Anda di halaman 1dari 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

EPILEPSI
Topik
Sub Topik
Waktu
Tempat
Peserta

: Epilepsi
: Pengertian epilepsi
: 45menit
: RSU Bangli
: Pasien dan Penunggu Pasien

I.
TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Pasien dan Penunggu Pasien memahami dan
mengerti tentang epilepsi.
II.
TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit para Pasien dan Penunggu Pasien :
1.
Mengetahui pengertian epilepsi
2.
Mengetahui bagaimana penyebab epilepsi
3.
Mengetahui tanda dan gejala gejalanya epilepsi
4.
Mengetahui cara pencegahan epilepsi
5.
Mengetahui patofisiologi epilepsi
III.
1.
2.
3.
4.
5.

MATERI PENYULUHAN
Pengertian epilepsi
Penyebab epilepsi
Tanda dan gejala epilepsi
Pencegahan epilepsi
Patofisiologi epilepsi

IV. METODe
1.
Ceramah,
2.
Diskusi dan
3.
Tanya jawab.
V.
1.

MEDIA
Leaflet

VI. PROSES KEGIATAN

Kegiatan

NO

Tahap

Waktu

1.

Pembukaan

5menit 1. Mengucapkan
salam

Penyuluhan

Sasaran
Menjawab salam

Menyimak dan
2. Memperkenalkan
memperhatikan
diri
3. Menjelaskan tujuan
4.Apersepsi

2.

Inti

1. Menjelaskan
Menyimak dan
tentang
memperhatikan
menit
Pengertian epilepsi
35

2.Penyebab epilepsi Bertanya


3.Tanda dan Gejala
epilepsi

Menjawab
pertanyaan

4.cara pencegahan
epilepsi.
5.patofisiologi
epilepsi
6. 6.Tanya jawab
Mengevaluasi materi
dengan cara
memberikan
pertanyaan
3.

Penutup

5 menit Mengucapkan salam


penutup

Menjawab salam

VII. MATERI PENYULUHAN EPILEPSI


1. PengertianEpilepsi
Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologis yang utama. Pada dasarnya epilepsi
merupakan suatu penyakit Susunan Saraf Pusat (SSP) yang timbul akibat adanya ketidak
seimbangan polarisasi listrik di otak. Ketidak seimbangan polarisasi listrik tersebut terjadi
akibat adanya fokus-fokus iritatif pada neuron sehingga menimbulkan letupan muatan listrik
spontan yang berlebihan dari sebagian atau seluruh daerah yang ada di dalam otak. Epilepsi
sering dihubungkan dengan disabilitas fisik, disabilitas mental, dan konsekuensi psikososial
yang berat bagi penyandangnya (pendidikan yang rendah, pengangguran yang tinggi, stigma
sosial, rasa rendah diri, kecenderungan tidak menikah bagi penyandangnya).
2.

Penyebab Epilepsi (Etiologi)


1. Trauma lahir, Asphyxia neonatorum
2. CederaKepala, Infeksisistemsyaraf
3. Keracunan CO, intoksikasiobat/alkohol

4. Demam, ganguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia)


5. Tumor Otak
6. Kelainan pembuluh darah
3.

Patofisiologi
Otak merupakan pusat penerima pesan (impuls sensorik) dan sekaligus merupakan
pusat pengirim pesan (impuls motorik). Otak ialah rangkaian berjuta-juta neuron. Pada
hakekatnya tugas neuron ialah menyalurkan dan mengolah aktivitas listrik saraf yang
berhubungan satu dengan yang lain melalui sinaps. Dalam sinaps terdapat zat yang
dinamakan neurotransmiter. Asetilkolin dan norepinerprine ialah neurotranmiter eksitatif,
sedangkan zat lain yakni GABA (gama-amino-butiric-acid) bersifat inhibitif terhadap
penyaluran aktivitas listrik sarafi dalam sinaps. Bangkitan epilepsi dicetuskan oleh suatu
sumber gaya listrik di otak yang dinamakan fokus epileptogen. Dari fokus ini aktivitas listrik
akan menyebar melalui sinaps dan dendrit ke neron-neron di sekitarnya dan demikian
seterusnya sehingga seluruh belahan hemisfer otak dapat mengalami muatan listrik berlebih
(depolarisasi). Pada keadaan demikian akan terlihat kejang yang mula-mula setempat
selanjutnya akan menyebar ke bagian tubuh/anggota gerak yang lain pada satu sisi tanpa
disertai hilangnya kesadaran. Dari belahan hemisfer yang mengalami depolarisasi, aktivitas
listrik dapat merangsang substansia retikularis dan inti pada talamus yang selanjutnya akan
menyebarkan impuls-impuls ke belahan otak yang lain dan dengan demikian akan terlihat
manifestasi kejang umum yang disertai penurunan kesadaran.

4.Tanda dan Gejala


a)
Dapat mengalami aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang epileptik (aura dapat
berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu, mencium bau-bauan tidak enak, mendengar
suara gemuruh, mengecap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya)
b)
Napas terlihat sesak dan jantung berdebar
c)
Raut muka pucat dan badannya berlumuran keringat
d) Satu jari atau tangan yang bergetar, mulut tersentak dengan gejala sensorik khusus atau
somatosensorik seperti: mengalami sinar, bunyi, bau atau rasa yang tidak normal seperti pada
keadaan normal

e)
f)
g)
h)
i)
j)

Individu terdiam tidak bergerak atau bergerak secara automatik, dan terkadang individu
tidak ingat kejadian tersebut setelah episode epileptikus tersebut lewat
Di saat serangan, penyandang epilepsi terkadang juga tidak dapat berbicara secara tiba- tiba
Kedua lengan dan tangannya kejang, serta dapat pula tungkainya menendang- menendang
Gigi geliginya terkancing
Hitam bola matanya berputar- putar
Terkadang keluar busa dari liang mulut dan diikuti dengan buang air kecil.

5.Cara Penanganan
1. Selama Kejang
a)
Berikan privasi dan perlindungan pada pasien dari penonton yang ingin tahu
b)
Mengamankan pasien di lantai jika memungkinkan
c)
Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lainnya dari bendar keras, tajam atau panas.
Jauhkan ia dari tempat / benda berbahaya.
d) Longgarkan bajunya. Bila mungkin, miringkan kepalanya kesamping untuk mencegah
lidahnya menutupi jalan pernapasan.
e)
Biarkan kejang berlangsung. Jangan memasukkan benda keras diantara giginya, karena
dapat mengakibatkan gigi patah. Untuk mencegah gigi klien melukai lidah, dapat diselipkan
kain lunak disela mulut penderita tapi jangan sampai menutupi jalan pernapasannya.
f)
Ajarkan penderita untuk mengenali tanda2 awal munculnya epilepsi atau yg biasa disebut
"aura". Aura ini bisa ditandai dengan sensasi aneh seperti perasaan bingung, melayang2, tidak
fokus pada aktivitas, mengantuk, dan mendengar bunyi yang melengking di telinga. Jika
Penderita mulai merasakan aura, maka sebaiknya berhenti melakukan aktivitas apapun pada
saat itu dan anjurkan untuk langsung beristirahat atau tidur.
g)
Bila serangan berulang-ulang dalam waktu singkat atau penyandang terluka berat, bawa ia
ke dokter atau rumah sakit terdekat.
2. Setelah Kejang
a)
Penderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang terjadi.
b)
Pertahankan pasien pada salah satu sisi untuk mencegah aspirasi. Yakinkan bahwa jalan
napas paten.
c)
Biasanya terdapat periode ekonfusi setelah kejang grand mal
d) Periode apnea pendek dapat terjadi selama atau secara tiba- tiba setelah kejang
e)
Pasien pada saaat bangun, harus diorientasikan terhadap lingkungan
f)
Beri penderita minum untuk mengembalikan energi yg hilang selama kejang dan
biarkan penderita beristirahat.
g)
Jika pasien mengalami serangan berat setelah kejang (postiktal), coba untuk menangani
situasi dengan pendekatan yang lembut dan member restrein yang lembut
h)
Laporkan adanya serangan pada kerabat terdekatnya. Ini penting untuk pemberian
pengobatan oleh dokter.
6.Cara Pencegahan Penyakit Epilepsi
a) Makan yang teratur
b) Istirahat yang cukup
c) Tidak mengonsumsi alkohol atau narkoba
d) Tidak lalai mengonsumsi obat epilepsinya
e) Tidak setres atau kegembiraan yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai