Anda di halaman 1dari 6

AGHNIA CHASYA. 170210100097.

KONFLIK
ETNIK.

RASISME

Rasisme adalah sebuah kepercayaan bahwa suatu ras lebih unggul


daripada ras lain, dan sebaliknya. Dan bahwa sifat-sifat sosial dan moral
seseoran ditentukan oleh karakteristik biologis bawaan. Rasisme telah ada
sepanjang sejarah manusia. Hal ini terjadi karena adanya kebencian satu
ras dengan lainnya, atau keyakinan bahwa ras lain lebih rendah
derajatnya (tidak dianggap sesama manusia) karena perbedaan warna
kulit, bahasa, adat istiadat, tempat lahir, dan lainnya.
Dalam bentuk modern, rasisme berevolusi seiring dengan eksplorasi
Eropa dan penaklukan sebagian besar seluruh dunia, dan terutama
setelah Christopher Columbus mencapai Amerika. Sebagai orang baru
ditemui, berjuang, dan akhirnya ditundukkan, teori tentang "ras" mulai
berkembang1, dan ini membantu banyak untuk membenarkan perbedaan
posisi dan pengobatan orang yang mereka dikategorikan sebagai milik ras
yang berbeda.
Sumber lain yang mungkin dari rasisme adalah kesalahpahaman
teori-teori Charles Darwin tentang evolusi. Beberapa mengambil teori
Darwin untuk menyiratkan bahwa beberapa "ras" lebih beradab, sehingga
harus ada dasar biologis untuk perbedaan tersebut. Pada saat yang sama
mereka mengajukan banding ke teori-teori biologis dari sifat moral dan
intelektual

untuk

membenarkan

penindasan

rasial. Ada

banyak

kontroversi tentang ras dan kecerdasan, sebagian karena konsep dari


kedua ras dan IQ itu sendiri kontroversial.
Rasisme dan diskriminasi telah digunakan sebagai senjata pada saat
ada konflik atau pada saat adanya perang, yang dengan ampuh
1 Garreth, Carl. Free Public. Racism: The History
http://www.freerepublic.com/focus/f-news/1716235/posts (diakses pada 15
November, 17:05)

AGHNIA CHASYA. 170210100097. KONFLIK


ETNIK.
mendorong ketakutan atau kebencian orang lain. Selama 500-1000 tahun
terakhir2, rasisme di dunia barat adalah hal yang memiliki dampak yang
paling signifikan daripada alasan-alasan konflik lainnya. Contoh paling
terkenal dari rasisme di dunia barat adalah perbudakan terhadap ras kulit
hitam (perbudakan Afrika) yang berlangsung selama ratusan tahun.
Perbudakan ini terjadi karena suku kulit putih di Eropa menganggap
bahwa orang-orang suku kulit hitam lebih rendah derajatnya dari manusia.
Pada awalnya, pada abad ke 15-16 saat para pelaut Portugis mulai
mengeksplorasi daerah Afrika, mereka menemukan bahwa masyarakat
kulit hitam disana mempunyai pemerintahan yang maju dan bahkan sama
kuat dengan pemerintahan yang berada di Eropa 3. Namun seiring waktu,
Afrika tidak bisa mengikuti pertumbuhan pembangunan Eropa dan Eropa
pun mulai menjajah Afrika dengan mulai memperlakukan masyarakat
disana seperti budak, melakukan perdagangan budak walaupun pada saat
itu Eropa sedang gencar mengkampanyekan pentingnya membela hakhak individu dan kesetaraan manusia. Bangsa Eropa juga menyebut
bahwa suku kulit hitam di Afrika adalah bangsa yang liar dan
kekurangan.
Rasisme merupakan subyek yang sangat sensitif bagi sebagian
orang. Hal ini juga telah diatur dalam pasal 19 Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights)4. Beberapa orang
menyatakan bahwa

dukungan mengenai diskriminasi rasial adalah

sebagian bentuk dari kebebasan berbicara sehingga tidak boleh dibatasi.


