PENDAHULUAN
pilar ekonomi nasional. Penjelasan ini pula serupa dengan fakta-fakta yang telah
di kemukakan oleh para ahli, Disamping itu, fakta-fakta yang telah dikemukakan
beberapa ahli dalam berbagai kesempatan, juga mengindikasikan hal yang serupa.
Fakta-fakta tersebut antara lain adalah :
1. Secara sosial, wilayah pesisir dihuni tidak kurang dari 110 juta jiwa atau
60% dari penduduk Indonesia yang bertempat tinggal dalam radius 50 km
dari garis pantai. Dapat dikatakan bahwa wilayah ini merupakan cikal bakal
perkembangan urbanisasi Indonesia pada masa yang akan dating.
2. Secara administratif kurang lebih 42 Daerah Kota dan 181 Daerah
Kabupaten berada di pesisir, dimana dengan adanya otonomi daerah
masing-masing daerah otonomi tersebut memiliki kewenangan yang lebih
luas dalam pengolahan dan pemanfaatan wilayah pesisir.
3. Secara fisik, terdapat pusat-pusat pelayanan sosial-ekonomi yang tersebar
mulai dari Sabang hingga Jayapura, dimana didalamnya terkandung
berbagai asset sosial (Social Overhead Capital) dan ekonomi yang memiliki
nilai ekonomi dan financial yang sangat besar.
4. Secara ekonomi, hasil sumberdaya pesisir telah memberikan kontribusi
terhadap pembentuka PDB nasional sebesar 24% pada tahun 1989. Selain
itu, pada wilayah ini juga terdapat berbagai sumber daya masa depan
(future resources) dengan memperhatikan berbagai potensinya yang pada
saat ini belum dikembangkan secara optimal, antara lain potensi perikanan
yang saat ini baru sekitar 58,5% dari potensi lestarinya yang termanfaatkan.
5. Wilyah pesisir di Indonesia memiliki peluang untuk menjadi produsen
(exporter) sekaligus sebagi simpul transportasi laut di Wilayah Asia Pasifik.
Hal ini menggambarkan peluang untuk meningkatkan pemasaran produkproduk sektor industry Indonesia yang tumbuh cepat (4%-9%)
6. Selanjutnya, wilayah pesisir juga kaya akan beberapa sumber daya pesisir
dan lauatan yang potensial dikembangkan lebih lanjut meliputi (a)
pertambangan dengan diketahuinya 60% cekungan minyak, (b) perikanan
dengan potensi 6,7 juta ton/tahun yang tersebar pada 9 dari 17 titik
penangkapan ikan di dunia, (c) pariwisata bahari yang diakui duniadengan
keberadaan 21 spot potensial, dan (d) keanekaragaman hayati yang sangat
membutuhkannya. Definisi dari sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai
alat dalam mencapai makana dan tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala
sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses 3. Secara
umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses
upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini
tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai
hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Namun, terlepas dari seberapa
lengkap ketersediaan sarana dan prasarana di suatu daerah, kesadaran
masyarakatnya dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada juga sangat
mempengaruhi, bagaimana mereka merawatnya lalu menggunakannya dengan
seoptimal mungkin. Untuk disepanjang pesisir Ule dan Songgela, keberadaan
sarana dan prasarana seperti Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan juga WC
Umum. Hampir tidak terlihat, hal in lah yang membuat kesadaraan masyarakatnya
akan kebersihan menjadi kurang. Sekalipun ada namun kondisinya sangat tidak
terawat, dan pastinya juga tidak di gunakan sebagaimana mestinya. Hal inilah
yang harus di cari, seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat di sepanjang
pesisir Ule dan Songgela terhadap sarana dan prasarana berupa Tempat
Penampungan Sementara (TPS) dan juga WC Umum.
1.2 Rumusan Masalah
Sarana dan Prasarana seperti Fasilitas Tempat Penampungan Sementara
(TPS) dan WC Umum merupakan salah satu komponen penting masyarakat dalam
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, namun keterbatasan fasilitas
fasilitas tersebut menyebabkan masyarakat membuang sampah dan Buang Air
Besar (BAB) di sembarang tempat. Hasil Survey awal di beberapa pesisir.
Sepanjang pesisir Ule dan songgela, diperoleh data bahwa masih adanya
masyarakat yang membuang sampah dipinggir jalan dan BAB tidak di tempat
yang seharusnya. Berdasarkan permasalahan di atas, yang menjadi rumusan
masalah adalah Bagaimana Tingkat Kebutuhan Sarana Dan Prasarana yang
berkarakter Pesisir Di Sepanjang Pesisir Ule Dan Songgela, Kota Bima
3 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
pantai yang indah, akses yang mudah terjangkau (dekat dengan Kota), namun
keadaan ini tidak didukung oleh perlaku beberapa masyarakat yang tidak bersih
dan sehat, yaitu kebiasaan membuang sampah di jalan dan BAB sembarangan.
Keberadaan sampah di sepanjang jalan wilayah pesisir Kelurahan Jatiwangi yang
sudah menumpuk ini mengganggu pemandangan pengguna jalan yang melewati
sepanjang jalan.
Lokasi penelitian ini adalah kelurahan Jatiwangi Kota Bima dengan luas
wilayah 22, 18 Km,
berikut :
-
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
: Kelurahan Kolo;
: Kelurahan Nae dan Kelurahan Santi;
: Kelurahan Melayu dan Kelurahan Sarae;
: Kelurahan Jatibaru.