Skripsi
ii
iii
iv
Nama
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
Riwayat Pendidikan
1. 2001-2006
2. 2006-2009
3. 2009-2012
4. 2012-2016
vi
ABSTRAK
Nama
NIM
: 05.12.054
Program Studi
: Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi
Jumlah Halaman
: 62 Halaman
vii
ABSTRACT
Name
Students Number
Study Program
Title
Total Pages
Background: Many things can be the cause of drug abuse, the thing is because
the related relationship between abuse behavior, environmental factor and factor
of drug circulation in the community, one of them is curiosity, in adolescence,
someone is prevalent to have the character of curiosity to everything and want to
try something that is not yet known or less negative impact. Forms of curiosity
and wanted to try it for example to recognize narcotics, psychotropic substances
or alcohol or other hazardous materials. Purpose of the Research: It is known the
relationship between knowledge and attitude with the incidence of drug use to
adolescents in Ernaldi Bahar Hospital of Palembang in 2016. Method of the
Research: This research was quantitative research using analytical survey design
with cross sectional approach, sampling technique was accidental sampling to the
adolescents who consumed the drug in Camar Room of Ernaldi Bahar Hospital
were 35 people. Result: That was gotten based on the knowledge were the
respondents who have the good knowledge (23,1%) and the respondents who have
the less knowledge (63,6%). It means, most of the respondents do not know the
definition of Narcotics, Psychotropic, and Additive (NAPZA), kinds of Narcotics,
Psychotropic, and Additive, the impact of the use of Narcotics, Psychotropic, and
Additive (NAPZA), forms of Narcotics, Psychotropic, and Additive (NAPZA),
and there was the relationship between knowledge and attitude with the incidence
of drug use to adolescents with statistic result that showed p value = 0,009 < 0,05,
this showed there was a significant relationship between knowledge and attitude
with the incidence of drug use to adolescents. Conclusion: There was a
significant relationship between knowledge and attitude with the incidence of
drugs (Narcotics, Psychotropic, and Additive) use to adolescents in Ernaldi Bahar
Hospital of Palembang.
Key words
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur dipersembahkan kehadirat Allah
SWT, karena atas Berkat, Rahmat, dan Ridho-Nya penulis bisa menyelesaikan
Skripsi ini dengan judul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Insiden
Penggunaan Napza pada Remaja Di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang
Tahun 2016 sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Palembang
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan pada Skripsi ini yang dikarenakan
keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman serta kekhilafan yang penulis miliki.
Maka dari itu, dengan ikhlas penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
mendidik dan membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan
Skripsi dimasa yang akan datang.
Penyusunan Skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan,
bimbingan serta saran dari berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada yang
terhomat :
1.
2.
3.
4.
Pembimbing II, Bapak H.M. Bahori, S.Kep., Ns., M.Kes Selaku pembimbing
dalam penyusunan Skripsi ini.
5.
Penguji I, Ibu Inne Yelisne, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji pada Skripsi
ini.
6.
Penguji II, Ibu Dewi Rianti, S.Kep., Ns., M.Kes selaku penguji pada Skripsi
ini. Pimpinan Rumah Ernaldi Bahar Palembang Yang Telah Mengizinkan
Saya Untuk Melakukan Penelitian
ix
7.
Para
Dosen
dan
Staf
Program
Studi
Ilmu
Keperawatan
STIKes
Muhammadiyah Palembang.
8.
Kedua Orang Tua, dan Adik yang selalu memberikan doa serta dukungan
dalam pembuatan Skripsi ini.
9.
Nya dan menjadikannya sebagai amal jariyah. Akhirnya semoga Skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembangunan ilmu pendidikan dan ilmu keperawatan serta bagi
semua yang membacanya, Amin.
Palembang, 27 Juli 2016
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
ii
iii
iv
HALAMAN PUBLIKASI............................................................................
vi
ABSTRAK ....................................................................................................
vii
ABSTRACT ...................................................................................................
viii
ix
xi
xiii
xiv
xv
10
10
B. Kepribadian ............................................................................
15
23
24
27
F. Kerangka Teori.......................................................................
31
xi
32
32
B. Definisi Operasional...............................................................
32
C. Hipotesis.................................................................................
34
35
35
35
36
36
36
38
40
42
43
47
47
BAB VI PEMBAHASAN.............................................................................
53
A. Pembahasan .........................................................................
53
60
61
A. Simpulan .............................................................................
62
B. Saran ....................................................................................
62
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Halaman
33
48
48
49
50
xiii
51
DAFTAR BAGAN
Nomor Bagan
Halaman
28
31
32
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Lampiran 1 Pengajuan Tema Proposal
Lampiran 2 Surat Izin Pengambilan Data Awal Dari Rumah Sakit
Lampiran 3 Surat Balasan Selesai Penelitian
Lampiran 4 Supervisi
Lampiran 5 Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden
Lampiran 6 Kuesioner Penelitian
Lampiran 7 Output SPSS
Lampiran 8 Lembar Konsultasi
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilainilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan
(agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian dari pada
makhluk Sosial (Suryawati, 2007). Menurut Van Der Zanden (dalam Arfian.
2010) Perilaku menyimpang adalah perilaku yang oleh sejumlah orang
dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi. Sedangkan,
menurut (Muhartiny, 2015) Perilaku menyimpang adalah semua tindakan
yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial yang
menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk
memperbaiki perilaku menyimpang.
Berdasarkan definisi di atas menurut (Sunarto, 2007) penyimpangan
dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu : penyimpangan primer dan
penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku
menyimpang yang bersifat sementara dan tidak dilakukan secara terusmenerus sehingga masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar lalu
lintas,buang sampah sembarangan dan lain-lain. Sedangkan penyimpangan
sekunder yakni perilaku menyimpang yang tidak mendapat toleransi dari
masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali seperti minum-minuman
keras, merampok, memakai narkoba, menjadi pelacur, tawuran dan lain-lain.
Jenis-Jenis Penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Penyimpangan Individual (Individual Deviation) dan Penyimpangan Kolektif
(Group Deviation) Penyimpangan individual adalah penyimpangan yang
dilakukan oleh seseorang yang berupa pelanggaran terhadap norma-norma
suatu kebudayaan yang telah mapan. Penyimpangan ini disebabkan oleh
kelainan jiwa seseorang atau karena perilaku kriminalitas. Kategori
Penyimpangan Individual Kategori tindakan penyimpangan individual yaitu:
Penyalahgunaan narkoba, Proses sosialisasi yang tidak sempurna, Pelacuran,
Penyimpangan
seksual.
Sedangkan
Penyimpangan
1
kolektif
yaitu
Hal
tersebut
dikarenakan
obat-obatan
tersebut
langsung
Hasil
survei
Badan
Narkoba
Nasional
(BNN)
tahun
2012
berada
pada
kelompok
umur
1724
tahun.
Prevalensi
kematian
tetapi
masih
saja
banyak
orang
yang
menyalahgunakannya.
Sedangkan menurut anggreni (2015) Dampak NAPZA terbagi
menjadi dua yaitu : Damapk NAPZA terhadap fisik pemakai NAPZA akan
mengalami gangguan-gangguan fisik sebagai berikut berat badannya akan
turun secara drastis, matanya akan terlihat cekung dan merah, mukanya pucat,
bibirnya menjadi kehitam-hitaman, tangannya dipenuhi bintik-bintik merah,
buang air besar dan kecil kurang lancer, sembelit atau sakit perut tanpa alasan
yang jelas. Dampak NAPZA terhadap emosi pemakai NAPZA akan
mengalami perubahan emosi sebagai berikut sangat sensitif dan mudah bosan,
jika ditegur atau dimarahi, pemakai akan menunjukkan sikap membangkang,
emosinya tidak stabil, Kehilangan nafsu makan dan Dampak NAPZA
terhadap perilaku pemakai NAPZA akan menunjukkan perilaku negatif
sebagai berikut malas sering melupakan tanggung jawab, jarang mengerjakan
tugas-tugas rutinnya menunjukan sikap tidak peduli, menjauh dari keluarga,
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka
perumusan masalah penelitian ini adalah Hubungan Pengetahuan dan Sikap
dengan Insiden Penggunaan NAPZA pada Remaja di Rumah Sakit Ernaldi
Bahar Palembang Tahun 2016.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan
Pengetahuan dan Sikap dengan Insiden Penggunaan NAPZA Pada Remaja
di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui pengetahuan remaja yang menggunakan NAPZA di rumah
sakit ernaldi bahar palembang tahun 2016.
b. Diketahui sikap remaja yang menggunakan NAPZA di rumah sakit
ernaldi bahar palembang tahun 2016.
c. Diketahui insiden remaja penggunaan NAPZA di rumah sakit ernaldi
bahar palembang tahun 2016.
d. Diketahui Hubungan pengetahuan dengan insiden penggunaan
NAPZA pada remaja di rumah sakit ernaldi bahar Palembang tahun
2016.
e. Diketahui Hubungan Sikap dengan Insiden Penggunaan NAPZA pada
remaja di rumah sakit Ernaldi Bahar Palembang tahun 2016.
jiwa,
metode penelitian
E. Manfaat Penelitian
1.
2.
3.
Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai sarana dalam mengembangkan ilmu yang di
dapat selama pendidikan dengan mengaplikasihkannya pada kenyataan
yang ada dilapangan baik di institusi pelayan kesehatan maupun di
masyarakat serta untuk menambah wawasan dalam pembuatan karya tulis
ilmiah.
F. Keaslian Penelitian
Penelitian Widya (2014) mempunyai persamaan dan perbedaan
dengan penelitian ini. beberapa persamaan yang ada yaitu terdapat pada
persamaan variabel. Sedangkan perbedaan yang terdapat pada penelitian ini
terdapat pada metode penelitian, tempat penelitian, tehnik pengambilan
sampel, sasaran responden yang akan kamu teliti.
Penelitian Qomariyatus (2015) mempunyai persamaan dan perbedaan
dengan penelitian ini. beberapa persamaan yang ada yaitu terdapat pada
metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional, variabel, istrumen penelitian. Sedangkan perbedaan yang terdapat
pada penelitian ini terdapat yaitu pada jumlah populasi, lokasi penelitian,
tehnik pengambilan sampel. Waktu penelitian.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep NAPZA
1. Pengertian NAPZA
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, alkohol, psikotropika, dan
zat adiktif lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi
menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan
ketergantungan. (saleh, 2014). NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif lain) adalah bahan/ zat/ obat yang bila masuk ke dalam tubuh
manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/ susunan saraf pusat,
sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi
sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan
(dependensi) terhadap NAPZA. (LPPM USM, 2008). NAPZA adalah zat
yang memengaruhi struktur atau fungsi beberapa bagian tubuh orang yang
mengonsumsinya.
Manfaat
maupun
risiko
penggunaan
NAPZA
2. Jenis-jenis NAPZA
NAPZA dibagi dalam 3 jenis, yaitu narkotika, psikotropika, dan bahan
adiktif lainnya. Tiap jenis dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelompok.
a. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya
rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika memiliki daya adiksi
(ketagihan) yang sangat berat. Narkotika juga memiliki daya toleran
(penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat tinggi. Ketiga
sifat narkotika inilah yang menyebabkan pemakai narkotika tidak
10
11
Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah
maupun sintetis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan peruahan khas
pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika adalah obat yang
digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa (psyche).
Berdasarkan Undang-Undang No.5 tahun 1997, psikotropika dapat
dikelompokkan ke dalam 4 golongan, yaitu :
1) Golongan I adalah : psikotropika dengan daya adiktif yang sangat
kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang
diteliti khasiatnya. Contohnya adalah MDMA, ekstasi, LSD, dan
STP.
2) Golongan II adalah : psikotropika dengan daya adiktif kuat serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah
amfetamin, metamfetamin, metakualon, dan sebagainya.
12
serta
berguna
untuk
pengobatan
dan
penelitian.
13
dengan
kegiatannya
masingmasing,atau
dampak
14
persaingan
antar
sesama.
Ada
yang
ingin
di
sekolah,
maka
remaja
yang
cenderung
15
Komunitas
juga
dapat
berperan
serta
dalam
B. Kepribadian
1. Kondisi kejiwaan
Orang-orang yang cukup mudah tergoda dengan penyalahgunaan NAPZA
adalah para remaja yang jiwa labil, pada masa ini mereka sedang
mengalami perubahan biologis, psikologis maupun sosial. Perasaan
Perasaan rendah diri di dalam pergaulan bermasyarakat, seperti di
lingkungan sekolah, tempat kerja, lingkungan sosial dan sebagainya
sehingga tidak dapat mengatasi perasaan itu, remaja berusaha untuk
menutupi kekurangannya agar dapat menunjukan eksistensi dirinya
melakukannya dengan cara menyalahgunakan narkotika, psykotropika
maupun minuman keras sehingga dapat merasakan memperoleh apa-apa
yang diangan-angankan antara lain lebih aktif, lebih berani dan
sebagainya.
2. Emosi
Kelabilan emosi remaja pada masa pubertas dapat mendorong remaja
melakukan kesalahan fatal. Pada masa -masa ini biasanya mereka ingin
lepas dari ikatan aturan-aturan yang di berlakukan oleh orang tuanya.
Padahal disisi lain masih ada ketergantungan sehingga hal itu berakibat
timbulnya konflik pribadi.
16
3. Mental
Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat sera lingkungan
tempat ia hidup. Definisi ini lebih luas dan bersifat umum karena
berhubungan dengan kehidupan manusia pada umumnya. Menurut definisi
ini seseorang dikatakan bermental sehat bila dia menguasai dirinya
sehingga terhindar dari tekanan-tekanan perasaan atau hal-hal yang
menyebabkan frustasi.
4. Faktor Individu
Selain faktor lingkungan,peran pada komponen yang berpengaruh
terhadap penyalahgunaan NAPZA, setidaknya untuk beberapa individu.
Sederhananya, orang tua pelaku penyalahgunaan NAPZA cenderung
menurun kepada anaknya, terlebih pada ibu yang sedang hamil. Faktorfaktor individu lainnya adalah Sikap positif. Sifat mudah terpengaruh,
kurangnya pemahaman terhadap agama, pencarian sensasi atau kebutuhan
tinggi terhadap ekcitment. Beberapa pengaruh adanya NAPZA terhadap
perilaku penyalahgunaan dikalangan remaja adalah sebagai berikut:
a. Ingin menikmati yang cepat (praktis).
Pada awalnya orang memakai NAPZA kerena mengharapkan
kenikmatan misalnya, nikmat bebas dari rasa kesal, kecewa, stres,
takut, frustrasi. Takala mulai mencoaba, perasaan nikmat tersebut tidak
datang yang datang justru perasaan berdebar, kepala berat, dan mual.
b. Ketidaktahuan
Pemakai NAPZA yang berakibat buruk terjadi karena kebodohan
pemakainya sediri, dasar dari seluruh alasan penyebab peyalahgunaan
NAPZA adalah ketidaktahuan. Ketidaktahuan tersebut menyangkut
banyak hal, misalnya tidak tahu apa itu NAPZA atau tidak mengenali
NAPZA, tidak tahu bentuknya, tidak tahu akibatnya terhadap fisik,
mental, moral, masa depan, dan terhadap kehidupan akhirat, tidak
17
18
yang sederhana,
19
pengaruh
selektif
pada
susunan
syaraf
pusat
otak
tertentu
tetapi
apabila
disalahgunakan
atau
tidak
20
21
c. Zat adiktif
Adalah bahan-bahan aktif atau obat yang dalam bahan-bahan
organisme hidup menimbulkan kerja biologi yang apabila disalah
gunakan dapat menimbulkan ketergantungan(adiksi), yakni keinginan
menggunakan kembali secara terus menerus. Penggunaan zat adiktif
antara lain akan berefek pada problem kesehatan terutama merusak
otak, leper, ginjal dan paru-paru, memperlambat kerja sistem saraf
pusat, memperlambat refleks motorik serta dapat menyebabkan
kematian akibat berhentinya pernafasan dan gangguan pada jantung
serta Efek putus zat akan menimbulkan diantaranya rasa sakit dan lelah
yang luar biasa.
1.
pikir,
gangguan
jantung dan
darah,
depresi,
bahkan
22
23
C. Konsep Remaja
1. Definisi Remaja
Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan
dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa
perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka
bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau
bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang (Hariyanto,
2010).
Menurut kamus besar bahasa indonesia (2008) Remaja adalah masa
dimana mulai dewasa, sudah sampai umur untuk menikah dan bukan anakanak lagi.
Remaja merupakan fase peralihan antara masa kanak-kanak menuju ke
masa dewasa, serta secara bertahap menuju kematangan seksual baik
secara fisik, akal, kejiwaan, sosial dan emosional.(Asmani, 2012).
2. Tahapan Remaja
Satria (2008), mengatakan bahwa Berdasarkan sifat atau ciri
perkembangannya, masa remaja dibagi atas tiga tahap yaitu :
a. Masa remaja awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak
memperhatikan keadaan
24
D. Konsep Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).
25
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Wawan dan Dewi (2010), tingkat pengetahuan dibagi
menjadi 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan
dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehention)
Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
26
menghubungkan
bagian-bagian
di
dalam
suatu
bentuk
tingkat
pendidikannya
rendah
akan
menghambat
pekerjaan
dapat
menjadikan
seseorang
27
d. Minat
Minat merupakan keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal
dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih yang mendalam.
e. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
f. Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
g. Informasi
Kemudahan
untuk
memperoleh
suatu
informasi
dapat
E. Konsep Sikap
1. Definisi Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb menyatakan
bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan
bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan
suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan
merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Maka dari itu,
sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).
Sikap dalam hal ini merupakan sikap seseorang dalam menghadapi
penyakit tuberkulosis dan upaya pencegahannya. Sikap merupakan
kecenderungan
seseorang
untuk
menginterpretasikan
sesuatu
dan
28
Bagan 2.1
Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi, Skiner (1938).
Reaksi
Tingkah laku
(terbuka)
Proses Stimulus
Stimulus
Rangsangan
Sikap
(tertutup)
2. Komponen pokok sikap
Allport (1954) dala, Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok yaitu :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend of behave).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap
yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,
pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan
penting.
diartikan
bahwa
orang
(subjek)
mau
dan
29
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang di berikan.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
30
5. Tindakan
Praktik atau Tindakan mempunyai beberapa tingkatan :
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek berhungan dengan
tindakan yang akan diambil.
b. Respons terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh.
c. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
d. Adopsi (adoption)
Suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.
31
C. Kerangka Teori
Bagan 2.2
Kerangka teori
Jenis jenis napza
1. Narkotika
2. Psikotropika
3. Bahan adiktif lainnya
(Partodiharjo, 2008).
Faktor-faktor penyalahgunaan
NAPZA :
1. Lingkungan sosial
a. Rasa ingin tahu
b. Kesempatan
c. Faktor pergaulan
d. Konflik keluarga
e. Lingkungan pendidikan
f. Lingkungan masyarakat
2. Keperibadian
a. Kondisi kejiwaan Ll
b. Perasaan
c. Emosi
d. Mental
e. Faktor individu
f. Jaringan peredaran NAPZA
yang sanagat luas sehingga
NAPZA mudah didapat.
(Jajuli, 2007)
Remaja
NAPZA
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan,
yaitu :
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
d. Minat
Komponen sikap
1. Kepercayaan (keyakinan)
2. Kehidupan emosional
3. Kecenderungan untuk
bertindak
Variabel yang akan di teliti : variabel yang bergaris tebal
Variabel yang tidak di teliti : variabel yang bergaris tipis
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep
satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin di teliti (setiawan
& prasetyo, 2015). Kerangka konsep penelitian menghubungkan variabel
independen dengan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian
ini pengetahuan dan sikap, sedangkan variabel dependen adalah insiden
remaja penggunaan NAPZA. Secara sistematis kerangka konsep penelitian ini
digambarkan sebagai berikut:
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengetahuan
Insiden Penggunaan
NAPZA pada remaja
Sikap
B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pengukuran atau pengamatan terhadap
variabel-variabel yang bersangkutan seperti pengembangan instrumen (alat
ukur) (Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional variabel-variabel dalam
penilitian ini dijelaskan dalam tabel 3.1.
32
33
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No
1
Variabel
Pengetahuan
Sikap
Insiden
penggunaan
NAPZA pada
remaja
Defenisi
Cara Ukur
Suatu hasil
dari tahu, dan
didapatkan
setelah
seseorang
melakukan
penginderaan
dalam
penelitian ini
tentang
bahaya narkoba
Wawancara
Suatu bentuk
kepercayaan,
keyakinan,
perasaan,
dan
kecenderungan
bertindak yang
dihadapkan
tentang
bahaya narkoba
bagi kesehatan
Wawancara
Bentuk dari
kenakalan
remaja yang
akan menjurus
pada kejahatan
dibawah
pengaruh
narkotika.
Wawancara
Alat Ukur
Kuosioner
Hasil Ukur
1. Baik, jika
skornya >7
Skala
Ordinal
2. Kurang,jika
skornya 7
(lubis, 2012)
Kuosioner
1.Positif jika
skornya > 40
Ordinal
2. Negatif, jika
skornya 40
(Lubis, 2012)
Kuosioner
Ordinal
34
C. Hipotesis
1. Ada hubungan pengetahuan dengan insiden penggunaan NAPZA pada
remaja
2. Ada hubungan sikap dengan insiden penggunaan NAPZA pada remaja
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain survey
analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian dimana
variabel-variabel yang termasuk efek di observasi sekaligus pada waktu yang
sama
(Notoatmodjo,
2012).
Untuk
mengetahui
adakah
Hubungan
36
b. Kriteria Ekslusi
1) Pasien yang tidak bisa menbaca dan menulis
2) Semua pasien yang tidak bersedia menjadi responden.
3) Laki-laki dan perempuan
Jumlah remaja pengguna NAPZA di ruang camar Rumah Sakit
Ernaldi Bahar sebanyak 35 orang di jadikan sampel penelitian.
37
dengan nilai Alpha = ,9008. Sebelum di uji validitas dan reabilitas terdapat
20 pertanyaan setelah di uji validitas dan reabilitas kuesioner yang valid
sebanyak 15 pertanyaan terdiri dari jika jawaban terhadap pernyataan
benar (bobot nilai 1) sedangkan jawaban pernyataan yang salah (bobot
nilai 0). Selanjutnya seluruh jawaban dikategorikan menjadi 2 yaitu :
a. Baik, jika skornya > 7.
b. Kurang, jika skornya 7
(Lubis, 2012).
2. Instrumen Sikap
Kuesioner sikap ini di adopsi dari penelitian Lubis (2012) dengan
judul penelitian hubungan faktor internal dan faktor eksternal dengan
kekambuhan kembali pasien penyalahgunaan NAPZA di kabupaten deli
serdang tahun 2012 yang telah uji validitas dan reabilitas dengan nilai
Alpha = ,8633. Sebelum di uji validitas dan reabilitas terdapat 15
pertanyaan setelah di uji validitas dan reabilitas kuesioner yang valid
sebanyak 14 pertanyaan yang terdiri dari 7 pernyataan positif dan 7
pernyataan negatif. Jawaban terhadap pernyataan positif yaitu:
1. Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4
2. Setuju (S) diberi nilai 3
3. Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2
4. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1
jawaban terhadap pernyataan negatif yaitu
1. Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1
2. Setuju (S) diberi nilai 2
3. Tidak Setuju (TS) diberi nilai 3
4. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 4
. Selanjutnya seluruh jawaban dikategorikan menjadi 2 yaitu:
a. Positif , jika skor > 40
b. Negatif , jika skor 40 (lubis, 2012)
38
39
b. Persiapan Peneliti
1) Setelah mendapatkan izin penelitian dari Direktur Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Palembang
2) Peneliti menyiapkan alat ukur atau instrumen yang digunakan
dalam penelitian dan menentukan responden yang akan diteliti
sesuai dengan kriteria inklusi
2. Tahap Pelaksanaan
Adapun tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah:
a. Peneliti bekerjasama dengan Kepala Ruangan dan perawat di ruang
camar rumah sakit ernaldi bahar palembang untuk melaksanakan
penelitian.
b. Peneliti menemui responden dan menjelaskan tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan proses penelitian yang akan dilakukan.
c. Responden memahami dan mengetahui maksud peneliti, kemudian
mereka bersedia menjadi responden dan dipersilahkan untuk
menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi subjek peneliti.
d. Peneliti memberikan kuesioner, alat tulis, dan meminta kepada
responden untuk membaca petunjuk pengisian kuesioner.
e. Peneliti mendampingi responden selama proses pengisian kuesioner
dan memberikan bantuan apabila responden tidak paham dari
pertanyan yang terdapat dalam kuesioner.
f. Setelah responden menyelesaikan pengisian kuesioner, peneliti
memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi sehingga menghindari
kesalahan dan memastikan kuesioner telah lengkap dan jelas isinya.
g. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi dalam satu berkas
kemudian dilakukan pengolahan data dengan program komputer.
40
data
jumlahnya
lengkap
setelah
itu
melakukan
41
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi
dari semua variabel yang diteliti baik variabel independen (Pengetahuan
dan Sikap ) maupun variabel dependen (insiden penggunaan NAPZA
pada remaja) serta bertujuan mendiskripsikan masing-masing variabel.
b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah suatu metode analisis data untuk
menganalisis hubungan antara dua variable, yaitu variabel independen
(pengetahuan dan sikap) dan variabel dependen (Insiden penggunaan
NAPZA pada remaja) digunakan uji statistik chi square test, karena
variabel
independen
dan
variabel
dependen
berskala
ordinal.
Pengambilan
keputusan
statistik
dilakukan
dengan
terdapat
hubungan
bermakna
antara
variabel
42
H. Etika Penelitian
Penelitian menjelaskan tentang aspek etik dalam penelitian disertai
dengan penjelasan bentuk aplikatif yang dilakukan terhadap aspek tersebut.
Pertimbangan etik yang lazim digunakan dalam penelitian ini untuk
mengatasi resiko atau dampak yang muncul dalam penelitian ini menurut
Notoatmodjo (2012), adalah :
1) Informet Consent
Lembaran persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan
diteliti. Responden harus memenuhi kriteria inklusi. Lembar informed
consent harus dilengkapi dengan judul penelitian dan manfaat penelitian.
Bila subjek menolak, maka peneliti tidak boleh memaksa dan harus tetap
menghormati hak-hak subjek.
2) Anonimity
Peneliti memberikan lembar kuesioner dan memberitahu kepada
responden untuk mengisi kuesioner menggunakan inisial.
3) Confidentiallity (kerahasiaan)
Peneliti menjelaskan bahwa dalam penelitian akan dijaga privasi dan
kerahasiaan responden.
4) Benefience
Peneliti memberitahu kepada responden tentang hal yang tidak akan
merugikan responden dan mengutamakan manfaat untuk responden
tersebut.
5) Justice
Peneliti berbuat adil dengan melakukan prisip keterbukaan dalam
melakukan suatu penelitian.
6) Veracity
Peneliti harus mempunyai prinsip kejujuran, dalam melakukan
penelitian dan menyampaikan kepada responden pelaksanaan penelitian.
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang
1. Sejarah Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang
Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada mulanya bernama Rumah Sakit Jiwa
yang didirikan pada tahun 1920 seperti tertuang dalam besluit tanggal 21
Mei 1992 No. 21 dari Burgelijke Geneeskunding Dients, kemudian Besluit
No. 41 tanggal 25 Februari 1922 tentang personalia yang bertugas di
tempat itu. Pada tahun 1923 dibangun Verpleechtehuiz (Rumah
Perawatan) pertama di Indonesia yaitu di Ujung Pandang dan Palembang;
untuk di Palembang terletak di Jln.Wirangga Wiro Sentiko yang sekarang
ditempati oleh Polisi Militter Kodam II Sriwijaya. Pada tahun 1942 di
pindahkan ke Baturaja kemudian di pindahkan lagi ke Kurungan Nyawa
Ogan Komering Ulu (OKU) yang di pimpin oleh R.R. Setiardjo.
Rumah Sakit Jiwa Palembang mulai di bangun tahun 1945-1955
dengan nama Rumah Sakit Suka Bangun. Karena situasi keamanan saat itu
maka sebagian bangunan ditempati oleh Batalion Basis TNI AD. Setelah
keadaan aman pada tahun 1957 mulai di rintis berdirinya Unit Pelayanan
Kesehatan jiwa berupa : Poliklinik Penyakit Jiwa dan Syaraf yang di
pimpin oleh Dr. Chasanah Goepito. Dan secara resmi dibuka pada tanggal
13 juli 1958.