2 Garreth, Carl. Free Public. Racism: The History
http://www.freerepublic.com/focus/f-news/1716235/posts (diakses pada 15
November, 17:05)
3 Anonim. Anti Defamation League. Rasisme. http://www.adl.org/hatepatrol/racism.asp (diakses pada 14 November 2011 pukul 18:04)
4 Garreth, Carl. Free Public. Racism: The History
http://www.freerepublic.com/focus/f-news/1716235/posts (diakses pada 15
November, 17:05)

AGHNIA CHASYA. 170210100097. KONFLIK


ETNIK.
Namun beberapa orang menyangkal hal ini dengan menyatakan bahwa
diskriminasi rasial dapat menyebabkan konsekensi yang serius dan
mengerikan, misalnya pada kasus kebijakan Nazi.
Selain rasisme di Eropa dan Afrika, rasisme juga terjadi di Australia.
Sebagai negara jajahan, Australia mempunyai sejarah yang diwarisi oleh
rasisme yang sangat kental, baik terhadap bangsa Aborigin atau kepada
imigran (kaum pendatang) ke Australia. Populasi mayoritas di Australia
berlatar belakang Anglo-celtic (Inggris atau Irlandia). Mayoritas yang
menjadi korban rasisme di Australia adalah masyarakat Aborigin, Asia,
Arab dan Yahudi.
Perlakuan masyarakat kulit putih yang diskriminatif terhadap kaum
Aborigin memperlihatkan masalah rasisme masih menjadi isu serius di
Australia. Apalagi kemudian muncul politisi kulit putih, seperti Ny Pauline
Hanson di Negara Bagian Queensland, yang sengaja mengeksploitasi
sentimen rasial. Kemunculan Pauline Hanson, membuat rasisme malah
menjadi tren. Kebanyakan warga Australia tidak mendukung Pauline
Hanson, namun jajak pendapat memperlihatkan bahwa tidak sedikit orang
Australia yang menentang kedatangan para imigran dari Asia5.
Orang-orang "putih" Australia yang berpikiran rasis memang masih
ada, yang ingin mempertahankan kebijakan "Australia Putih". Namun,
jumlahnya tidak banyak, dan gagasan-gagasan mereka juga tidak lagi
populer di kalangan rakyat Australia. Pauline Hanson merupakan salah
seorang di antaranya. Pada tahun 1996, perempuan asal Negara Bagian
Queensland dari kalangan independen itu meminta agar migrasi orang
Asia ke Australia itu segera diakhiri.
Pada awalnya Hanson diangkat menjadi calon Partai Liberal. Tetapi
akibat komentar rasisnya, dia diusir sehingga menjadi calon Independen.
Paul

Hanson

terpilih

di

daerah

Oxley.

Di

daerah

Oxley,

jumlah

5 Amerie. Australian News. Racism in Australia http://www.australiannews.com.au/maiden_speech.htm (diakses pada 16 November 2011, 17:12)

AGHNIA CHASYA. 170210100097. KONFLIK


ETNIK.
pengangguran kira-kira sepuluh persen, tetapi jumlah pengangguran
kaum muda sudah mencapai 20 persen. Pemerintah PaulKeating yang
berkuasa pada masa itu sama sekali tidak berhasil mengurangi jumlah
pengangguran di tempat tersebut, sehingga tidak mengherankan kalau
mereka ingin memberi suaranya sebagai suara protes kepada si calon
yang bersuara keras antikemapanan.
Akhirnya kesenjangan sosial di Australia makin lebar. Bahkan tidak
hanya para pengangguran yang merasa tertekan, tetapi orang-orang yang
sudah pensiun juga khawatir terhadap kebijakan pemerintah mengenai
pelayanan kesehatan dan lain-lain, yang akan memungkinkan penurunan
kualitas gaya hidup mereka. Dalam ketakutan itu, kejahatan pun
berkembang. Banyak orang Australia yang biasanya bersikap toleran pada
segala macam orang, agama, dan adat, tidak ingin menerima realitas
ekonomi sosial yang ada saat ini. Sehingga mereka pun mengalami
frustasi dan banyak di antara mereka kemudian mengambinghitamkan
orang Asia, khususnya imigran Asia, untuk melepaskan stres mereka.
Disamping persoalan ekonomi sosial itu, pemerintahan sebelumnya
juga harus bertanggung jawab atas kegagalannya menjelaskan dan
menyelenggarakan kebijakan multibudaya untuk orang asli Australia,
Aborigin.

Walaupun

ternyata

kebijakan-kebijakan

itu

memanfaatkan

berbagai budaya orang Australia dan beberapa kelompok Aborigin, dari


situlah banyak warga negara, seperti Pauline Hanson yang berasal dari
Eropa, merasa dilupakan.
Hal

ini

juga

terjadi

Indonesia

bagaimana

etnik

Tionghoa

didiskriminasi atau terkadang dicemooh dengan istilah cina. Padahla


etnis Tionghoa di Indonesia sudah menetap sejak lama. Mari kita
bandingkan

peristiwa

rasisme

ini

dengan

Amerika.

Sejak

jaman

perbudakan kaum kulit hitam di Amerika tahun 1691 akhirnya Barrack


Obama, yang notabene seorang kulit hitam akhirnya bisa diterima sebagai

AGHNIA CHASYA. 170210100097. KONFLIK


ETNIK.
presiden AS pada tahun 20086. Amerika membutuhkan 317 tahun untuk
menerima kehadiran orang kulit hitam sebagai pemimpin mereka.
Bangsa Tionghoa masuk ke Indonesia (Cirebon) diperkirakan pada
abad ke-8 dengan ditandai berdirinya Klenteng Tiao Kak Sie di dekat
Pelabuhan Cirebon saat ini. Gelombang kedatangan warga Tionghoa
kedua terjadi pada abad ke-15, ditandai dengan terbentuknya kampung
pecinan pada tahun 1415 yang didirikan oleh anak buah Laksamana
Cheng Ho yang singgah di pelabuhan Muara Jati, Cirebon 7. Bisa kita lihat
bahwa kehadiran etnis Tionghoa di Indonesia lebih lama daripada
perbudakan kaum kulit hitam di Amerika.
Rasisme ternyata tidak saja hinggap di ranah pemikiran, tetapi juga
di ekonomi. Entah apa sebabnya para pengamat, politisi, dan banyak
pihak pada saat perdagangan bebas dengan China diterapkan ramairamai mengkritik. Di DPR saja sampai dibentuk Panitia Kerja (Panja)
ACFTA. Koran-koran nasional banyak yang menjadikannya headline,
seminar-seminar pun tak kalah ramai, rendah riuh masyarakat menentang
ACFTA. Tapi ketika perdagangan bebas dengan Australia dan New Zealand
dalam skema AANZFTA diterapkan sepi komentar, begitu juga dengan
perdagangan bebas dengan India lebih sepi komentar.
Rasisme tidak hanya ada pada hubungan kenegaraan atau di dalam
suatu negara. Karya seni juga bisa mengandung rasisme. Serial komik
tentang petualangan wartawan muda asal Prancis, Tintin, selama ini
dikenal sebagai bacaan untuk semua umur. Namun ada satu edisi komik
Tintin yang dianggap hanya pantas dibaca orang dewasa karena dianggap
terlalu rasis.
6 Garreth, Carl. Free Public. Racism: The History
http://www.freerepublic.com/focus/f-news/1716235/posts (diakses pada 15
November, 17:05)
7 Anonim. Green Left. Racism in Indonesia
http://www.greenleft.org.au/node/22266 (diakses pada 14 November 2011,
15:45)

AGHNIA CHASYA. 170210100097. KONFLIK


ETNIK.
Saat

mengantarkan

Tintin

untuk

bertemu

Raja,

mereka

menggunakan tandu bambu untuk mengantar si wartawan muda. Tak


hanya itu, suku pedalaman ini juga digambarkan menyembah Tintin dan
anjingnya, Snowy seperti dewa bahkan setelah kepergian mereka berdua.
Kentalnya nuansa rasisme itulah yang membuat Egmont, salah satu
penerbit, mengemas edisi ini dalam kemasan khusus yang ditempeli pita
peringatan berisi konten buku. Di dalam buku bahkan diberi konteks
sejarah oleh penerjemah, yang menyebutkan bahwa penggambaran
orang Kongo dalam buku ini merefleksikan sikap kolonial dan stereotipikal
pada masa itu yang mungkin kasar bagi sebagian besar orang.
Walaupun kasus ini masih banyak terjadi hingga sekarang, pada
dasarnya para ilmuwan setuju bahwa sebenarnya ras bukan merupakan
cara yang valid untuk menentukan karakteristik
mengklasifikasikan manusia.

atau dasar dalam

Anda mungkin juga menyukai