Anda di halaman 1dari 6

MODUL PERKULIAHAN

Tes
Intelegensi
WISC

Fakultas
Psikologi

Program
Studi
Psikologi

Tatap
Muka

0506

Kode MK

Disusun Oleh

61090
(A21616A
A)

Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi

Abstract

Kompetensi

Penjelasan tentang tes WISC

Mahasiswa dapat memahami tentang


tes WISC, serta dapat melakukan
administrasi, scoring serta interpretasi
tes WISC

Tes WISC
SEJARAH TES WISC
David Wechsler memperkenalkan versi pertama tes inteligensi yang dirancang khusus
untuk digunakan bagi orang dewasa. Terbit pada tahun 1939 dan dinamai WechslerBellevue Intelligence Scale (WBIS), disebut juga skala W-B.
Pada tahun 1949 Wechsler menerbitkan pula skala inteligensi untuk digunakan pada anakanak yang dikembangkan berdasar isi skala W-B. Skala ini diberi nama Wechsler
Intelligence Scale for Children (WISC). WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children)
mengalami revisi terakhir pada tahun 1974 bertujuan untuk mengukur inteligensi anak-anak
usia 6 tahun sampai dengan 16 tahun. WISC atau WISC-R terdiri dari 12 subtes yang
terbagi menjadi dua bagian yaitu Verbal dan Performance.
WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) di tahun 1949. Banyak soal diambil
langsung dari tes orang dewasa. WISC third edition untuk usia 6-16 tahun 11 bulan.
WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) mengalami revisi terakhir pada tahun
1974 bertujuan untuk mengukur inteligensi anak-anak usia 6 tahun sampai dengan 15
tahun.
WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) di tahun 1955. Untuk usia 16-74 tahun.
WPPSI (Wechsler Prerschool and Primary Scale of Intelligence-Revised) tahun 1989.
Tes ini untuk rentang usia 3-7 tahun 3 bulan. Masing-masing skala terdiri dari minimum
lima subtes dan maksimum tujuh subtes.
SKALA VERBAL

Information (Informasi)

Comprehension (Pemahaman)

Arithmetic (Hitungan)

Similarities (Kesamaan)

Vocabulary (Kosakata)

Digit span (Rentang angka)


SKALA PERFORMANSI

Picture Completion (Kelengkapan gambar)

Picture Arrangement (Susunan gambar)

Block Design (Rancangan balok)

Object Assembly (Perakitan Objek)

Coding (Sandi)

201
6

06

Tes Intelegensi
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Mazes (Taman sesat)


TAHAPAN YANG HARUS DILAKUKAN

Menghitung Usia
Norma WISC adalah berdasarkan usia testee sehingga tester harus mengetahui usia

testee saat di tes.

Melakukan pengetesan.
Dalam buku manual WISC terdapat panduan secara detail apa yang perlu diucapkan

oleh tester ketika melaksanakan tes. Tester harus mengikuti prosedur tersebut dengan baik.
Selain itu di dalam manual tersebut juga terdapat petunjuk terkait soal nomor berapa yang
harus diberikan kepada testee, soal mana yang tidak perlu diberikan serta kapan tester
harus berhenti memberikan pertanyaan dalam setiap sub test, karena memang dalam
WISC, tidak semua soal perlu diberikan kepada testee.

Melakukan skoring
Buku manual WISC juga memberikan informasi kepada tester nilai yang bisa diberikan

dalam setiap jawaban testee (terdapat kunci jawaban). Setelah semua jawaban diskoring
dan ditotal pe rsub tes maka nilai masing-masing sub test ini menjadi nilai di raw score. Raw
score ini perlu dijadikan Scale Score berdasarkan norma sesuai dengan usia testee
Aspek Yang Diukur
1. VERBAL SCALE : ability to work with abstract verbal symbol ; perceptual skills
included (auditory).
Nilai kemampuan Verbal ini mengungkap tentang:
Kemampuan bekerja dengan simbol-simbol abstrak
Jumlah dan tingkat kebergunaan latar belakang pendidikan yang dimiliki individu
Kemampuan memori verbal
Kelancaran verbal.
Dan nilai intellegency ini cenderung lebih terpengaruh kultur atau budaya. Dan
didalamnya terkandung beberapa pokok penilaian, yakni:
a. Information

Menggali kemampuan menangkap instruksi


Mengikuti perintah dalam persoalan
Kecepatan dalam memberikan jawaban.
luasnya pengetahuan, long-term memory

b. Comprehention

mengukur akal sehat (common sense)


penilaian terhadap situasi sosial (social judgment)

c Arithmetic.

201
6

06

mengukur akal sehat (common sense)


Tes Intelegensi
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

penilaian terhadap situasi sosial (social judgment)

d. Similarities

kemampuan mengolah persamaan dari dua hal


tingkat kemampuan berpikir abstraksi (konkrit, fungsional, abstrak), pembentukan
konsep verbal

e. Digit span

kemampuan memberikan jawaban secara verbal


menggali konsentrasi, attention span dan ingatan jangka pendek

f. Vocabulary

kemampuan memberikan jawaban secara verbal


kemampuan belajar dalam memanfaatkan pengetahuan tentang kata, luasnya
perbendaharaan kata, daya ingat, pembentukan konsep dan kemampuan
mendeskripsikan kata dalam susunan kalimat

2. PERFORMANCE SCALE : ability to work in concrete situasion ; perceptual skills included


(visual)
Nilai Kemampuan Performansi Mengungkap tentang;

Tingkat dan kualitas kontak nonverbal individu dengan lingkungan


Kemampuan integrasi stimulus perseptual dengan respon motorik yang relevan
Kapasitas bekerja dalam situasi konkrit
Kemampuan bekerja cepat
Kemampuan mengevaluasi informasi visuospasial

Didalam nilai kemampuan performance atau performance scales terdiri dari beberapa
aspek penilaian yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Coding.

kecermatan dalam mengamati data


kemampuan
mempelajari
persoalan

yang

tidak

umum, visual-motor

dexterity, associative learning, tingkat/derajat ketelitian dan kecepatan bekerja.


b. Picture Completion.

kemampuan menghargai adanya ketidaksempurnaan dan menentukan hal yang

tidak tampak.
kemampuan membedakan esensial-non esensial secara rinci, kemampuan
konsentrasi,visual alertness, visual organization, visual memory.

c. Block Design.

kemampuan mengamati dan menangkap tanda-tanda secara cermat.


daya nalar, analisa spatial relationship, integrasi fungsi visual
motorik, nonverbal concept formation, abstract thinking

201
6

06

Tes Intelegensi
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

dan

d. Picture Arrangement.

kemampuan

menangkap isi permasalahan.


kemampuan merencanakan yang mengacu pada hubungan sebab akibat, logika

mengamati

persoalan

secara

menyeluruh

dan

kecermatan

berpikir,nonverbal reasoning, kemampuan menginterpretasikan situasi sosial


(memahami dan mengevaluasi)
e. Merakit objek.

kemampuan menangkap bagian secara cermat dan teliti


kemampuan mengamati part-whole relationship, perceptual organization, visualmotor organization

Dengan mengetahui hasil tes diatas dapat diketahui tingkat kemampuan testee yang
terangkum dalam 11 (sebelas) macam kemampuan, akan diperoleh 2 (dua) macam nilai
(skala) intelegensi yaitu nilai intelegensi pada kemampuan verbal, dan nilai intelegensi
performance, untuk kemudian dijumlahkan sehingga ditemukan nilai intelegensi total.

Dua subtes tambahan (khusus) pada WISC


a. Subtes Mazes

Subtes ini berisi 8 maze, dua yang pertama diberikan hanya pada anak usia
dibawah 8 atau yang lebih tua dengan mengalami gangguan mental. Subtes ini
berdasar pada konsep bahwa kemampuan untuk merencanakan kedepan dan

bergerak secara akurat dapat diprediksikan melalui kertas yang berisi maze.
Kelebihan tes ini adalah subtes tidak menggunakan kata-kata (non verbal), anakanak merasa seperti bermain dalam subtes ini. Sementara kekurangannya
subtes ini kurang terstandarisasi sebagai bagian dari WISC. Korelasi dengan
skor total agak kurang.

b. Subtes coding

Subtes ini menuntut anak untuk menemukan symbol yang sama dan
memberikan tanda yang sesuai pada kotak kosong yang disediakan. Tes ini
berdasar pada konsep bahwa kemampuan untuk mempelajari symbol dan bentuk
atau simbol dan angka, juga untuk mengkreasi ulang kombinasi ini dengan kertas

dan pensil dalam limit waktu adalah salah satu criteria intelegensi.
Subtes ini mengukur visual motor dexterity (ketangkasan/kecekatan visual
motor). Juga kemampuan untuk menyerap material baru yang disajikan didalam
konteks hubungan. Kecepatan dan ketepatan juga dibutuhkan. Subtes ini
merupakan yang dapat paling cepat diadministrasikan.

201
6

06

Tes Intelegensi
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Kekurangan subtes ini adalah anak sering memandang subtes ini tidak bermutu,
tidak inspiratif dan anak-anak cepat bosan. Anak dengan kordinasi visualmotor
yang rendah motor akan mengalami kesulitan dalam subtes ini.

Keterbatasan Tes
Kekurangan skala Wechsler: kurangnya pendasaran teoritis yang menyulitkan penemuan
basis interpretasi yang koheren. Selain itu juga komposisi skala-skala ini tampak
menganggapbahwa domain kemampuan yang dipiliholeh subtesnya dalamsemua tingkat
umur sama.

Daftar Pustaka
Polhaupessy, Leonardo F.Hand-out Materi Perkuliah-an M. K. Psikodiagnostik ( Tes
Inteligensi ). Universitas Padjadaran

201
6

06

Tes Intelegensi
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai