Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ELEKTRONIKA INDUSTRI

PLC (Programable Logic Control)

Oleh:
Lanang Abdul Rosyid ( 1550200055 )

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
2016

KATA PENGANTAR

Puji sukur kehadirat alloh SWT, Karena rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu dengan judul PLC.
Dalam penulisan makalah ini, saya dibantu oleh banyak pihak ,maka dari itu saya
ucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang memberikan pengarahan kepada saya,
teman-teman saya yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini, dan tak
lupa saya ucapkan terima kasih kepada orang tua saya yang selalu memberikan doanya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya selaku penulis merasa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini
baik dalam masalah tehnik maupun dalam penjabaran materi yang saya tulis ini.
Maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, karena
dengan kritik dan salam yang kalian sampaikan akan menjadi satu pijakan saya untuk
membuat makalah makalah selanjutnya.
Sukoharjo, 30 Desember 2016
Penulis

Programmable Logic Controller


A. Pengertian PLC
PLC

(Programmable

Logic

Controller) ialah

rangkaian

elektronik

berbasis

mikroprosesor yang beroperasi secara digital, menggunakan programmable memory untuk


menyimpan instruksi yang berorientasi kepada pengguna, untuk melakukan fungsi khusus
seperti logika, sequencing, timing, arithmetic, melalui input baik analog maupun discrete /
digital, untuk berbagai proses permesinan.
PLC jika dibandingkan dengan sistem kontrol konvensional memilki banyak kelebihan antara
lain :
2

1.

Butuh waktu yang tidak lama untuk membangun, memelihara, memperbaiki dan

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mengembangkan sistem kendali, pengembangan sistem yang mudah.


Ketahanan PLC jauh lebih baik, Lebih murah.
Mengkonsumsi daya lebih rendah,
Pendeteksian kesalahan yang mudah dan cepat,
Pengkabelan lebih sedikit,
Perawatan yang mudah,
Tidak membutuhkan ruang kontrol yang besar,
Tidak membutuhkan spare part yang banyak, dan lain-lain.

B. Jenis-jenis PLC
Berdasarkan jumlah input/output yang dimilikinya ini. secara umum PLC dapat dibagi
menjadi tiga kelompok besar:
1.

PLC mikro. PLC dapat dikatagorikan mikro jika jumlah input/ output pada PLC ini

2.

kurang dari 32 terminal .


PLC mini. Katagori ukuran mini ini adalah jika PLC tersebut memiliki jumlah

3.

input/output antara 32 sampai 128 terminal.


PLC large. PLC ukuran ini dikenal juga dengan PLC tipe rack PLC dapat
dikatagorikan sebagai PLC besar jika jumlah input/ output-nya lebih dari 128
terminal.
Fasilitas, kemampuan, dan fungsi yang tersedia pada setiap kategori tersebut pada

umumnya berbeda satu dengan lainnya. Semakin sedikit jumlah input/output pada PLC
tersebut maka jenis instruksi yang tersedia juga semakin terbatas.

C. Komponen-komponen Utama PLC


Komponen Utama atau perangkat keras penyusun PLC adalah
1.

Catu Daya (Power Supply).


Catu daya listrik digunakan untuk memberikan pasokan daya keseluruh komponenkomponen PLC. Kebanyakan PLC bekerja dengan catu daya 24 VDC atau 220
VAC, beberapa PLC catu dayanya terpisah (sebagai modul tersendiri), yang
demikian biasanya merupakan PLC besar, sedangkan PLC medium atau kecil catu

2.

dayanya sudah menyatu.


CPU ( Central Processing Unit ).
CPU atau Unit Pengolahan Pusat, terdiri dari 3 komponen penyusun :
(1) Prosesor,
(2) Memori dan
(3) Catu Daya ( Power Supply )
3

Prosesor merupakan otak dari sebuah PLC , fungsi utama adalah mengatur
tugas pada keseluruhan sistem PLC, mengerjakan berbagai operasi antara lain
mengeksekusi program, menyimpan dan mengambil data dari memori, membaca
nilai input dan mengatur nilai output, memeriksa kerusakan, melakukan operasioperasi matematis, manipulasi data, tugas-tugas diagnostik, serta melakukan
komunikasi dengan perangkat lain.
Memori adalah area dalam CPU PLC tempat data serta program disimpan
dan dieksekusi oleh prosesor, pengetahuan tentang sistem memori pada PLC akan
sangat membantu dalam memahami cara kerja PLC.
Secara umum memori dapat dibagi dua kategori: Volatile ( mudah hilang )
dan Nonvolatile, program atau data pada memori volatile akan hilang jika catu
daya PLC mati. Memori ini juga dikenal dengan nama RAM ( Random Acces
Memory ). Dalam sebagian PLC memori jenis RAM masih digunakan untuk
menyimpan program pengguna ( aplikasi ) dengan menggunakan baterai sebagai
back up daya jika catu daya mati. Adapun sifat dari memori nonvolatile yaitu
program atau data yang tersimpan di dalamnya tidak akan hilang walaupun catu
daya PLC mati, yang termasuk kategori ini adalah :
a. ROM (Read-Only Memory ) jenis memori ini dirancang untuk menyimpan data
atau program secara permanen. Pada PLC, ROM digunakan untuk menyimpan
sistem operasi dan bios.
b. PROM ( Programmable Read-Only Memory ) memori ini dapat diprogram
ulang dengan menggunakan alat pemrograman khusus. digunakan untuk back
up program.
c. EPROM ( Erasable Programmable Read-Only Memory ) memori ini turunan
dari jenis PROM yang dapat diprogram ulang setelah program yang sebelumnya
dihapus dengan menggunakan Sinar Ultraviolet.
d. EEPROM ( Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory) adalah
memori nonvolatile yang menyerupai RAM. Kebanyakan PLC menggunakan
memori jenis ini untuk menyimpan program pengguna, alasan utama adalah
kemudahan dalam mengubah program pada memori tersebut, yaitu hanya
dengan menggunakan prangkat pemrograman PLC itu sendiri, misalnya
Komputer atau unit miniprogramer. Salah satu kerugian memori jenis ini adalah
keterbatasan dalam kemampuan hapus-tulisnya ( Erase/Write ) yaitu sekitar
10.000 kali.
4

3.

Modul Masukan dan Modul Keluaran


Modul masukan dan keluaran adalah perantara antara PLC dengan
perangkat keras masukan dan perangkat keras keluaran.
Gambar 2.4 menunjukan posisi keduanya dalam sistem PLC. Modul
masukan dan keluaran pada PLC mini umumnya sudah Built in di PLC. Tujuannya
adalah melindungi CPU PLC dari sinyal yang tidak dikehendaki yang dapat
merusak CPU itu sendiri. Modul masukan dan modul keluaran ini berfungsi untuk
mengkonversi atau mengubah sinyal-sinyal masukan dari perangkat keras masukan
ke sinyal-sinyal yang sesuai dengan tegangan kerja CPU PLC (misalnya masukan
dari sensor dengan tegangan kerja 5 Volt DC harus dikonversikan menjadi
tegangan 24 Volt DC agar sesuai dengan tegangan kerja CPU PLC). Hal ini dapat
dilakukan dengan mudah yaitu dengan menggunakan opto-isolator.

Dengan menggunakan opto-isolator maka tidak ada hubungan kabel sama


sekali antara perangkat keras masukan/keluaran dengan unit CPU. Secara optic
dipisahkan dengan kata lain, sinyal ditransmisikan melalui cahaya. Cara kerjanya
sederhana, perangkat keras masukan akan memberikan sinyal untuk menghidupkan
LED (dalam opto-isolator) akibatnya phototransistor akan menerima cahaya dan
akan menghantarkan arus (ON), CPU akan melihatnya sebagai logika nol. Begitu
juga sebaliknya, saat sinyal masukan tidak ada lagi maka LED akan mati dan
phototransistor akan berhenti menghantar sinyal (OFF), CPU akan melihatnya
sebagai logika satu.
Perbedaan antara modul masukan dan modul keluaran adalah LED pada
modul masukan dihidupkan oleh perangkat keras masukan sementara LED pada
modul keluaran dihidupkan oleh CPU PLC.
4.

Perangkat Pemrograman (Programming Device).


Programming Device adalah alat untuk memasukan (membuat atau
mengedit) program ke dalam PLC. Ada 2 perangkat program yang biasa digunakan
(1) Miniprogrammer atau Programming Console, dan
(2) Komputer.
a. Miniprogrammer atau Konsole.

Miniprogrammer atau Programming Console (biasa disebut Konsol) adalah


sebuah perangkat seukuran kalkulator saku yang berfungsi untuk memasukkan
instruksi-instruksi program ke dalam PLC. Umumnya, instruksi-instruksi
program dimasukan dengan mengetikkan simbol-simbol diagram tangga dengan
menggunakan kode mnemonik (Mnemonic Code).
Sebagai contoh, untuk memprogram diagram tangga pada gambar dibawah ini
dengan menggunakan PLC produksi OMRON maka diketikkan instruksi instruksi pada Programming Console sebagai berikut:
Dalam hal ini, simbol-simbol LD, OR LD, AND OUT adalah kode mnemonik
yang dapat berbeda, tergantung vendor pembuat PLC ( misalnya instruksi LD
ekivalen dengan instruksi STR pada PLC produksi Allen Bradley ) sedangkan
bilangan numeris 00000, 00002, 00100, dan 00100 adalah parameter yang
berupa alamat-alamat terminal masukan dan terminal keluaran PLC tersebut.
Pada umumnya, miniprogrammer dirancang untuk kompatibel dengan dua atau
lebih PLC dalam sebuah tipe. Selain digunakan untuk memasukkan program
diagram ladder, beberapa jenis miniprogrammer juga dilengkapi fasilitas untuk
monitoring klan tugas-tugas diagnostic.
b. Komputer Pemrograman PLC dengan menggunakan miniprogrammer ini akan
sangat melelahkan jika jumlah anak tangga pada diagram ladder yang akan
diprogram berukuran relatif besar. Umumnya, penggunaan konsol ini biasa
digunakan hanya untuk pengeditan program saja. Untuk memasukkan program
secara keseluruhan pada PLC, dapat digunakan Komputer.
Vendor-vendor PLC umumnya menyertakan perangkat lunak (Software )
untuk mengimplementasikan pemasukan program diagram tangga, pengeditan,
dokumentasi dan monitoring ke dalam PLC.
5.

Perangkat Keras Masukan/Keluaran PLC.


PLC harus dihubungkan dengan perangkat keras masukan sebagai
pengendali dan perangkat keras keluaran sebagai sesuatu yang dikendalikan
sementara PLC tersebut bekerja sebagai pemroses, seperti diperlihatkan pada
gambar di bawah ini :
a. Perangkat Keras Masukan (Input Device)
Input Device merupakan bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat luar
yang memberikan masukan kepada CPU, perangkat masukan dapat berupa

tombol, Switch, Saklar, Sensor atau perangkat ukur lain. Perangkat masukan
memicu eksekusi logika/program pada PLC.
Perangkat keras masukan PLC
Perangkat masukan PLC terbagi dua yaitu : Perangkat Masuka Diskrit
( Discrete Input Device ) dan Perangkat Masukan Analog ( Analog Input
Device )
Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami istilah diskrit dan
analog. Karena keduanya menentukan sinyal yang akan diterima atau
dihasilkan oleh peralatan.
Discrete input device menghasilkan sinyal 0 dan 1, sedang analog input
device menghasilkan sinyal dengan range tertentu (0, 1, 2, 3, 4, ). Demikian
juga discrete output device diaktifkan oleh sinyal 0 dan 1, sedang analog output
device dapat diaktifkan oleh sinyal dengan range tertentu (0, 1, 2, 3, 4, )
Diskrit yang pada dasarnya hanyalah sinyal-sinyal hidup/ mati ,
adapun analog yaitu

sinyal-sinyal

yang

amplitudonya

mempresentasikan

magnitude kuantitas yang dideteksi. Sinyal analog yang sering dijumpai adalah
sinyal arus 4-20 mA, tegangan 0-5 Volt
Perangkat keras masukan yang termasuk discrete ( Discrete Input Device )
adalah:
i. Selector switches, push buttons, thumbwheel switches
ii. Photoelectric eyes, limit switches, circuit breakers
iii.Proximity switches, level switches
iv. Motor starter contacts
v. Relay contacts
vi. Fans, lights, horns, valves
Perangkat keras masukan yang termasuk analog (Analog input device) adalah:
i. Temperature sensors
ii. CO2 sensors
iii.Pressure sensors
iv. Humidity sensors
v. Flow sensors
vi. Potentiometers.
b. Perangkat Keras Keluaran (Output Device)
Output Device Merupakan bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat
luar yang memberikan keluaran dari CPU, perangkat keluaran dapat berupa
Motor AC/DC, lampu, katup dan lain-lain. Perangkat keluaran tersebut akan
bekerja sesuai dengan perintah yang dimasukan kedalam PLC.
Perangkat keras keluaran

Perangkat keluaran PLC juga terbagi dua yaitu : Perangkat Keluaran Diskrit
( Discrete Output Device ) dan Perangkat Keluaran Analog ( Analog Output
Device ).
Perangkat keras keluaran yang termasuk discrete ( Discrete Output Device )
adalah:
i. Alarms
ii. Control relays
iii.Fans, lights, horns, valves
iv. Motor starters, solenoids
Perangkat keras keluaran yang termasuk analog ( Analog Output Device)
adalah:
i. Analog Valves
ii. Actuators
iii.Chart Recorders
iv. Electric Motor Drives
v. Analog Meters
vi. Pressure Sensors

PENUTUP

A. Kesimpulan
PLC (Programmable Logic Controller) ialah rangkaian elektronik berbasis
mikroprosesor yang beroperasi secara digital, menggunakan programmable
memory untuk menyimpan instruksi yang berorientasi kepada pengguna, untuk
melakukan fungsi khusus seperti logika, sequencing, timing, arithmetic, melalui input
baik analog maupun discrete / digital, untuk berbagai proses permesinan.
B. Saran
Meskipun materi ini jarang dipelajari , kita harus menguasai materi ini ,karena
sewaktu waktu kita butuh materi tentang ini kita sudah siap.

Anda mungkin juga menyukai