Anda di halaman 1dari 6

a.

TN M umur 40 tahun, seorang laki laki berkerja sebagai buruh bangunan, sejak
lima bulan yang lalu, teraba ada benjolan dileher kanan sebesartelur puyuh,
benjolan tidak nyeri, badan terasa demam tapi tidak terlalu tinggi dan mudah
berkeringat, nafsu makan menurun, berat badan masih normal, sejak 4 bulan
yang lalu timbul benjolan di leher sebelah kiri sebesar telur puyuh sedangkan
benjolan sebelah kanan leher semakin membesar yaitu sebesar telur ayam.
i. Bagaimana hubungan antara usia, jenis kelamin, dan perkerjaan
dengan kasus?
Di sarana layanan kesehatan primer, penderita berusia 40 tahun atau lebih
dengan limfadenopati mempunyai risiko keganasan sekitar 4%. Pada usia
di bawah 40 tahun, risiko keganasan sebagai penyebab limfadenopati
sebesar 0,4%.
Bagaiman penyebab dan mekanisme :
a) Badan terasa demam tapi tidak terlalu tinggi? 1
Gejala konstitusi, seperti fatigue, malaise, dan demam, sering menyertai

ii.

limfadenopati

servikal

dan

limfositosis

atipikal

pada

sindrom

mononukleosis. Demam, keringat malam, dan penurunan berat badan


lebih dari 10% dapat merupakan gejala limfoma B symptom.

iii.
Bagaimana histopatologi yang terlibat pada kasus? 1
b. Berat badan menurun 6 kg dalam 2 bulan terakhir tn M berobat ke dokter umum,
di beri obat juga dilakukan Pemeriksaan darah dan rontgent dada, namun
benjolan tidak mengecil dan malah membesar, sejak satu bulan yang lalu Tn M
mengeluh sakit menelan dan sulit menelan, akhirnya Tn M berobat kebagian
penyakit dalam dan dirawat.
i.
Mengapa terjadi penurunan berat badan? 1
Gejala konstitusi, seperti fatigue, malaise, dan demam, sering menyertai
limfadenopati servikal dan limfositosis atipikal pada sindrom mononukleosis.
Demam, keringat malam, dan penurunan berat badan lebih dari 10% dapat
merupakan gejala limfoma B symptom.
c. Riwayat batuk batuk lama tidak ada. Riwayat keluarga batuk lama tidak ada,
riwayat sakit kepala tidak ada, keluran nyeri sendi dan demam lama tidak ada,
Riwayat keluarga tidak ada penyakit seperti ini, ibu Tn m menderita karsinoma
payudara

i.

Apa makna klinis dari :


a) Nyeri sendi (-)? 1
d. Tn M sering memelihara binatang seperti kucing dan juga senang makanan yang
di bakar seperti sate, Tn M jarang minum obat-obatan atau jamu-jamuan.
i.
Apa makna klinis dari jarang minum obat/ jamu? 1
Obat-obat yang dapat menyebabkan limfadenopati, antara lain, adalah3:
alopurinol, atenolol, kaptopril, karbamazepin, emas, hidralazin, penisilin,
fenitoin, primidon, pirimetamin, kuinidin, trimetoprimsulfametoksazol,
sulindak.
e. Pemeriksaan laboratorium
i.
Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan laboratorium pada kasus?
Darah rutin
Hb
: 10,2 gr% 14-18 gr%
WBC: 8000/mm3 4000-10000
hitung jenis: 0/5/6/70/18/1 0-1/1-3/2-6/50-70/20-40/2-8
LED: 60 mm/jam <15 mm/jam
Kimia darah
:
ureum 50 mg/dL 15-40
kreatinin:1,4 mg/dL 0,5-1,5
asam urat: 8,5 mg/dL 3,4-7,0
LDH: 565 U/L 80-240 U/L
ii.

Bagaimana penatalaksanaan (farmako dan nonfarmako) pada kasus?

1
Hipotesis
Tn M umur 40 tahun menderita limfadenopati coli dextra et sinistra
i.
Penegakan Diagnosis dan Diagnosis Kerja

I.

Anamnesis

Umur penderita dan lamanya limfadenopati


Kemungkinan penyebab keganasan sangat rendah pada anak dan meningkat seiring

bertambahnya usia. Kelenjar getah bening teraba pada periode neonatal dan sebagian besar anak
sehat mempunyai kelenjar getah bening servikal, inguinal, dan aksila yang teraba. Sebagian
besar penyebab limfadenopati pada anak adalah infeksi atau penyebab yang bersifat jinak.
Berdasarkan sebuah laporan, dari 628 penderita yang menjalani biopsy karena limfadenopati,
penyebab yang jinak dan swasirna (self-limiting) ditemukan pada 79% penderita berusia kurang
dari 30 tahun, 59% penderita antara 31-50 tahun, dan 39% penderita di atas 50 tahun.
Di sarana layanan kesehatan primer, penderita berusia 40 tahun atau lebih dengan
limfadenopati mempunyai risiko keganasan sekitar 4%. Pada usia di bawah 40 tahun, risiko

keganasan sebagai penyebab limfadenopati sebesar 0,4%.2 Limfadenopati yang berlangsung


kurang dari 2 minggu atau lebih dari 1 tahun tanpa progresivitas ukuran mempunyai
kemungkinan sangat kecil bahwa etiologinya adalah keganasan.

Pajanan
Anamnesis pajanan penting untuk menentukan penyebab limfadenopati. Pajanan binatang

dan gigitan serangga, penggunaan obat, kontak penderita infeksi dan riwayat infeksi rekuren
penting dalam evaluasi limfadenopati persisten. Pajanan setelah bepergian dan riwayat vaksinasi
penting diketahui karena dapat berkaitan dengan limfadenopati persisten, seperti tuberkulosis,
tripanosomiasis, scrub typhus, leishmaniasis, tularemia, bruselosis, sampar, dan anthrax. Pajanan
rokok, alkohol, dan radiasi ultraviolet dapat berhubungan dengan metastasis karsinoma organ
dalam, kanker kepala dan leher, atau kanker kulit. Pajanan silikon dan berilium dapat
menimbulkan limfadenopati. Riwayat kontak seksual penting dalam menentukan penyebab
limfadenopati inguinal dan servikal yang ditransmisikan secara seksual.
Penderita

acquired

immunodeficiency

syndrome

(AIDS)

mempunyai

beberapa

kemungkinan penyebab limfadenopati; risiko keganasan, seperti sarkoma Kaposi dan limfoma
maligna non-Hodgkin meningkat pada kelompok ini. Riwayat keganasan pada keluarga, seperti
kanker payudara atau familial dysplastic nevus syndrome dan melanoma, dapat membantu
menduga penyebab limfadenopati.

Gejala yang menyertai


Gejala konstitusi, seperti fatigue, malaise, dan demam, sering menyertai limfadenopati

servikal dan limfositosis atipikal pada sindrom mononukleosis. Demam, keringat malam, dan
penurunan berat badan lebih dari 10% dapat merupakan gejala limfoma B symptom. Pada
limfoma Hodgkin, B symptom didapatkan pada 8% penderita stadium I dan 68% penderita
stadium IV. B symptom juga didapatkan pada 10% penderita limfoma non-Hodgkin.
Gejala artralgia, kelemahan otot, atau ruam dapat menunjukkan kemungkinan adanya
penyakit autoimun, seperti artritis reumatoid, lupus eritematosus, atau dermatomiositis. Nyeri
pada limfadenopati setelah penggunaan alkohol merupakan hal yang jarang, tetapi spesifik untuk
limfoma Hodgkin.
Pemeriksaan Fisik

Karakter dan ukuran kelenjar getah bening

Kelenjar getah bening yang keras dan tidak nyeri meningkatkan kemungkinan penyebab
keganasan atau penyakit granulomatosa. Limfoma Hodgkin tipe sklerosa nodular mempunyai
karakteristik terfiksasi dan terlokalisasi dengan konsistensi kenyal. Limfadenopati karena virus
mempunyai karakteristik bilateral, dapat digerakkan, tidak nyeri, dan berbatas tegas.
Limfadenopati dengan konsistensi lunak dan nyeri biasanya disebabkan oleh infl amasi karena
infeksi. Pada kasus yang jarang, limfadenopati yang nyeri disebabkan oleh perdarahan pada
kelenjar yang nekrotik atau tekanan dari kapsul kelenjar karena ekspansi tumor yang cepat.
Pada umumnya, kelenjar getah bening normal berukuran sampai diameter 1 cm, tetapi
beberapa penulis menyatakan bahwa kelenjar epitroklear lebih dari 0,5 cm atau kelenjar getah
bening inguinal lebih dari 1,5 cm merupakan hal abnormal. Terdapat laporan bahwa pada 213
penderita dewasa, tidak ada keganasan pada penderita dengan ukuran kelenjar di bawah 1 cm,
keganasan ditemukan pada 8% penderita dengan ukuran kelenjar 1-2,25 cm dan pada 38%
penderita dengan ukuran kelenjar di atas 2,25 cm.
Pada anak, kelenjar getah bening berukuran lebih besar dari 2 cm disertai gambaran
radiologi toraks abnormal tanpa adanya gejala kelainan telinga, hidung, dan tenggorokan
merupakan gambaran prediktif untuk penyakit granulomatosa (tuberkulosis, catscratch disease,
atau sarkoidosis) atau kanker (terutama limfoma).
Tidak ada ketentuan pasti mengenai batas ukuran kelenjar yang menjadi tanda kecurigaan
keganasan. Ada laporan bahwa ukuran kelenjar maksimum 2 cm dan 1,5 cm merupakan batas
ukuran yang memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan ada tidaknya keganasan dan
penyakit granulomatosa.

Lokasi limfadenopati
Limfadenopati daerah kepala dan leher Kelenjar getah bening servikal teraba pada

sebagian besar anak, tetapi ditemukan juga pada 56% orang dewasa. Penyebab utama
limfadenopati servikal adalah infeksi; pada anak, umumnya berupa infeksi virus akut yang
swasirna. Pada infeksi mikobakterium atipikal, cat-scratch disease, toksoplasmosis, limfadenitis
Kikuchi, sarkoidosis, dan penyakit Kawasaki, limfadenopati dapat berlangsung selama beberapa
bulan. Limfadenopati supraklavikula kemungkinan besar (54%- 85%) disebabkan oleh
keganasan.
Kelenjar getah bening servikal yang mengalami inflamasi dalam beberapa hari, kemudian
berfluktuasi (terutama pada anak-anak) khas untuk limfadenopati akibat infeksi stafi lokokus dan

streptokokus. Kelenjar getah bening servikal yang berfluktuasi dalam beberapa minggu sampai
beberapa bulan tanpa tanda-tanda infl amasi atau nyeri yang signifi kan merupakan petunjuk
infeksi mikobakterium, mikobakterium atipikal atau Bartonella henselae (penyebab cat scratch
disease).
Kelenjar getah bening servikal yang keras, terutama pada orang usia lanjut dan perokok
menunjukkan metastasis keganasan kepala dan leher (orofaring, nasofaring, laring, tiroid, dan
esofagus). Limfadenopati servikal merupakan manifestasi limfadenitis tuberkulosa yang paling
sering (63-77% kasus), disebut skrofula. Kelainan ini dapat juga disebabkan oleh mikobakterium
nontuberkulosa.

Kelenjar getah bening leher dan daerah drainasenya.

Biopsi kelenjar
Jika diputuskan tindakan biopsi, idealnya dilakukan pada kelenjar yang paling besar,

paling dicurigai, dan paling mudah diakses dengan pertimbangan nilai diagnostiknya. Kelenjar
getah bening inguinal mempunyai nilai diagnostik paling rendah. Kelenjar getah bening
supraklavikular mempunyai nilai diagnostik paling tinggi. Meskipun teknik pewarnaan

imunohistokimia dapat meningkatkan sensitivitas dan spesifi sitas biopsi aspirasi jarum halus,
biopsi eksisi tetap merupakan prosedur diagnostik terpilih. Adanya gambaran arsitektur kelenjar
pada biopsi merupakan hal yang penting untuk diagnostik yang tepat, terutama untuk
membedakan limfoma dengan hyperplasia reaktif yang jinak.
ii.
iii.

Manfestasi Klinis 1
Komplikasi 1
Infeksi aliran darah (bakteremia).
Penyumbatan pembuluh darah vena besar.
Abses atau munculnya nanah.

Anda mungkin juga menyukai