PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan kodrat alam, manusia sejak lahir hingga meninggal
dunia hidup bersama sama dengan manusia lainnya. Atau dengan kata
lain manusia tidak dapat hidup menyendiri, terpisah dari kelompok
manusia lainnya. Seorang ahli pikir bangsa Yunani yang bernama
Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah zoon politication yang
artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk pada dasarnya selalu ingin
bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia maka manusia disebut
makhluk social. 1Manusia memerlukan hidup bersama dengan manusia
yang lain dalam jangka waktu yang cukup lama dan secara sadar
membentuk kesatuan hidup untuk berbudaya baik di lingkungan yang
terbatas maupun di lingkungan yang lebih luas. Untuk mengatur hal
tersebut lahirlah aturan hukum yang mengatur perbuatan yang berisi
perintah dan larangan baik yaitusistem hukum Indonesia sampai saat ini
masih berlaku adalah sistem hukum yang masih berkiblat kepada negara
Belanda yaitu sistem hukum Eropa Continental atau sistem hukum Civil
Law. Bukti adanya sistem hukum ini adalah Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer)
yang sampai saat ini masih tetap berlaku.
1 Chainur Arrasjid, 2008, Dasar Dasar Imu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
Pidana merupakan istilah yang lebih khusus dari hukum itu sendiri, maka
perlu ada pembatasan pengertian atau makna sentral yang dapat
menunjukan ciri-ciri atau sifat-sifatnya yang khas. Pengertian tindak
pidana yang dimuat di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP)
oleh
pembentuk
undang-undang
sering
disebut
dengan
penyitaan
kejahatan
pembunuhan yang terjadi di dalam masyarakat yang kita lihat dari media
massa menunjukkan perkembangan kasus pembunuhan akhir akhir ini
cukup meningkat.
Pembunuhan tersebut dilatar belakangi oleh beberapa faktor,
seperti kecemburuan sosial, dendam dan faktor psikologi pelaku
kejahatan. Faktor utama dari sebuah kejahatan sebenarnya adalah faktor
pendidikan, kurangnya pendidikan yang dimiliki oleh pelaku kejahatan
membuat pelaku tidak memikirkan terlebih dahulu akibat yang akan terjadi
dari tindakan yang dilakukannya.
Pembunuhan itu sendiri diatur dalam Pasal 338 KUHP yang
menyatakan Barangsiapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang
lain, dipidana karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama 15
tahunDalam rumusan Pasal 338 KUHP tersebut menghilangkan nyawa
orang lain merupakan wujud perbuatan atau salah satu syarat
terpenuhinya unsur-unsur tindak pidana dalam hal ini yaitu unsur obyektif.
Terjadinya pembunuhan juga tidak terlepas dari kontrol sosial masyarakat,
baik terhadap pelaku maupun terhadap korban pembunuhan sehingga
5 Adami Chazawi, 2001, Kejahatan Terhadap Tubuh Dan Nyawa, Malang, Raja Grafindo.
untuk
melakukan
pembunuhan
terhadap
korban
Berencana
(Studi
Kasus
No.
57/Pid.B/2013/PN.Pangkajene).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka
penulis merumuskan :
1. Bagaimanakah penerapan Pidana terhadap Pelaku Tindak Pidana
Pembunuhan Berencana dalam Perkara No. 57/Pid.B/2013/PN.
Pangkajene?
2. BagaimanakahPertimbangan Hakim dalam menjatuhkan Sanksi
Pidanadalam Perkara No. 57/Pid.B/2013/PN. Pangkajene ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan skripsi ini:
1. Untuk mengetahui penerapan Pidana Terhadap Pelaku Tindak
Pidana
Pembunuhan
Berencana
dalam
Perkara
No.
57/Pid.B/2013/PN. Pangkajene.
2. Untuk mengetahui Pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan Sanksi
Pidana dalam Perkara No. 57/Pid.B/2013/PN.Pangkajenne.
D. Manfaat Penulisan
Kegunaan penelitian dalam penulisan ini antara lain:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran dalam penerapan sanksi pidana terhadap tindak
pidana pembunuhan berencana.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi
atau referensi bagi kalangan akademis dan calon peneliti yang
akan melakukan penelitian lanjutan terhadap tinjauan yuridis
terhadap tindak pidana pembunuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tindak Pidana
1. Pengertian Tindak Pidana
Tindak pidana merupakan istilah dalam ilmu hukum yang
mempunyai pengertian yang abstrak. Dalam hukum pidana Belanda
dikenal dengan strafbaar feit yang didalam bahasa Indonesia memiliki
terjemahan dengan berbagai istilah, karena tidak ada penetapan
penerjemahan istilah yang diberikan oleh pemerintah untuk istilah tersebut
yang menimbulkan berbagai pandangan untuk menyamakan istilah
strafbaar feit, seperti peristiwa pidana, perbuatan pidana, dan
berbagai istilah lain.
Tindak pidana berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat
dikenakan hukuman pidana.
Tindak Pidana menurut pakar-pakar hukum adalah sebagai berikut:
1. Menurut Simons,strafbaar feit adalah kelakuan (handeling)
yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum,
yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh
orang yang mampu bertanggung jawab. 6
2. Wirjono Prodjodikoro, menyatakan bahwa Tindak Pidana itu
adalah suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan
hukuman pidana.7
3. Menurut E. Utrecht, Menerjemahkan straafbaarfeit dengan
istilah peristiwa pidana yang sering juga ia sebut delik, karena
peristiwa itu suatu Handelen atau doen-positif atau suatu
melalaikan nalaten-negatif maupun akibatnya (keadaan yang
ditimbulkan Karena perbuatan atau melalaikan itu). Peristiwa
pidan merupakan suatu peristiwa hukum (rechtsfeit), yaitu
6I Made Widnyana, 2010, Hukum Pidana, Fikahati Aneska, Jakarta, hlm. 34
7 Adami Chazawi, 2010, Pelajaran Hukum Pidana 1, Raja Grafindo persada, Jakarta, hlm. 75
terlarang)
dibanding
dengan
kealpaan
10
untuk
membedakan
antara
kesengajaan
11
11ibid, hlm. 8
12ibid
12
jawaban
memasukkan
tentang
dalam
hal
kelompok
ini.
Ia
pertama
hanya
membrisir
kejahatan
dan
atau
dalam
karena
tercantum
dalam
undang-undang
pidana,
jadi
14
15
16
pidana
biasa
adalah
tindak
pidana
yang
untuk
17
pidana
ini
berupa
pidana
terberat,
yang
13 Bambang Waluyo, 2008, Pidana Dan Pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 12
14 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, op.cit, hlm. 29
15ibid, hlm. 32
18
Pokok
pelaksanaan
Kekuasaan
pidana
mati
Kehakiman
dilakukan
yang
dengan
mengatakan
memperhatikan
kemanusiaan.16
2. Pidana Penjara
Ada dua jenis pidana hilang kemerdekaan yang bergerak,
yakni pidana penjara
sifatnya
dan
didalamnya
wajib
untuk
tunduk,
menaati
dan
19
20
21
Pasal
39
ayat
(1) yang
secara
tegas
barang
itu
milik
terpidana
pada
saat
pidana
dijatuhkan.25
3. Pengumuman putusan hakim.
Pidana pengumuman putusan hakim ini hanya dapat
dijatuhkan dalam hal hal yang telah ditentukan oleh UndangUndang, misalnya terdapat dalam Pasal 128, 206, 361, 377, 395,
405.
Setiap putusan hakim memang harus diucapkan dalam
persidangan yang terbuka untuk umum (Pasal 195 KUHAP, dulu
Pasal 317 HIR).Bila tidak, putusan itu batal demi hukum.Tetapi
pengumuman putusan hakim sebagai suatu pidana bukanlah
seperti yang disebutkan di atas.Pidana pengumuman putusan
hakim ini merupakan suatu publikasi ekstra dari suatu putusan
pemidaan seseorang dari pengadilan pidana.
24Bambang waluyo, 2008, Pidana Dan Pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 22
25 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, op. cit, hlm.51
22
televisi,
yang
pembiayaannya
dibebankan
pada
terpidana.26
B. Tindak Pidana Pembunuhan
1. Pengertian Tindak Pidana Pembunuhan
Kata pembunuhan berasal dari kata dasar bunuh, dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata bunuh ialah menghilangkan (menghabisi,
mencabut) nyawa, atau mematikan, pembunuhan adalah suatu tindakan
untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara yang melanggar
hukum, maupun yang tidak melawan hukum. Pembunuhan biasanya
dilatarbelakangi
oleh
bermacam-macam
motif,
misalnya
politik,
istilah
KUHP
pembunuhan
adalahkesengajaan
23
24
atau
sebagai
keinsafan
kemungkinan
akan
25
harus
menghendaki,
dengan
sengaja,
dilakukannya
Setiap
perbuatan
menghilangkan/merampas
yang
jiwa
dilakukan
orang
lain
dengan
adalah
segaja
untuk
pembunuhan.
26
3.
4.
5.
6.
7.
27
vonis mati yang dijatuhkan, terdapat 119 orang terpidana yang menerima
vonis mati dari otoritas pengadilan, dari mulai Pengadilan Negeri hingga
Mahkamah Agung.31
Konsepsi dasar HAM adalah pengakuan bahwa semua manusia dilahirkan
bebas dan sama dalam hal hak dan martabatnya. Konsepsi dasar itu
melahirkan tiga prinsip tentang keberadaan HAM.Pertama, HAM bersifat
universal, melekat pada diri setiap insane manusia tanpa memandang
perbedaan etnis, ras, gender, usia, agama, keyakinan politik, maupun
bentuk pemerintahan. Kedua, HAM tidak dapat dibantah karena bukan
merupakan pemberian Negara sehingga tidak dapat dihilangkan atau
ditolak oleh otoritas politik apapun.Ketiga, HAM bersifat subyektif yang
dimiliki secara individual karena kapasitasnya sebagai manusia rasional
dan otonom.Salah satu kekuasaan yang dimiliki oleh Negara adalah
Kekuasaan membentuk dan menegakkan hukum.Dengan sendirinya
hukum juga harus dibuat dan ditegakkan dengan orientasi utama untuk
memberikan perlindungan HAM. Hukum inilah yang akan menjadi dasar
legitimasi dari setiap tindakan yang dilakukan oleh Negara. 32
Dalam Pasal 28I ayat (1) UUD 1945 ditegaskan 7 (tujuh) hak sebagai hak
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apaun. Hak itu meliputi hak
untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hakuntuk diakui
28
sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut.33
Oleh karena itu hukuman mati secara prinsipil melanggar hak hidup
seseorang, dan dengan sendirinya hukuman mati bertentangan dengan
UUD 1945.Hukuman mati tidak dapat dikatakan sebagai pembatasan
karena bukan lagi membatasi, melainkan menghilangkan hak hidup
seseorang.Kesakralan konstitusi sebagai sumber hukum tidak dirujuk
secara inherent oleh undang undang.Seharusnya secara mutatis
mutandis dengan pengakuan hak untuk hidup seluruh undang undang
yang masih menganut hukuman mati tidak dapat lagi diberlakukan di
Indonesia.Namun tindakan melawan konstitusi tersebut masih terus
dilakukan
para
pembuat
undang
undang
dengan
terus
pula
29
30
terlebih dahulu.
31
32
praktik
peradilan
dalam
putusan
Hakim
sebelum
33
di
berbagai
tempat
yang
dianggap
penulis
dapat
34
dokumentasi,
yakni
penulis
mengambil
data
dengan
dikumpulkan
oleh
penulis,
selanjutnya
35
36
28A amandemen
bahwa,
setiap
kedua
UUD
orang
berhak
1945
dengan
untuk
hidup
tegas
dan
37
apabila
diungkap
teks-teks
implisit,
islam
secara
38
islam
hukuman
mati
hanya
bisa
ditegakkan
oleh
39
40
menghunuskan
mengayunkannya
kearah
parangnya
Nasir
Alias
sambil
Aba
mengangkat
dan
Tuwo
Abu
Bin
42
43
Bakar dan korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar
sempat menangkis ayunan parang terdakwa dengan menggunakan
lengan tangan kanannya, sehingga lengan tangan kanan korban
atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar terluka,selanjutnya
terdakwa kembali memarangi korban atas nama Nasir Alias Aba
Tuwo Bin Abu Bakar, namun korban atas nama Nasir Alias Aba
Tuwo Bin Abu Bakar kembali menangkisnya dengan menggunakan
telapak tangan kanannya, sehingga telapak tangan kanan korban
atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar juga terluka, saat
korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar tidak kuat
lagi atas luka yang dideritanya sambil membaringkan dirinya
dengan posisi agak miring kekanan dengan memegang telapak
tangan kanannya yang terluka, terdakwa kembali memarangi
korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar pada
bagian lengan kiri atasnya sebanyak dua kali, dan memarangi
bagian leher korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu
Bakar sebanyak dua kali, namun saat korban atas nama Nasir
Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar masih menggerakkan kepalanya,
terdakwa kembali memarangi bagian dahi korban atas nama Nasir
Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar sebanyak satu kali hingga korban
atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar tidak bergerak
lagi,dan untuk memastikan kalau korban atas nama Nasir Alias Aba
Tuwo Bin Abu Bakar sudah mati, maka terdakwa kembali
memarangi lagi bagian kepala korban atas nama Nasir Alias Aba
Tuwo Bin Abu Bakar sebanyak dua kali dan memarangi pula
punggung sebelah kanan korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo
Bin Abu Bakar sebanyak satu kali sampai terdakwa yakin bahwa
korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar sudah
benar-benar mati, selanjutnya terdakwa meninggalkan korban atas
nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar dangan berjalan menuju
rumahnya, namun ditengah jalan sekitar 50 meter dari tempat
kejadian, terdakwa bertemu Asyari dan bertanya kepada terdakwa
ada apa Maarif dan dijawab oleh terdakwa Ambil Aba Tuwo
sana, saya sudah membunuhnya,sambil menunjukan posisi
korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar kepada
Asyari, saat terdakwa melihat orang sudah banyak berdatangan,
maka terdakwa langsung berlari menuju rumahnya dan ditengah
jalan terdakwa lalu diamankan oleh tokoh Masyarakat dan
membawanya ke Kantor Polsek Liukang Kalmas untuk
mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Bahwa akibat dari perbuatan terdakwa tersebut, korban atas
nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar mengalami luka-luka
sedemikan
rupa
dan
meninggal
dunia
di
tempat
kejadiansebagaimana yang diuraikan dalam Visum Et Revertum
dari PuskesmasPamantauang No.042/Pusk-PMT/III/2013 dengan
hasil pemeriksaan sebagai berikut :
1 Luka roberk tidak beraturan diatas kepala panjang,6 Cm
kedalaman 2 Cm
44
45
terdakwa menatap korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu
Bakar, sehingga korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu
Bakar meletakkan kasur dan berjalan kearah terdakwa sambil
berkata ada apa cikali? yang artinya ada apa sepupu sambil
melangkah kearah terdakwa dan dijawab terdakwa: kamu kan
selama ini selalu mengajak saya untuk berkelahi,sekarang
saya sudah siap melayanimu, terdakwa yang saat itu saling
berhadapan dengan korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin
Abu Bakar yang jaraknya kurang lebih satu meter, terdakwa
langsung menghunuskan parang yang dibawanya sambil
mengangkat dan mengayunkannya kearah korban atas nama Nasir
Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar,akibatnya korban atas nama Nasir
Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar langsung melarikan diri kearah
selatan atau kebelakang rumah haji Adong,tetapi terdakwa
mengejarnya sambil mengangkat parangnya hingga kurang lebih
seratus meter, akhirnya korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo
Bin Abu Bakar lari masuk kedalam sela-sela kebun pisang lalu jatuh
tersungkur, akhirnya terdakwa dapat menemukan korban atas
nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar, saat korban atas nama
Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar masih dalam posisi duduk,
terdakwa langsung mengayunkan parangnya ke arah korban atas
nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar dan korban atas nama
Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar sempat menangkis ayunan
parang terdakwa dengan menggunakan lengan tangan
tangankanannya, sehingga lengan tangan kanan korban atas nama
Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar terluka,selanjutnya terdakwa
kembali memarangi korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin
Abu Bakar, namun korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu
Bakar kembali menangkisnya dengan menggunakan telapak
tangan kanannya, sehingga telapak tangan kanan korban atas
nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar juga terluka, saat korban
atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar tidak kuat lagi atas
luka yang dideritanya sambil membaringkan dirinya dengan posisi
agak miring kekanan dengan memegang telapak tangan kanannya
yang terluka, terdakwa kembali memarangi korban atas nama
Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar pada bagian lengan kiri
atasnya sebanyak dua kali, dan memarangi bagian leher korban
atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar sebanyak dua kali,
namun saat korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar
masih menggerakkan kepalanya, terdakwa kembali memarangi
bagian dahi korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar
sebanyak satu kali hingga korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo
Bin Abu Bakar tidak bergerak lagi,dan untuk memastikan kalau
korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar sudah mati,
maka terdakwa kembali memarangi lagi bagian kepala korban atas
nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar sebanyak dua kali dan
memarangi pula punggung sebelah kanan korban atas nama Nasir
Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar sebanyak satu kali sampai terdakwa
46
yakin bahwa korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu
Bakar sudah benar-benar mati, selanjutnya terdakwa meninggalkan
korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar dangan
berjalan menuju rumahnya, namun ditengah jalan sekitar 50 meter
dari tempat kejadian, terdakwa bertemu Asyari dan bertanya
kepada terdakwa ada apa Maarif dan dijawab oleh terdakwa
Ambil Aba Tuwo sana, saya sudah membunuhnya,sambil
menunjukan posisi korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu
Bakar kepada Asyari, saat terdakwa melihat orang sudah banyak
berdatangan, maka terdakwa langsung berlari menuju rumahnya
dan ditengah jalan terdakwa lalu diamankan oleh tokoh Masyarakat
dan membawanya ke Kantor Polsek Liukang Kalmas untuk
mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Bahwa akibat dari perbuatan terdakwa tersebut, korban atas
nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar mengalami luka-luka
sedemikan rupa dan meninggal dunia di tempat kejadian
sebagaimana yang diuraikan dalam Visum Et Revertum dari
PuskesmasPamantauang No.042/Pusk-PMT/III/2013 dengan hasil
pemeriksaan sebagai berikut :
1 Luka roberk tidak beraturan diatas kepala panjang,6 Cm
kedalaman 2 Cm
2 Luka robek beraturan dikepala agak kebelakang,
panjang 5Cm kedalam 1Cm
3 Luka robek beraturan di leher belakang panjang, 4 Cm
kedalaman 1 Cm
4 Luka robek beraturan didahi panjang, 9 Cm kedalamam 3
Cm
5 Luka robek leher kiri samping pipi panjang,18Cm
kedalaman 4Cm
6 Luka robek beraturan lengan kiri ukuran, lengan
korban
7 Luka robek beraturan siku kiri hanpir putus
8 Luka robek beraturan punggung kanan panjang, 13 Cm
kedalaman 4 Cm
9 Luka robek beraturan punggung kiri panjang,9Cm
kedalaman 3Cm
10 Luka robek beraturan antara jari telunjuk dengan ibu jari
11 Jari telunjuk kanan putus beraturan
Kersimpulan : kedaaan tersebut diatas disebabkan persentuhan
benda tajam
47
49
nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar, selanjutnya terdakwa
berjalan menuju rumah korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin
Abu Bakar dan sesampainya dirumah korban atas nama Nasir Alias
Aba Tuwo Bin Abu Bakar, saat itu Korban atas nama Nasir Alias
Aba Tuwo Bin Abu Bakar sedang menjemur kasur bersama
Hasnawiah didepan rumah Hasnawati yang sekitar 30 meter dari
rumah korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar, lalu
terdakwa menatap korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu
Bakar, sehingga korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu
Bakar meletakkan kasur dan berjalan kearah terdakwa sambil
berkata ada apa cikali? yang artinya ada apa sepupu sambil
melangkah kearah terdakwa dan dijawab terdakwa: kamu kan
selama ini selalu mengajak saya untuk berkelahi,sekarang
saya sudah siap melayanimu, terdakwa yang saat itu saling
berhadapan dengan korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin
Abu Bakar yang jaraknya kurang lebih satu meter, terdakwa
langsung menghunuskan parang yang dibawanya sambil
mengangkat dan mengayunkannya kearah korban atas nama Nasir
Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar,akibatnya korban atas nama Nasir
Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar langsung melarikan diri kearah
selatan atau kebelakang rumah haji Adong,tetapi terdakwa
mengejarnya sambil mengangkat parangnya, hingga kurang lebih
seratus meter, akhirnya korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo
Bin Abu Bakar lari masuk kedalam sela-sela kebun pisang lalu jatuh
tersungkur, akhirnya terdakwa dapat menemukan korban atas
nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar, saat korban atas nama
Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar masih dalam posisi duduk,
terdakwa
langsung
melakukan
kekerasan
dengan
caramengayunkan parangnya ke arah korban atas nama Nasir
Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar dan korban atas nama Nasir Alias
Aba Tuwo Bin Abu Bakar sempat menangkis ayunan parang
terdakwa dengan menggunakan lengan tangan
kanannya,
sehingga lengan tangan kanan korban atas nama Nasir Alias Aba
Tuwo Bin Abu Bakar terluka,selanjutnya terdakwa kembali
