Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A; Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si
penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan
yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah
sakit dapat menjadi sia sia jika tidak menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di
rumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan
kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat signifikan.
Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua
keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu,
dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam
pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai nilai dan
budaya keluarga, sehingga keluarga dapat menerima.
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang
diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki
otonomi untuk memutuskan hal hal yang terkait dengan masalah kesehatannya.
Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab

untuk

meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan


kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga ataupun organisasi perawat
yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah secara administratif. Perawatan
yang diberikan di rumah rumah khususnya oleh perawat komunitas masih
bersifat sukarela, belum ada pengaturan terhadap imbalan atas jasa yang
diberikan.
Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasiswa
untuk memperoleh pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga pada keluarga
yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori
keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai pendekatan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat memperoleh pengalaman secara nyata dalam merawat pasien
atritis reumatoid dan mendapat gambaran yang jelas terhadap Asuhan
Keperawatan yang diberikan kepada pasien
2. Tujuan Khusus
a; Penulis mampu mengkaji data pasien
b; Penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
c; Penulis mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien
d; Penulis mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan yang telah
disusun
e; Penulis dapat melakukan evaluasi dterhadap tindakan keperawatan pasien
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam pembuatan askep (asuhan keperawatan) ini
adalah :
1; Wawancara
Tujuannya adalah untuk memperoleh data secara langsung dari sumber
data. Alasan digunakan teknik wawancara :
-

Dapat menggali lebih dalam masalah yang ingin diketahui.

Wawancara merupakan keterangan langsung dari objek yang diteliti.

2; Observasi
Teknik observasi dalam penulisan ini adalah observasi secara langsung.
Tujuannya agar data yang diperoleh mendekati data yang sebenarnya. Alasan
digunakan observasi :
-

Observasi merupakan teknik langsung yang dapat dipakai untuk meneliti


berbagai gejala atau keluhan pasien

Dari segi pencatatan hasil observasi merupakan media yang lebih praktis

3; Study Kepustakaan
Dapat dilakukan dengan membaca buku-buku dan catatan-catatan yang
ada hubungannnya dengan masalah yang ada atau diteliti.

4; Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara
mengambil data dari status atau test pasien.
D. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan :
Berisikan latar belakang yang memuat alasan penulis mengangkat kasus
artritis reumatoid

serta data-data yang mendukung sehingga menarik

untuk dikaji, tujuan penulisan disesuaikan dengan proses keperawatan,


metode penulisan, dan sistematika penulisan
Bab II Tinjauan Teori :
Berisikan konsep dasar (masalah utama) pada kelayan, konsep

dasar

asuhan keperawatan yang terdiri dari proses keperawatan (Pengkajian,


diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Bab III Tinjauan Kasus :
Berisikan data data kelayan yang menderita artritis reumatoid mulai dari
hasil pengkajaian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
Bab IV Pembahasan :
Berisi tentang perbandingan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus
dengan melihat dari segi proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran :

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A; Konsep Dasar Keluarga


1; Keperawatan Kesehatan Keluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam
peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya 1989).
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan perawatan (Freeman) adalah
keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga sebagai kelompok dapat
menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah
kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah kesehatan dalam keluarga
saling berkaitan, penyakit pada salah satu anggota keluarga akan
mempengaruhi seluruh keluarga tersebut, keluarga merupakan perantara yang
efektif dan mudah untuk berbagai untuk berbagai usaha-usaha kesehatan
masyarakat, perawat dapat menjangkau masyarakat hanya melalui keluarga,
dalam memelihara pasien sebagai individu keluarga tetap berperan dalam
pengambil

keputusan

dalam

pemeliharaannya,

keluarga

merupakan

lingkungan yang serasi untuk mengembangkan potensi tiap individu dalam


keluarga.

Sedangkan

memungkinkan

tujuan

keluarga

perawatan

untuk

kesehatan

mengelola

masalah

keluarga

adalah

kesehatan

dan

mempertahankan fungsi keluarga dan melindungi serta memperkuat pelayanan


masyarakat tentang perawatan kesehatan.
2; Type - type Keluarga :
a; Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak-anak.
b; Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah

dengan

sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,


bibi dan sebagainya.

c; Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti
d; Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e; Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama
f; Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Tanggung Jawab Perawat
Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai
tanggung jawab yang meliputi :
1; Memberikan Pelayanan secara Langsung
Pelayanan keperawatan dapat meliputi pengakajian fisik atau psikososial,
menunjukkan pemberian tindakan secara trampil dan memberikan intervensi.
Kerjasama dari klien dan keluarga serta pemberi perawatan utama di keluarga
dalam perencanaan sangaat penting untuk menjaga kesinambungan perawatan
selama perawat tidak ada di rumah. Perawat hanya memberikan perawata
dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah lebih
merupakan tanggung jawab daari keluarga daripada perawat. Oleh karena itu
pendidikan kesehatan menjadi intervensi yang utama dalam perawatan di
rumah.
2; Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat penting
untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang
dialaminya.
3; Koordinasi antara Pelayanan dan Manajemen Kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional lain
dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Focus peran perawat yang
yang menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan,
menentukan prioritas kebutuhan , mengidentifikasi cara untuk mememuhi
kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang disusun.
4; Menentukan Frekuensi dan Lama Perawatan
5

Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama


periode waktu tertentut sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu
perawatan yang dilakukan di rumah.
5; Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini adalah
peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan masalah
pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.
B; Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga meupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga.
1; Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Halhal yang dikaji dalam keluarga adalah :
a; Data umum :
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan
kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin,
hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing
masing anggota keluarga serta genogram.
Type keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta
kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.
Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Status social ekonomi keluarga. Status social ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan pula
oleh kebutuhan kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang
barang yang dimiliki oleh keluarga.
Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat
kapan saja keluarga pergi bersama sama untuk mengunjungi tempat
6

rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio


juga merupakan aktivitas rekreasi.
b; Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh
anak tertua dari keluarga inti.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendalanya.
Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing masing anggota dan sumber pelayanan yang
digunakan keluarga.
c; Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan
perabotan rumah, dan denah rumah.
Karakteristik

tetangga.

Menjelaskan

mengenai

karakteristik

tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan


fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang
mempengaruhi kesehatan.
Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang
ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
Perkumpulan

keluarga

dan

interaksi

dengan

masyarakat.

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul


serta perkumpulan keluaarga yang ada.
Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk system pendukung
adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis, atau
dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas social atau dukungan
masyarakat setempat.
d; Struktur keluarga
Pola

komunikasi

keluarga.

berkomunikasi antar anggota keluarga.

Menjelaskan

mengenai

cara

Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga


mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma
yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatna.
e; Fungsi keluarga
Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan
sikap salingg menghargai.
Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau huubungan dalam
keluarga dan sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau
budaya dan perilaku.
Fungsi perawatan kesehatan. Sejauhmana keluarga menyediakan
makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit.
Pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit, kesanggupan keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :
-

Mengenal masalah kesehatan : sejauhmana keluarga mengenal fakta


fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala,
penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap
masalah.

Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat :


sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami,
takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative
terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan
yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat
informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.

Merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana keluarga


mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber
sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung
jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui keberadaan
8

fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap


yang sakit.
-

Memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauhmana mengetahui


sumber sumbver keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan
kekompakan antar anggota keluarga.

Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat :


apakah

keluarga

mengetahui

keberadaan

fasilitas

kesehatan,

memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat


kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.
Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan
jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang
ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.
f; Stres dan koping keluarga
Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu
yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor.
Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g; Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
h; Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
9

2; Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga.


Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkana pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
b; Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan.
c; Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
d; Potensial (keadaan sejahtera atau wellness)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu
diagnosa keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa
keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala
prioritas.
3; Perencanaan Keperawatan Keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkap dengan criteria dan
standar. Criteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang
diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang
ditetapkan.
4; Tahapan tindakan keperawatan keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal hal dibawah ini :
b; Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi
yang sehat terhadap masalah.
c; Menstimulais keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan,
mengidentfikasi

sumber

sumber

yang

dimiliki

keluarga

dan

mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.


d; Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakait dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat

10

dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan


perawatan.
e; Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber sumber yang
dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga
seoptimal mungkin.
f; Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara mengenakan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan
keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada.
5; Tahap evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan
dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara
bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat
dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang
dilakukan selama proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif
adalalah evaluasi akhir

11

I;

C. Konsep Dasar Penyakit


1; Pengertian
Reumatoid artritis adalah penyakit inflamasi kronis yang tidak
diketahui penyebabnya, dikarakteristikkan oleh kerusakan dan proliferasi
membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi,
ankilosis dan deformitas. Penyakit sistemik ini ditandai terutama oleh
inflamasi kronik lapisan sinovial sendi secara simetris, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan bahkan terjadi kerusakan bagian dalam sendi.
( Doenges, M.E, dkk. 1999)
Artritis Reumatoid adalah suatu gangguan kronik yang menyerang
berbagai organ, merupakan salah satu dari sekelompok penyakit jaringan
ikat difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui, biasanya
terjadi destruksi sendi progresif walaupun episode peradangan sendi
mengalami masa remisi. (Adnan, 2004)
2; Etiologi
Penyebab yang mendasari tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi
diduga dapat berasal dari faktor genetik, faktor resiko lingkungan tertentu
yang dapat menyebabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan
autoimun. (Price, S. A. 2006)
3;

12

Patofisiologi

Produksi
Pembentukan
Khemotaksis
Stimulus
Akumulasi
Produksi
kolagen, awal
faktor
prostaglandin
anion
elaktase
kompleks
Limposit
neutrofil
superaksid
reumatoid
dan
imun
dalam
dan
enzim
makrofag
yang
sinovial
degenaratif
mengaktifkan
ke sendi
lainyang
komplemen
sakit
Gangguan
Gangguan
Depisit
Gangguan
perawatan
mobilitas
istirahat
citra dikenal+predisposisi
tubuh
tidur
diri
fisik
Destruksi
Nyeri
sendi
(pencetus
tidak
genetik)

4; Manifestasi Klinis
;

Kedua tangan terasa kaku pada pagi hari, lebih dari setengah jam.

Tidak enak badan, kaku dan nyeri pada sendi, bengkak, semu merah
dan terasa hangat.

Mobilisasi sendi, spasme dan pemendekan otot, destruksi tulang dan


kartilago serta deformitas sendi.

Malaise, demam, penurunan berat badan.

5; Pemeriksaan Diagnostik
;

Faktor reumatoid

: Positif pada 80% - 95% kasus

13

Fiksasi lateks

: Positif pada 75% dari kasus-kasus khas.

Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus


khas.

LED

: Umumnya meningkat pesat (80-100mm/h)


Mungkin kembali normal sewaktu gejalagejala meningkat.

Protein C- relative

: Positif selama masa eksaserbasi.

6; Penatalaksanaan Medis
Setelah diagnosis atritis rematoid dapat ditegakkan, pendekatan
pertama adalah segera berusaha untuk membina hubungan yang baik
antara pasien, keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan yang
merawatnya tanpa hubungan yanb baik agak sukar untuk dapat memelihara
ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam suatu jangka waktu yang cukup
lama.
Pemberian obat yang utama pada atritis rematoid adalah dengan Obat
Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS). Kelompok obat ini dapat
mengurangi peradangan dengan menghalangi proses produski mediator
peradangan. Obat obat standar yang dipakai sejak lama dalam kelompok
AINS adalah aspirin pemberian obat ini baru menjadi indikasi apabila
AINS tidak dapat mengendalikan Artirtis Reumatoid.
Untuk pemakaian kortikosteroid, harus diperhatikan empat indikasi:
a; Pemberian oral dilakukan pada kasus kasus atritis reumatoid yang
tidak berespon terhadap AINS dan obat obatan yang bekerja
lambat.
b; Untuk mengatasi gejala gejala penyakit yang terjadi selama
menunggu efek obat obatan yang bekerja lambat.
c; Suntikan intra artikular dilakukan apabila ada eksaserbasi akut dari
sinovitas pada suatu sendi yang digerakkannya menjadi sangat
terganggu.
d; Pemberian dosis tinggi peroral untuk jangka waktu pendek untuk
mengatasi serangan yang berat (Price, 2006).
B; KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1; Pengkajian
Data yang perlu dikaji
14

a; Nyeri /kenyamanan
Gejala: Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai pembengkakan
jaringan lunak pada sendi), rasa nyeri kronik dan kekakuan.
b; Aktifitas/Istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerkana, nyeri tekan memburuk dengan stres
pada sendi kekakuan pada sendi .
Tanda : - Malaise
- Keterbatasan rentang gerak, atropi otot, kulit kontraktur/kelainan.
c; Kardiovaskuler
Gejala: Jari tangan/kaki pucat interniuter, sransis kemudian kemerahan
pada jari sebelum warna kembali normal
d; Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktifitas perawatan diri
pribadi. Ketergantungan dengan orang lain
e; Makanan/Cairan
Gejala: - Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi
makanan / carian adequat, mual, anoreksia
-

Kesulitan untuk mengunyah

- Tanda: penurunan berat badan (BB)


-

Kekeringan pada membran mukosa

f; Neurosensori
Gejala: Kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan
Tanda: Pembeengkakan sendi simetris
g; Keamanan
Gejala: Kulit mengkilat, tegang , lesi kulit, ulkus kaki, kesulitan dalam
menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga, demam ringan,
menetap, kekeringan pada mata dan membran mukosa
h; Integritas Ego
Gejala: Faktor faktor stress akut/kronis (misalnya finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan , Keputusasaan dan ketidakberdayaan , Ancaman

15

pada konsep diri, altra tubuh, identitas pribadi (mislanya


ketergantungan pada orang lain).
i; Interaksi sosial
Gejala: kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan peran,
isolasi (Doenges, 2000).
2; Diagnosa Keperawatan
a; Nyeri akut/kronis b/d distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses
implamasi, distruksi sendi ditandi dengan :
1; Keluhan nyeri/ketidaknyamanan, kelelahan
2; Prilaku distraksi
3; Prilaku yang bersifat hati hati/melindungi
b; Kerusakan mobilitas fisik b/d deformitas skeletral, nyeri/ketidaknyamanan
intoleransi aktifitas penurunan aktifitas otot ditandai dengan :
1; Keengganan untuk mencoba bergerak/ketidaknyamanan
2; Membatasi rentang gerak ketidakseimbangan koordinasi, penurunan
kekuatan otot
c; Gangguan citra tubuh b/d perubahan kemampuan untuk melakukan tugas
tugas umum, ketidakseimbangan mobilitas, ditandai dengan:
1; Perubahan struktur/fungsi fungsi bagian yang sakit
2; Bicara negatif tentang diri sendiri, penampilan
3; Perasaan tidak berdaya, putus asa
d; Kurang perawatan diri (berpakaian, berhias, mandi/kebersihan, makan,
eliminasi) b/d keterbatasan rentang gerak, kontraktur/kelainan pada sendi
dan otot ditandai dengan :
1; Kesulitan untuk melaksanakan aktifits perawatan diri
2; Ketergantungan pada orang lain
e; Kurang pengetahuan b/d keterbatasan paparan dan keterbatasan kognitif
ditandai dengan :
1; Pengungkapan adanya masalah (Doenges, 2000).
3; Perencanaan
a; Diagnosa I
1; Kaji keluhan nyeri, lokasi dan intensitasnya

16

2; Berikan matras/kasur keras, bantal kecil meninggikan linen tempat tidur


sesuai kebutuhan
3; Berikan posisi yang nyaman pada kelayan
4; Anjurkan kelayan untuk mandi air hangat, dan menyediakan waslap dan
air hangat untuk mengompres sendi sendi yang sakit beberapa kali
sehari
5; Berikan masase yang lembut
6; Berikan obat sebelum aktifitas/latihan yang telah direncanakan.
7; Kalaborasi
Pemberian obat sesuai petunjuk
b; Diagnosa II
1;

Evaluasi/melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi

2; Sarankan kelayan untuk istirahat


3; Gunakan bantal kecil/tipis dibawah leher
4; Kelayan mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri,
berjalan.
5; Ciptakan lingkungan yang aman
6; Berikan matras busa/mengobak tekanan
7; Pemberian obat sesuai indikasi
c; Diagnosa III
1;

Dorong kelayan untuk mengungkapkan masalah mengenai penyakit yang


dialaminya

2; Diskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada kelayan, atau orang


terdekat
3; Sarankan kelayan untuk mengakui dan menerima perasaan berduka,
bermusuhan, bergantungan
4; Perhatikan prilaku menarik diri
5; Ikut sertakan kelayan dalam merencakanan perawatan dan membuat
jadwal aktifitas
6; Berikan kepada kelayan kebutuhan perawatan yang diperlukan
7; Berikan bantuan positif bila perlu
8; Kolaborasi untuk rujukan pada konsling psikiatri
9; Berikan obat sesuai petunjuk

