eceng
gondok merupakan salah satu sumber biomassa yang masih dapat
dimanfaatkan. Hal ini menunjukkan bahwa potensi biomassa eceng gondok yang
sangat berlimpah yang belum dimanfaatkan. Menurut Malik (2006) eceng
gondok mengandung 95% air dan menjadikannya terdiri dari jaringan yang

berongga, mempunyai energi yang tinggi, terdiri dari bahan yang dapat
difermentasikan dan berpotensi sangat besar dalam menghasilkan biogas
(Chanakya, et al, 1993 dalam Gunnarsson dan Cecilia, 2006). Eceng gondok

mempunyai kandungan hemiselulosa yang cukup besar dibandingkan


komponen organik tunggal lainnya. Hemiselulosa adalah polisakarida
kompleks yang merupakan campuran polimer yang jika dihidrolisis
menghasilkan produk campuran turunan yang dapat diolah dengan metode
anaerobic digestion untuk menghasilkan dua senyawa campuran sederhana
berupa metan dan karbon dioksida yang biasa disebut biogas (Ghosh, Henry,
dan Christopher, 1984). Eceng gondonk juga bisa dimanfaatkan untuk
membuat tas yaitu dengan menggunakan batang eceng gondok. Jadi selain
untuk tanaman air enceng gondok juga bisa dimanfaatkan untuk membuat
tas dan biogas sebagai pengganti bahan bakar minyak. Dan kita juga bisa
memanfaatkan peluang enceng gondok ini untuk berwirausaha karena masih
jarang sekali ditemukan biogas dan kerajinan-kerajinan yang terbuat dari
eceng gondok.

http://fitrisiwon.blogspot.co.id/2012/03/pemanfaatan-biomassa-eceng-gondok.html

Anda mungkin juga menyukai