Berdasarkan surat pimpinan rumah Perawatan Sakit Jiwa Kurunggan
Nyawa tanggal 4 Januari 1957 No. 10/20/A/Rpsd dan tanggal 3 Juli 1958
No. 365/20/B/Rpsd/V/58 dan tanggal 24 Juli 1958 No. 258/Peg/V/58
pegawai Rumah Sakit Jiwa Suka Bangun berdasarkan SK Menkes No.
4287/PAL/1958 DI Sertai Mutasi 21 orang pegawai Rumah Sakit
Kurungan Nyawa. Pada tanggal 18 Agustus 1958 dilakukan peresmian
oleh kepala bagian Penyakit Jiwa Kemkes RI menjadi Rumah Sakit Jiwa
Suka Bangun yang di pimpin oleh Dr. Chasanah Goepito.
43
44
1958-1978
1978-1985
1985-1992
1992-2003
2003-2005
2005-2005
2005-2009
2009-2012
2012-sekarang
45
46
2. Tujuan 2, Strategi :
-
47
48
1. Analisa Univariat
a. Insiden Penggunaan NAPZA pada Remaja di Ruang Camar Rumah
Sakit Ernaldi Bahar Tahun 2016
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Insiden Penggunaan NAPZA pada Remaja
diruang Camar Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Palembang Tahun 2016
No
Persentase (%)
1.
Berat
17
48,6 %
2.
Ringan
18
51,4 %
Jumlah
35
100 %
No
Persentase (%)
1.
Baik
13
37,1 %
2.
Kurang
22
62,9 %
Jumlah
35
100 %
Berdasarkan
Tabel
5.2
menunjukkan
sebagian
besar
49
No
Persentase (%)
1.
Positif
21
60,0 %
2.
Negatif
14
40,0 %
Jumlah
35
100 %
50
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan Dengan Indisen Penggunaan NAPZA Pada
Remaja di Ruang Camar Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara Variabel independen (Pengetahuan) dan Variabel dependen
(Insiden Penggunaan NAPZA pada Remaja). Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 5.4 dibawah ini.
Tabel 5.4
Hubungan Pengetahuan dengan Insiden Penggunaan NAPZA
pada Remaja di Ruang Camar Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Palembang Tahun 2016
Insiden Penggunaan
NAPZA pada Remaja
No
Pengetahuan
Berat
n
Ringan
76,9
13
100
36,4
8
22
100
51,4
35
100
23,1
3
10
Baik
Kurang
14
63,6
Jumlah
17
48,6
18
Jumlah
Value
OR
0,035 0.171
51
Sikap
Berat
Ringan
78,6
14
100
33,3
21
100
18
51,4
35
100
Positif
21,4
11
Negatif
2
14
66,7
Jumlah
17
Jumlah
Value
0,015
OR
0.136
52
BAB VI
PEMBAHASAN
karena
remaja
ingin
mengetahui
umtuk
54
remaja.
Sebagai
responden
penelitian
terkait
memiliki
2. Pengetahuan Remaja
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Ruang Camar
Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang dari 35 remaja didapatkan
sebagian besar pengetahuan remaja kurang sebanyak 22 orang (62,9%).
Berdasarkan teori dari
(Notoatmodjo,
2012).Pengetahuan
marupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, penciuman, rasa,
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Amiruddin,
(2013) tentang Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang
NAPZA Di SMA Negeri 1 Bungoro Kabupaten Pangkep menunjukkan
55
terhadap
penyalahgunaan
NAPZA.
Minimnya
56
3. Sikap Remaja
Berdasarkan hasil peneitian yang dilakukan di Ruang Camar
Rumah Sakit Ernaldi Bahar Tahun 2016 dari 35 remaja didapatkan
sebagian besar sikap remaja positif sebanyak 21 orang (60%).
Berdasarkan teori dari (Lestari, 2014). Sikap Sikap adalah
fenomena kejiwaan, yang biasanya termanifestasi dalam bentuk
tindakan atau perilaku. Sikap tidak dapat diamati secara langsung ,
untuk mengamati sikap dapat di lihat melalui perilaku. Sikap
merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Amiruddin, 2013). Tentang Gambaran Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang NAPZA Di SMA Negeri 1 Bungoro Kabupaten
Pangkep menunjukkan bahwa sebagian remaja memiliki sikap positif
sebanyak 87 remaja (96,7%).
Penilitian ini sejalan dengan penelitian Saputro (2011). tentang
hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang NAPZA dengan sikap
dalam penyalahgunaan NAPZA pada siswa di SMA Al-islam 3
surakarta, didapatkan bahwa sikap siswa dalam penyalahgunaan
NAPZA
mayoritas
mempunyai
sikap
setuju
untuk
tidak
menyalahgunaan NAPZA.
Berdasarkan hasil penelitian terkait ternyata terdapat kesamaan
dengan hasil penelitian dalam segi karakteristik bahwa Sebagian
responden memiliki sikap yang positif tentang penyalahgunaan
NAPZA. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar remaja mempunyai
sikap yang positif untuk menjauhi NAPZA sebaliknya remaja yang
sikap negatif akan berpeluang untuk menggunakan NAPZA.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya didapatkan
bahwa, serta hasil penelitian diruang Camar Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Palembang tahun 2016. Dari hasil analisis yang di peroleh Dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar remaja yang sikapnya positif
57
pengaruh
social
yang
baik
58
Semakin
banyak
seseorang
mendapatkan informasi
59
60
B. Keterbatasan Peneliti
Dalam penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan yaitu : Pada saat
dilapangan ada beberapa responden yang menolak untuk menjadi responden
penelitian, Pada saat dilapangan ada beberapa responden meminta peneliti
untuk menggunakan bahasa palembang, Pada saat dilapangan ada beberapa
responden memerlukan bantuan dan bimbingan untuk menjawab kuesioner.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di rumah sakit ernaldi bahar
palembang pada tanggal 03 Mei 16 Mei 2016 dengan jumlah sampel 35
responden. Kesimpulan hasil penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan
bivariat yaitu sebagai berikut :
1. Sebagian besar responden menunjukan pengetahuan remaja kurang
sebanyak 22 orang (62,9%).
