4) Riwayat Keluarga
Terdapat peningkatan risiko menderita kanker payudara pada wanita yang keluarganya
menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara
berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1 (Breast Cancer 1) dan BRCA
2 (Breast Cancer 2), yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas
untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada
umur 70 tahun. 10% kanker payudara bersifat familial.
Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control
menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang memiliki anggota keluarga
penderita kanker payudara terkena kanker payudara 3,94 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan wanita yang tidak memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara
(OR=3,94).
5) Riwayat Penyakit Payudara Jinak
Wanita yang menderita kelainan ploriferatif pada payudara memiliki peningkatan risiko
untuk mengalami kanker payudara. Menurut penelitian Brinton (2008) di Amerika Serikat
dengan desain cohort, wanita yang mempunyai tumor payudara (adenosis, fibroadenoma,
dan fibrosis) mempunyai risiko 2,0 kali lebih tinggi untuk mengalami kanker payudara
(RR=2,0). Wanita dengan hiperplasia tipikal mempunyai risiko 4,0 kali lebih besar untuk
terkena kanker payudara (RR=4,0). Wanita dengan hiperplasia atipikal mempunyai risiko
5,0 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara (RR=5,0)
Faktor Risiko yang Dapat Diubah / Dicegah (Changeable)
1) Riwayat Kehamilan
Usia maternal lanjut saat melahirkan anak pertama meningkatkan risiko mengalami
kanker payudara. Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain
cohort, wanita yang kehamilan pertama setelah 35 tahun mempunyai risiko 3,6 kali lebih
besar dibandingkan wanita yang kehamilan pertama sebelum 35 tahun untuk terkena
kanker payudara (RR=3,6). Wanita yang nullipara atau belum pernah melahirkan
mempunyai risiko 4,0 kali lebih besar dibandingkan wanita yang multipara atau sudah
lebih dari sekali melahirkan untuk terkena kanker payudara (RR=4,0).
2) Obesitas dan Konsumsi Lemak Tinggi
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dengan kanker payudara pada wanita
pasca menopause. Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Penelitian Norsaadah tahun 2005 di Malaysia dengan desain case
control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang memiliki Indeks Massa
Tubuh (IMT) 25 untuk terkena kanker payudara 2,1 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan wanita yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) < 25 (OR=2,1).
Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, laki-laki
yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) 25 mempunyai risiko 1,79 kali lebih besar
dibandingkan pria yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) < 25 untuk terkena kanker
payudara (RR=1,79).
Menopause atau mati haid pada usia relative lebih tua (lebih dari 50 tahun)
Nulipara/belum pernah melahirkan
Infertilitas
Melahirkan anak pertama pada usia relative lebih tua (lebih dari 35 tahun)
Pemakaian kontrasepsi oral (pil KB) dalam waktu lama (lebih kurang 7 tahun)
Tidak menyusui
e
f
g
h
Bentuk ketiga terdiri dari susunan jaringan yang tidak teratur berisi sel tumor tanpa
diferensiasi, sebagian besar sel berbentuk signet-ring .
Karsinoma meduler
Sel berukuran besar berbentuk polygonal/lonjong dengan batas sitoplasma tidak jelas.
Diferensiasi dari jenis ini buruk, tetapi memiliki prognosis lebih baik daripada
karsinoma duktus infiltratif. Biasanya terdapat infiltrasi limfosit yang nyata dalam
jumlah sedang diantara sel kanker, terutama dibagian tepi jaringan kanker
Karsinoma papiler invasif
Komponen invasif dari jenis karsinoma ini berbentuk papiler
Karsinoma tubuler
Pada karsinoma tubuler, bentuk sel teratur dan tersusun secara tubuler selapis,
dikelilingi oleh stroma fibrous. Jenis ini merupakan karsinoma dengan diferensiasi
tinggi.
Karsinoma adenokistik
Jenis ini merupakan karsinoma invasif dengan karakteristik sel yang berbentuk
kribriformis. Sangat jarang ditemukan pada payudara
Karsinoma apokrin
Karsinoma ini didominasi dengan sel yang memiliki sitoplasma eosinofilik, sehingga
menyerupai sel apokrin yang mengalami metaplasia. Bentuk karsinoma apokrin dapat
ditemukan juga pada jenis karsinoma payudara yang lain
Tis (LCIS/DCIS) -
T1
N0
M0
93%
IIA
T1
N1
M0
72%
T2
N0
M0
T2
N1
M0
T3
N0
M0
T1/T2
N2
M0
T3
N1/N2
M0
IIB
IIIA
72%
41%
IIIB
T4
Any N
M0
41%
IV
Any T
Any N
M1
18%
Keterangan:
TX : Lokasi tumor ganas tidak dapat dinilai
Tis : Tumor in situ (pre invasive carcinoma)
T1 : Tumor diameter 2 cm
T2 : Tumor diameter lebih besar dari 2 cm tapi kurang dari 5 cm
T3 : Tumor diameter > 5 cm
T4 : Tumor ukuran apapun invasi ke daerah sekitar (otot, kulit)
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan
kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap
tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
lebih 175.000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta
wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700.000 meninggal karenanya. Belum
ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit
menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama di antara kanker
lainnya pada wanita.
Seluruh dunia, kanker payudara adalah kanker paling umum pada wanita setelah
kanker kulit yang mewakili 16% dari semua kanker wanita. Angka ini lebih dari dua kali
lipat dari kanker kolorektal dan kanker leher rahim dan sekitar tiga kali lipat dari kanker
paru-paru. Kematian di dunia adalah 25% lebih besar daripada kanker paru-paru pada
wanita.
Insiden kanker payudara sangat bervariasi di seluruh dunia, yang lebih rendah di
negara-negara berkembang dan terbesar di lebih-negara maju. Dalam dua belas wilayah
dunia, tingkat kejadian tahunan usia-standar per 100.000 perempuan adalah sebagai
berikut: di Asia Timur, 18; Selatan Asia Tengah, 22; sub-Sahara Afrika, 22; Selatan-Asia
Timur, 26; Afrika Utara dan Barat asia, 28; Selatan dan Amerika Tengah, 42; Eropa
Timur, 49; Eropa Selatan, 56; Eropa Utara, 73; Oseania, 74; Eropa Barat, 78, dan di
Amerika Utara, 90.
Kanker payudara sangat terkait dengan umur dengan hanya 5% dari semua kanker
payudara terjadi pada wanita di bawah 40 tahun.
Variasi geografis
Insiden tinggi
: Eropa utara, Amerika Utara
Insiden sedang : Eropa Selatan
Insiden randah
: Asia, Africa
mengalami mutasi sehingga tidak bekerja sebagaimana fungsinya. Mutasi dari p53
menyebabkan terjadinya penurunan mekanisme apoptosis sel. Hal inilah yang
menyebabkan munculnya neoplasma pada tubuh dan pertumbuhan sel yang menjadi tidak
terkendali
Pada keluarga dengan riwayat kanker payudara yang kuat, banyak perempuan
memiliki mutasi dalam gen kanker payudara, yang disebut BRCA-1 (di kromosom
17q21.3). Pola keturunan adalah dominan autosomal dan dapat diturunkan melalui garis
maternal maupun paternal. Sindrom kanker payudara familial lainnya berkaitan dengan
gen pada kromosom 13, yang disebut BRCA-2 (di kromosom 13q12-13). Kedua gen ini
diperkirakan berperan penting dalam perbaikan DNA. Keduanya bekerja sebagai gen
penekan tumor, karena kanker muncul jika kedua alel inaktif atau cacat pertama
disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan kedua oleh sel somatik berikutnya.
Kanker payudara dibagi menjadi kanker yang belum menembus membran basal
(noninvasif) dan kanker yang sudah menembus membran basal (invasif).
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois lingkungan
mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah
jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan
konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena,
adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit
dan akhirnya ditemukan di payudara.
Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke
jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa
tahun.
Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain
bertambah.
- Kenyal
- Lunak
Perubahan Kulit :
- Bercawak
- Benjolan kelihatan
- Kulit jeruk
- Kemerahan
- Tukak
Kelainan puting atau areola
- Retraksi
- Infeksi baru
- Eksema
Keadaan cairan :
- Seperti susu
- Jernih
- Hijau
Interpretasi
Penyebab fisiologi seperti pada tegangan
pramenstruasi atau penyakit fibrokistik
Tumor jinak, tumor ganas atau infeksi
Permukaan licin pada fibroadenoma atau
kista
Permukaan keras, berbenjol-benjol atau
melekat pada kanker atau inflamasi nonenfektif
Kelainan fibrikistik
Lipoma
Sangat mencurigakan karsinoma
Kista, karsinoma, fibroadenoma besar
Di atas benjolan : kanker (tanda khas)
Infeksi jika ganas
Kanker lama (terutama pada orang tua)
Fibrosis karena kanker
Retraksi baru karena kanker (bidang
fibrosis karena pelebaran duktus)
Unilateral : penyakit paget (tanda khas
kanker)
Kehamilan atau laktasi
Normal
(Perimenopause
Pelebaran duktus
Kelainan fibrolitik
- Hemoragik :
Papiloma intraduktus
Karsinoma
Benjolan
Kecepatan tumbuh
Rasa sakit
Nipple discharge
Benjolan di ketiak
Edema lengan
Batuk
Sesak
Kategori Umum
Indeks
Kriteria Spesifik
Dapat
melakukan
aktivitas
normal,
tanpa
memerlukan
perawatan khusus
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
Sekarat
Meninggal
b. status Lokalis:
Payudara kanan atau kiri harus diperiksa
Masa tumor:
Lokasi
Ukuran
Konsistensi
Permukaan
Bentuk dan batas tumor
Jumlah tumor
Terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara, kulit, m.pektoralis dan
dinding dada
Perubahan kulit
Kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit
Peau dorange, ulserasi
Nipple
Tertarik, erosi, krusta, discharge
Status Kelenjar Getah Bening
KGB aksila : Jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain atau
jaringan sekitar.
- KGB infraklavikula: idem
- KGB supraklavikula: idem
Pemeriksaan pada daerah yang dicurigai metastasis:
Lokasi organ (paru, tulang, hepar, otak)
D. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin dan pemeriksaan darah sesuai dengan perkiraan
metastasis.
E. Status Hormon Reseptor
Reseptor adalah protein pada permukaan luar sel yang dapat melekat pada hormon
dalam darah. Estrogen dan progesteron adalah hormon yang sering melekat ke
reseptor beberapa sel kanker payudara sebagai bahan bakar bagi pertumbuhan
mereka. Sample biopsi dapat diuji untuk melihat apakah sel-sel kanker memiliki
reseptor untuk estrogen dan/atau progesteron. Jika tidak, sering disebut sebagai ERpositif. Ini berarti kanker tersebut cenderung memiliki prognosis/hasil lebih baik dan
mereka jauh lebih mungkin berespons terhadap terapi hormon. Sekitar 2 dari 3 kanker
payudara memiliki setidaknya salah satu reseptor.
F. Status HER2/neu
Sekitar 1 dari 5 kanker payudara memiliki terlalu banyak protein yang disebut
HER2/neu. Tumor dengan adanya peningkatan HER-2/neu disebut "HER2-positif."
Kanker ini cenderung tumbuh dan menyebar lebih cepat daripada kanker payudara
lainnya.
Pengujian HER2/neu harus dilakukan pada semua wanita yang baru ter-diagnosa
kanker payudara. Kanker dengan HER2-positif dapat diobati dengan obat-obatan
target terapi, seperti trastuzumab (Herceptin ) dan lapatinib (Tykerb ).
Tes laboratorium lain mungkin juga dilakukan untuk membantu mencari tahu
seberapa cepat kanker tumbuh dan opsi perawatan apa yang dapat bekerja terbaik.
G. Uji Pola Gen (gene patterns)
Penelitian menunjukkan bahwa melihat pola dari sejumlah gen pada saat yang sama
dapat membantu mengetahui apakah kanker payudara yang baru terdiagnosa
cenderung kembali setelah pengobatan pertama atau tidak. Hal ini dapat membantu
ketika memutuskan apakah perlakuan lebih, seperti kemoterapi ajuvan diperlukan.
Sekarang ada 2 jenis bentuk tes ini - Oncotype DX dan MammaPrint . Dokter
dapat memilih menggunakan atau tidak menggunakan jenis test ini. Riset untuk
meneliti apakah uji pola gen ini benar-benar membantu masih terus berjalan.
Diagnosis Banding:
Fibroadenoma mammae
Konsistensi tumor padat kenyal, dapat digerakkan, bulat-lonjong dan berbatas tegas.
Pertumbuhan lambat, tidak ada perubahan pada kulit. Tidak disertai rasa nyeri. Pada
usia muda (15-30 tahun). Terapi dengan eksisi tumor
Fibrokistik mammae
Multipel dan bilateral. Disertai rasa nyeri terutama menjelang haid. Ukruand apat
berubah yaitu menjelang haid terasa lebih besar dan penuh, rasa sakit bertambah dan
setelah menstruasi sakit hilang atau berkurang dan tumor mengecil. Dipengaruhi
faktor hormonal. Terapi pada umumnya medikamentosa simptomatis. Diperlukan
operasi bila medikamentosa tidak mengurangi nyeri atau ditemukan pada usia
pertengahan-tua
Cystosarcoma philloides
Bentuk bulat-lonjong permukaan berbenjol, berbatas tegas, ukuran dapat mencapai
20-30 cm. Walaupun besar, tidak ada perlekatan ke dasar atau kulit. Kulit payudara
tegang, berkilat, dan venektasi melebar. Terapi dengan simpel mastektomi (untuk
mencegah residif) atau pada orang muda atau belum berkeluarga dapat
dipertimbangkan untuk mastektomi sub kutan.
Galactocele
Tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya ductus lactiferous pada ibu-ibu yang
sedang atau baru selesai masa laktasi. Tumor ini berisi ASI yang mengental. Tumor
berbatas tegas, bulat, dan kisteus.
Mastitis
Infeksi pada kelenjar payudara, yang biasanya terdapat pada wanita yang sedang
menyusui. Tanda radang lengkap ditemukan. Sering ditemukan sudah menjadi abses.
Terapi Kuratif
Terapi kuratif adalah tujuan utama terapi pada pasien kanker untuk menghilangkan
kanker tersebut. Dalam pelaksanaannya, terapi pada pasien kanker tidak dapat
mempertahankan asas primum non nocere karena dalam pemberian terapi kuratif,
akan diberikan sejumlah terrtentu zat kemoterapi atau radiasi yang bersifat toksik
terhadap bagian tubuh lain yang tidak terkena kanker. Terapi kuratif dapat berupa
bedah radikal, kemoterapi, radiasi, imunoterapi atau kombinasi dari keempat
modalitas tersebut.
b Terapi Paliatif
Terapi paliatif diberikan jika tujuan utama terapi kuratif tidak tercapai, Tujuan terapi
paliatif adalah untuk mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup pasien
dengan kanker pada pasien yang tidak mungkin sembuh. Ketika tujuan terapi adalah
sebagai paliatif, maka efek toksisitas kemoterapi atau radiasi harus diminimalisir.
Terapi bedah/Mastektomi
Pasien yang pada awal terpi termasuk stadium 0, I, II dan sebagian stadium III disebut
kanker mammae operable. Pola operasi yang sering dipakai adalah (Wan Desen, 2008):
1 Mastektomi radikal
Tahun 1890 Halsted pertama kali merancang dan memopulerkan operasi radikal kanker
mammae, lingkup reseksinya mencakup kulit berjarak minimal 3 cm dari tumor, seluruh
kelenjar mammae, m.pectoralis mayor, m.pectoralis minor, dan jaringan limfatik dan lemak
subskapular, aksilar secara kontinyu enblok reseksi.
2) Mastektomi radikal modifikasi
Lingkup resseksi sama dengan teknik radikal, tapi mempertahankan m.pektoralis mayor dan
minor (model Auchincloss) atau mempertahankan m.pektoralis mayor, mereseksi
m.pektoralis minor (model Patey). Pola operasi ini memiliki kelebihan antara lain memacu
pemulihan fungsi pasca operasi, tapi sulit membersihkan kelenjar limfe aksilar superior.
3) Mastektomi total
Hanya membuang seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar limfe. Model
operasi ini terutama untuk karsinoma in situ atau pasien lanjut usia.
4) Mastektomi segmental plus diseksi kelenjar limfe aksilar
Secara umum ini disebut dengan operasi konservasi mammae. Biasanya dibuat dua insisi
terpisah di mammae dan aksila. Mastektomi segmental bertujuan mereseksi sebagian jaringan
kelenjar mammae normal di tepi tumor, di bawah mikroskop tak ada invasi tumor tempat
irisan. Lingkup diseksi kelenjar limfe aksilar biasanya juga mencakup jaringan aksila dan
kelenjar limfe aksilar kelompok tengah.
5) Mastektomi segmental plus biopsy kelenjar limfe sentinel
Metode reseksi segmental sama dengan di atas. kelenjar limfe sentinel adalah terminal
pertama metastasis limfogen dari karsinoma mammae, saat operasi dilakukan insisi kecil di
aksila dan secara tepat mengangkat kelenjar limfe sentinel, dibiopsi, bila patologik negative
maka operasi dihentikan, bila positif maka dilakukan diseksi kelenjar limfe aksilar.
Untuk terapi kanker mammae terdapat banyak pilihan pola operasi, yang mana yang terbaik
masih controversial. Secara umum dikatakan harus berdasarkan stadium penyakit dengan
syarat dapat mereseksi tuntas tumor, kemudian baru memikirkan sedapat mungkin konservasi
fungsi dan kontur mammae.
b. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau
kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker.
Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi
adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan
yang diberikan pada saat kemoterapi. Obat yang diberikan adalah kombinasi
Cyclophosphamide, Metotrexate dan 5-Fluorouracyl selama 6 bulan.
Kemoterapi pra-operasi
Terutama kemoterapi sistemik, bila perlu dapat dilakukan kemoterapi intraarterial.
Kemoterapi adjuvant pasca operasi
Dewasa ini indikasi kemoterapi adjuvant pasca operasi relative luas, terhadap
semua pasien karsinoma invasif dengan diametr terbesar tumor lebih besar
atau sama dengan 1 cm harus dipikirkan kemoterapi adjuvant.
Kemoterapi terhadap kanker mammae stadium lanjut atau rekuren dan
metastatik
Kemoterapi adjuvant karsinoma mammae selain sebaian kecil masih memakai
regimen CMF, semakin banyak yang memakai kemoterapi kombinasi berbasis
golongan antrasiklin.
c. Radioterapi
Radioterapi murni kuratif
Radioterapi murni terhadap kanker mammae terutama digunakan untuk pasien
dengan kontraindikasi atau menolak operasi.
Radioterapi adjuvan
Menurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi menjadi radioterapi
praoperasi dan pasca operasi. Radioterapi praoperasi terutama untuk pasien
stadium lanjut lokalisasi, dapat membuat sebagian kanker mammae non-
Menurut staging:
Pada stadium I, II dan III awal (stadium operabel), sifat pengobatan adalah kuratif yaitu
hanya operasi primer, terapi lainya hanya bersifat ajuvant. Untuk stadium I, II pengobatan
adalah radikan mastektomi atau modified radikan mastektomi dengan radiasi ajuvant dan
sitostatika ajuvant jika kelenjar getah bening sudah terkena.
Pada stadium IIIa, adalah simple mastektomi dengnan radiasi dan sitostatika ajuvant. Stadium
IIIb dan IV, sifatnya oaliatif yaitu untuk mengurangipenderitaan penderita dan memperbaiki
kualitas hidup. Untuk stadium IIIb, atau dinamakan locally advenced pengobatan utama
adalah radiasi dan dapat diikuti oleh modalitas lain yaitu terapi hormonal dan sitostatika.
Stadium IV pengobatan yang primer adalah yang bersifat sistemik yaitu hormonal dan
kemoterapi. Radiasi kadang diperlukan untuk paliasi pada daerah daerah tulang weight
bearing yang mengandung metastase atau pada tumor bed yang berdarah difuse dan berbau
yang mengganggu sekitarnya.
Pada stadium dini mulai dikembangkan yaitu breast conserving treatment , hanya
mengangkat tumornya ( tumeroktomi atau segmentektomi atau kwadrantektomi) dan diseksi
aksila dan diikuti dengan radiasi kuratif.
Staging (TNM)
Semakin dini semakin baik prognosisnya
Stadium I
: 5-10 thn
90-80%
Stadium II
:
70-50%
Stadium III
:
20-11%
Stadium IV
:
0%
Stadium 0 / in situ :
96,2%
Jenis histopatologi keganasan
Karsinoma in situ mempunyai prognosis yang baik dibandingkan dengan
karsinoma yang sudah invasif.
Suatu kanker payudara yang disertai oleh gambaran peradangan yang
dinamakan mastitis karsinomatosa ini mempunyai prognosis yang sangat buruk.
Harapan hidup kurang lebih 2 tahun hanya 5%. Tepat tidaknya tindakan terapi
yang diambil berdasarkan staging sangat mempengaruhi prognosis.
Pencegahan primer.
Merupakan promosi kesehatan yang sehat. Yaitu melalui upaya menghindarkan diri dari
Faktor Risiko diatas serta melakukan pola hidup sehat. Termasuk juga dengan
pemeriksaan payudara sendiei alias SADARI.
Pencegahan sekunder
Dilakukan pada wanita yang memiliki risiko terkena kanker payudara. Yaitu dengan
melakukan deteksi dini dengan via skrining mammografi yang diklaim memiliki 90%
akurat. Skrining berlaku untuk wanita usia 40 tahun keatas, wanita yang harus rujuk
skrining setiap tahun dan wanita normal yang harus rujuk skrining tiap 2 tahun sekali
hingga usia 50 tahun.
Pencegahan tertier
Dilakukan pada wanita yang positif menderita kanker payudara. Ini penting untuk
meningkatkan kualitas hidup serta mencegah komplikasi penyakit. Bisa berupa operasi,
kemoterapi sitostatika. Pada stadium tertentu hanya berupa simptomatik dan pengobatan
alternatif
dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga.
Pertama, hendaknya ia menjauhi maksiat tersebut. Kedua, ia harus menyesali perbuatan
(maksiat)nya. Ketiga, ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi. Jika salah
satunya hilang, maka taubatnya tidak sah.
Jika taubatnya itu berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada empat. Ketiga
syarat di atas dan Keempat, hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang tersebut.
Jika berbentuk harta benda atau sejenisnya maka ia harus mengembalikannya. Jika berupa
had (hukuman) tuduhan atau sejenisnya maka ia harus memberinya kesempatan untuk
membalasnya atau meminta ma'af kepadanya. Jika berupa ghibah (menggunjing), maka ia
harus meminta maaf. (Riyadhus Shalihin, hal. 41-42)
Adapun istighfar, sebagaimana diterangkan Imam Ar-Raghib Al-Asfahani adalah
Meminta (ampunan) dengan ucapan dan perbuatan. Dan firman Allah.
Artinya : Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. (Nuh :
10)
Tidaklah berarti bahwa mereka diperintahkan meminta ampun hanya dengan lisan
semata, tetapi dengan lisan dan perbuatan. Bahkan hingga dikatakan, memohon ampun
(istighfar) hanya dengan lisan saja tanpa disertai perbuatan adalah pekerjaan para pendusta.
(Al-Mufradat fi Gharibil Qur'an, dari asal kata ghafara hal. 362)
Allah mengajarkan kita cara bertobat sebagaimana tercantum dalam Alquran, "Ya Tuhan
kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami,
niscaya, pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (Q.S. al A'raaf [7] :23).
esungguhan kita bertobat insya Allah menjadi bagian dari rezeki yang besar dari Allah SWT.
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga..." (Q.S. Ali Imran
[3]:133).
Ciri-ciri tobat nasuha.
1. Menyesal.
Adanya penyesalan setelah melumuri diri dengan dosa dan kenistaan; adanya penyesalan
setelah berbicara kotor; penyesalan ketika mata melihat kemaksiatan; penyesalan ketika
menyakiti orang, adalah sikap-sikap yang menunjukkan adanya kecenderungan tobat nasuha.
Orang yang tidak menyesal, tidak termasuk tobat. Orang yang bangga pada dosa-dosa yang
pernah dilakukannya, menunjukkan bahwa dia belum sungguh-sungguh bertobat.
2. Memohon ampun kepada Allah.
Memohon ampun kepada Allah bisa dilakukan dengan cara mengucapkan istigfar
sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Adam as dan Nabi Yunus as di dalam Alquran. Di
samping itu, memohon ampun harus dilakukan secara sungguh-sungguh dari hati yang paling
dalam. Inilah salah satu tanda orang yang bersungguh-sungguh dalam tobatnya. Begitu pula
dengan ungkapan sedih, derai air mata, dan menggigilnya perasaan adalah ekspresi dari
penyesalan yang mendalam.
3. Gigih untuk tidak mengulangi.
Bukan sekadar tidak berbuat dosa, berpikir ke arah sana saja tidak boleh. Memang, kita
dikaruniai kecenderungan untuk berbuat hal-hal yang negatif. Akan tetapi, bukan berarti
harus dituruti. Namun, untuk dihindari, karena itulah yang akan membuat kita mendapatkan
ganjaran dari Allah SWT.
Al-Quran sangat menaruh perhatian terhadap permasalahan tawakal ini. Sehingga kita
jumpai cukup banyak ayat-ayat yang secara langsung menggunakan kata yang berasal dari
kata tawakal. Berdasarkan pencarian yang dilakukan dari CD ROM Al-Quran, kita
mendapatkan bahwa setidaknya terdapat 70 kali, kata tawakal disebut oleh Allah dalam AlQuran. Jika disimpulkan ayat-ayat tersebut mencakup tema berikut:
1. Tawakal merupakan perintah Allah SWT.
Allah berfirman dalam Al-Quran (QS. 8 : 61)
Dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Lihat juga QS.11:123, 25:58, 26:217, 27:79, 33:3, 33:48,
2. Larangan bertawakal selain kepada Allah (menjadikan selain Allah sebagai penolong)
Allah berfirman (QS. 17:2)
Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk
bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,
3. Orang yang beriman; hanya kepada Allah lah ia bertawakal.
Allah berfirman (QS. 3 : 122) :
Dan hanya kepada Allahlah, hendaknya orang-orang mumin bertawakal.
Lihat juga QS.3:160, 5:11, 5:23, 7:89, 8:2, 9:51, 58:10, 64:13.
4. Tawakal harus senantiasa mengiringi suatu azam (baca; keingingan/ ambisi positif yang
kuat)
Allah berfirman (QS. 3 : 159)
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
5. Allah sebaik-baik tempat untuk menggantungkan tawakal (pelindung)
Allah berfirman (QS. 3: 173)
Dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaikbaik Pelindung."
Lihat juga QS.4:81, 4:109, 4:132, 4:171.
6. Akan mendapatkan perlindungan, pertolongan dan anugrah dari Allah.
Allah berfirman (QS. 8 : 49):
"Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana".
Lihat juga QS.17:65.
)7. Mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat (surga
Allah berfirman (QS. 16: 41-42):
*
Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan
memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat
adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya
kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.
Lihat juga QS.29:58-59.
8. Allah akan mencukupkan orang yang bertawakal kepada-Nya.
Allah berfirman (QS. 65:3):
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya
Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
1. Orang yang bertawakal hanya kepada Allah, akan masuk ke dalam surga tanpa hisab.
Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:
) (
Dari Abdullah bin Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda: Telah ditunjukkan kepadaku keadaan
umat yang dahulu, hingga saya melihat seorang nabi dengan rombongan yang kecil, dan ada
nabi yang mempunyai penigkut satu dua orang, bahkan ada nabi yang tiada pengikutnya.
Mendadak telihat padaku rombongan yang besar (yang banyak sekali), saya kira itu adalah
umatku, namun diberitahukan kepadaku bahwa itu adalah nabi Musa as beserta kaumnya.
Kemudian dikatakan kepadaku, lihatlah ke ufuk kanan dan kirimu, tiba-tiba di sana saya
melihat rombongan yang besar sekali. Lalu dikatakan kepadaku, Itulah umatmu, dan di
samping mereka ada tujuh puluh ribu yang masuk surga tanpa perhingungan (hisab). Setelah
itu nabi bangun dan masuk ke rumahnya, sehingga orang-orang banyak yang membicarakan
mengenai orang-orang yang masuk surga tanpa hisab itu. Ada yang berpendapat; mungkin
mereka adalah sahabat-sahabat Rasulullah SAW. Ada pula yang berpendapat, mungkin
mereka yang lahir dalam Islam dan tidak pernah mempersekutukan Allah, dan ada juga
pendapt-pendapat lain yang mereka sebut. Kemudian Rasulullah SAW keluar menemui
mereka dan bertanya, apakah yang sedang kalian bicarakan?. Mereka memberiktahukan
segala pembicaraan mereka. Beliau bersabda, Mereka tidak pernah menjampi atau
dijampikan dan tidak suka menebak nasib dengan perantaraan burung, dan hanya kepada Rab
nya lah, mereka bertawakal. Lalu bangunlah Ukasyah bin Mihshan dan berkata, Ya
Rasulullah SAW doakanlah aku supaya masuk dalam golongan mereka. Rasulullah SAW
menjawab, Engkau termasuk golongan mereka. Kemudian berdiri pula orang lain, dan
berkata, doakan saja juga supaya Allah menjadikan saya salah satu dari mereka. Rasulullah
SAW menjawab, Engkau telah didahului oleh Ukasyah. (HR. Bukhari & Muslim).
2. Tawakal merupakan sunnah Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW sendiri senantiasa menggantungkan tawakalnya kepada Allah SWT. Salah
satu contohnya adalah bahwa beliau selalu mengucapkan doa-doa mengenai ketawakalan
dirinya kepada Allah SWT:
( )
Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah SAW senantiasa berdoa, Ya Allah hanya kepadaMulah aku menyerahkan diri, hanya kepada-Mulah aku beriman, hanya kepada-Mulah aku
bertawakal, hanya kepada-Mulah aku bertaubat, hanya karena-Mulah aku (melawan musuhmusuh-Mu). Ya Allah aku berlindung dengan kemulyaan-Mu di mana tiada tuhan selain
Engkau janganlah Engkau menyesatkanku. Engkau Maha Hidup dan tidak pernah mati,
sendangkan jin dan manusia mati. (HR. Muslim)
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Farmakologi FKUI, 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta:FKUI
Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit Edisi 6.
Jakarta : EGC
Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC
Sjamsuhidajat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC
Tim Penanggulangan & Pelayanan Kanker Payudara Terpadu Paripurna R.S Kanker
Dharmais 2003. Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini , edisi 1, Pustaka Obor, Jakarta.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21769/4/Chapter%20II.pdf
http://www.eramuslim.com/syariah/
http://www.fkumyecase.net/storage/users/215/215/images/118/ca
%20mamae.pdf
Overview
Risk factors
Gender
Age
Medical history
Reproductive history
BRCA1/2 mutations
Nat Rev Clin
Oncol. 2010 Dec;7(12):70
2-7.
J Cell Sci. 2001 Oct;114(P
t 20):3591-8.
Nat Rev
Cancer. 2011 Dec
23;12(1):68-78.
Clinical features
Med Clin North Am. 2008 Sep;92(5):1115-41, x.
Mayo Clin Proc. 2001 Jun;76(6):641-7; quiz 647-8.
Very few clinical signs and symptoms exist for breast cancer raising the
importance of screening tests in diagnosis.
Signs and symptoms
Characteristics
Benign
Malignant
Absence of
discrete lump
Mobile
Soft
Smooth
borders
Tender
Milky, green
or yellow
Discrete
lump
Fixed
Firm
Irregular
borders
Non-tender
Bloody or
serous
Multiple duct
Produced
with manual
expression
Bilateral
Diffuse
Worse
during the late
luteal phase of
menstrual cycle
Subsides
with onset of
menstruation
Single duct
Produced
spontaneously
Focal
SOB/dyspnea
Bone metastasis
Brain metastasis
Diagnosis
J Natl Compr Canc Netw. 2009 Nov;7(10):1060-96.
Multistep approach:
1) Patients are identified by screening (see below) or symptoms (see above).
2) Imaging is done by either ultrasound or mammography.
Screening with clinical breast examination or breast selfexamination is not associated with reduction in mortality.
Current Canadian guidelines recommend the following for women of average risk
No routine screening for women aged 40-49 due to high number of false
positives on mammogram and unnecessary biopsies compared to mortality
benefit.
Routine mammography every 2-3 years for women aged 50-74 due to
mortality benefit outweighing false positive and unnecessary biopsy risk.
Mainly used as (i) adjuvant therapy for early-stage hormonesensitive breast cancer or as (ii) first line therapy for metastatic
hormone-sensitive breast cancer.
Definisi
Carcinoma: a cancer that begins in the lining layer of organs such as the breast.
Adenocarcinoma: a type of carcinoma that starts in gland tissue (tissue that
makes and secretes a substance). The ducts and lobules of the breast are gland
tissues because they make breast milk, so cancers starting in these areas are
often called adenocarcinomas. Nearly all breast cancers are adenocarcinomas.
Sarcoma: a cancer that starts from connective tissues such as muscle tissue, fat
tissue or blood vessels. Sarcomas of the breast are rare and are not covered
here.
Non-invasive cancers stay within the milk ducts or milk lobules in the breast.
They do not grow into or invade normal tissues within or beyond the breast. Noninvasive cancers are sometimes called in situ or pre-cancers. If the cancer has
grown into normal tissues, it is called invasive. Sometimes cancer cells spread to
other parts of the body through the blood or lymph system. When cancer cells
spread to other parts of the body, it is called metastatic breast cancer.
Epid
More than half of the 1.05 million cases occur in high-income countries in North
America and western Europe and in Australia and New Zealand (Figure 2), where
an average of 6% of women develop invasive breast cancer before the age of 75.
Incidence rates of a similar magnitude are observed in Argentina and Uruguay.
The risk for breast cancer is low in the lowincome regions of sub-Saharan Africa
and Southern and Eastern Asia, including Japan, where the probability of
developing breast cancer by the age of 75 is one-third that of other high-income
countries. The rates are intermediate elsewhere. Japan is the only affluent
country where in 2000 the incidence rate was low
Etio
Risk factors you cannot change Gender: Breast cancer is much more common
in women than in men. Age: risk goes up with age. Genetic risk factors:
Inherited changes (mutations) in certain genes like BRCA1 and BRCA2 can
increase the risk. Family history: Breast cancer risk is higher among women
whose close blood relatives have this disease. Personal history of breast
cancer: A woman with cancer in one breast has a greater chance of getting
another breast cancer (this is different from a return of the first cancer). Race:
Overall, white women are slightly more likely to get breast cancer than AfricanAmerican women. African-American women, though, are more likely to die of
breast cancer. Dense breast tissue: Dense breast tissue means there is more
gland tissue and less fatty tissue. Women with denser breast tissue have a
higher risk of breast cancer. Certain benign (not cancer) breast problems:
Women who have certain benign breast changes may have an increased risk of
breast cancer. Some of these are more closely linked to breast cancer risk than
others. For more details about these, see Noncancerous Breast Conditions.
Lobular carcinoma in situ: In this condition, cells that look like cancer cells are in
the milk-making glands (lobules), but do not grow through the wall of the lobules
and cannot spread to other parts of the body. It is not a true cancer or precancer, but having LCIS increases a woman's risk of getting cancer in either
breast later. Menstrual periods: Women who began having periods early (before
age 12) or who went through menopause (stopped having periods) after the age
of 55 have a slightly increased risk of breast cancer. Breast radiation early in
life: Women who have had radiation treatment to the chest area (as treatment
for another cancer) as a child or young adult have a greatly increased risk of
breast cancer. Treatment with DES: Women who were given the drug DES
Klasifikasi
The type of cancer cells in your report: DCIS (Ductal Carcinoma In Situ). This is a
cancer that is non-invasive. It stays inside the milk ducts. LCIS (Lobular
Carcinoma In Situ). This is a tumor that is an overgrowth of cells that stay inside
the milk-making part of the breast (called lobules). LCIS is not a true cancer. Its
a warning sign of an increased risk for developing an invasive cancer in the
future in either breast. IDC (Invasive Ductal Carcinoma). This is a cancer that
begins in the milk duct but has grown into the surrounding normal tissue inside
the breast. This is the most common kind of breast cancer. ILC (Invasive Lobular
Carcinoma). This is a cancer that starts inside the milkmaking glands (called
lobules), but grows into the surrounding normal tissue inside the breast.
Inflammatory breast cancer (IBC) This is a rare type of invasive breast cancer.
Often, there is no single lump or tumor. Instead, IBC makes the skin of the breast
look red and feel warm. It also may make the skin look thick and pitted,
something like an orange peel. The breast may get bigger, hard, tender, or itchy.
according to the status of three specific cell surface receptors. These are the
oestrogen receptor (ER), the 4/ 10 Contents Overview Section 1 Breast Cancer
Section 2 Epidemiology Section 3 Treatment References progesterone receptor
(PR) and the Human Epidermal Growth Factor Receptor (HER)2/ neu receptor.
Grade is how different the cancer cells are from normal cells. Experts compare
the appearance of the cancer cells to normal breast cells. Grade is different from
stage. There are three cancer grades: Grade 1 (low grade or well differentiated).
Grade 1 cancer cells look a little bit different from normal cells. They are usually
slow-growing. Grade 2 (intermediate/moderate grade or moderately
differentiated). Grade 2 cancer cells do not look like normal cells. They are
growing a little faster than normal. Grade 3 (high grade or poorly differentiated).
Grade 3 cancer cells look very different from normal cells. They are fast-growing.
MK
D/
PP:
Tests that can measure the rate of cell growth include: Ki-67. Ki-67 is a protein
in cells that increases as they prepare to divide into new cells. A staining process
can measure the percentage of tumor cells that are positive for Ki-67. The more
positive cells there are, the more quickly they are dividing and forming new cells.
In breast cancer, a result of less than 10% is considered low, 10-20% is
intermediate/borderline, and more than 20% is considered high. If you have an
Oncotype DX test done on the cancer to estimate your recurrence risk. S-phase
fraction. The S-phase fraction number tells you what percentage of cells in the
tissue sample are in the process of copying their genetic information (DNA). This
S-phase, short for synthesis phase, happens just before a cell divides into two
new cells. In breast cancer, a result of less than 6% is considered low, 6-10% is
intermediate/borderline, and more than 10% is considered high.
Terapi
Pencegahan
Prognosis
Agama
Dafpus
http://www.roche.com/med-breast-cancer.pdf
http://www.cancercouncil.com.au/wp-content/uploads/2014/09/BreastBooklet_-NSW-lversion.pdf