Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
RISIKO AUDIT
Pertam-tama, Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang berjudul Etika Dan
Keamanan Dalam Sistem Informasi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami juga tak luput dari berbagai hambatan
dan masalah, namun berkat usaha dan bantuan dari berbagai pihak serta sarana yang
mendukung, tak gentarnya usaha kita dalam merampungkan makalah ini akhirnya
terselesaikanlah tugas makalah ini sesuai dengan apa yang diharapkan.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Sistem Informasi Akuntansi, atas bimbingan dan saran-saran yang telah diberikan
serta pembelajaran dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari teman-teman, dosen, dan para pembaca sekalian. Akhir kata, kami mengucapkan
terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Materialitas mendasari penerapan standar-standar auditing yang berlaku
umum, terutama standar pekerjaan lapangan dan pelaporan. Oleh karena itu,
materialitas memiliki dampak yang mendalam pada audit laporan keuangan.
SAS 47, Audit Risk and Materiality in Conducting an Audit (AU 312.08),
menyatakan agar auditor mempertimbangkan materialitas dalam (1)
merencanakan audit dan (2) mengevaluasi apakah laporan keuangan secara
keseluruhan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum. ISA yang menjad acuan dalam materi ini ialah ISA 320.
Alinea 8 dari ISA 320 menyatakan bahwa: Tujuan auditor adalah menerapkan
secara tepat konsep materialitas dalam merencanakan dan melaksanakan
audit.
Membuat keputusan mengenai risiko audit merupakan salah satu langkah
kunci yang terlibat dalam melaksanakan audit. Konsep risiko audit adalah
penting sebagai dasar untuk mengekspresikan konsep keyakinan yang memadai.
Ingat kembali bahwa auditor membuat penilaian mengenai berbagai komponen
risiko audit ; risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko deteksi untuk
mengarahkan keputusan tentang sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit dan
juga keputusan mengenai penetapan staf audit.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah tinjauan umum dari materialitas itu?
2. Apa saja tahap-tahap dari materialitas dalam proses audit?
3. Bagaimana konsep materialitas pada dua tingkat dalam merencanakan
4.
5.
6.
7.
suatu audit?
Apa saja konsep materialitas dalam audit laporan keuangan?
Apakah yang dimaksud dengan risiko audit?
Apa saja komponen dari risiko audit ?
Bagaimana cara penilaian risiko audit tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
yang
diluar
keadaan
di
sekitarnya,
memungkinkan
bahwa
Kebutuhan
umum
pemakai
laporan
salah saji)
secara Judgements mengenai hal yang material
bagi pemakai laporan keuangan di
dasarkan pada kebutuhan akan informasi
umum dari pemakai laporan sebagai satu
kelompok. Dampaknya salah saji pada
masing masing pemakai, yang
kebutuhannya bisa sangat bervariasi,
tidak ikut diperhitungkan
2
3
B. TAHAP-TAHAP
AUDIT
Tahap
Risk assessment
(penilaian risiko)
MATERIALITAS
DALAM
PROSES
Auditor melaksanakan
Risk response
material.
Menentukan sifat (nature), waktu (timing), dan
(menanggapi risiko)
Istilah overall dan specific yang digunakan dalam gambar 8-2 dan
dalam pembahasan yang lain digunakan semata-mata untuk pembahasan dalam
buku ini, dan bukan merupakan istilah yang digunakan ISA. Dalam pembahasan
ini overall materiality adalah materialitas untuk laporan keuangan secara
keseluruhan. Sedangkan specific materiality adalah materialitas untuk jenis
transaksi, saldo akun atau pengungkapan (disclosures) tertentu.
Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada
dua tingkat berikut:
D. KONSEP MATERIALITAS
Empat Konsep Materialitas
Overall materiality
Specific materiality
laporan
keuangan.
Jika
auditor
memperoleh informasi yang menyebaban
ia menentukan angka materialitas yang
berbeda dari yang ditetapkannya semula,
angka materialitas semuala seharusnya
direvisi
Performance materiality ditetapkan lebih
rendah
dari
overall
materiality.
Performance materiality memungkinkan
auditor menanggapi penilaian resiko
tertentu
(tanpa
mengubah
overall
materiality), dan menurunkan ke tingkat
rendah yang tepat (appropriately low level)
probabilitas salah saji yang tidak dikoreksi
dan salah saji yang tidak terdeteksi secara
agregat (aggregate of uncorrected and
undetected
misstatements)
melampui
overall
materiality.
Performance
materiality perlu diuba berdasarkan temuan
audit
Specific materiality untuk jenis transaksi,
saldo akun atau disclosure tertentu dimana
jumlah salah sajinya akan lebih rendah dari
overall materiality
Specific
performance
materiality
ditetapkan lebih rendah dari specific
materiality. Hal ini memungkin auditor
menanggapi penilaian resiko tertentu, dan
memperhitungkan kemungkinan adanya
salah saji yang tidak terdeteksi dan salah
saji yang tidak material, yang secara
agregat dapat berjumlah materiality.
E. RISIKO AUDIT
Materialitas seperti dibahas di atas, berkaitan erat dengan risiko audit (audit
risk). Keduanya menjadi bahan pertimbangan penting dalam proses audit.
Resiko audit adalah kemungkinan auditor memberikan pendapat yang keliru
(inappropriate audit opinion) atas laporan keuangan yang mengandung asalah
saji yang material.
Komponen Risiko Audit
Detection Risk
Risiko audit atau audit risk (AR) dapat dirumuskan sebagai berikut :
AR = RMM X DR
Materialitas dan risiko audit rik terus diperhatikan sepanjang audit, dengan: