Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
KLL (Kecelakaan Lalu Lintas) menewaskan hampir 1,2 juta jiwa di
seluruh dunia dan menyebabkan cedera sekitar 6 juta orang setiap
tahunnya. Faktor risiko terjadinya KLL terbanyak berdasarkan kajian
adalah faktor manusia. Diantaranya tidak menggunakan alat perlindungan
diri (helm, jaket, sepatu, sabuk pengaman), menggunakan ponsel saat
berkendara, mengantuk, minum alkohol dan lain-lain (Kemenkes RI,
2011).
Di Indonesia sepanjang tahun 2013, kecelakaan kendaraan
bermotor mencapai 100.106 kejadian, mengakibatkan kematian 26.416
jiwa, luka berat 28.438 orang serta luka ringan 110.448 orang (Ditjen
Perhubungan Darat, 2014).
Untuk di wilayah Provinsi Sumatera Barat angka KLL masih
tergolong tinggi dan mengkhawatirkan, terlebih korban kecelakaan di
dominasi masyarakat usia produktif. Berdasarkan catatan sepanjang tahun
2014 tercatat 2.157 kasus kecelakaan lalu lintas, menurun dari tahun 2013
yang mencapai 2.625 kasus. Rentetan kecelakaan lalu lintas di tahun 2014
mengakibatkan 521 meninggal dunia, 175 luka berat dan 2.962 orang luka
ringan (Biro Humas Provinsi Sumbar, 2015).
Menurut data Satlantas Padang Pariaman tahun 2015, tercatat
angka KLL sebanyak 278 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak
47 jiwa selama tahun 2013 dan tercatat angka KLL sebanyak 303 kasus

dengan korban meninggal dunia sebanyak 62 jiwa selama tahun 2014.


Terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus dan korban jiwa pada 2
tahun terakhir di daerah Kabupaten Padang Pariaman (Satlantas Padang
Pariaman, 2015).
Kejadian apapun pasti memiliki suatu dampak bisa terhadap diri
sendiri, orang lain maupun fasilitas umum. Kecelakaan juga mempunyai
suatu dampak seperti luka ringan, luka berat, meninggalnya seseorang,
ketidaknyamanan

lingkungan,

gangguan

psikologis

atau

trauma,

mengganggu aktifitas jalan raya (Umalucky, 2013). Dari semua dampak


kecelakaan lalulintas yang paling berbahaya adalah meninggalnya
seseorang dan biasanya hal ini disebabkan oleh karena cedera kepala.
Pecahnya pembuluh darah atau perdarahan di otak akan mengakibatkan
korban meninggal dunia lebih cepat (Anna, 2013).
Faktor utama cedera kepala dari pengendara sepeda motor oleh
karena tidak menggunakan helm karena salah satu fungsi dari helm adalah
mencegah terjadinya benturan pada kepala serta menekan risiko
perdarahan jika terjadi trauma kepala. Penelitian di Taiwan yang dilakukan
oleh Yu Wy, dkk (2011) menunjukkan bahwa pengendara yang tidak
menggunakan helm berisiko 4 kali lebih besar mengalami cedera kepala.
Penelitian lain di Florida yang dilakukan oleh Hoten & Murad (2012) dari
995 pasien kecelakaan sepeda motor, didapatkan 201 pasien mengalami
CKB (Cedera Kepala Berat) dan yang tidak menggunakan helm
menunjukkan proporsi lebih besar (21,8 %) dibandingkan dengan yang
menggunakan helm (10,2 %).

Cedera kepala merupakan kedaruratan neurologic yang memiliki


akibat yang kompleks, karena kepala merupakan pusat kehidupan
seseorang. Didalam kepala terdapat otak yang mempengaruhi segala
aktivitas manusia, bila terjadi kerusakan akan mengganggu semua sistim
tubuh. Penyebab cedera kepala yang terbanyak adalah kecelakaan
bermotor (50%), jatuh (21%) dan cedera olah raga (10%) (Susilawati,
2010).
Terjadinya cedera kepala dapat menyebabkan kecacatan fisik serta
mempercepat proses kematian. Berdasarkan data dari Ditjen Perhubungan
Darat (2014) bahwa jumlah korban KLL berdasarkan usia yang terbanyak
adalah pada usia produktif terutama rentang usia 16-30 yang terdapat
remaja didalamnya (Ditjen Perhubungan Darat, 2014).
Masa remaja merupakan periode yang kritis pada perkembangan
manusia baik secara fisiologi, psikologis dan sosial. Remaja sehat menjadi
aset bangsa yang sangat berharga bagi kelangsungan pembangunan dimasa
mendatang. Dengan demikian status kesehatan remaja merupakan hal yang
perlu dipelihara dan ditingkatkan agar dapat menghasilkan generasi
penerus bangsa yang sehat, tangguh dan produktif serta mampu bersaing.
Kelompok remaja yaitu penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, di
Indonesia memiliki proporsi kurang lebih 1/5 dari jumlah seluruh
penduduk. Ini sesuai dengan proporsi remaja di dunia dimana jumlah
remaja diperkirakan 1,2 miliar atau sekitar 1/5 dari jumlah penduduk dunia
(Depkes RI, 2009).
Untuk menekan angka kematian remaja akibat kecelakaan
lalulintas khususnya sepeda motor yang kian meningkat diperlukan suatu

tindakan seperti pendidikan kesehatan dalam membekali remaja dengan


pengetahuan risiko cedera kepala yang sangat fatal akibatnya jika terjadi.
Karena pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau
mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana
menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka
dan kesehatan orang lain (Notoatmodjo, 2012)
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan
proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari
dalam, seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang
tersedia, serta keadaan sosial budaya (Budiman & Riyanto, 2014).
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan akan mempengaruhi seseorang
dalam berprilaku. Oleh karena itu, ketika seseorang diberikan pendidikan
kesehatan risiko cedera kepala akan sangat tinggi jika tidak menggunakan
helm sepeda motor dapat mempengaruhi seseorang untuk lebih mematuhi
aturan lalu lintas yaitu menggunakan helm sepeda motor saat berkendara.
Jika remaja sudah dibekali dengan pengetahuan bahwa sangat
penting untuk melindungi kepala saat berkendaraan sepeda motor
diharapkan adanya perubahan sikap negatif menjadi sikap positif saat
berkendaraan sepeda motor. Sikap merupakan pernyataan evaluatif
terhadap objek, orang, atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan
seseorang terhadap sesuatu, misalnya ketika seseorang yang biasanya tidak
menggunakan helm sepeda motor mengetahui bahwa tidak menggunakan
helm saat mengendarai sepeda motor dapat meningkatkan risiko terjadinya
cedera kepala bahkan cacat permanen serta kematian jika terjadi KLL lalu

orang tersebut menggunakan helm sepeda motor. Itu artinya sikap orang
tersebut merespons pada peristiwa (Budiman & Riyanto, 2014).
SMAN 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman
merupakan sekolah yang terletak di tepi jalan raya yang saat ini terdapat
816 siswa didalamnya dan berada tidak jauh dari sana terdapat
persimpangan jalan yang cukup meningkatkan risiko terjadinya KLL
karena banyak kendaraan yang melaju cepat disekitarnya. Dari hasil
wawancara peneliti terhadap satpam sekolah SMAN 1 Enam Lingkung
Kabupaten Padang Pariaman didapatkan sering terjadi KLL disekitar jalan
raya sekolah SMAN 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman baik
itu kendaraan sepeda motor maupun mobil.
Berdasarkan survey awal melalui wawancara terpimpin dengan
menggunakan kuesioner yang peneliti lakukan

di SMAN 1 Enam

Lingkung Kabupaten Padang Pariaman terhadap 15 siswa yang


mengendarai sepeda motor ke sekolah diberikan pertanyaan Apa akibat
dari tidak menggunakan helm sepeda motor? didapatkan hanya 6 siswa
yang mampu menjawab dengan tepat, 11 siswa menyatakan tidak perlu
menggunakan helm sepeda motor dalam perjalanan jarak dekat dan 9
siswa menyatakan dirinya hanya menggunakan helm sepeda motor saat
ada petugas lalulintas yang berjaga serta hasil wawancara dari beberapa
guru juga mengatakan belum pernah diberikan promosi kesehatan tentang
risiko cedera kepala saat berkendaraan sepeda motor. Itu artinya terdapat
kemungkinan bahwa jika petugas lalu lintas sedang tidak ada di tempat
lebih banyak siswa yang memilih untuk tidak menggunakan helm sepeda

motor saat mengendarai sepeda motor. Hal ini dikarenakan banyak siswa
yang beranggapan bahwa menggunakan helm sepeda motor dapat
mengurangi penampilan dan hanya perlu digunakan untuk perjalanan jauh
saja sehingga lebih banyak yang menyikapi menggunakan helm sepeda
motor hanya untuk terhindar dari pelanggaran lalu lintas dibandingkan
dengan untuk mengurangi risiko cedera kepala dan kematian

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : Bagaimana pengaruh promosi kesehatan
tentang cedera kepala terhadap pengetahuan dan sikap remaja dalam
menggunakan helm sepeda motor di SMAN 1 Enam Lingkung Kabupaten
Padang Pariaman Tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan tentang risiko
cedera kepala terhadap pengetahuan dan sikap remaja dalam menggunakan
helm sepeda motor di SMAN 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang
Pariaman tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui rata-rata pengetahuan remaja dalam menggunakan
helm sepeda motor di SMAN 1 Enam Lingkung Kabupaten
Padang Pariaman tahun 2015 sebelum diberi perlakuan berupa
promosi kesehatan tentang risiko cedera kepala.

b. Diketahui rata-rata sikap remaja dalam

menggunakan helm

sepeda motor di SMAN 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang


Pariaman tahun 2015 sebelum diberi perlakuan berupa promosi
kesehatan tentang risiko cedera kepala.
c. Diketahui rata-rata pengetahuan remaja dalam menggunakan
helm sepeda motor di SMAN 1 Enam Lingkung Kabupaten
Padang Pariaman tahun 2015 setelah diberi perlakuan berupa
promosi kesehatan tentang risiko cedera kepala.
d. Diketahui rata-rata sikap remaja dalam menggunakan helm
sepeda motor di SMAN 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang
Pariaman tahun 2015 setelah diberi perlakuan berupa promosi
kesehatan tentang risiko cedera kepala.
e. Diketahui pengaruh promosi kesehatan tentang risiko cedera
kepala

terhadap

pengetahuan

dan

sikap

remaja

dalam

menggunakan helm sepeda motor di SMAN 1 Enam Lingkung


Kabupaten Padang Pariaman.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan
ilmu pengetahuan keperawatan

khususnya tentang promosi kesehatan

pada remaja.
2. Bagi SMAN 1 Enam Lingkung
Sebagai masukan dalam memberikan materi dan informasi tentang
promosi kesehatan pada remaja terutama risiko cedera kepala.
3. Bagi Peneliti

Sebagai data dasar dan bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dalam
melakukan penelitian dalam bidang keperawatan

terutama tentang

promosi kesehatan remaja.


E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan di SMAN 1 Enam Lingkung Kabupaten
Padang Pariaman dengan judul Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang
Risiko Cedera Kepala Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Dalam
Menggunakan Helm Sepeda Motor Di SMAN 1 Enam Lingkung
Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian akan dilakukan pada bulan
Agustus 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh promosi kesehatan tentang risiko cedera kepala terhadap
pengetahuan dan sikap remaja dalam menggunakan helm sepeda motor
meliputi pengertian cedera kepala, jenis-jenis cedera kepala, penyebab
cedera kepala, komplikasi cedera kepala, pengertian dan fungsi helm
sepeda motor serta hubungannya dengan kejadian cedera kepala.
Jenis penelitian ini adalah pra eksperimen dengan rancangan one
group pra-postest design. Dengan populasi seluruh siswa kelas XI SMAN
1 Enam Lingkung sebanyak 303 orang didapatkan sampel sesuai
perhitungan sebanyak 25 orang dan cara pengambilan sampel yang
digunakan yaitu teknik purposive sampling. Sumber data didapatkan
melalui data primer dan data sekunder dengan alat pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan observasi setelah data terkumpul dilakukan
pengolahan data dengan proses editing, coding, entry, cleaning selanjutnya
data yang telah diolah dianalisis dengan analisa univariat untuk melihat

gambaran distribusi frekuensi masing-masing variabel dan analisa bivariat


untuk melihat hubungan antar variabel.

Anda mungkin juga menyukai