2. Sebagian besar responden menunjukan sikap remaja positif sebanyak 21
orang (60%).
3. Sebagian besar responden menunjukkan insiden penggunaan NAPZA pada
remaja hampir sama antara kategori ringan dan kategori Berat, yakni
kategori ringan 18 orang (51,4%) dan kategori berat sebanyak 17 orang
(48,6%).
4. Ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan insiden penggunaan
NAPZA pada remaja diruang camar rumah sakit ernaldi bahar tahun 2016
dengan nilai (p value = 0,035)
5. Ada hubungan bermakna antara sikap dengan insiden penggunaan NAPZA
pada remaja diruang camar rumah sakit ernaldi bahar tahun 2016 dengan
nilai (p value = 0,015)
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Hendaknya pihak Rumah Sakit mengoptimalkan dan menambah frekuensi
dalam memberikan penyuluhan atau seminar tentang mengenai Bahaya
Narkoba kepada pasien pengguna NAPZA, agar dapat memperkuat
program yang ada yang
62
mengikuti kegiatan rehabilitasi agar pasien dapat mengerti apa itu Narkoba
akibat yang ditimbulkan Narkoba.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian mengenai keperawatan jiwa merupakan bagian yang sangat
penting dari ilmu keperawatan, sehubungan dengan hal tersebut, maka
kepada institusi pendidikan khususnya PSIK Muhammadiyah Palembang,
disarankan agar lebih memfasilitasi mahasiswa dalam melakukan
penelitian seperti memperbanyak referensi atau literatur yang berkaitan
dengan penelitian demi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya
keperawatan jiwa.
3.
pada
remaja,
hendaknya
lebih
mengembangkan
dan
DAFTAR PUSTAKA
Afianty, (2014). Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku Siswa-Siswi sekolah
menengah kejuruan x tentang napza di kota bandung tahun 2014. (
http://repository.maranatha.edu/12681/9/1110119_Journal.pdf)
diakses
internet pada tanggal 14 maret 2016.
Alimul Hidayat, A. Aziz (2007). Metodelogi Penelitian Keperawatan dan Tehnik
Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika
Amiruddin, 2013. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Napza Di
SMANegeri1BungoroKabupatenPangkep.
(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ 1407208438451.pdf.). diakses
tanggal 20 mei 2016.
Anggreni. (2015). Dampak bagi pengguna Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif (NAPZA) di kelurahan gunung kelua samarinda ulu. eJournal
Sosiatri-Sosiologi 2015, 3 (3): 37 51 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisipunmul.ac.id
Copyright
2015.
(http://ejournal.sos.fisipunmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2015/06/jurnal%20Dewi%20Anggreni%20(06-24-15-0310-17).pdf
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineke Cipta
BBN, (2008). (http://repo.unand.ac.id/449/3/BAB%2520I.pdf) diakses internet
pada tanggal 22 maret 2016.
Bintari. (2014). Korelasi konsep diri dan sikap religious terhadap kecenderungan
perilaku menyimpang dikalangan siswa pada kelas XI SMA Negeri 4
Singaraja. e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling Volume: 2 No
1. (http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJBK/article/download/3747/
3002) diakses internet pada tanggal 28 maret 2016.
Dalami, Dkk. (2014). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa.
Jakarta Timur : CV. Trans Info Media
http://repo.unand.ac.id/449/3/BAB%2520I.pdf) diakses internet pada tanggal 14
maret 2016.
Fazbir, 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Kecerdasan Spiritual Remaja
Dengan Sikap Kecenderungan Penyalahgunaan Napza Di SMK Negeri 1
Siniu
Parigi
Moutong
Sulawesi
Tengah.
(http://opac.unisayogya.ac.id/391/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf).
Diakses internet pada tanggal 28 april 2016.
ec61c9cb232aD3a96d0947c6478e525e/2015/09/E-jurnal-Jimmy.pdf)
diakses internet pada tanggal 23 maret 2016.
Situmorang, (2014). Hubungan pola asuh keluarga dengan penyalahgunaan
NAPZA Pada remaja dipoliklinik NAPZA RSJ PEMPROVSU.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44464/1/Appendix.pdf )
diakses internet tanggal 30 maret 2016.
Soetjiningsih, 2010. Bahan Ajar: Tumbuh Kembang Remaja dan
permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto Sudarman, (2008). Sosiologi
Untuk Kesehatan.Jakarta: Salemba Medika.
Sumiati, Dkk. 2009. Kesehatan Jiwa Remaja Dan Konseling, Jakarta: Trans Info
Media.
Sunarto, (2007). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI
Suryawati, (2007). Perilaku Menyimpang Remaja Di Sekitar Kawasan Pariwisata
(Studi Di Desa Penibung Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten
Mempawah).
(http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/sociologique/article/view/628/pdf_1
6) diakses internet pada tanggal 14 maret 2016.
Syamsu. (2014). Faktor penyebab dan penanggulangan penyalagunaan narkotika
pada remaja oleh Sat Res Narkoba Polersta Padang..
(http://www.journal.unitaspdg.ac.id/downlotfilmh.php?file=JURNAL%FERRY%20SYAMSU.pdf)
diakses pada tanggal 23 maret 2016.
Widya, (2014). Gambaran penggunaan napza pada anak jalanan Di kota
semarang. (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas ). diakses
internet pada tanggal 14 maret 2016.
Wijaya, 2014. Pengetahuan, Sikap Dan Aktivitas Remaja Sma Dalam Kesehatan
Reproduksi Di Kecamatan Buleleng.
(http://journal.unnes.ac.id/artikel_nju/kemas/3068). Diakses
internet pada tanggal 25 april 2016.
