dan perempuan bahwa dirinya akan di guna-guna. Pasien tidak ingat bahwa pernah
mengamuk dan berkata keras. Pasien juga pernah memukuli anggota keluarganya karena
dia curiga anggota keluarganya itu akan mencelakakannya. Pasien juga menolak
berbicara saat di wawancara dan diam saja. Pasien mengalami diorientasi tempat dan
orang. Sebelumnya pasien juga pernah masuk RSUP Sanglah 3 tahun yang lalu dirawat
10 hari dengan keluhan sering bicara sendiri. Setelah itu pasien dipulangkan karena
membaik.
Pasien di diagnosa awal skizoprenia paranoid remisi tidak sempurna dengan Delirium
bertumpang tindih Dimensia.
Faktor Presipitasi :
Pasien sering bicara sendiri, demensia, waham curiga
Factor Predisposisi :
Pasien pernah di rawat di RSUP 3 tahun yang lalu dengan keluhan bicara sendiri,
psikososial dan lingkungan, usia 65 tahun.
Pohon Masalah :
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
GSP Halusinasi : Pendengaran
Kerusakan komunikasi
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi : Pendengaran
2. Kerusakan komunikasi
3. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Prinsip Tindakan
1. Tujuan jangka panjang
Pasien dapat berorientasi dan menyesuaikan diri dengan keluarga dan lingkungannya
sesuai dengan kemampuannya secara optimal, dapat mengontrol halusinasi.
2. Tujuan jangka pendek
Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar dan perawatan dirinya, serta meningkatkan
orientasi pasien.
3. Intervensi
Rasa sedihnya disertai dengan penurunan berat badan yang nyata sekitar 3-4 kg karena
hilangnya nafsu makan, kehilangan semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
sulit untuk jatuh tidur atau kalau pun bisa ia mudah sekali terbangun dari tidurnya.
Setelah beberapa saat kemudian, Tuan A bercerita bahwa perasaan sedihnya bertambah
parah semenjak dua minggu terakhir, ia menjadi mudah menangis tanpa sebab-sebab
yang jelas dan ia merasa pesimis dengan masa depannya serta keluarganya. Akhirakhir ini, ia berpikir bahwa hidupnya tidak berharga dan lebih baik ia mati saja.
Semenjak di PHK Tuan A juga tidak pernah lagi mencoba mencari pekerjaan baru
karena merasa putus asa dengan hidupnya selain itu saat ini dia menjadi menarik diri
dari pergaulan padahal dahulu ia dikenal sebagai orang yang aktif dalam kegiatan RT
di lingkungannya. Rasa sedihnya menjadi bertambah parah karena Tuan A mulai
kebingungan akan pembiayaan hidupnya sehari-hari beserta keluarganya.
Kasus Mania : Nn Y,Seorang wanita berumur 30 tahun dirawat di RS Jiwa.Dikeluhkan
oleh keluarga sering mengalami euphoria,sehingga tertawa-tawa sendiri,sering agitasi dan
cukup agresif,namun terkadang setelah periode agresif tersebut Nn Y kemudian
diam,bengong dan tidak mau bicara.Nn.Y mengalami periode mania dan depresi setelah
putus hubungan percintaan dengan tunangannya. Nn.Y temasuk pribadi yang perfeksionis
dan sekaligus introvert.Sekarang Nn.Y. belum mau bicara kepada perawat dan selalu
mengambil posisi menarik diri di pojok ruangan.
Faktor Predisposisi :
Perasaan sedih berkepanjangan, kehilangan pekerjaan, penilaian negative pada diri
sendiri, pribadi yang perfeksionis dan introvert,dan
efektif.
Faktor Presipitasi :
Reaksi kehilangan : PHK, peran yang belum terpenuhi untuk mencari nafkah, kehilangan
semangat dan hilangnya napsu makan dan putus cinta dengan tunangannya
Pohon Masalah :
Resiko mencederai diri sendiri : Bunuh diri
Gangguan Nutrisi
Ketidakberdayaan
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan nurisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Ketidakberdayaan
3. Harga diri rendah
Prinsip Tindakan
1. Pertahankan hubungan terapeutik
2. Bantu klien untuk mengenal dan mengekspresikan emosinya
3. Motivasi klien untuk aktif mencapai tujuan
4. Bantu klien untuk melakukan hubungan interpersonal
5. Tingkatkan kebutuhan dasar klien
6. Bantu mengembangkan diri klien
7. Modifikasi pola kognitif yang negative
DISUSUN OLEH :
FEBRIAN FALENTINO
NRP : 1310712016