17

d; Diagnosa IV
Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan

1;

2; Kaji

hambatan

terhadap

partisipasi

dalam

perawatan

diri,

identifikasi/rencana untuk memodifikasi lingkungan


e; Diagnosa V
1; Diskusikan kebiasaan kelayan dalam penatalaksanan proses sakit melalui
diet.
2; Anjurkan menerima obat obatan dengan makanan susu atau antasida
dan pada waktu tidur
3; Identifikasi efek samping obat obatan merugikan
4; Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak
mengandung vitamin, protein dan zat besi
5; Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat istirahat
ataupun pada saat beraktifitas (Doenges, 2000).
4; Pelaksanaan
a; Diagnosa I
1; Mengkaji keluhan nyeri, lokasi dan intensitasnya
2; Memberikan matras/kasur keras, bantal kecil, memanggil linen tempat
tidur sesuai kebutuhan
3; Memberikan posisi yang nyaman bagi kelayan
4; Menganjurkan kealayan untuk mandi air hangat dan meyediakan
waslab dan air hangat untuk kompres sendi sendi yang sakit beberapa
kali sehari
5; Beri massase yang lembut
6; Mendorong kelayan menggunakan teknik manajemen stress
7; Melibatkan kelayan dalam aktifitas hiburan sesuai dengan situasi
8; Memberikan obat sebelum beraktifitas/latihan yang ditentukan
b; Diagnosa II
1;

Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan tingkat implamasi/rasa sakit


pada sendi

2; Menyarankan kelayan untuk istirahat


3; Menggunakan bantal kecil/tipis dibawah leher

18

4; Mendorong kelayan mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,


berdiri berajalan
5; Menciptakan lingkungan yang aman
6; Memberikan obat sesuai indikasi
c; Diagnosa III
1;

Mendorong kelayan untuk mengungkapkan masalah mengenai


penyakit yang dialaminya

2; Menyarankan kelayan untuk mengakui dan menerima perasaan


berduka, bermusuhan, bergantungan
3; Mengikutsertakan kelayan dalam merencakanan perawatan dan
membuat jadwal aktifitas
4; Membantu kelayan dalam memenuhi peawatan yang diperlukan
5; Memberikan bantuan aktif bila perlu
6; Memberikan obat sesuai petunjuk
d; Diagnosa IV
1;

Mempertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program


latihan

2;

Mengkaji hambatan terhadap peartisipasi dalam perawatan diri,


identifikasi/rencana untuk memodifikasi lingkungan

e; Diagnosa V
1;

Mendiskusikan kebiasaan kelayan dalam penatalaksanan proses sakit


melalui diet

2;

Mengidentifikasi efek samping obat obatan merugikan

3;

Mempetahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat istirahat


ataupun pada saat beraktifitas (Doenges, 2000).

5; Kriteria Evaluasi
a; Diagnosa I
1; Menunjukkan nyeri hilang atau terkontrol
2; Terlihat rileks, dapat tidur/ istirahat dan berfartisifasi dalam aktifitas
sesuai kemampuan.
b; Diagnosa II

19

1; Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan


kontraktur.
2; Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan atau fungsi dari
dan/konfensasi bagian tubuh.
c; Diagnosa III
1; Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan
untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan
kemungkinan dalam keterbatasan.
2; Menyusun rencana realities untuk masa depan.
d; Diagnosa IV
1; Melaksanakan aktifitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten
dengan kemmpuan indifidual.
2; Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup untuk memenuhi
kebutuhan perawatan diri.
3; Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi atau komunitas yang dapat
memenuhi kebutuhan perawatan diri.
e; Diagnosa V
1; Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/prognosis perawatan.
2; Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, teremasuk modifikasi
gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan/ atau pembatasan
aktifitas (Doenges, 2000).

20

BAB III
TINJAUAN KASUS

A; PENGKAJIAN
1; IDENTITAS UMUM KELUARGA
a; Identitas Kepala Keluarga:
Nama
Umur
Agama
Suku

: IQ M
: 65 Tahun
: Islam
: Sasak

Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Pengkajian

: Tidak sekolah
: Pedagang
: Sembung Lauk
: 10 Juli 2009

b; Komposisi Keluarga:
No
1

Nama
Ahmad Fauji

L/P Umur
L
13 thn

Hub keluarga Pekerjaan


Cucu
-

Yunus M

Cucu

11 thn

21

Pendidikan
SD
SD

c; Genogram:

Keterangan :
: Perempuan/laki-laki meninggal
: Perempuan/laki-laki hidup
: Hubungan perkawinan
-----------------

: Tinggal serumah
: Perceraian
: Kelayan

d; Type Keluarga:
a; Jenis type keluarga: Jenis type keluarga IQ M adalah Orang tua tungal
(Single Parent Family) yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak-anak akibat perceraian/ditinggal pasangan
b; Masalah yang terjadi dengan type tersebut: tidak ada masalah yang
terjadi dengan type keluarga

22

e; Suku Bangsa:
1; Asal suku bangsa: sasak, Indonesia
2; Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: sebelum keluarga berobat
kepuskesmas keluarga membeli obat di warung yaitu obat yang dijual
bebas dan pergi ke dukun untuk di orah/dipijat tetapi kalau tidak kunjung
sembuh baru berobat ke puskemas pembantu, air yang diminum kadang
dimasak dan terkadang tidak dimasak dan tempat buang air besar
keluarga di sungai. Sampah kadang dibakar dan kadang dibuang di
sungai.
f;

Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan: keluarga selalu


beribadah sesui agama.Keluarga meyakini bahwa penyakit yang diderita saat
ini merupakan ujian dari Allah.

g;

Status Sosial Ekonomi Keluarga:


Anggota keluarga yang mencari nafkah yaitu IQ M yang merupakan
pedagang kecil di sekolah dasar dengan rata-rata penghasilan tiap bulan Rp
500.000,-. Upaya lain yang dilakukan ada anggota keluarga yang jadi TKW.
Kleuarga rumah milik sendiri,TV,Lemari dan perlengkapan rumah tangga
lain. kemudian kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan tidak menentu seperti
untuk keperluan tagihan listrik,biaya cucu sekolah dan kebutuhan rumah
tangga lainnya.

h; Aktivitas Rekreasi Keluarga:


Keluarga IQ M sering berkumpul bersama sambil nonton TV tiap sore dan
malam hari.
II; RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a; Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap menghadapi anak
sekolah.
b; Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalnya: tidak
ada, keluarga saat ini dalam tahap anak sekolah dan cucu sudah
disekolahkan.
c; Riwayat kesehatan keluarga inti:

23

1; Riwayat kesehatan keluarga saat ini: IQ M saat ini menderita penyakit


(sering merasa nyeri pada persendian extremitas bawah saat pagi hari,
siang dan malam).
2; Riwayat penyakit keturunan: IQM mengatakan tidak ada anggota
keluarganya yang menderita penyakit keturunan.
3; Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

No
1

Nama
IQM

Umur
65thn

BB
60 kg

Keadaan
kesehatan
Terganggu

Imunisasi
-

Masalah
kesehatan

Tindakan
yang

dilakukan
Suspek RA
-

An A

13thn

37kg

Sehat

Lengkap

AnY

11thn

34kg

Sehat

Lengkap

4; Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan keluarga IQ M kalau


sakit pergi berobat kepuskesmas pembantu yang ada di Desanya.
d; Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya: Keluarga IQ M mengatakan
kalau keluarganya sering sakit hanya batuk, pilek, dan gatal-gatal, beli obat
bebas setelah tidak kunjung sembuh baru berobat ke puskesmas pembantu.
III; PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a; Karakteristik Rumah
a; Luas rumah: 10x10 m2
b; Type rumah: Permanen
c; Kepemilikan: Milik sendiri
d; Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 5 ruangan
e; Ventilasi/cendela: Terdapat 3 ventilasi kadang dibuka.
f; Pemanfaatan ruangan: Semua dimanfaatkan sesuai kegunaannya.
g; Septic tank: Ada (sudah tidak terpakai lagi)
h; Sumber air minum: Sumur gali.
i; Kamar mandi/WC: tidak ada.
j; Sampah: Kadang dibakar dan kadang juga dibuang kesungai.

24

k; Kebersihan

lingkungan:

Keluarga

mengatakan

halaman

selalu

dibersihkan setiap pagi dan sore hari.


l; Denah rumah
B

T
R1
Keterangan :
1; Ruang tamu (R1)
2; Ruang keluarga (R2)
3; Kamar tidur (R3)
4; Kamar tidur (R4)
5; Dapur (R5)
b; Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a; Kebiasaan:
Keluarga IQ M mengatakan dilingkungannya selalu diadakan jumat
bersih dan diadakan yasinan tiap malam jumat dan malam sabtu untuk
remaja dan remaji.
b; Aturan/kesepakatan:
Keluarga IQ M batas bertamu pada malam hari adalah pukul 22.00
Wita.
c; Budaya:
Di Dusun Sembung lauk bila ada anggota masyarakat yang menikah
secara bergotongroyong membantunya.
c; Mobilitas Geografis Keluarga:
Keluarga IQ M tinggal menetap
d; Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat
Keluarga IQM mengikuti perkumpulan yang ada ditempat tinggalnya dan
interaksi dengan masyarakat sangat baik.
25

e; System Pendudukung Keluarga


Ada anggota keluarga yang menjadii TKW.
IV; STRUKTUR KELUARGA
a; Pola/cara Komunikasi Keluarga
Cara komunikasi keluarga cukup baik dengan pola komunakasi terbuka.
b; Struktur Kekuatan Keluarga:
Keluarga IQ M saling mendukung antara anggota keluarga yang lain.
c; Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
Keluarga menjalankan peran masing-masing.
d; Nilai dan Norma Keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga disesaikan dengan nilai dan
norma yang berlaku di masyarakat dan menurut agama yang dianut yakni
agama Islam.
V;

FUNGSI KELUARGA
a; Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun dan saling mendukung serta saling menghargai antara
anggota yang satu dengan yang lain.
b; Fungsi sosialisasi
1; Kerukunan hidup dalam keluarga:
Keluarga IQ M mengatakan kerukunan hidup keluarga terjaga dengan
baik.
2; Interaksi dan hubungan dalam keluarga:
Interaksi keluarga baik dan keluarga IQ M selalu menjaga
keharmonisan dalam huubungan keluarga mereka.
3; Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:
IQ M sendiri sebagai kepala keluarga.
4; Kegiatan keluarga waktu senggang
Berkumpul bersama anggota keluarga nonton TV dan berkumpul
bersama tetangga disekitarnya.
5; Partisipasi dalam kegiatan sosial:
Keluarga ikut serta dalam kegiatan gotongroyong kebersihan lingkungan
yang diadakan setiap jumat pagi.
c; Fungsi perawatan kesehatan

26

1; Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan


keluarganya : Keluarga mengatakan kurang mengetahui tentang penyakit
dan pencegahan yang sering dialami keluarga.
2; Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat : bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga membelikan obat
bebas terlebih dahulu setelah tidak bisa sembuh baru dibawa ke
Puskesmas.
3; Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit: Keluarga
mengatakan kurang mengetahui perawatan yang tepat untuk keluarga
mereka yang sakit
4; Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Keluarga setiap pagi dan sore hari selalu membersihkan lingkungan
rumahnya.
5; Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat :
Keluarga membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan
terdekat apabila sudah tidak bisa ditangani sendiri oleh anggota keluarga.
d; Fungsi reproduksi
1; Perencanaan jumlah anak: 2; Akseptor: Tidak pernah menggunakan Akseptor KB
e; Fungsi ekonomi
1; Upaya pemenuhan sandang pangan: IQ M merupaka pedagang kecil di
salah satu sekolah dasar,dan ada anggota keluarga yaitu anak IQM
yang menjadi TKW.
VI; Pemanfaatan sumber di msyarakat: Tidak ada
VII; STRES DAN KOPING KELUARGA
a; Stressor jangka pendek: Pemenuhan kebutuhan keluarga dan kebutuhan cucu
sekolah.
b; Stressor jangka panjang: Pemenuhan/persiapan hari tuanya.
c; Srategi koping: Keluarga selalu berdiskusi dalam melaksanakan masalah
dalam keluarga.
d; Strategi adaptasi disfungsional:

IQM mengatakan sering termenung

memikirkan anak-anaknya dan masa depan cucunya


VIII; KEADAAN GIZI KELUARGA

27

Pemenuhan gizi: IQM mengatakan gizi keluarga cukup terpenuhi untuk saat
ini.
IX; HARAPAN KELUARGA
a; Terhadap masalah kesehatannya : IQ M berharap penyakiynya tidak sering
kambuh dan berharap anggota keluarganya selalu dalam keadaan sehat
b; Terhadap petugas kesehatan yang ada : Keluarga berharap petugas kesehatan
lebih memperhatikan kesehatan lansia pada keluarga mereka khusunya dan
lansia dusun Sembung lauk pada umumnya.

28

X;

PEMERIKSAAN FISIK
Nama Anggota Keluarga

No

Variabel

Riwayat pennyakit

Keluhan yang dirasakan

Kaku di pagi hari,nyeri pada


persendian

Tanda dan gejala

Tidak bisa berjalan bila nyeri


kambuh

System cardiovaskuler

Suara S1, S2 normal

Suara S1,S2 normal

Suara S1,S2
normal

Riwayat penyakit
sebelumnya

Gatal-gatal

Gatal-gatal

Demam

TTV

IQ M
Suspek RA

AnA

AnY

TD : 130/90 mmHg

TD :100/60 mmhg

TD : 110

N:82 x/mt

N : 78x/mt

/70 mmHg

S:36,5oC

S : 36,5 oC

N:72 x/mt

RR:

RR : 18 x/mt

S:36 oC

22x/mt

RR:20x/mt
Bising usus 8
x/mt

System GI Trac

Bising usus 12 x/mt

Bising usus 10 x/mt

Sitem persyarafan

Biceps,

Biceps,

Biceps,

triceps,

triceps,

triceps,

9
10

System muskuloskletal
Sitem genitalia

achialis normal

achialis normal

achialis normal

5 5

5 5

5 5

5 5

5 5

5 5

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

PENGKAJIAN DATA FOKUS


No.
1.

Kriteria
Mengenal masalah

Pengkajian
Keluarga mengatakan tidak tahu banyak tentang

kesehatan

penyakit yang dialami Iq M. Keluarga beranggapan


bahwa penyakit yang dialami Iq M merupakan

2.

penyakit yang biasa dialami oleh usia lanjut


Mengambil keputusanKeluarga mengatakan apabila ada salah satu anggota
keluarga yang sakit biasanya keluarga membeli obat
bebas dari luar, tetapi bila penyakit tidak sembuh juga,
maka keluarga memanfaatkan sumber pelayanan

3.

Merawat anggota

kesehatan yang ada seperti puskesmas.


Keluarga mengatakan tidak mengerti cara merawat Iq.

4.

keluarga yang sakit


Memodifikasi

M,
Keluarga mengatakan selalu memberi dukungan

lingkungan

kepada Iq. M dengan menciptakan suasana yang

5.

tenang, harmonis dan nyaman.


Memanfaatkan sarana Keluarga mengatakan selama ini sarana yang
kesehatan

dimanfaatkan adalah Pustu dan Puskesmas

TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN


No.
1.

Daftar Masalah Kesehatan


Ancaman

Menejemen regimen terapeutik tidak

2.

Kurang / tidak sehat

efektif pada Iq M.
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
pada Iq M.

3.

Defisit

ANALISA DATA
No.
1.

Data

Problem

Etiologi

DS :
- Keluarga mengatakan tidak

Menejemen regimen Ketidakmampuan

mengerti cara merawat Iq M terapeutik tidak


- Saat ini Iq M hanya

efektif

mengeluhkan nyeri di

keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit

extremitas bawah
- Keluarga mengatakan sangat
berharap penyakit yang dialami
Iq M bisa sembuh
DO :
- Saat ditanyakan keluarga tidak
dapat menyebutkan penangan
yang dapat diberikan pada
anggota keluarga yang
mengalami suspek RA
- K/U : Baik
- TD : 130/90 mmHg
- N : 82 x/mt
- RR : 22 x/mt
- S : 36,5 oC
2.

DS :
- Keluarga mengatakan tidak tahu Pemeliharaan

Ketidakmampuan

banyak tentang penyakit

kesehatan tidak

keluarga dalam

yang dialami Iq M.

efektif

mengenal masalah

Keluarga beranggapan bahwa

kesehatan, dan

penyakit yang dialami Iq

mengambil

M merupakan penyakit

keputusan yang

yang biasa diderita oleh usia

tepat.

lanjut
- Keluarga mengatakan apabila
ada salah satu anggota
keluarga yang sakit biasanya
keluarga membeli obat bebas
dari luar dan pergi ke dukun
tetapi bila penyakit tidak

sembuh juga, maka keluarga


memanfaatkan sumber
pelayanan kesehatan yang
ada seperti puskesmas.
DO :
- Klien menderita suspek RA
sejak 1 tahun yang lalu
- Saat ditanyakan keluarga tidak
dapat menjelaskan pengertian
RA.
- Keluarga tidak dapat
menyebutkan tanda dan gejala
RA
- TD : 130/90 mmHg, N : 82 x/mt
RR : 22 x/mt, S : 36,5 oC
-

Klien mengkonsumsi obat


bebas
RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1; Menejemen regimen terapeutik tidak efektif

b/d Ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit .


2; Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b/d Ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan yang dilami oleh anggota keluarganya.
SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa I
No.
Kriteria
1. Sifat masalah
Skala : Ancaman kesehatan
2.

Kemungkinan masalah
dapat diubah

3.

Skala : Sebagian
Potensial masalah untuk

Skor
(2/3) x 1 =
2/3
(1/2) x 2 =
1

Pembenaran
Saat pengkajian klien merasakan
nyeri pada daerah pinggang sampai
kaki.
Kemungkinan keluarga dapat
membantu merawat Iq M.

(3/3) x 1 = Apabila keluarga tahu cara merawat

dicegah

Iq M secara mandiri, maka keluarga

Skala : Tinggi
4.

menonjolnya masalah
skala : Masalah berat harus
segera ditangani
Total skor

(2/2) x 1 =
1

dapat merawat dan menjaga kondisi


Iq M.
Keluarga hawatir dengan keadaan Iq
M yang sekarang.

3 2/3

Diagnosa II
No.
Kriteria
1. Sifat masalah
Skala : Kurang sehat
2.

Kemungkinan masalah
dapat diubah

3.

Skala : Sebagian
Potensial masalah untuk
dicegah

4.

Skala : Tinggi
Menonjolnya masalah
Skala : Ada masalah tetapi

Skor
(3/3) x 1 =
1
(1/2) x 2 =
1
(3/3) x 1 =
1
(1/2) x 1 =
1/2

Pembenaran
Saat pengkajian keluarga tidak dapat
menjelaskan pengertian, penyebab
dan penanganan RA.
Keluarga dilatar belakangi pendidikan
SMU yang mendukung
Keluarga kooperatif menayakan
tentang penyakit yang dialami oleh
anggota keluarganya.
Iq M mengatakan menerima
keadaan ini apa adanya, penyakit ini

tidak perlu ditangani


biasa dialami orang seusianya.
Total skor
3 1/2
Berdasarkan rumusan prioritas di atas, maka dapat diketahui prioritas
permasalahan pada keluarga IQ M adalah sebagai berikut :
1; Menejemen regimen terapeutik tidak efektif : Suspek RA pada Iq M
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.
2; Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada Iq M berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yang dialami oleh
anggota keluargnya.

A; PERENCANAAN KEPERAWATAN
No Hari / tanggal
1. Sabtu
11juli 2009

Diagnosa
Keperawatan
Menejemen

Tujuan
Umum
Setelah

Khusus
Setelah

Kriteria
Kognitif

Standar
;

Keluarga mampu

regimen terapeutik dilakukan

dilakukan

mengidentifikasi hal-hal yang

tidak efektif:

tindakan

tindakan

dapat memicu terjadinya nyer

Suspek RA pada

keperawatan

keperawatan

pada Iq M.

IqM b/d

selama 3 x

selama 3 x 30

Keluarga mampu

ketidakmampuan pertemuan,

menit,

mengidentifikasi cara

keluarga merawat meminimalisir

keluarga

menghindari terjadinya nyeri.

anggota keluarga tingkat nyeri

mampu

yang sakit dan

pada Iq M

merawat Iq.

memodifikasi

(menejemen

M yang

lingkungan.

regimen

mengalami

terapeutik

suspek RA

Afektif

Keluarga mau bekerjasama


dalam merawat klien

efektif)
Psikomotor ;

Keluarga mampu melakukan

perawatan dengan melakukan


kompres hangat basah

2. Sabtu
11 juli 2009

Pemeliharaan

Setelah

Setelah

kesehatan tidak

dilakukan

dilakukan

mengidentifikasi pengertian,

efektif pada IqMtindakan

tindakan

penyebab, tanda dan gejala

berhubungan

keperawatan

keperawatan

serta pencegahan RA.

dengan

selama 3 x

selama 3 x 30

ketidakmampuan pertemuan,

menit,

keluarga dalam

keluarga

pemeliharaan

mengenal masalah kesehatan pada mampu


kesehatan
keluarga.

Iq M efektif. mengenal
masalah
kesehatan

Kognitif

Afektif

Keluarga mampu

Keluarga mau bekerjasama


dalam merawat klien

keluarga
suspek RA dan
mengambil
keputusan.

B; CATATAN IMPLEMENTASI
No. Dx.
1.

Hari / tanggal
Kamis

Waktu
19.00 20.00 ;

16-07-09

wita

Tindakan keperawatan
Mendiskusikan dengan keluarga tentang hal-hal yang mem

Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara menghindari

Menjelaskan pada keluarga bahwa baik atau buruknya kond


dipengaruhi atas peran serta keluarga dalam merawat klien

;
2.

Kamis

Menganjurkan kepada keluarga untuk kompres hangat bas

; Memberikan penyuluhan tentang kompres hangat basah


20.00-21.00 ; Mendiskusikan pengertian, penyebab, tanda dan gejala RA.

16-007-09

wita

Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali pengertia


gejala RA.

Menjelaskan pada keluarga bahwa baik atau buruknya kond


dipengaruhi atas peran serta keluarga dalam merawat klien

C; EVALUASI KEPERAWATAN
No. Dx.
Hari / tanggal
1.
Sabtu, 18 juli 2009

Evaluasi
S:

Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu mengidentifikasi hal


terjadinya nyeri

Keluarga mengatakan sudah mampu mengidentifikasi cara menghindari

Keluarga mengatakan perasaannya sangat senang dapat bekerja sama de


merawat anggota keluarga yang sakit

O:

Keluarga mampu menyebutkan hal-hal yang dapat memicu terjadinya ny

Keluarga mampu menyebutkan cara menghindari terjadinya nyeri

Keluarga mau bekerjasama dalam merawat klien

Keluarga mau melakukan kompres hangat bila nyeri klien kambuh

A:

Masalah teratasi

P:

2.

Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan

Sabtu, 17 juli 2009 S :


;

Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu mengidentifikasi pen


dan gejala rematoid artritis.

Keluarga mengatakan perasaannya sangat senang dapat bekerja sama de


merawat anggota keluarga yang sakit

O:

Keluarga mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala d

A:

Masalah teratasi

P:

Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

Adnan dan Daud, 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi 3 FKUI, Jakarta
Doenges, M.E, dkk 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC. Jakarta
Diagnosa Keperawatan Nanda. Definisi dan Klasifikasi 2005-2006
Nugroho, Wahalit, 2001. Keperawatan Gerontik, Edisi 2. EGC, Jakarta
Price, S.A. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit Edisi 6. EGC. Jakarta
Carpenito LJ. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Sjamsuhidajat. R dan Jong, Wimde. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. EGC :
Jakarta.
Carpenito, Linda Jual. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Mansjoer, A., dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, edisi kedua. Jakarta : Media
Ausculapius
Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Soeparman, dkk. 1995. Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1. Jakarta : EGC
Soeprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan keluarga. Jakarta : EGC

38

RANCANGAN RENCANA KEGIATAN (PRA PLANING) KONTRAK BELAJAR


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IQM
DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA ATRITIS REMATOID

Nama mahasiswa

: Novita Asri Widiastuti, S.Kep

NPM

: 03.01.0054

Sasaran

: Keluarga IQM

Hari/tanggal

: Jumat 10 Juni 2009

Waktu

: 40 menit

Diagnosa keperawatan

:-

Intervensi

:-

Kunjungan ke

: I (satu)

Alamat

: Dusun Sembung Lauk RT 1, Kec. Narmada

A; Fase Persiapan
1; Latar belakang kegiatan
Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat, maka pengakjian kesehatan keluarga perlu
dilakukan karena keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan,
mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompoknya. Selain itu, masalah yang ada dalam keluarga saling berkaitan, dan
apabila salah seorang anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh pada anggota keluaraga yang lainnya bahkan lingkungan sekitarnya.

39

2; Analisa situasi
a; Klien dan keluarga
Klien merupakan kepala rumah tangga, berusia 65 tahun, bekerja sebagai
pedagang dengan latar belakang pendidikan tidak sekolah, dan memiliki
riwayat penyakit atritis rematoid sejak satu tahun yang lalu. Berobat ke
puskesmas pembantu jika penyakitnya kambuh.
b; Lingkungan tempat tinggal
Klien tinggal di rumah sendiri, dengan kondisi bagunan rumah yang cukup
memadai dan cukup memenuhi syarat kesehatan.
3; Tujuan
A; Tujuan Umum
Mengadakan kontrak belajar dengan klien.
B; Tujuan khusus
-

Membina hubungan baik antara perawat / petugas kesehatan dengan keluarga.

Perawat mampu mengkaji data dasar keluarga

Perawat mampu mengkaji riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Perawat mampu mengkaji lingkungan tempat tinggal keluarga

Perawat mampu mengkaji struktur keluarga

Perawat dapat mengkaji fungsi keluarga

Perawat mampu mengkaji stressor dan manajemen koping keluarga

Perawat mampu mengkaji kondisi gizi keluarga

B; Fase Pendahuluan
1; Tahap orientasi, dilakukan dalam waktu 5 menit.
b; Salam terapeutik
b; Memperkenalkan diri dengan sopan
c; Menjelaskan tujuan kunjungan
d; Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu
keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga
e; Menjelaskan kepada keluarga luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat
dilakukan.

40

2. Kontrak belajar asuhan keperawatan


No Uraian kegiatan
1
Pendahuluan meliputi :

Waktu
10 menit

a; Mengadakan pertemuan dengan keluarga


b; Memperkenalkan diri dengan sopan
c; Menjelaskan tujuan kunjungan
d; Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat
adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada di keluarga
e; Kontrak pertemuan selanjutnya.
2

Pengkajian meliputi
;

Anamnesa

Observasi

Pemeriksaan fisik

30 menit

C; Fase Kerja
1; Pertanyaan inti meliputi
a; Data umum keluarga
b; Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c; Pengkajian tempat tinggal keluarga
d; Struktur keluarga
e; Fungsi keluarga
f; Stress dan kpoing keluarga
g; Pemeriksaan fisik
h; Harapan keluarga
2; kegiatan yang dilakukan
a; Anamnesa untuk mengumpulkan data keluarga
b; Observasi terhadap keadaan lingkungan fisik tempat tinggal
c; Pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota keluarga

41

D; Fase Terminasi
1; Resume kegiatan
2; Kontrak waktu kegiatan : kunjungan perawat dilakukan kembali kesesokan
harinya

Mengetahui,
Pembimbing Akademik
(Nurul Ilmi S.Kep,NS)

Mataram, 10 juni 2009


Mahasiswa
(Novita Asri Widiastut)

42

Anda mungkin juga menyukai