PROPOSAL SKRIPSI
JUDUL
PERSETUJUAN
Proposal Skripsi
Judul:
Pembimbing
Gilang Pradana
NIM 03011115
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL............... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................. ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR............... vii
DAFTAR LAMPIRAN............ viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang....................................................................1
1.2 Perumusan masalah....................2
1.3 Tujuan........................ 2
1.3.1 Tujuan umum....................... 2
1.3.2 Tujuan khusus.......................... 2
1.4 Hipotesis.....................2
1.5 Manfaat...................... 3
1.5.1 Manfaat bagi ilmu pengetahuan...........................3
1.5.2 Manfaat bagi profesi................................ 3
1.5.3 Manfaat bagi masyarakat................. 3
BAB II TINJAUAN, RINGKASAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
2.1 Obesitas................................................................................. 4
2.1.1 Definisi........................................................................ 4
2.2 Indeks massa tubuh.............................................................. 4
2.2.1 Definisi........................................................................ 4
2.2.2 Faktor yang behubungan dengan IMT........................ 5
2.3 Stres....................................................................................... 5
2.3.1 Definisi..................................................................... 5
2.3.2
2.3.3
2.3.4
2.3.5
2.3.6
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 1. Ringkasan pustaka.................................................................................17
Tabel 2. Definisi operasional.............................................................................. 22
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 1 Respon fisiologis terhadap stress....................................................... 7
Gambar 2 Model teori reward based stress eating................................................. 8
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran 1 Informed consent........38
Lampiran 2 Kuesioner........ 41
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Riset kesehatan dasar (Riskesdas) menyatakan bahwa prevalensi obesitas
pada remaja umur 13-15 tahun di Indonesia sebesar 10,8 %. Pada kelompok umur
13-15 tahun, penilaian status gizi dinilai berdasarkan tinggi badan per umur
(TB/U) dan indeks massa tubuh per umur (IMT/U). (1) Strategi yang efektif untuk
menurunkan prevalensi obesitas adalah dengan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi obesitas, salah satu diantaranya yaitu stres.(2)
Individu dengan stres cenderung mengkonsumsi makanan berlebih dan
memilih makanan tak sehat (tinggi lemak jenuh dan karbohidrat). Konsumsi
makanan lezat dapat mengurangi dampak negatif stres melalui peningkatan
sensorik terhadap rasa senang. Kebiasaan makan berlebih ini dalam jangka
panjang dapat menyebabkan peningkatan berat badan (BB) hingga obesitas(3)
Murid sekolah menengah pertama (SMP) umumnya berusia 13-15 tahun.
SMP ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7-9. WHO mengidentifikasi
remaja sebagai periode setelah masa anak-anak dan sebelum dewasa, dari usia 1019 tahun. Siswa kelas 9 cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas 7 dan 8, karena tuntutan siswa kelas 9 adalah lulus ujian
akhir sekolah (UAS) dan ujian nasional (UN), dimana kedua hal tersebut
merupakan syarat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah menengah
atas (SMA).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Goodman et all. mengenai peran
depresi terhadap perkembangan obesitas pada dewasa, yang dilakukan terhadap
9374 remaja di kelas 7-12, dikatakan bahwa keadaan depresi secara tidak
langsung dapat memprediksi kejadian obesitas.(4) Kemudian, Richardson LP et all.
juga meneliti mengenai hubungan depresi pada remaja dan obesitas ketika
dewasa, yang dilakukan terhadap 1037 partisipan, dikatakan bahwa depresi pada
remaja berkorelasi dengan obesitas di masa depan, tetapi hanya pada perempuan.
(5)
hubungan depresi pada anak dan IMT ketika dewasa, yang dilakukan pada 177
anak berumur 6-17 tahun, dikatakan bahwa korelasi antara depresi dan obesitas
pada anak dilihat dari peningkatan IMT ketika dewasa. (6) Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara stres dan obesitas pada siswa kelas sembilan
sekolah menengah pertama.
1.2 Perumusan masalah
Bagaimana hubungan antara stres dan obesitas pada siswa kelas
sembilan sekolah menengah pertama dua lima dua?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan antara stres dan obesitas pada siswa kelas sembilan SMP
dua lima dua.
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Mendeskripsikan prevalensi stres dan tingkat aktifitas fisik
pada siswa kelas sembilan sekolah menengah pertama..
1.3.2.2 Mengetahui nilai IMT pada siswa kelas sembilan sekolah
menengah pertama.
1.4 Hipotesis
Stres berhubungan positif dengan obesitas.
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi ilmu pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan ilmu
pengetahuan kedokteran tentang obesitas khususnya pada remaja usia
13-15 tahun.
penilaian
statu
gizi
dengan
menggunakan
IMT
harus
dimana jumlah energi yang masuk lebih besar dari jumlah energi yang
dikeluarkan, sehingga kelebihan zat gizi disimpan dalam bentuk lemak dan dapat
menjadi faktor risiko dari obesitas.(11) Status gizi kurang (undernutrition)
merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih
sedikit dari energi yang dikeluarkan, disebabkan oleh karena jumlah energi yang
masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu.(12)
2.2.2 Faktor yang berhubungan dengan IMT
Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi termasuk diantaranya
adalah umur, frekuensi makan, tingkat pendidikan, pendapatan, dan pengetahuan.
Semakin bertambahnya umur seseorang, maka terjadi peningkatan kebutuhan
energi seiring dengan meningkatnya aktivitas atau kegiatan fisik. Frekuensi
makan masyarakat Indonesia adalah dua sampai tiga kali dalam sehari. Namun,
sebagian besar penduduk di kota sering melewatkan sarapan. Alasan yang
menyebabkan malas sarapan termasuk; keadaan terburu-buru, tidak lapar atau
tidak adanya makanan yang tersedia, dan sedang menjaga berat bedan. Pendidikan
berhubungan dengan pengetahuan seseorang akan pentingnya zat-zat gizi
seimbang dan mengetahui bagaimana pola makan atau gaya hidup yang baik.(13)
2.3 Stres
2.3.1 Definisi
Secara umum, stres dapat didefinisikan sebagai respon nonspesifik tubuh
terhadap setiap faktor yang mengancam kemampuan kompensasi tubuh untuk
mempertahankan homeostatis. Stres yang dapat menginduksi respon stres adalah:
stres fisik (trauma, operasi, suhu panas atau dingin yang ekstrim); stres kimia
(berkurangnya pasokan oksigen, ketidakseimbangan asam basa); stres fisiologis
(latihan berat, syok hemoragik, nyeri); stres emosional atau psikologis
(kecemasan, ketakutan, kesedihan); dan stresor sosial (konflik pribadi, perubahan
gaya hidup).(13)
2.3.2 Respon fisiologis stres akut dan kronis
Stres terbagi atas stres akut dan kronis. Reaksi terhadap stres dibagi
menjadi: active fight or flight (sistem simpatis medula adrenal) dan passive
(sistem
korteks
adrenal
pituitari
kortisol
yang
melibatkan
aksis
yang
meningkatkan
kewaspadaan,
menurunkan
libido,
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, dan mengalihkan aliran darah
terutama untuk kebutuhan energi otot, jantung, dan otak. Saat ada stresor, terjadi
mekanisme fight or flight, sehingga energi dialihkan dan diprioritaskan ke
jaringan otak dan otot sebagai mekanisme pertahanan diri. Pada keadaan tersebut,
sistem pencernaan dan reproduksi berpotensi akan terancam. Dengan demikian,
respon stres mencakup peningkatan nafsu makan.(15)
mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan lemak saat mengalami stres. Penelitian
menunjukkan kortisol merupakan marker dari aktivitas aksis HPA, yang dapat
mempengaruhi pengaturan nafsu makan melalui neuropeptide-Y (NPY) dan
menurunkan inhibisi nafsu makan pada sistem leptin. Oleh karena itu, efek yang
terjadi adalah peningkatan nafsu makan. Stres dihubungkan dengan peningkatan
asupan makan yang dikaitkan dengan obesitas, namun pada pria saja dan tidak
pada wanita. Mungkin terdapat respon spesifik terhadap stres yang dibedakan
beradasarkan jenis kelamin dimana pria lebih memilih untuk meminum alkohol
dan merokok sebagai salah satu bentuk pertahanan diri terhadap stres.(13)
Sekresi kortisol meningkat pada individu yang obesitas, sehingga
didapatkan hipotesis bahwa individu dengan obesitas mengkonsumsi makanan
dalam jumlah lebih besar dibanding dengan individu tanpa obesitas pada keadaan
stres kronis. Pada wanita obesitas, total asupan makan tidak berhubungan dengan
tingkat stres sehari-hari, dan juga menunjukkan bahwa pada wanita tanpa obesitas
akan makan lebih banyak pada hari yang menyenangkan. (13) Belakangan ini, night
eating syndrome, dengan karakteristik yaitu morning anorexia dan night time
hyperphagia, telah dihubungkan dengan gangguan pada aksis HPA dan secara
positif berhubungan dengan IMT.(18)
Respon stres dihubungkan dengan perkembangan obesitas abdominal.
Obesitas dihubungkan dengan penyakit jantung coroner (PJK), diabetes tipe 2,
hipertensi, dislipidemia, dan obesitas abdominal, yang memperparah risiko untuk
terkena PJK dan diabetes tipe 2. Telah ditinjau bahwa pengulangan aktivasi aksis
HPA yang terus-terusan akibat stres, dengan peningkatan kortisol, mengarah
kepada aktivasi dari adipose tissue lipoprotein lipase dan penumpukan masa
lemak abdominal. Stres merangsang peningkatan sekresi kortisol baik pada pria
dan wanita dengan kelebihan berat badan atau yang obesitas.(13)
muncul untuk memprediksi asupan yang lebih besar dari makanan padat kalori
secara naturalistik, serta di laboratorium. Hubungan antara kortisol dan asupan
makanan pada manusia juga dapat melibatkan efek glukokortikoid pada
Neuropeptide
(NPY),
CRH,(19)
leptin
serta
opioid(23)
dan
sinyal
endocannabinoid.(19)
2.3.5 Hubungan kortisol dan akumulasi lemak viseral
Obesitas dikaitkan dengan disregulasi sumbu HPA yang mungkin
mempengaruhi penurunan sensitivitas terhadap umpan balik negatif, atau
sensitivitas jaringan perifer dari jaringan otot lemak dan tulang terhadap
glukokortikoid.(24) Kelebihan konsentrasi kortisol telah dikaitkan dengan
akumulasi lemak visceral. Satu penjelasan untuk ini mungkin berhubungan
dengan peningkatan metabolisme glukokortikoid karena peningkatan reseptor
glukokortikoid di jaringan adiposa intra-abdominal dibandingkan dengan daerah
tubuh lain. Glukokortikoid juga mempengaruhi lemak visceral melalui efeknya
pada metabolisme lipid. Pada keadaan stres akut, konsentrasi kortisol fisiologis
merangsang seluruh tubuh untuk melakukan lipolisis. Dengan adanya insulin,
konsentrasi kortisol yang meningkat menghambat mobilisasi lipid dan mendukung
akumulasi lipid secara langsung baik dengan stimulasi lipoprotein lipase, atau
tidak langsung dengan menghambat efek lipolitik hormon pertumbuhan. Regulasi
sumbu HPA yang berbeda dapat memicu distribusi lemak. Dalam studi stres
laboratorium terkontrol, ketika membandingkan wanita dengan pinggang tinggi
dan rendah, tidak ada perbedaan di awal konsentrasi kortisol antara kelompok.
Namun, dalam menanggapi stressor, perempuan dengan pinggang tinggi
menunjukkan reaktivitas kortisol yang berlebihan, sesuai dengan penelitian lain.(26)
Kelompok lain berpendapat bahwa peningkatan kortisol memicu peningkatan
asupan makanan pada wanita dengan distribusi lemak perut yang berlebih
dibanding distribusi lemak perifer.(25)
Kortisol intraseluler juga memainkan peran penting dalam adipositas dan
risiko terkena penyakit. Peningkatan sensitivitas jaringan terhadap glukokortikoid
signifikan dengan ditemukannya 11- hidroksisteroid dehydrogenase (11 HSD),
suatu enzim yang mengatur akses glukokortikoid pada reseptor di perifer dan
jaringan otak dan mengkonversi glukokortikoid yang tidak aktif seperti kortison
11
efeknya
berlawanan
dan
menyebabkan
gangguan
metabolisme.(28)
12
serta resistensi leptin. Dengan demikian, stres tinggi yang diinduksi kortisol dapat
menyebabkan gangguan sensitisasi sinyal kenyang.(19)
Sinyal adipositas insulin dan leptin tidak hanya berperan dalam regulasi
energi tetapi juga memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada pusat
penghargaan
otak.
Penelitian
terakhir
membuktikan
keterkaitan
sinyal
dopaminergik dalam otak, antara sinyal regulasi energi dan pusat pengargaan di
otak dapat di obeservasi dari reseptor insulin dan leptin pada daerah ventral
tegmental,(19) struktur kunci dari area penghargaan di otak. (29) Insulin dan leptin
mengurangi efek menguntungkan dari makanan. Sebaliknya, NPY dapat
meningkatkan efek menguntungkan dari makanan, terkait dengan pusat
pengargaan di otak. Penulis lain tidak menemukan pengaruh NPY pada pusat
penghargaan di otak(19) atau menunjukkan bahwa NPY penting dalam menanggapi
kekurangan energi daripada efek menguntungkan dari makanan.(30)
2.3.7 Hubungan glukokortikoid dan insulin
Hubungan antara kortisol dan insulin berperan penting
dalam
keseimbangan energi, dan dapat menjadi terganggu pada keadaan stres kronis.
Glukokortikoid menimbulkan efek diabetogenik dengan mengganggu fungsi
insulin pada beberapa tingkatan. Kortisol telah terbukti secara langsung
menghambat sekresi insulin dari sel beta pankreas dan merusak translokasi insulin
pada transporter glukosa intraseluler (GLUT 4), dan pada akhirnya mengarah pada
resistensi insulin.(29)
Glukokortikoid yang berlebihan dapat menginduksi resistensi insulin di
hati dan otot rangka melalui gangguan reseptor insulin intraseluler pada tingkat
postreseptor. Sebuah studi pada subyek manusia dengan kelebihan BB,
mengungkapkan efek dari deksametason sebagaimana telah ditemukan pada
hewan. Deksametason oral meningkatkan kadar insulin plasma sebesar 83%, dan
tingkat leptin plasma sebesar 80%. namun, hiperinsulinemia dalam penelitian
tidak mempengaruhi kadar glukosa plasma. Efek yang sama ditemukan oleh
peneliti lain, menunjukkan bahwa kortisol, melalui beberapa mekanisme, dapat
menghasilkan resistensi terhadap aksi insulin pada metabolisme glukosa.(19)
2.3.8 Hubungan glukokortikoid dan leptin
Glukokortikoid dan insulin juga berinteraksi pada regulasi dari konsentrasi
serum leptin. peningkatan konsentrasi leptin dari titik dasar ke puncak
13
Helms
Lokasi
Studi
penelitian
desain
Amerika
MJ,
kohort
laki
RC
dan
perempuan
Amerika
Variabel
yang
diteliti
Studi
Subjek
Studi
depresi
da
Studi
kohort
7-12.
prospekti
terhadap perkembanga
obesitas pada dewasa.
15
Poulto
R,
McCauley E, Moffitt
Dunedin,
Studi
New
kohort
laki-laki)
Zealand
longitudina
tahun
kelahiran remaja
dan
sampai
Peneliti
17
Kivimaki M, Head J,
Lokasi
Studi
penelitian
desain
Inggris
Studi
dengan
obesita
31
Maret 1973.
Subjek
Studi
Variabel
yang
diteliti
kohort
Brunner E, Vahtera J,
efek
dari
tekana
Marmot MG
Roberts C, Troop N,
London,
Studi
Connan F, Treasure J,
Inggris
kasus
rata
Campbell C
kontrol
berumur
tahun.
dan
psikologi
sebaga
Bologna,
Studi
IMT.
14 perempuan dengan Hubungan antara stre
Cavazza C, Pagotto U,
Itali
kasus
stres
Pasquali R
kontrol
dan
perempuan
21 dan
perkembanga
tanpa obesitas
stres.
dan
kortiso
pada wanita.
18
Peneliti
Belcher RB,
Lokasi
Studi
penelitian
desain
Kalifornia
Subjek
Studi
Variabel
yang
diteliti
Efek
kekhawatira
Nguyen-rodriguez
terhadap
emosi
makan
Kolombia
RB,
Wolk
Weissman MM,
S,
tahun,
90
anak
tanpa
gangguan psikiatri.
19
19
17
Faktor stress:
Faktor eksternal:
-
- Faktor lingkungan
- Sosial
- Palatabilitas
- Ketersediaan pangan
Faktor pendidikan
risiko:
- Tingkat
orang tua
g
Umur orang tua
-Pendapatan
Strategi
koping dan
jenis kelamin
Gaya hidup:
-
Aktivitas fisik
Pola makan
Obesitas
Stres fisik:
Trauma, operasi, suhu panas atau
dingin yang ekstrim
Stres psikologis:
Kecemasan, ketakutan, kesedihan
Stres kimia:
Pasokan oksigen menurun,
nyeri
Stressor sosial:
Konflik pribadi, perubahan gaya
hidup
Genetik:
20
Stres psikologis
Obesitas
Aktivitas fisik
Gambar 4. Kerangka konsep
21
14
Va
Definisi
Alat
riabel
IM
Operasional
Rasio standar
berat badan terhadap ngan digital dan TB. Kemudian hasil persentil: Underweight
2.
5 - <85th
tinggi
badan dan
pengukuran dimasukkan
persentil: Normal
berdasarkan usia dan microtoice
ke dalam rumus IMT, lalu
3.
85 - <95
jenis kelamin
saturmeter
hasil
penghitungan
persentil: Overweight
dicocokkan
dengan
4.
95
Str
es
Ukur
Timba
Respon
terhadap stressor
Stress
questionari
e
for
Sampel diukur BB
1.
2.
3.
4.
1.
<5
th
persentil: Obesitas
0-20: Stres terkontrol
21-40: Stres ringan
41-60: Stres sedang
61-80: Stres berat
Skala
Pengukuran
Ordinal
Referensi
Kuczmarski RJ,
Ogden CL, GrummerStrawn LM .
Hyattsvile,
Maryland(39)
(2000)
Ordinal
Ministry of
Social Security,
National Solidarity,
students
and Reform
Instituiton. Republic
of Mauritus(40)
(2012)
Va
riabel
22
Definisi
Operasional
Alat
Ukur
Cara Pengukuran
Hasil Pengukuran
Skala
Pengukuran
Referensi
Ak
Setiap gerakan
tifitas
tubuh
fisik
Kuesi
memerlukan
pengeluaran energi
Wawancara
5.
Tidak
ada aktivitas
6.
2: Sedikit
7.
3: Cukup
banyak
8.
9.
banyak
23
1:
Ordinal
Kowalski KC,
Crocker PRE, Donen
RM. Saskatoon,
Saskatchhewan,
4: Banyak
5: Sangat
Canada(41)
(2004)
n0=147,9784=148
Keterangan:
n0: Besar sampel optimal yang dibutuhkan
z : Pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96
p : Prevalensi obesitas pada siswa kelas 9 = 10,8 % (0,108)(1)
q : Prevalensi tidak mengalami obesitas (1-p) = 1-0,108 = 0,892
d : Akurasi dari ketepatan pengukuran, untuk p = >10% adalah 0,05
Populasi finit:
no
n=
n
1+ o
N
( )
24
n=
(148)
1+(148/210)
n=86,8137=87
n total=n+15 n
n total=87+13, 05
n total=100 ,05= 100
Keterangan
n : Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit
n0 : Besar sampel dari populasi infinit
N : Besar populasi finit = 210
Besar sampel yang diperlukan adalah 100 orang. Pada penghitungan, 15%
adalah sampel yang diperkirakan akan drop-out. Pada tahap pertama dalam
pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara simple random sampling
dengan cara undian sehingga dari tiga SMP dikelurahan Duren Sawit didapatkan
SMP dua lima dua. Kemudian pada tahap kedua, dalam pemilihan subyek studi
yaitu siswa kelas sembilan SMP dua lima dua dilakukan secara consecutive
sampling, mulai dari bulan Januari hingga Febuari mengingat bahwa UN SMP
tahun 2015 akan dilakukan bulan April tahun 2015, dan jangka waktu tersebut
dianggap merupakan puncak stres siswa SMP kelas sembilan. Pada tahap ketiga,
dalam pemilihan subyek studi kelas sembilan yang terbagi atas 7 kelas dengan
masing-masing kelas berisi 30 orang, pengambilan sampel dilakukan secara
simple random sampling dengan cara tabel angka acak, dan diambil 15 siswa dari
masing-masing kelas sehingga didapatkan 15 siswa dikalikan dengan 7 kelas yaitu
105 orang.
Kelurahan
duren
SMP Petri
Jaya
SMPN 252
SMP Pami
Jaya
Simple
random
consecuti
ve
25
Kelas 7
Kelas 8
Kelas 9
Kelas 9-2
Kelas 9-3
Kelas 9-4
Kelas 9-5
Kelas 9-6
Kelas 9-7
30 orang
30 orang
30 orang
30 orang
30 orang
30 orang
30 orang
15 orang
15 orang
15 orang
15 orang
15 orang
15 orang
15 orang
Kelas 9-1
orangsampel penilitan
Gambar 5. Alur105
pemilihan
Simple
Random
sampling
26
27
28
29
Wawancara
Pengukuran langsung
1. Identitas pasisen
Data entry
datapenelitian.
Gambar 7.Analisis
Alur kerja
30
11
0
A
Perencanaan
1 Perumusan topik dan pembuatan judul
2 Penyusunan proposal
3 Konsultasi dengan dosen pembimbing
4 Presentasi proposal
Pelaksanaan
1 Observasi lokasi penelitian dan pengumpulan data
2 Pengolahan data
3 Konsultasi dengan dosen pembimbing
Pelaporan Hasil
1 Penulisan
2 Diskusi
3 Presentasi
4 Perbaikan
31
Tahun
12
2015 bulan
1 2 3
: Rp 200.000,00
Microtoice saturmeter
: Rp 200.000,00
3. Transportasi
: Rp 100.000
: Rp 100.000
Rp 1.755.000,00
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: 2013;p259-60.
2. Simsa R, Gordona S, Garciaa W, Clarka E, Monyea D, Callenderb C,
Campbella A. Perceived Stress and Eating Behaviors in a Community-based
Sample
of
African
Americans.
Eat
Behav
2008;9;13742.
doi:10.1016/j.eatbeh.2007.06.006.
3. McEwen BS. Protection and Damage From Acute and Chronic Stress:
Allostasis and Allostatic Overload and Relevance to the Pathophysiology of
Psychiatric Disorders. Ann N Y Acad Sci 2004;1032;17.
4. Goodman E, Whitaker RC. A Pospective Study of the Role of Epressioninthe
Development and Persistance of Adolescent Obesity. Pediatrics 2002;100;497.
doi:10.1542/peds.110.3.497.
5. Richardson LP, Davis R, Poulto R, McCauley E, Moffitt TE, Caspi A, Connell
F. A Longitudinal Evaluation of Adolescent Depression and Adult Obesity.
Arch Pediatr Adolesc Med 2003;157;739-45.
6. Pine DS, Goldstein RB, Wolk S, Weissman MM. The Association Between
Chldhood Depression and Adulthood Body Mass Index. Pediatrics
2001;107;1049. doi: 10.1542/peds.107.5.1049.
7. Hassink S. Problem in Childhood Obesity. Prim Care 2003;30;1-17.
8. Nix S. Williams Basic Nutrition & Diet Therapy. 20th Ed. Mosby Inc. USA:
2005.
9. Adak DK, Gautam RK, Bharati S, Gharami AK, Pal M, Bharati P. Body Mass
Index and Chronic Energy Deficiency of Adult Males of Central Indian
Population. Hum Biol 2006;78:161-78.
10. Lancet. Appropriate Body-mass Index for Asian Populations and Its
Implication for Policy and Intervention Strategies. 2004;363;157-63.
11. Wardlaw GM, Jeffrey SH. Perspectives in Nutrition. 7th Ed. Mc Graw Hill
Companies Inc, New York;p203-25.
12. Centers for Disease Control and Prevention. BMI for Children and Teens.
http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/childrens_bmi/about_childre
ns_bmi.html November 15, 2014.
13. Pliner P, Mann N. Influence of Social Norms and Palatability on Amount
Consumed and Food Choice. Appetite 2004;42:227-37.
33
14. Torres, Susan, Nowson, Caryl. Relationship Between Stress, Eating Behavior,
and Obesity. Nutrition 2007;23;11-12;887-94.
15. Majzoub JA. Corticotropin-releasing Hormone Physiology. Eur J Endocrinol
2006;155:716.
16. Agolla, Joseph E, Henry O. An Assessment of Academic Stress Among
Undergraduate Students: the Case of University of Botswana Educational
Research and Review. 2009;4;63-70.
17. Goeders NE. The Impact of
Stress
on
Addiction.
Eur
Neuropsychopharmacol 2003;13:43541.
18. Colles SL, Dixon JB, O'Brien P E. Night Eating Syndrome and Nocturnal
Snacking: Association with Obesity, Binge Eating and Psychological Distress.
Int J Obes 2007. doi:10.1038/sj.ijo.0803664.
19. Tanja C. Adam, Elissa S, Epel. Stress, Eating and the Reward
system. Physiology & Behavior 2007;91;449-58.
20. Gluck ME. Stress Response and Binge Eating Disorder.
Appetite 2006;46;2630.
21. Gluck ME, Geliebter A, Hung J, Yahav E. Cortisol, Hunger, and
Desire to Binge Eat Following a Cold Stress Test in Obese
Women
with
Binge
Eating
Disorder.
Psychosom
Med
2004;66;87681.
22. Cosley B, McCoy S, Ehle M, Saslow L, Epel E. Does Stress Make
You Fat? Good Stress, Bad Stress and Comfort Food Eating.
Memphis TN 2007;p449-58.
23. Levine AS, Billington CJ. Opioids as Agents of Reward-related
Feeding: a Consideration of the Evidence. Physiol Behav
2004;82;5761.
24. Asensio C, Muzzin
P,
Rohner-Jeanrenaud
F.
Role
of
34
26. Seckl JR, Morton NM, Chapman KE, Walker BR. Glucocorticoids
and 11beta-hydroxysteroid Dehydrogenase in Adipose Tissue.
Recent Prog Horm Res 2004;59;35993.
27. Woods SC, Lutz TA, Geary N, Langhans W. Pancreatic Signals
Controlling Food Intake; Insulin, Glucagon and Amylin. Philos
Trans R Soc Lond 2006;361;121935.
28. Ikemoto S, Wise RA. Mapping of Chemical Trigger Zones for
Reward. Neuropharmacology 2004;47;190201.
29. Levine AS, Jewett DC, Cleary JP, Kotz CM, Billington CJ. Our
Journey With Neuropeptide Y: Effects on Ingestive Behaviors
and Energy Expenditure. Peptides 2004;25;50510.
30. Laferrere B, Abraham C, Awad M, Jean-Baptiste S, Hart AB,
Garcia- Lorda P. Inhibiting Endogenous Cortisol Blunts the
Meal-entrained Rise in Serum Leptin. J Clin Endocrinol Metab
2006;91;2232-8.
31. Heilig M. The NPY System in Stress, Anxiety and Depression.
Neuropeptides 2004;38;21324.
32. Yehuda R, Brand S, Yang RK. Plasma
Neuropeptide Y
35
36
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Informed Consent
INFORMED CONSENT
Penelitian mengenai Hubungan Stres dan Obesitas Pada Siswa Kelas
Sembilan Sekolah Menengah Pertama dua lima dua ini dapat memberikan
pengetahuan mengenai apakah terdapat hubungan antara stres dan obesitas. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan petunjuk kepada para siswa kelas
sembilan SMP dua lima dua agar melakukan tindakan pencegahan terhadap stres
dan dampak negatif yang ditimbulkan stres.
Oleh karena itu, kami mengharapkan Saudara untuk ikut serta dalam
penelitian ini. Bila bersedia maka peneliti akan melakukan wawancara dan
mengukur tinggi dan berat badan Saudara. Semua hasil pemeriksaan akan
dirahasiakan.
Saudara bebas untuk menolak ikut dalam penelitian ini. Bila saudara
bersedia ikut dalam penelitian ini kami mohon untuk menandatangani formulir
persetujuan dibawah ini.
Jakarta, 23 September 2014
(Gilang Pradana)
38
FORMULIR PERSETUJUAN
Semua penjelasan di atas telah disampaikan kepada saya dan telah saya
pahami. Dengan menandatangani formulir ini saya SETUJU untuk ikut dalam
penelitian ini.
Nama peserta penelitian :
Tanda tangan
Tanggal
39
Lampiran 2. Kuesioner
I. Identitas responden
(tulislah identitas saudara atau coret yang tidak perlu)
1. Nama
2. Umur
:
3. Jenis kelamin : Pria /wanita
II. Identitas orang tua responden
2.1 Identitas ayah
1. Nama ayah
:
2. Pendidikan terakhir
:
3. Pendapatan per bulan
:
2.2 Identitas ibu
1. Nama ibu
:
2. Pendidikan terakhir
:
3. Pendapatan per bulan
:
II. Riwayat penyakit
(pilih jawaban yang sesuai dengan anda, contreng pada kolom Ya dan Tidak)
Ya
1
.
2
.
3
.
4
.
5
Tidak
.
III. Indek massa tubuh
1.
Berapakah berat badan anda? kg
2.
Berapak tinggi badan anda? cm
3.
Apakah terjadi perubahan berat badan selama tahun terakhir
kuliah di smp 252? (coret jawaban yang sesuai)
a. Ya
b.Tidak
Jika Ya, sebutkan berapa perubahan berat badan anda: ....... kg
40
41
42
Tidak
pernah
Jarang
Kadang
-
Sering
Sangat
sering
kadang
1.
2.
berkonsentrasi di kelas
Saya tidak mengerti apa yang
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
untuk berbelanja
Orang tua saya membatasi
11.
12.
13.
14.
15.
untuk berolahraga
Saya mengalami kenaikan
16.
43
17.
18.
depresi
Saya merasa tidak ada yang
19.
20.
Tidak
1-2
3-4
5-6
7 atau
perna
kali
kali
kali
lebih
h
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Skipping
Bersepatu roda
Ice skating
Jalan santai
Bersepeda
Jogging atau berlari
Senam aerobik
Berenang
Bisbol, softball atau kasti
Futsal
Menari
Badminton
Bermain skateboard
Sepak bola
Voli
Basket
44
4.2 Dalam 7 hari terakhir selama mendapatkan kelas olahraga, seberapa aktif
anda
4.4 Dalam 7 hari terakhir, setelah pulang sekolah, seberapa aktif kamu melakukan
olahraga, menari, atau bermain?
a. tidak sama sekali
b. 1 kali dalam seminggu terakhir
c. 2-3 kali dalam seminggu terakhir
d. 4 kali dalam seminggu terakhir
e. 5 kali dalam seminggu terakhir
4.5 Dalam 7 hari terakhir, saat sore hari, seberapa aktif kamu melakukan
olahraga,
45
4.7 Seberapa sering anda melakukan aktivitas fisik (seperti berolahraga, bermain,
menari, atau aktivitas fisik lain)
No
Tidak
.
1.
2.
3.
4.
5
6.
7.
pernah
Sedikit
Cukup
Sering
sering
Sangat
sering
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
4.8 Apakah anda sakit dalam seminggu terakhir, atau adakah hal lain yang
menghalangi anda dalam melakukan aktifitas fisik?
a. Ya
46
b. Tidak
menghalangi anda?
47