Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

GELOMBANG dan OPTIKA


MODULASI DOUBLE SIDE BAND

OLEH
KELOMPOK III
YULYANA DARMINI A 202 15 009

FAKULTAS PENDIDIKAN SAINS


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia telekomunikasi telah semakin berkembang dengan berbagai macam
alternatif sistem pentransmisian dengan memperhitungkan efisiensi dan unjuk
kerja sistem. Selama ini terdapat berbagai jenis modulasi yang ditawarkan salah
satunya adalah modulasi amplitudo.
Pada modulasi amplitudo dalam hal ini modulasi amplitudo jalur sisi
ganda (AMDSB) terdapat tiga spectrum pita frekuensi pada transmisinya. Ketiga
spektrum frekuensi ini adalah jalur sisi bawah yang biasa juga disebut dengan
LSB (Lower Side Band), jalur sisi atas atau biasa disebut dengan USB (Upper
Side Band) dan jalur sisi tengah atau sinyal pembawa (carrier). Dari ketiga pita
spektrum frekuensi yang telah disebutkan di atas bagian USB
merupakan pita frekuensi yang dipengaruhi oleh sinyal

dan LSB

informasi yang bisa

berupa sinyal suara atau audio atau bisa juga data sedangkan frekuensi tengah
atau sinyal pembawa tidak terpengaruh oleh sinyal informasi.
Tujuan dari modulasi adalah untuk memindahkan posisi spektrum dari
sinyal data, dari pita spektrum yang rendah (base band) ke pita spektrum yang
jauh lebih tinggi (band pass). Hal ini dilakukan pada transmisi data tanpa kabel
(dengan antena), yang mana dengan membesarnya frekuensi data yang dikirim,
maka dimensi antenna yang digunakan akan mengecil.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa pengertian Modulasi?
2. Apa Modulasi Double Side-band?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan :

1. Pengertian Modulasi.
2. Penjelasan Modulasi Double Side-band .

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Modulasi
Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal.
Biasanya sinyal yang dicampur adalah sinyal berfrekuensi tinggi dan sinyal
berfrekuensi rendah. Dengan memanfaatkan karakteristik masing-masing sinyal,
maka modulasi dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal informasi pada
daerah yang luas atau jauh. Sebagai contoh Sinyal informasi (suara, gambar, data),
agar dapat dikirim ke tempat lain, sinyal tersebut harus ditumpangkan pada sinyal
lain. Dalam konteks radio siaran, sinyal yang menumpang adalah sinyal suara,
sedangkan yang ditumpangi adalah sinyal radio yang disebut sinyal pembawa
(carrier). Jenis dan cara penumpangan sangat beragam. Yaitu untuk jenis
penumpangan sinyal analog akan berbeda dengan sinyal digital. Penumpangan
sinyal suara juga akan berbeda dengan penumpangan sinyal gambar, sinyal film,
atau sinyal lain.
Menurut Krauss, modulasi adalah suatu proses dimana properti atau
parameter dari suatu gelombang divariasikan secara proporsional terhadap
gelombang yang lain. Parameter yang diubah tergantung pada besarnya modulasi
yang diberikan. Proses modulasi membutuhkan dua buah sinyal yaitu sinyal
pemodulasi yang serupa sinyal informasi yang dikirim, dan sinyal carrier dimana
sinyal informasi tersebut ditumpangkan. (Krauss, H.L, Raab, F.H. 1990)
Modulasi memiliki dua macam jenis, yaitu modulasi sinyal analog dan
modulasi sinyal digital. Contoh modulasi sinyal analog adalah Frequency
Modulation (FM) dan Amplitude Modulation (AM). Sementara modulasi sinyal
digital antara lain Amplitude Shift Keying (ASK), Phase Shift Keying (PSK), dan
Frequency Shift Keying (FSK).

Tujuan dilakukannya proses modulasi antara lain :


1. Untuk memudahkan proses radiasi
a. Pada kanal komunikasi berupa udara, diperlukan antena untuk proses
pemancaran/radiasi dan penerimaan sinyal.
b. Dimensi antena adalah berbanding terbalik dengan frekwensi sinyal yang
dipancarkan/diterimanya. Secara metematis dapat dituliskan sbb:
d=
=

2
c
2f

2. Untuk memungkinkan multiplexing


Jika sebuah media transmisi dapat digunakan oleh beberapa kanal, maka
modulasi dapat digunakan untuk menempatkan masing-masing kanal pada
wilayah spektrum frekwensi yang berbeda. Contohnya : teknik fdm pada
sistem telepon.
3. Untuk mengatasi keterbatasan peralatan
a. Pembuatan peralatan pengolahan sinyal (signal processing devices) seperti
filter dan amplifier memiliki tingkat kesulitan yang berbeda untuk
spektrum frekwensi tertentu.
b. Untuk itu modulasi dapat digunakan untuk menempatkan sinyal informasi
ke wilayah spektrum tertentu, dimana pembuatan peralatan pengolahan
sinyalnya menjadi paling mudah.

4. Untuk memungkinkan pembagian frekuensi


a. Modulasi memungkinkan beberapa stasiun radio dan televisi untuk
melakukan siaran secara bersamaan menggunakan frekwensi sinyal
pembawa yang berbeda. sehingga tidak akan terjadi interferensi antar
stasiun.
b. Di sisi penerima, dengan adanya modulasi, maka dapat dilakukan
pemilihan

terhadap

stasiun

siaran

yang

memang

ingin

didengarkan/ditonton. contohnya: siaran radio dan televisi.


5. Untuk mengurangi pengaruh noise dan interferensi
a. Pengaruh noise dan interferensi tidak dapat seluruhnya dihilangkan dari
sistem komunikasi.
b. Namun dimungkinkan untuk menekan pengaruh gangguan tersebut dengan
menggunakan teknik modulasi tertentu.
c. Sehingga penggunaan teknik modulasi secara umum akan menyebabkan
bandwidth transmisi yang lebih besar dari bandwidth sinyal informasinya.

2.2 Modulasi Double-Sideband


1. Modulasi Analog
Pada Teknik Modulasi Analog sinyal informasi yang ditumpangkan pada
sinyal pembawa adalah Sinyal Analog.
Teknik Modulasi Analog yang ada antara lain :
1. Modulasi Linier (Linear Modulation)
2. Modulasi Sudut (Angle Modulation)
2. Modulasi Linier
Menerapkan proses translasi frekwensi langsung dari spektrum sinyal
informasi dengan menggunakan sinyal pembawa sinusoidal. Modulasi Linier
sendiri memiliki beberapa aplikasi dengan kelebihan dan kekurangan masing-

masing, yakni : Amplitude Modulation (AM), Double-Sideband Modulation


(DSB), Single-Sideband Modulation (SSB).
3. Double Sideband Modulation
a. Double Sideband - Suppressed Carrier (DSB SC )
Dalam modulasi AM, amplitudo dari suatu sinyal carrier, dengan
frekuensi dan phase tetap, divariasikan oleh suatu sinyal lain (sinyal
informasi). Persamaan sinyal sinusoidal secara umum bisa dituliskan sbb.
(t) = a (t) cos (t)
dimana a(t) adalah amplitudo sinyal dan (t) adalah sudut phase.
(t) bisa ditulis dalam bentuk

(t) = c t + (t) sehingga :

(t) = a(t) cos [c t + (t) ]


a(t) adalah selubung (envelope) dari sinyal (t)
c adalah frekuensi gelombang carrier (rad/detik) = 2fc (Hz)
(t) adalah modulasi phase dari (t).
Dalam modulasi AM, (t) dalam persamaan di atas adalah nol
(konstan) dan selubung a(t) dibuat proporsional terhadap suatu
sinyal f(t).
(t) = f(t) cos c t
cos c t dalam persamaan di atas disebut dengan sinyal carrier ;f(t)
adalah sinyal pemodulasi. Sinyal resultan (t) disebut dengan sinyal
termodulasi AM.
Kerapatan spektrum dari (t) diperoleh dengan transformasi Fourier.
() =

1
2

F ( + c) +

1
2

F ( - c)

Persamaan ini berarti bahwa modulasi amplitudo menggeser


spektrum frekuensi sinyal sejauh c rad/detik tapi bentuk spektrum
adalah tetap, seperti yang ditujukkan pada gambar di bawah.
Tipe modulasi seperti ini disebut dengan modulasi suppressed
carrier karena dalam spektrum (t) tidak ada identitas carrier yang
tampak walaupun spektrum terpusat pada frekuensi carrier c. Rangkaian
dan sinyal-sinyal dari sistem ini ditunjukkan gambar di bawah.

Gambar (a) menunjukkan suatu rangkaian pembangkit sinyal AM.


Gambar (b) adalah sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Gambar (c)
adalah sinyal carrier frekuensi tinggi. Dengan proses modulasi, amplitudo
sinyal carrier akan berubah sesuai dengan amplitudo sinyal informasi,
dengan

frekuensi

tetap,

seperti

pada

(d). Transformasi

Fourier

digambarkan dalam domain frekuensi () pada (e) dan (f).


Asumsikan bahwa sinyal informasi mempunyai lebar pita
(bandwidth) sebesar W. Dengan modulasi, sinyal bergeser sejauh c dan
menempati spektrum dengan lebar 2W; gambar (f). Ini berarti bahwa
dengan metode

modulasi seperti ini bandwidth sinyal digandakan.

Spektrum sinyal di atas frekensi c disebut upper sideband (USB),


sedangkan spektrum di bawah c disebut lower sideband (LSB). Karena
itu modulasi ini juga disebut modulasi double-sideband, suppressed
carrier (DSB-SC).

Penerimaan kembali sinyal DSB-SC (t) untuk memperoleh sinyal


informasi f(t) memerlukan translasi frekuensi lain untuk memindahkan spektrum
sinyal ke posisi aslinya. Proses ini disebut demodulasi atau deteksi dan dilakukan
dengan mengalikan sinyal (t) dengan sinyal carrier c.

(t) cos c t

= f (t) cos2 c t
=

1
2

f (t) +

1
2

f (t) cos 2c t

Bagian frekuensi tinggi 2c dihilangkan dengan menggunakan


Low Pass Filter (LPF), sehingga yang tersisa hanya sinyal informasi f(t).

Prinsip yang dijelaskan di atas berlaku untuk semua sinyal selama


frekuensi sinyal informasi W lebih kecil daripada frekuensi carrier . Kesulitan
yang terjadi pada penerima adalah perlunya rangkaian yang bisa membangkitkan
carrier serta rangkaian untuk sinkronisasi phase.
b. Double Sideband - Large Carrier (AM )
Penggunaan metode modulasi suppressed carrier memerlukan
peralatan yang rumit pada bagian penerima, berkaitan dengan perlunya
pembangkitan carrier dan sinkronisasi phase. Jika sistem didisain untuk
memperoleh penerima yang relatif sederhana, maka beberapa kompromi
harus dibuat walaupun harus mengurangi efisiensi pemancar. Untuk itu
identitas carrier dimasukkan ke dalam sinyal yang ditransmisikan, dimana
sinyal carrier dibuat lebih besar dari sinyal yang lain. Karena itu sistem
seperti ini disebut Double-Sideband Large Carrier (DSB-LC) atau
umumnya dikenal dengan istilah AM.
Bentuk

gelombang

sinyal

AM

bisa

diperoleh

dengan

menambahkan identitas carrier A cos c t pada sinyal DSB-SC.


AM(t) = f(t) cos c t + A cos c t
Kerapatan spektrum dari sinyal AM adalah
AM () = F ( + c) + F ( - c) + A ( + c) + A ( - c)
Spektrum frekuensi dari sinyal AM adalah sama dengan sinyal
DSB-SC f(t) cos c t ; dengan tambahan impuls pada frekuensi c. Hal
ini dijelaskan pada gambar di bawah.

Siyal termodulasi amplitudo bisa di tulis dalam bentuk :


AM(t) = [A + f(t)] cos c t
Dengan demikian sinyal AM dapat dinyatakan sebagai sinyal
dengan frekuensi c dan amplitudo [ A + f(t) ]. Jika amplitudo carrier
cukup besar, maka selubung dari sinyal termodulasi akan proporsional
dengan f(t). Dalam kasus ini, demodulasi akan sederhana yaitu dengan
mendeteksi selubung dari sinyal sinusoidal, tanpa tergantung dari
frekuensi maupun phase. Tapi jika A tidak cukup besar, selubung dari
AM(t) tidak akan selalu proporsional dengan sinyal f(t). Amplitudo carrier
A harus cukup besar sehingga :
[ A + f(t) ] 0 ; untuk semua t
atau
A min { f(t) }
Jika kondisi di atas tidak dipenuhi akan muncul distorsi selubung karena
over-modulasi.
Tinjau sinyal frekuensi tunggal f(t) = E cos mt sebagai sinyal
pemodulasi. Sinyal termodulasi amplitudo akan berbentuk :
AM(t) = [A + f(t)] cos c t
AM(t) = [A + E cos m t] cos c t
Suatu faktor tanpa dimensi m didefinisikan sebagai indeks
modulasi, yang berguna untuk menentukan ratio dari sideband terhadap
carrier.
m=

E
A

atau

m=

Amplitudo Puncak DSBSC


Amplitudo Puncak Carrier

Persamaan sinyal AM ditulis dalam menjadi :


AM(t) = A cos c t + mA cos c t. cos c t
AM(t) = A [ 1 + m cos m t] cos c t

Bentuk sinyal AM untuk beberapa nilai m dapat dilihat pada


gambar di bawah.

Amplitudo maksimum dari sinyal termodulasi AM adalah A [ 1 +


m ] ; sedangkan amplitudo minimum adalah A [ 1 - m ]. Indeks modulasi
m bisa dinyatakan dalam persen (%) dan bisa dicari dengan
membandingkan antara amplitudo maksimum dengan minimum.
Untuk sinyal informasi dengan komponen frekuensi terbatas tapi
lebih dari satu, indeks modulasi ditentukan berdasar indeks modulasi
efektif meff .
Misalnya sinyal f(t) = E1 cos m1 t + E2 cos m2 t digunakan untuk
memodulasi sinyal carrier A cos c t, maka sinyal termodulasi menjadi :
AM(t) = A [ 1 + m1 cos m1 t + m2 cos m2t] cos c t
Indeks modulasi efektif :
meff = m +m
2
1

2.3

2
2

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal.
Biasanya sinyal yang dicampur adalah sinyal berfrekuensi tinggi dan sinyal
berfrekuensi rendah.
Modulasi memiliki dua macam jenis, yaitu modulasi sinyal analog dan
modulasi sinyal digital. Contoh modulasi sinyal analog adalah Frequency
Modulation (FM) dan Amplitude Modulation (AM). Sementara modulasi
sinyal digital antara lain Amplitude Shift Keying (ASK), Phase Shift Keying
(PSK), dan Frequency Shift Keying (FSK).
.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan yaitu agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua yang membacanya serta dapat menambah
pengetahuan kita dalam dunia pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Rusdi, A.P. (2010). Modulasi. Tesis Sarjana pada Fakultas Teknik Elektro UNUD
Bali. Tidak diterbitkan

Anda mungkin juga menyukai