Wuryati. (2012). Fenomena perilaku menyimpang remaja di kabupaten Kendal.
Universitas Negeri Semarang, Indonesia, Prodi Pendidikan IPS,Program
Pascasarjana http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess) diakses pada
tanggal 12 Maret 2016.
Yakub,
(2012).
(http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-379341310100023-chapter1.pdf) diakses internet pada tanggal 22 maret 2016.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lanjutan
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)
Responden
Lampiran 6
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN INSIDEN
REMAJA PENGGUNAAN NAPZA DI RUMAH SAKIT ERNALDI
BAHAR PALEMBANG TAHUN 2016
A. IDENTITAS RESPONDEN :
1. Nama
:
2. Umur
:
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan
:
5. Sudah berapa lama anda menggunakan narkoba ?
a. < 3 tahun
b. 3-6 tahun
c. 6 tahun
6. Apakah anda pernah berhenti menggunakan narkoba baik karena
keinginan sendiri, atau sedang mengikuti pengobatan rehabilitasi ?
a. Ya
b. Tidak
Jika ya, berapa lama anda berhenti kemudian menggunakan
kembali ?
7. Apakah jenis narkoba yang anda pakai ?
a. Ganja
b. Shabu-shabu
c. Alkohol
d. Ekstasi
e. Putaw
f. Lain-lain .......(sebutkan)
Lanjutan
B. Kuesioner Pengetahuan
Beri tanda (x) atau () pada kotak yang telah tersedia sesuai
dengan jawaban responden.
No
Pertanyaan
Jawaban
Benar
NAPZA
bukan
Narkotika,
merupakan
Psikotropika,
dan
singkatan
Zat
dari
Adiktif
lainnya.
2
fisik
dan
ketergantungan
psikologis.
5
Salah
Lanjutan
10
11
12
Kekambuhan kembali
terhadap penggunaan
Kembalinya
seseorang
kepada
narkoba,
Lanjutan
15
C. Kuesioner Sikap
Beri tanda (x) atau () pada kotak yang telah tersedia sesuai
dengan jawaban responden.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No
Pernyataan
Jawaban
SS
bujukan
teman
untuk
TS
STS
Lanjutan
10
baik
saya
tidak
akan
menggunakan narkoba.
11
Lanjutan
12
13
Lampiran 7
OUTPUT SPSS
A. Analisis Univariat
1.
Distribusi Frekuensi
UMUR
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
16
2.9
2.9
2.9
17
17.1
17.1
20.0
18
17.1
17.1
37.1
19
25.7
25.7
62.9
20
20.0
20.0
82.9
21
17.1
17.1
100.0
35
100.0
100.0
Total
PENDIDIKAN
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
SD
20.0
20.0
20.0
SMP
17.1
17.1
37.1
SMA
22
62.9
62.9
100.0
Total
35
100.0
100.0
Pengetahuan remaja
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Baik
13
37.1
37.1
37.1
Kurang
22
62.9
62.9
100.0
Total
35
100.0
100.0
Lanjutan
Sikap remaja
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Positif
14
40.0
40.0
40.0
Negatif
21
60.0
60.0
100.0
Total
35
100.0
100.0
Penyalahgunaan NAPZA
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Berat
17
48.6
48.6
48.6
Ringan
18
51.4
51.4
100.0
Total
35
100.0
100.0
Jenis Napza
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Ganja
14
40.0
40.0
40.0
Sabu
14
40.0
40.0
80.0
Alkohol
5.7
5.7
85.7
Ekstasi
14.3
14.3
100.0
35
100.0
100.0
Total
Lanjutan
B. Analisis Bivariat
1.
Missing
Percent
Total
Percent
Percent
Pengetahuan remaja *
Penyalahgunaan NAPZA
35
100.0%
.0%
35
100.0%
Baik
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
remaja
Kurang
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
remaja
Total
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
remaja
Ringan
Total
10
13
6.3
6.7
13.0
23.1%
76.9%
100.0%
14
22
10.7
11.3
22.0
63.6%
36.4%
100.0%
17
18
35
17.0
18.0
35.0
48.6%
51.4%
100.0%
Lanjutan
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Exact Sig.
Exact Sig.
(2-sided)
(2-sided)
(1-sided)
df
a
.020
3.880
.049
5.605
.018
5.381
b
Asymp. Sig.
.035
5.228
Association
b
N of Valid Cases
.023
.022
35
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.31.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value
Error
Approx. T
Approx. Sig.
-.392
.151
-2.449
.020
-.392
.151
-2.449
.020
N of Valid Cases
35
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Odds Ratio for Pengetahuan remaja
(Baik / Kurang)
Lower
Upper
.171
.036
.812
.363
.128
1.028
2.115
1.129
3.963
35
Lanjutan
2.
Missing
Percent
Total
Percent
Percent
Sikap remaja *
35
Penyalahgunaan NAPZA
100.0%
.0%
35
100.0%
Positif
Count
Expected Count
% within Sikap remaja
Negatif
Count
Expected Count
% within Sikap remaja
Total
Count
Expected Count
% within Sikap remaja
Ringan
Total
11
14
6.8
7.2
14.0
21.4%
78.6%
100.0%
14
21
10.2
10.8
21.0
66.7%
33.3%
100.0%
17
18
35
17.0
18.0
35.0
48.6%
51.4%
100.0%
Lanjutan
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
sided)
sided)
.009
5.190
.023
7.210
.007
6.882
b
df
sided)
.015
6.685
Association
N of Valid Cases
.010
.010
35
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.80.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value
Error
Approx. T
Approx. Sig.
-.443
.148
-2.842
.008
-.443
.148
-2.842
.008
N of Valid Cases
35
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Lower
Upper
.136
.028
.653
.321
.113
.916
2.357
1.214
4.578
35
Lampiran 8
LEMBAR KONSUL
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan