BAB II Lokasi
BAB II Lokasi
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Ruang Lingkup Eceran
Pada dekade belakangan ini, sektor eceran tumbuh seirama dengan perkembangan
ekonomi Indonesia.Peranan eceran dirasakan memiliki manfaat yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dimana hidup kita banyak terbantu dan tergantung
pada berbagai jenis eceran. Pada dasarnya perumusan unsur-unsur bauran usaha eceran yang
harus menjadi perhatian para pengecer dalam konteks manajemen perusahaan eceran sangat
berkaitan erat dengan strategi yang akan mereka gunakan dalam berusaha mencapai tujuan
perusahaan.
2.1.1 Pengertian Eceran
Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis ritel atau eceran adalah menjual berbagai produk,
jasa atau keduanya kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi. Para pelaku usaha ritel
berusaha memuaskan kebutuhan konsumen dengan mencari kesesuai antara barang - barang
yang dimilikinya dengan harga, tempat, dan waktu yang diinginkan pelanggan. Ritel juga
menyediakan pasar bagi para produsen untuk menjual produk-produk mereka. Dengan demikian
ritel adalah kegiatan terakhir dalam jalur distribusi yang menghubungkan produsen dengan
konsumen.
Adapun pengertian ritel atau eceran menurut beberapa ahli. Berikut diantaranya:
konsumen,
Harga adalah faktor penempatan ( Positioning ) utama yang harus diputuskan dalam kaitannya
dengan pasar sasaran , bauran keragaman produk, layanan , dan persaingan. Semua pengecer
ingin mencapai volume yang tinggi dan margin kotor yang tinggi , maka setiap pengecer harus
memperhatikan taktik penetapan harga yang tepat.
2. Keputusan Promosi
Pengecer menggunakan berbagai macam alat promosi untuk menghasilkan timbal balik
konsumen agar melakukan pembelian. Mereka memasang iklan , mengadakan obral khusus ,
menerbitkan kupon potongan harga, menjalankan program hadiah untuk konsumen yang
loyal, dan sampel makanan di toko. Masingmasing pengecer harus menggunakan alat
promosi yang dapat mendukung dan memperkuat penempatan citranya.
3. Keputusan Lokasi
Pengecer sudah terbiasa mengatakan bahwa tiga kunci keberhasilan adalah : lokasi, lokasi,
dan lokasi. Jaringan toko serba ada , perusahaan perusahaan minyak dan waralaba makanan
cepat saji melakukan tindakan yang sangat sulit dan hati- hati dalam memilih lokasi. Masalah
tersebut dirinci kembali sebagai tempat untuk membuka gerai, lalu memilih kota tertentu dan
tempat tertentu.
2.2 Ruang Lingkup Lokasi
Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitikberatkan terhadap tiga unsur jarak
(distance), kaitan (interaction) dan gerakan (movement), dengan tujuan untuk mengukur suatu
kondisi yang ada dan penyesuaian dengan struktur keruangan, dan menganalisa interaksi antar
unit keruangan yaitu hubungan antara ekonomi dan interaksi keruangan, aksesibilitas antara
pusat dan perhentian suatu wilayah, dan hambatan interaksi, hal ini didasarkan oleh adanya
tempat-tempat (kota) yang menjadi pusat kegiatan bagi tempat-tempat lain, serta adanya hirarki
diantara tempat-tempat tersebut.
2.2.1 Lokasi Area Perdangangan
Pemilihan Lokasi ritel adalah sebuah keputusan yang sangat strategis. Sekali lokasi
pemilik ritel harus menanggung semua konsekuensi dari pilihan tersebut. Sebagai contoh sebuah
ritel makanan mempertimbangkan lokasi toko di area yang masih baru. Pemilik ritel memilih dua
tempat, bersebrangan dengan toko lain atau menempati lokasi yang benar baru tanpa pesaing
toko makanan. Dalam membuat keputusan mengenai pemilihan lokasi. Menurut Christina
Whidya Utami (2012:141) pemilik ritel seharusnya memikirkan dalam tiga tingkatan, yaitu
daerah, area perdagangan, dan tempat lebih spesifik.
1. Daerah merujuk pada suatu negara, bagian suatu negara, kota tertentu, atau metropolitan
statistical area (MSA)
2 Area perdagangan adalah area geografis yang berdekatan yang memiliki mayoritas pelanggan
dan penjualan sebuah toko, mungkin bagian dari sebuah kota, atau tempat meluas di luar
batas- batas kota tersebut, tergantung pada tipe-tipe toko, dan insentitas dari para pelanggan
3
potensial disekitarnya.
Tempat yang lebih spesifik khusus.
Dalam membuat keputusan-keputusan lokasi toko, para pemilik ritel seharusnya menguji
tiga tingkatan tersebut secara serempak dan terintergrasi. Dalam menguji ketiga keputusan lokasi
secara berurutan, maka akan dijelaskan lebih dahulu bagaimana:
1. Melihat faktor yang mempengaruhi daya tarik suatu area perdagangan tertentu
2. Menguji apa yang dicari pemilik ritel dalam memilih tempat, seperti target penjualan yang
harus dicapai, sehingga dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan beberapa metode
peramalan
Menurut Christina Whidya Utami (2012:145) ada beberapa masalah yang membuat
suatu lokasi tertentu memiliki daya tarik secara spesifik akan mengamati keuntungan
aksesibilitas lokasi dan keuntungan lokasi sebagai pusatnya . Berikut penjelasan masalah
tersebut:
1. Aksesibilitas
Aksesibilitas suatu lokasi adalah suatu kemudahan bagi konsumen untuk datang atau masuk
keluar dari lokasi tersebut. Analisis ini memiliki dua tahap yaitu:
a. Analisis Makro
Mempertimbangkan area perdanganngan primer, seperti area dua hingga tiga mil di
sekitar lokasi tersebut dalam kasus sebuah supermarket atau toko obat. Untuk
menaksir aksesibilitas lokasi pada tingkat makro ritel secara bersamaan mengevalusi
beberapa faktor seperti pola-pola jalan, kondisi jalan dan halangan-halangan.
b. Analisis Mikro
Berkonsentrasi pada masalah-masalah sekitar lokasi, visibilitas, arus lalu lintas,
parkir, keramaian, dan jalan masuk atau jalan keluar
2. Keuntungan secara lokasi dalam sebuah pusat
Setelah aksesibilitas pusat telah dievaluasi, analisis harus mengevaluasi lokasi di dalamnya.
Hal ini disebabkan lokasi yang lebih baik memerlukan biaya, ritel harus mempertimbangkan
kepentingan mereka. Contohnya, dalam wilayah pusat perbelanjaan yang lebih mahal adalah
lokasi yang mendekati supermarket. Pertimbangan lainnya adalah untuk melokasikan tokotoko yang menarik pangsa pasar yang saling berdekatan. Pada intinya konsumen ingin
berbelanja di mana mereka menemukan sejumlah variasi barang dagangan yang lengkap.
Menurut Michael Levy dan Barton A.Weitz (2012:194) Pengambilan keputusan dalam
pemilihan area lokasi ritel harus dipertimbangkan secara spesifik, untuk menjadi tolak ukur
pemilihan lokasi ada tiga faktor :
Tabel 2.1
Karakteristik Lokasi
Arus Pejalan Kaki dan
Aksesibiltas
Arus Kendaraan
Kemudahan Akses Kendaraan
Akses TOL (jalan bebas
hambatan)
Keramaian Jalan
Arus Pejalan Kaki
Kemudahan Transportasi
Umum
Biaya
Biaya Sewa
Biaya Perbaikan
Pajak
Periklanan dan Promosi
Jangka Waktu Sewa
Karakteristik Lokasi
Luas Lahan Parkir
Akses Keluar Masuk Toko
Visibilitas Toko
Akses Pengiriman Barang
Ukuran dan Bentuk Toko
Kondisi Gedung
Pesaing yang Berdekatan
Pembatasan
Zonasasi
Pembatasan Bauran Tenan
Aturan Keamanan
supermarket dengan pusat perbelanjaan standarnya dimulai dari 10 sampai 15 per 1000 meter
persegi.
Pengecer perlu mengamati pusat perbelanjaan diberbagai waktudengan tujuan
mengevaluasi tingkat penjualan. Dan mereka juga harus mempertimbangkan kesiapan karyawan
di lokasi parkir, seperti proporsi pembeli menggunakan mobil; parkir non pembeli dan jarak
perjalanan belanja. Sebuah masalah yang terkait dengan jumlah fasilitas parkir ialah kemacetan
yang disebabkan kurangnya kesiapan karywan dalam mengatasi pengguna lahan parkir oleh
pembeli dengan non pembeli. Masalah yang timbul dari kemacetan itu sendiri mengakibatkan
menurunnya potensial
pelanggan lain dan umumnya mencegah penjualan karena pelanggan lebih memilih pada lokasi
yang tingkat kemacetan optimal atau rendah. Sehingga, asumsi pembeli yang tingkat aktivitas
penjualannya tinggi dan tingkat kemacetan yang optimal di pusat perbelanjaan menciptakan daya
tarik pembeli itu sendiri.
i. Visibilitas
Visibilitas mengacu pada kemampuan pelanggan untuk melihat toko dari jalan. Visibilitas
penting untuk kestabilan toko dan menjaga pelanggannya yang setia, tetapi kebanyakan pelaku
ritel masih tidak mempertimbangkan kelebihan dari visibilitas itu sendiri.
Visibilitas toko yang baik yaitu mudah terlihat dari jalan raya dan biasanya terdapat di
ii.
daerah dengan populasi yang tinggi, seperti pusat wisata atau kota besar.
Persaingan Tenan
Lokasi yang memiliki banyaknya pesaing berpotensi untuk calon pembeli melakukan
pembelian. Pengecer menargetkan segementasi pasar yang samanamun memiliki perbedaan
dengan prinsip non-bersaing dalam hal menawarkan produk.
Konsumen mencari kebutuhannya dengan melakukan perbandingan harga, karena mereka
ingin dapat membuat pilihan mereka belanja dengan mudah, atau ingin memiliki assorment baik
sehingga mereka dapat berbelanja diseluruh lokasi tersebut. Pendekatan lokasi didasarkan pada
prinsip-prinsip daya tarik kumulatif, yang menyatakan bahwa sekelompok kegiatan eceran
segmennya serupa dan saling melengkapi, pada umumnya akan memiliki kekuatan tersendiri.
c) Biaya
Retailler dapat menempatkan pembatasan pada jenis penyewa yang diperbolehkan dalam
sebuah pusat perbelanjaan dariperjanjian sewa-menyewa mereka. Beberapa pembangunan dapat
membuat pusat perbelanjaan lebih menarik bagi retailler. Misalnya, khusus pengecer dari lokasi
di pusat yang sama. Pengecer akan terlihat tidak baik di pusat perbelanjaan dengan batasan
ukuran tanda yang mencegah nama toko visibilitas dari jalan. Letak toko yang strategis dapat
mempengaruhi biaya sewakarena lokasi yang lebih baik memiliki biaya sewa yang tinggi. Di
sebuah pusat perbelanjaan, lokasi yang terdekat dengan supermarket lebih mahal karena menarik
arus lalu lalangnya sangat tinggi. Jadi toko bunga atau toko roti yang mungkin menarik Impulse
Buying (Pembelian Impuls) harus dekat dengan supermarket. Tapi toko reparasi sepatu, yang
tidak memenuhi Impulse Buying (Pembelian Impuls), bisa di lokasi yang lebih rendah atau lebih
jauh dari supemarket karena pelanggan membutuhkan layanan tersebut dengan mencari toko.
Masalah yang sama berlaku untuk mengevaluasi lokasi dengan pusat perbelanjaan tertutup. Toko
yang melayani pelanggan yang melakukan perbandingan belanja, seperti pembelian pakaian ,
manfaat dari berada di lokasi yang lebih mahal dekat Departement Store, yang merupakan
tujuan untuk perbandingan harga pakaian. Seperti pakaian pembelanja masuk dan meninggalkan
Departement Store, mereka berjalan dengan dan dapat tertarik ke toko sebelahnya khusus toko
pengecer. Dalam kontras retailler seperti toko sepatu, toko tujuan lain, tidak perlu berada di
lokasi yang paling mahal, karena banyak pelanggan tahu mereka berada di pasar yang jenisnya
produk sebelum bahkan pergi berbelanja. Pertimbangan lain adalah bagaimana untuk
menemukan toko yang menarik target pasar yang sama. Pada intinya, pelanggan ingin berbelanja
di mana mereka akan menemukan bermacam-macam baik barang dagangan. Prinsip ini berlaku
untuk daya tarik kumulatif kedua toko menjual barang dagangan komplementer dan orang-orang
yang bersaing secara langsung dengan satu sama lain.
Beberapa tipe lokasi yang tersedia bagi ritel masing-masing tipe lokasi dengan kekuatan
dan kelemahannya sendiri. Memilih tipe lokasi yang khusus menyertakan evaluasi serangkaian
penjualan. Pada umumnya penjualan ini melihat biaya lokasi versus nilainya bagi pelanggan.
Ritel mempunyai tiga tipe dasar lokasi yang bisa dipilih, yaitu:
1. Pusat perbelanjaan
Pusat perbelanjaan yang besar (shopping center) menyediakan kebutuhan belanja bagi
banyak golongan konsumen. Pusat perbelanjaan biasanya terdiri dari sekelompok ritel yang
diatur dengan ketentuan komersil yang direncanakan, dikembangkan oleh properti tunggal.
Beberapa ketentuan tentang kebersihan dan keamanan toko dan lain-lain. Dua konfigurasi pusat
perbelanjaan adalah strip center dan mal tertutup. Strip center adalah pusat perbelanjaan. Di
bawah ini yang merupakan bagian dari pusat perbelanjaan, meliputi:
Pusat Diskon Perbelanjaan Kecil
Manfaat utama dari pusat perbelanjaan kecil (strip shopping center) adalah mereka menawarkan
kepada pelanggan kenyamanan lokasi dan kemudahan parkir serta biaya sewa yang relatif rendah
untuk ritel. Kerugian besarnya adalah tidak adanya perlindunggan dari cuaca karena lokasi toko
depan toko adalah lahan parkir, mereka hanya sedikit memberikan penawaran serta pilihan
hiburan bagi pelanggan daripada mal. Terdapat dua tipe strip shopping center :
a. Pusat perbelanjaan kecil tradisional
Mal
pelanggan dapat mempunyai pengalaman belanja yang tidak berhenti dengan bermacammacam barang dagangan yang diseimbangkan.
c. Pelaku Ritel dan pelanggan tidak perlu merasa kuatir dengan likungan eksternal mereka.
Manajemen mal melakukan pemeliharaan area bersama. Penyewa mal melihat ke depan
besarnya level homogenitas dengan toko lainnya.
Pusat Belanja Regional
Merupakan tempat belanja yang menyediakan barang-barang umum dan jasa pelayanan
yang lengkap dan bervariasi. Tujuan adalah menarik departemen, toko diskon, pakaian khusus.
Pusat belanja regional (regional shopping center) khusus biasanya tertutup dengan orientasi toko
yang dihubungkan oleh tempat berja lan umum, dengan lahan parkir di sekitar lokasi.
Pusat Belanja Super Regional
Merupakan pusat perbelanjaan yang mirip dengan pusat perbelanjaan regional tetapi karena
ukuran pusat belanja regional lebih besar, banyak ditempati kios dan pemilihan barang dagangan.
Sepertinya halnya pusat belanja regional khusus merupakan mal dengan banyak tingkat.
Merupakan rancangan tradisional luar ruangan dan bermacam-macam ritel. Pusat ini
menawarkan kenyamanan pembelanja, keamanan dan ragam penyewa yang banyak serta
atmosfer kepuasan konsumen. Beberapa pusat belanja gaya hidup (lifestyle shopping center)
terdiri dari toko, restoran, dan bioskop. Pusat belanja gaya hidup ini berada pada lingkungan
yang baik di mana tergantung pada jauhnya radius pasar terkecil tetapi lebih murah daripada mal.
Pusat Mode atau Pusat Belanja Khusus
Merupakan pusat belanja yang sebagian besar terdiri atas pakaian mahal, butik dan toko suvenir
dengan berbagai model pilihan atau pernik-pernik unik berkualitas tinggi dan bernilai. Pusat
mode (speciality shopping center) ini tidak ditempati oleh stand walaupun kadang-kadang
penikmat makanan dan minuman serta bioskop berfungsi sebagai tempat rekreasi. Pusat mode ini
mirip dengan pusat belanja gaya hidup dalam hal jenis toko yang mampu menarik pelanggan,
perbedaannya adalah atap dan lebih besar daripada pusat perbelanjaan gaya hidup pada
umumnya. Dapat ditemukan di area perdagangan yang mempunyai pendapatan besar, area wisata
atau beberapa distrik pusat usaha.
Pusat Belanja Outlet
Pusat belanja outlet (outlet shopping center) adalah pusat perbelanjaan yang sebagian besarnya
terdiri dari gerai dan pabrik yang menjual merek buatan mereka sendiri selain juga seharusnya
mencakup ritel dengan harga diskon. Hasil dari pergantian beragam penyewa di beberapa pusat
perbelanjaan, banyak ahli industri saat ini memiliki kecendrungan pada pusat belanjan outlet
seperti Value Center atau Value Megamall. Kemiripan dengan pusat perbelanjaan besar adalah
bentuk bidang yang paling umum, walaupun beberapa mal yang lainnya dibuat oleh kelompok
perkampungan.
Pusat Belanja Festival atau Bertema
Merupakan pusat perbelanjaan khusus membuat penggabungan tema yang dibawa oleh toko
perorangan dengan rancangan yang arsitektual. Daya tarik paling besar dari pusat perbelanjaan
festival (theme shopping center) ini adalah sebagai tempat wisata secara khusus, pusat
perbelanjaan ini terdiri dari penyewa yang mirip seperti pusat perbelanjaan khusus. Di dalam
pusat perbelanjaan ini juga terdapat restoran dan fasilitas hiburan. Namun karena tidak adanya
toko tradisional dan dirasakan sebagai kecendrungan, pusat perbelanjaan ini diamati oleh
beberapa ahli industri sebagai risiko dengan investasi tidak stabil.
Kios
Meskipun tidak satupun kios barang dagangan bisa ditemukan disemua jenis mal, kios tetap
merupakan alternatif penempatan yang populer bagi ritel, untuk kebutuhan lingkup pasar yang
kecil.
2. Lokasi di Kota Besar ataupun Kota Kecil
Lokasi riteldi kota besar maupun kota kecil mempunyai klasifikasi bervariasi dari akses
masuk jalan, kepemilikan. Berikut beberapa toko yang berlokasi potensial :
Distrik Pusat Bisnis (DPB)
Merupakan area tradisional yang ramai di kota besar atau kota kecil. Kegiatan bisnis ini mampu
menarik banyak orang ke area tersebut selama berjam-jam, baik orang yang berlalu lalangatau
yang bekerja di sekitar area itu. DPB juga merupakan pusat transportasi umum lalu lintas pejalan
kaki. Pada akhirnya, DPB berhasil untuk perdagangan ritel dengan sejumlah besar pemukiman di
daerah tersebut. Lokasi DPB mempunyai kelemahan dari keamanan, lahan parkir terbatas,
pencurian toko, tingkat kriminal yang tinggi, dan lingkungan yang buruk.
Lokasi Dalam Kota
Lokasi alternatif lainnya kota besar atau kota kecil adalah dalam kota. Dalam kota merupakan
areal perkotaan dengan intensitas yang tinggi terdiri dari bangunan apartemen, populasi terbesar
dengan etnik latin, negro, asia. Pelaksanaan yang berhasil dalam kota memerlukan perhatian
khusus.
Lokasi Jalan Utama
Merupakan tempat di mana DPB berada pada areal belanja tradisional dari kota kecil atau distrik
bisnis yang kedua di daerah pinggiran kota atau kota besar. Lokasi ini tidak mampu menarik
pengunjung seperti DPB karena sedikitnya populasi yang bekerja dan bermukim di area ini serta
sedikit toko kecil yang memilih area ini.
Jenis lokasi ritel pada dasarnya setiap bangunan yang berdiri sendiri. Hal ini dapat tersimpan di
lokasi lingkungan atau langsung dari jalan raya sibuk. Tergantung pada pemilik, biasanya ada
tidak ada pembatasan pada bagaimana pengecer harus beroperasi bisnisnya. Berbeda dengan
lokasi ritel terpasang di mana pelanggan dapat berjalan dalam karena mereka belanja di
dekatnya, pengecer dari lokasi berdiri bebas harus bekerja di pemasaran untuk mendapatkan
pelanggan di dalamnya. Biasanya mempunyai beberapa fasilitas seperti : Mempunyai lahan
parkir yang luas, rendah biaya sewa, bukan kawasan yang komersil dan arus lalu lintasnya stabil.
Pilihan Lokasi Lain untuk ritel