Anda di halaman 1dari 4

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ALGORITMA PREEKLAMSIA BERAT DAN

TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP KEBERHASILAN


PENANGANAN PREEKLAMSIA BERAT PADA IBU HAMIL ATERM DENGAN
PREEKLAMSIA BERAT DI RS AURA SYIFA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wanita dengan riwayat hipertensi pada kehamilan mempunyai angka kematian
karena penyakit jantung koroner lebih tinggi. Kematian ini umumnya dapat dicegah bila
komplikasi kehamilan dan resiko tinggi lainnya dapat dideteksi sejak dini, kemudian
mendapatkan penanganan yang tepat dan adekuat pada saat yang paling kritis yaitu pada
masa sekitar persalinan. Managemen Penatalaksanaan hipertensi pada kehamilan di
Indonesia terdapat banyak perbedaan.

Untuk managemen penatalaksanaannya tiap

rumah sakit menggunakan algoritma untuk memudahkan langkah-langkah dalam


mengambil keputusan dalam suatu masalah. Pada Merriam-Websters Collegiate
Dictionary, istilah algoritma diartikan sebagai prosedur langkah demi langkah untuk
memecahkan masalah atau menyelesaikan suatu tugas. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) mendefinisikan algoritma sebagai urutan logis pengambilan keputusan untuk
pemecahan masalah. Preeklampsia dan eklampsia menempati urutan kedua penyebab
kematian ibu sedangkan yang pertama adalah pendarahan. Oleh karena itu diagnosis dini
preeklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta penanganannya
perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak (Maryunani
dan Yulianingsih, 2009). Preeklampsia merupakan penyakit hipertensi yang khas dalam
kehamilan, yaitu dengan tekanan darah 140/90 mmHg sesudah 20 minggu masa

kehamilan dengan proteinuria. Preeklampsia berbeda dengan hipertensi kronik.


Hipertensi kronik yaitu terjadi sebelum 20 minggu masa kehamilan. Wanita yang
mengalami hipertensi kronik sebelum hamil dapat berubah menjadi preeklampsia
(Dipiro, dkk, 2000).
Antihipertensi yaitu untuk menormalkan tekanan darah sehingga mencegah
terjadinya komplikasi penyakit lain sedangkan antikejang digunakan untuk mencegah
terjadinya kejang sehingga bisa meminimalkan terjadinya eklampsia (preeklampsia yang
disertai kejang) (POGI, 2005).
Penatalaksanan hipertensi dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu farmakologis dan
nonfarmakologis. Penatalaksanaan nonfarmakologis sering menjadi alternatif yang dapat
mengontrol tekanan darah (Dewi, 2010). Penatalaksanaan nonfarmakologis hipertensi
dapat dijadikan sebagai pendamping atau pendukung terapi farmakologis yang sudah
didapatkan diantaranya adalah terapi Guided Imagery (Gardner, 2007). Guided Imagery
adalah menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang dirancang secara khusus
untuk mencapai efek positif tertentu (Muttaqin, 2008). Guided Imagery dapat
meningkatkan endorphin sehingga terjadi penurunan tekanan darah (Rahayu, 2010).
Millenium development goal (MDG) menargetkan penurunan AKI menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 nanti. Meskipun tidak semua kematian ibu
tersebut disebabkan oleh preeklampsia, namun preeklampsia diketahui bertanggung
jawab atas 25% dari kejadian tersebut. Angka kejadian preeklampsia di Indonesia
mencapai 128.273 per tahun atau sekitar 5,3%. Hal tersebut sesuai dengan insidensi
preeklampsia yang terjadi di negara berkembang lainnya yaitu sekitar 1,8% - 18%.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan efektivitas penggunaan algoritma dan
Guided Imagery terhadap keberhasilan penanganan preeklamsia berat pada ibu hamil
aterm dengan preeklamsia berat di RS Aura Syifa Kota Kediri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah efektif penggunaan algoritma preeklamsia berat dan
teknik relaksasi guided imagery terhadap keberhasilan penanganan preeklamsia berat
pada ibu hamil aterm di RS Aura Syifa Kota Kediri?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu adanya keefektifan
penggunaan algoritma preeklamsia berat dan teknik relaksasi guided imagery
terhadap keberhasilan penanganan preeklamsia berat pada ibu hamil aterm di
RS Aura Syifa Kota Kediri
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi penggunaan algoritma preeklamsia berat pada ibu hamil aterm
dengan preeklamsia berat di RS Aura Syifa Kota Kediri
2. Mengidentifikasi penggunaan teknik relaksasi guided imagery pada ibu hamil aterm
dengan preeklamsia berat di RS Aura Syifa Kota Kediri
3. Mengidentifikasi penanganan preeklamsia berat pada ibu hamil aterm dengan
preeklamsia berat di RS Aura Syifa Kota Kediri
4. Mengidentifikasi tentang keefektifan penggunaan algoritma preeklamsia berat dan
teknik relaksasi guided imagery terhadap keberhasilan penanganan preeklamsia berat
pada ibu hamil aterm di RS Aura Syifa Kota Kediri

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1
Manfaat Teoritis
Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam pelaksanaan penelitian
mulai dari pengolahan sampai hasil penelitian dan dapat dijadikan bahan
acuan bagi peneliti selanjutnya yang berminat pada judul penelitian ini.
1.4.2
Manfaat Praktis
a) Bagi Tenaga Keperawatan

Dapat

melaksanakan

secara

tepat

penatalaksanaan

algoritma

preeklamsia berat dan guided imagery terhadap preeklamsia berat agar


penatalaksanaan preeklamsia terpenuhi dan pasien bisa terselamatkan.
b)

Bagi Institusi
Penelitian ini merupakan proses pembelajaran untuk dapat menerapkan
ilmu yang telah diperoleh selama ini. Diharapkan dapat menambah
pengetahuan, pengalaman dan wawasan, mengenai hubungan kualitas
terhadap pembelajaran khususnya di Instalasi Departemen Keperawatan
Maternitas di Institusi.

c)

Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat
melakukan analisa efektifitas penggunaan algoritma preeklamsia berat dan
teknik relaksasi guided imagery terhadap keberhasilan penanganan
preeklamsia berat pada ibu hamil aterm

d) Bagi Masyarakat
Memberikan masukan kepada masyarakat khususnya ibu hamil tentang
pentingnya penggunaan algoritma dan guided imagery yang dapat
membantu dalam mengurangi tekanan darah pada ibu hamil sehingga
bagi ibu hamil aterm dengan preklamsia berat nyawanya dapat segera
tertolong.

Anda mungkin juga menyukai