BAB I, II & Dapus
BAB I, II & Dapus
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Enzim adalah sekelompok protein yang berfungsi sebagai katalisator
untuk berbagai reaksi kimia dalam sistem biologis. Hampir tiap reaksi kimia
dalam sistem biologis dikatalisis oleh enzim. Sintesis enzim terjadi di dalam
sel dan sebagian besar enzim dapat diekstraksi dari sel tanpa merusak
fungsinya.
Seluruh reaksi kimia yang berlangsung didalam sel memerlukan jasa
enzim, enzim disintesis didalam sel, namun aktivitasnya tidak selalu di dalam
sel. Berbagai reaksi kimia yang dikendalikan oleh enzim antara lain respiasi,
pertumbuhan, perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, pencernaan, fiksasi
nitrogen, pembentukan urin, dan lain-lain.
Seperti molekul protein lainnya, sifat biologis enzim sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor fisika-kimia. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja
enzim antara lain suhu dan pH. Di samping itu, kecepatan reaksi enzimatik
dipengaruhi pula oleh konsentrasi enzim maupun substratnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Enzim adalah protein yang pada hakekatnya mengkatalisis semua reaksi
biokimia. Enzim ini berubah menjadi sangat khas, seperti misalnya terhadap
jenis reaksi yang dikatalisisnya dan bahkan tempat pada substrat khusus
oleh
ikatan
hidrogen,
atau
yang
kurang
umum
oleh
pembentukan ikatan kovalen. Kompleks terbentuk pada sisi aktif dari enzim.
Tempat ini juga merupakan daerah enzim yang memacu reaksi yang khas.
Sisi aktif itu harus memiliki atom dan konfigurasi yang tepat, baik untuk
mengikat maupun untuk mengkatalisis (Pine, dkk., 1988).
Enzim, seperti protein lain, mempunyai berat molekul yang berkisar dari
kira-kira 12.000 sampai lebih dari 1 juta. Oleh karena itu, enzim berukuran
amat besar dibandingkan dengan substrat atau gugus fungsional targetnya.
Beberapa enzim hanya terdiri dari polipeptida dan tidak mengandung gugus
kimiawi selain residu asam amino. Akan tetapi enzim lain memerlukan
tambahan komponen kimia bagi aktivitasnya komponen ini disebut kofaktor.
Kofaktor mungkin suatu molekul anorganik seperti ion Fe 2+, Mn2+ atau Zn2+
atau mungkin juga suatu molekul anorganik kompleks yang disebut koenzim.
Beberapa enzim membutuhkan baik koenzim maupun satu atau lebih ion
logam bagi aktivitasnya. Pada beberapa enzim, koenzim atau ion logam
hanya terikat secara lemah atau dalam waktu sementara pada protein, tetapi
pada enzim lain senyawa ini terikat kuat, atau terikat secara permanen yang
dalam hal ini disebut gugus prostetik. Enzim yang strukturnya sempurna dan
aktif mengkatalisis, bersama-sama dengan koenzim atau gugus logamnya
kimia.
Dengan
kata
lain,
enzim
dapat
membantu
(bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap berbagai macam reaksi. Enzim
urase hanya bekerja terhadap urea sebagai substratnya namun enziim
tersebut mempunyai kekhasan tertentu. Misalnya enzim esterase dapat
menghidrolisis beberapa ester asam lemak, tetapi tidak dapat menghidrolisis
substral lain yang bukan ester. Kekhasan enzim terhadap suatu reaksi
disebut kekhasan reaksi (Poedjiadi, 1994).
Untuk dapat bekerja terhadap suatu zat atau substrat harus ada
hubungannya atau kontak antara enzim dengan substratnya suatu enzim
mempunyai ukuran lebih besar daripada substratnya. Oleh karena itu tidak
seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan substrat. Hubungan antara
substrat dengan enzim hanya terjadi pada bagian tertentu saja. Tempat atau
bagian enzim yang mengadakan hubungan atau kontak dengan substrat
dinamai bagian aktif (active site). Hubungan atau kontak antara enzim
dengan
substrat
menyebabkan
terjadinya
kompleks
enzimsubstrat,
kompleks ini merupakan kompleks yang aktif, yang bersifat sementara dan
akan terurai lagi apabila reaksi yang diinginkan telah terjadi (Poedjiadi, 1994).
Faktor faktor yang mempengaruhi kerja enzim (Poedjiaji, 1994):
1. Konsentrasi Enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan
enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu
konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan
bertambahnya konsentrasi enzim.
2. Konsentrasi Substrat
kenaikan
kecepatan
reaksi
walaupun
konsentrasi
substrat
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R. J. dan Fessenden, J. S. 1994. Kimia Organik. Erlangga :
Jakarta
Lehninger, A.L., 1997, Dasar-dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Pine, S.H., Hendrickson, J.B., Cram, D.J., dan Hammond, G.S., 1988, Kimia
Organik II, Penerbit ITB, Bandung.
Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, UI-Press, Jakarta.