Anda di halaman 1dari 7

Sistem Pemrosesan Transaksi

Oleh
Wahyuni
No. BP : 1610536011

Pendahuluan
Operasi bisnis yang normal memaparkan serangkaian peristiwa ekonomi yang muncul
dari siklus aktivitas bisnis yang menjelaskan semua kegiatan akuntansi yang ada beroperasi
pada suatu perusahaan. Aktivitas bisnis tersebut dapat dianggap sebagai siklus transaksi
akuntansi. Dengan adanya siklus akuntansi, kerja dari sebagian besar sistem akuntansi dapat
diketahui. Dalam pemrosesan transaksi juga dibutuhkan pengendalian untuk mengurangi
eksposur-eksposur. Eksposur tersebut terdiri dari dampak keuangan potensial yang berlipat
ganda karena probabilitas kemunculan resikonya. Eksposur tidak timbul dari kurangnya
pengendalian. Pengendalian cenderung untuk mengurangi eksposur, tetapi kurangnya
pengendalian jarang menyebabkan eksposur. Tulisan ini akan menganalisis konsep
pemrosesan transaksi, komponen pemrosesan transaksi serta pengendalian pemrosesan
transaksi.
Konsep Pemrosesan Transaksi
Model akuntansi memungkinkan dua bentuk pemrosesan, yaitu pemrosesan transaksi
dan pemrosesan informasi. Pemrosesan transaksi menyajikan informasi catatan prestasi dan
informasi pengarah perhatian, sedangkan pemrosesan informasi dipusatkan pada informasi
untuk pengambilan keputusan. Transaksi merupakan peristiwa-peristiwa ekonomi yang dapat
diukur dalam satuan keuangan yang mempengaruhi harta dan ekuitas perusahaan serta yang
tercermin dalam rekening dan ikhitisar keuangan perusahaan (Sutabri 2004, 44). Transaksi
diproses dengan prosedur standar yang melibatkan komponen-komponen seperti dokumen
sumber, arsip/file, tahap pemrosesan, pengendalian, dan keluaran.
Pemrosesan transaksi dapat dilakukan secara manual maupun terkomputerisasi.
Sistem akuntansi yang didasarkan pada komputer mengimplementasikan banyak prosedur
dengan menggunakan program komputer. Sebelum adanya perkembangan komputer,

perusahaan memproses transaksi secara manual. Akhir-akhir ini, beberapa perusahaan


memiliki sistem manual. Namun, banyak perusahaan menggunakan kombinasi sistem manual
dan sistem terkomputerisasi. Sistem akuntansi terkomputerisasi menggunakan proses manual
dan komputerisasi.
Komponen Pemrosesan Transaksi
Komponen pemrosesan transaksi dibagi empat kelompok yaitu komponen masukan,
komponen pemrosesan, komponen keluaran, dan komponen penyimpanan. Komponen
masukan terdiri dari dokumen sumber umumnya berupa formulir yang dirancang dengan
hati-hati untuk memudahkan penggunaan data yang dicatat secara akurat. Komponen
pemrosesan meliputi penggunaan jurnal dan register untuk menyediakan catatan masukan
yang permanen dan kronologis. Komponen keluaran seperti neraca saldo, laporan keuangan,
laporan operasional, pembayaran cek, dokumen pengiriman, dan faktur pembayaran.
Komponen penyimpanan adalah buku besar dan berkas-berkas yang menyediakan
penyimpanan data baik dalam sistem manual maupun terkomputerisasi (Sutabri 2004, 60).
Siklus akuntansi dimulai dengan penyiapan dokumen sumber yang terdiri dari jumlah
nilai yang terlibat dalam suatu transaksi penjualan, misalnya dokumen sumber yang
mengawali siklus akuntansi adalah faktur penjualan, karena dokumen ini menggambarkan
jumlah penjualan. Kemudian dokumen sumber diklasifikasikan dan dikodekan untuk melihat
rekening mana yang terkena pengaruh transaksi tersebut. Selanjutnya data transaksi
dibuatkan ikhtisarnya dalam sebuah jurnal. Debet dan kredit dalam entri jurnal kemudian
diposkan kesuatu ledger, dimana saldo rekening ledger ini dimutakhirkan.
Secara berkala, saldo seluruh rekening ledger diiktisarkan dalam sebuah neraca
sementara untuk memastikan bahwa total saldo debet sama dengan total saldo kredit. Entri
jurnal yang telah disesuaikan kemudian diproses dan neraca sementara yang telah disesuaikan
disiapkan. Dan siklus ini diulangi setiap periode akuntansi. Jadi siklus akuntansi
membutuhkan bebagai komponen pembangun yaitu dokumen sumber, jurnal, register, ledger
dan arsip, laporan dan keluaran-keluaran lain, bagan rekening dan kode-kode lain, rangkaian
audit, metode dan alat-alat pemrosesan, serta pengendalian (Wilkinson 1993, 74).

Pengendalian Pemrosesan Transaksi


Teknologi sistem informasi akuntansi yang digunakan dalam pengendalian
pemrosesan transaksi bertujuan sebagai kontrol sistem yang mencegah dan mendeteksi
kesalahan serta ancaman pada sistem tersebut. Sistem akuntansi dirancang untuk mencatat,
meringkas, dan melaporkan hasil peristiwa ekonomi untuk suatu jangkauan luas dari
perusahaan. Setiap siklus transaksi akan memiliki eksposur kerugian. Manajemen harus
mengembangkan tujuan-tujuan pengendalian rinci untuk setiap siklus transaksi.
Tujuan pengendalian dan siklus akuntansi
Pengendalian berguna untuk mengurangi eksposur. Analisis eksposur dalam suatu
organisasi sering berhubungan dengan konsep siklus transaksi. Sekalipun tidak ada dua
organisasi yang benar-benar sama, pada umumnya organisasi menghadapi kejadian ekonomi
yang serupa. Kejadian tersebut menghasilkan transaksi yang dapat dikelompokkan sesuai
dengan empat siklus aktivitas bisnis (Romney 2003, 29). Setiap siklus transaksi memiliki
eksposur sendiri-sendiri. Manajemen harus mengembangkan secara detail tujuan
pengendalian untuk setiap siklus transaksi. Tujuan pengendalian ini menjadi dasar untuk
analisis.
1. Siklus pendapatan
Siklus pendapatan merupakan kejadian yang terkait dengan distribusi barang dan jasa
ke entitas lain dan penagihan atas pembayaran yang terkait dengan distribusi barang
dan jasa tersebut. Tujuan pengendaliannya meliputi pelanggan harus diotorisasi sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan manajemen, harga dan termin barang dan jasa yang
dijual harus diotorisasi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan manjemen, semua
pengiriman barang dan jasa harus diikuti dengan penagihan ke pelanggan, serta
tagihan ke pelanggan harus akurat dan dengan cepat diklasifikasikan, diringkas dan
dilaporkan.
2. Siklus pengeluaran
Sikus pengeluaran merupakan kejadian yang terkait dengan akuisisi barang dan jasa
dari entitas lain dan pelunasan kewajiban terkait dengan akuisisi tersebut. Tujuan
pengendalian meliputi vendor harus diotorisasi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
oleh manajemen, karyawan yang direkrut harus sesuai dengan kriteria manajemen,
akses terhadap catatan personalia, catatan penggajian, dan catatan potongan gaji
hanya diberikan pada pihak tertentu sesuai dengan kriteria manajemen, tarif
kompensasi dan potongan gaji harus diotorisasi sesuai dengan kriteria manajemen,

serta jumah terutang ke vendor harus akurat dan harus segera dikelompokkan,
diringkas, dan dilaporkan.
3. Siklus produksi
Sikus produksi merupakan kejadian yang terkait dengan transformasi bahan baku
menjadi barang dan jasa. Tujuan pengendalian meliputi rencana produksi harus
diotorisasi sesuai dengan kriteria manajemen, serta harga pokok produksi harus akurat
dan harus segera dikelompokkan, diringkas, dan dilaporkan.
4. Siklus keuangan
Siklus keuangan merupakan kejadian yang terkait dengan akuisisi dan pengelolaan
dana dan modal, termasuk kas. Tujuan pengendalian meliputi jumlah dan waktu
transaksi utang harus diotorisasi sesuai dengan kriteria manajemen, serta akses atas
kas dan surat berharga hanya diberikan kepada pihak-pihak tertentu sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh manajemen.
Pengendalian Umum dan Aplikasi
Pengendalian umum mempertimbangkan seluruh lingkungan pemrosesan transaksi.
Pengendalian umum mencakup hal-hal:
1. Perencanaan organisasi pemrosesan data
Pengendalian umum bukan pengganti pengendalian aplikasi. Sangat mungkin terjadi
sebuah perusahaan memiliki pengendalian umum yang kuat, tetapi pengendalian
aplikasinya lemah, atau malah tidak ada sama sekali. Oleh karena itu pengendalian
umum dapat dilihat sebagai salah satu hal yang penting tetapi belum cukup untuk
mengendalikan pemrosesan data. Perencanaan organisasi untuk mengelola data
mencakup pemisahan tugas dalam fungsi pemrosesan data dan pemisahaan organisasi
pemrosesan data dari operasi lain dalam organisasi.
2. Prosedur operasi secara umum
Prosedur operasi umum mencakup manual tertulis dan dokumentasi lain yang memuat
spesifikasi prosedur yang harus diikuti.
3. Karakteristik pengendalian peralatan
Karakteristik pengendalian peralatan merupakan karakteristik pengendalian yang
diinstal di komputer untuk mengidentifikasi penanganan data yang tidak benar atau
operasi peralatan yang salah.
4. Pengendalian akses data dan peralatan
Pengendalian peralatan dan akses data mencakup prosedur yang terkait dengan akses
fisik ke sistem komputer dan data. Perlu ada prosedur yang memadai untuk
melindungi peralatan dan file data dari kerusakan atau dari pencurian.

Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang spesifik untuk satu aplikasi tertentu.
Pengedalian aplikasi dikelompokkan menjadi pengendalian input, pengendalian proses, serta
pengendalian output.
1. Pengendalian input
Pengendalian input dirancang untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan pada tahap
penginputan data. Jika komputer digunakan untuk memproses, maka tahap
penginputan mencakup konversi data transaksi ke dalam format yang dapat dibaca
oleh mesin.
2. Pengendalian proses
Pengendalian proses dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa pemrosesan telah
terjadi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dan bahwa tidak ada transaksi yang
terlewat yang tidak diproses atau bahwa tidak ada transaksi tambahan yang mestinya
tidak ikut diproses.
3. Pengendalian output
Pengendalian output dirancang untuk memastikan bahwa input dan proses yang telah
dijalankan menghasilkan output yang valid dan bahwa output telah didistribusikan
secara tepat.
Pengendalian Preventif, Detektif, dan Korektif
Pengendalian pemrosesan transaksi juga dapat dibedakan berdasarkan sifat
pengendaliannya yaitu preventif, detektif dan korektif. Pengendalian preventif berperan untuk
mencegah terjadinya kesalahan dan kecurangan. Pengendalian detektif berperan untuk
mengungkapkan kesalahan dan kecurangan yang telah terjadi. Pengendalian korektif berperan
untuk membetulkan kesalahan yang telah terjadi (George 2004, 146).

Kesimpulan
Kesimpulannya, berdasarkan pembahasan diatas, jelaslah bahwa sistem pemrosesan
transaksi berhubungan langsung dengan transaksi akuntansi suatu perusahaan. Model
akuntansi dibedakan dalam dua bentuk pemrosesan yaitu pemrosesan transaksi dan
pemrosesan informasi. Pemrosesan transaksi dapat dilakukan secara manual maupun

terkomputerisasi. Dimana terdapat komponen pemrosesan transaksi yang dimulai dari


menyiapkan dokumen sumber sampai kepada pembuatan laporan keuangan. Disamping itu
sistem pemrosesan transaksi memerlukan pengendalian untuk mengurangi eksposur-eksposur.
Yang dapat dilihat dari pengendalian empat siklus aktivitas bisnis, pengendalian umum dan
aplikasi, serta pengendalian preventif, detektif, dan korektif.

Daftar Referensi
Bodnar, George H., William S. Hopwood. 2004. Accounting Information System. Ninth
Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Terjemahan Saputra, Julianto A, Lilis
Setiawati. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi ke-9. Yogyakarta: Andi.

Romney, Marshall B., Paul John Steinbart. 2003. Acoounting Information System. Ninth
Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Terjemahan Kwary, Deny A, Dewi
Fitriasari. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi ke-9. Jakarta: Salemba Empat.
Sutabri, Tata. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 1. Yogyakarta: Andi
Wilkinson, Joseph W. 1992. Accounting Information System. Third Edition. United State.
New York: John Wiley & Sons, Inc. Terjemahan Maulana, Agus. 1993. Sistem
Informasi Akuntansi. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa Aksara.

Anda mungkin juga menyukai