memarangi korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu
Bakar, namun korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu
Bakar kembali menangkisnya dengan menggunakan telapak
tangan kanannya, sehingga telapak tangan kanan korban atas
nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar juga terluka, saatkorban
atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar tidak kuat lagi atas
luka yang dideritanya sambil membaringkan dirinya dengan posisi
agak miring kekanan dengan memegang telapak tangan kanannya
yang terluka, terdakwa kembali memarangi korban atas nama
Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar pada bagian lengan kiri
atasnya sebanyak dua kali, dan memarangi bagian leher korban
atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar sebanyak dua kali,
namun saat korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar
masih menggerakkan kepalanya, terdakwa kembali memarangi
51
bagian dahi korban atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu
Bakarsebanyak satu kali, memarangi lagi bagian kepala korban
atas nama Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar sebanyak dua kali
dan memarangi pula punggung sebelah kanan korban atas nama
Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar sebanyak satu kali,
selanjutnya terdakwa meninggalkan korban atas nama Nasir Alias
Aba Tuwo Bin Abu Bakar dangan berjalan menuju rumahnya,
namun ditengah jalan terdakwa lalu diamankan oleh tokoh
Masyarakat dan membawanya ke Kantor Polsek Liukang Kalmas
untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Bahwa akibat dari kekerasan dengan menggunakan sebilah
parang yang dilakukan terdakwa tersebut, korban atas nama Nasir
Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar mengalami luka-luka sedemikan
rupa dan meninggal dunia di tempat kejadian sebagaimana yang
diuraikan dalam Visum Et Revertum dari PuskesmasPamantauang
No.042/Pusk-PMT/III/2013 dengan hasil pemeriksaan sebagai
berikut :
1 Luka roberk tidak beraturan diatas kepala panjang,6 Cm
kedalaman 2 Cm
2 Luka robek beraturan dikepala agak kebelakang,
panjang 5Cm kedalam 1Cm
3 Luka robek beraturan di leher belakang panjang, 4 Cm
kedalaman 1 Cm
4 Luka robek beraturan didahi panjang, 9 Cm kedalamam 3
Cm
5 Luka robek leher kiri samping pipi panjang,18Cm
kedalaman 4Cm
6 Luka robek beraturan lengan kiri ukuran, lengan
korban
7 Luka robek beraturan siku kiri hanpir putus
8 Luka robek beraturan punggung kanan panjang, 13 Cm
kedalaman 4 Cm
9 Luka robek beraturan punggung kiri panjang,9Cm
kedalaman 3Cm
10 Luka robek beraturan antara jari telunjuk dengan ibu jari
11 Jari telunjuk kanan putus beraturan
Kersimpulan : kedaaan tersebut diatas disebabkan persentuhan
benda tajam
52
meyakinkan
bersalah
melakukan
tindak
pidana
PEMBUNUHAN BERENCANA;
2. Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada Terdakwa tersebut
dengan pidana MATI;
3. Memerintahkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
4. Menetapkan Barang bukti Yaitu :
53
mempertimbangkan
dakwaan
subsidair, lebih
subsidair dan
siapa
disini
memilikikemampuanbertanggung
adalah
jawab
subjek
adalah
hukum
yang
didasarkan
kepada
54
b. Dengan sengaja;
Bahwa mengenai unsur kedua yang dimaksud dengan sengaja
atau opzetilijk, undang-undang tidak memberikan pengertian yang jelas
tentang maknanya, akan tetapi dalam doktrin hukum pidana diketahui
bahwa dengan sengaja atau opzetilijk haruslah menunjukkan adanya
hubungan sikap batin pelaku, baik dengan wujud perbuatannya maupun
dengan akibat dari perbuatannya.
Bahwa jika dihubungkan arti dengan sengaja diatas didapati
kenyataan bahwa pemarangan dan penikaman yang dilakukan oleh
terdakwa adalah suatu perbuatan yang dikehendakinya, hal ini dapat
dilihat dari pemarangan dan penikaman oleh terdakwa Maarif Bin Rusdi
yang emosi sering dimarahi dan dikatai pemalas oleh Nasir Alias Aba
Tuwo Bin Abu Bakar (Korban) ketika terdakwa bekerja sebagai buruh di
kapal milik korban dan korban sempat menantang terdakwa untuk
berkelahi dan mengancam akan membunuh terdakwa, bahkan ketika
terdakwa sudah tidak bekerja sebagai buruh di kapal milik korban
55
sehingga
terdakwa
melampiaskan
sakit
hatinya.
Terdakwa
juga
kehendak
dan
pengetahuan
akan
hubungan
antara
56
mengakibatkan
korban
meninggal
dunia,
sebagaimana
57
mengenai
kematian
korban
ini
telah
nyata
terungkap
dipersidangan.
Menimbang:
1. Bahwa telah ternyata Terdakwa dalam keterangannya di
persidangan menyatakan yang pada pokoknya pada hari Rabu
tanggal 13 Maret
Pamantauang
Liukang
Desa
Kalmas
Pamantauang
Kabupaten
Masalima
Pangkep
Kecamatan
Terdakwa
telah
58
yang
59
satu kali sampai terdakwa yakin Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu
Bakar sudah benar-benar mati;
3. Bahwa keterangan Terdakwa tersebut berkesesuaian dengan
keterangan Ahli yang termuat dalam Surat Visum Et Repertum /
Keterangan
Luka
No.042/Pusk-PMT/III/2013dari
Desa
Masalima
Kecamatan
60
61
Terdakwa
dan
digunakan
Terdakwa
untuk
Menimbang:
1. Bahwa dalam keterangannya di persidangan, saksi Hajjah
Hasnawiah Bin Mahmud menyatakan yang pada pokoknya
bahwa pada hari Rabu tanggal 13 Maret 2013 sekitar jam 09.30
Wita di Pulau Pamantauang Desa Pamantauang Masalima
Kecamatan Liukang Kalmas Kabupaten Pangkep ketika saksi
usai mengangkat kasur ke pagar di belakang rumahnya dibantu
oleh Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu Bakar, saksi melihat
Terdakwa dengan memegang sebilah parang datang ke arah
saksi dan Nasir Alias Aba Tuwo berada sehingga saksi langsung
62
Aba
Tuwo
bertanya
kepada
Terdakwa
dengan
keterangan
saksi
Hajjah
Hasnawiah
tersebut
dengan
keterangan
Terdakwa
sendiri
di
63
dan
berkesesuaian
pula
dengan
keterangan
di
antara
keterangan
saksi Asyari
dengan
64
Masalima
Kecamatan
Liukang
Kalmas
sedang membantu
saksi Hajjah
65
[I.4]
66
[II.1] Menimbang:
1. bahwa
Terdakwa
didakwa
oleh
Penuntut
Umum
telah
pasal
KUHP;
Lebih Subsidair lagi
tindak pidana yang diatur dalam 351 Ayat (3) KUHP;
2. bahwa karena Surat Dakwaan Penuntut Umum tersebut
berbentuk dakwaan subsidaritas maka Pengadilan akan terlebih
dahulu mempertimbangkan dakwaan primair dan jika dakwaan
primair tersebut ternyata terbukti maka dakwaan lainnya tidak
akan dipertimbangkan lagi dan begitu pula sebaliknya jika
dakwaan primair ternyata tidak terbukti maka Pengadilan akan
mempertimbangkan dakwaan selebihnya;
3. bahwa dengan mengingat ketentuan pasal Pasal 340 KUHP
yang menyatakan sebagai berikut:
Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan
terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam
karena pembunuhan berencana, dengan pidana mati atau
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama
waktu tertentu paling lama dua puluh tahun
maka Pengadilan berkesimpulan unsur dalam rumusan tindak
pidana dari pasal yang didakwakan dalam dakwaan primair
yang harus dipertimbangkan dalam perkara a quo adalah:
67
tersebut
adalah
melakukan
suatu
perbuatan
yang
ii.
iii.
iv.
kali sampai terdakwa yakin Nasir Alias Aba Tuwo Bin Abu
Bakar sudah benar-benar mati;
maka Pengadilan berpendapat ketika terdakwa merampas nyawa
orang lain in casu Nasir Alias Aba Tuwo saat itu Terdakwa telah
melakukannya dengan sengaja dengan alasan-alasan sebagai
berikut:
a. parang adalah benda tajam yang meskipun tidak selalu
digunakan sebagai senjata tetapi jika dikenakan dengan cara
tertentu kepada badan setiap orang yang dalam keadaan
normal maka selain dapat melukai juga dapat mengakibatkan
kematian dan keadaan tersebut adalah pengetahuan yang
diketahui orang pada umumnya;
b. Terdakwa
dalam
pengamatan
Pengadilan
adalah
orang
menyatakan di
persidangan
masih membacok
Pengadilan
berpendapat
ketika
melakukan
perbuatan
72
tentang
bagaimana
cara
Terdakwa
mewujudkan
perbuatannya tersebut;
c. interval waktu dari Terdakwa mulai mengambil sebilah parang
sampai Terdakwa melakukan perbuatannya adalah interval
waktu yang sangat cukup bagi Terdakwa untuk berfikir tentang
bagaimana perbuatannya akan diwujudkan;
d. keputusan Terdakwa mengejar Nasir Alias Aba Tuwo ketika
Nasir hendak lari menghindari Terdakwa semakin menunjukan
bahwa Terdakwa telah bertetap hati tentang apa yang harus
dilakukannya agar perbuatannya tetap bisa terwujud;
10. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka pembelaan
Penasihat
Hukum
Terdakwa
yang
menyatakan
Terdakwa
73
dengan
dikehendaki
secara
sadar
dan
maksud
Terdakwa
74
perbuatan
dengan
pelaku
perbuatan
menjadikan
Terdakwa
yang
menjadi
dasar
Terdakwa
melakukan
kepada
tersebut
terdakwa
tidak
berulang-ulang
pernah
terbukti
dan
ternyata
sehingga
lebih
sosial
meminta
bantuan
tokoh
masyarakat
untuk
Terdakwa
bertemu
dengan
Nasir
Alias
Aba
Tuwo,
76
tetapi
juga
berdampak
kepada
keluarganya
yang
77
yang
berfikir
pendek
dan
sama
sekali
tidak
jawab
atas
segala
perbuatannya
maka
Pengadilan
78
bersalah
melakukan
melakukan
tindak
pidana
dipertanggungjawabkan
kepadanya
menurut
ketentuan
kepadanya
menurut
ketentuan
hewan
buas
sedang
memburu
mangsa
sebelum
79
Terdakwa
sangat
keji
dan
biadab
serta
tidak
berperikemanusiaan;
bahwa akibat perbuatan Terdakwa, seorang isteri telah menjadi
janda dan beberapa anak telah menjadi yatim;
bahwa akibat perbuatan Terdakwa, telah membuat isteri dan anakanak dari Nasir Alias Aba Tuwo menghadapi kesulitan ekonomi
karena Nasir Alias Aba Tuwo adalah sosok suami dan ayah yang
selama ini menjadi satu-satunya pemberi nafkah keluarganya;
bahwa akibat perbuatan Terdakwa, telah memberi dampak trauma
psikologis yang akan berlangsung lama bukan hanya kepada saksisaksi yang melihat kejadian yang di persidangan dengan sangat
jelas menyatakan merasa sangat ketakutan ataupun kepada isteri
dan anak-anak dari Nasir Alias Aba Tuwo yang secara tiba-tiba
harus mendapati kenyataan ditinggal oleh orang yang sangat
disayangi secara tragis dan tiba-tiba tetapi juga bagi masyarakat di
Pulau Pamantauang yang menjadi tempat kejadian perkara karena
peristiwa pembunuhan pasti akan mengganggu keseimbangan
sosial dalam masyarakat dan memerlukan proses pemulihan yang
tidak sederhana terutama diantara keluarga korban dan keluarga
Terdakwa;
[III.10] bahwa dalam perkara a quo Pengadilan berpendapat tidak ada hal
yang yang meringankan terhadap Terdakwa karena meskipun Terdakwa
telah beralasan melakukan perbuatannya karena diancam namun
mencermati cara Terdakwa melakukan perbuatannya yang sama sekali
tidak menunjukan orang yang sedang membela diri dan lebih menunjukan
perbuatan seorang yang sudah kalap dan membabi buta maka alasan
Terdakwa tersebut bukanlah keadaan yang meringankan.
80
81
lainnya terhadap barang bukti tersebut dan ternyata pula barang bukti
tersebut merupakan alat yang dipergunakan Terdakwa untuk melakukan
tindak pidana sehingga dikhawatirkan disalahgunakan kembali maka
barang bukti tersebut harus dirampas untuk dimusnahkan;
[III.15] Menimbang bahwa karena Terdakwa dinyatakan terbukti bersalah
maka kepadanya dibebankan untuk membayar biaya perkara yang
besarnya akan disebutkan dalam amar putusan ini;
[III.16] Mengingat pasal 340 dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
dan pasal 197 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, serta
peraturan-peraturan hukum lainnya.
mengajukan
banding
terhadap
Putusan
Nomor:
82
84
Pertimbangan
non
yuridis
Hakim
yang
pada
dasarnya
85
86
Hakim Konstitusi Laica Marzuki menyatakan, Tetapi bagi hak hidup, tidak
terdapat petunjuk yang menyatakan pembatasan hak itu dapat dilakukan
dengan menghilangkan hidup itu sendiri, meskipun diakui dan telah
menjadi bagian dari hak asasi orang lain yang harus pula dihormati, hak
untuk
hidupboleh
dibatasi
karena
membutuhkan
keadilan
untuk
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan yang telah dijelaskan maka penulis
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan Hukum Pidana Materiil oleh Jaksa Penuntut dalam
Putusan No. 57/Pid.B/2013/PN. Pangkajene sudah tepat. Jaksa
Penuntut
Umum
mendakwa
terdakwa
dengan
Dakwaan
Putusan
No.
88
B. Saran
1. Dalam menyusun surat dakwaan jaksa penuntut umum harus teliti
dan cermat serta lebih memahami asas-asa hukum pidana agar
tidak terjadi kesalahan dalam penerapan hukum pidana materiil
yakni dalam hal menentukan mana perbuatan yang sesuai dengan
unsure yang didakwakan kepada terdakwa.
2. Hakim dalam memutus suatu perkara lebih memperhatikan fakta-
pula
unsur-unsur
tindak
pidananya,
apakah
terdakwa dapat dipidana atau tidak dapat dipidana. Dan juga dalam
memutus
suatu
perkara
harus
melihat
faktor-faktor
yang
89