LATAR BELAKANG
Sebagaimana umumnya, tumbuhan memerlukan media yang subur untuk
tempat tumbuhnya berupa tanah yang cukup mengandung bahan organik, udara,
air, unsur hara dan organisme tanah. Bila tanah tidak dijaga atau diolah dengan
baik maka kerusakan akan terjadi pada tanah tersebut.
Penggunaan pupuk anorganik (pabrik) dalam waktu lama dan terusmenerus, mengakibatkan: sifat fisik tanah memburuk, tanah menjadi padat,
terjadi penimbunan phosfat, keadaan mikro-biologi tanah kurang serasi sehingga
kegiatan jasad mikro tanah merosot.
Kompos sebagai salah satu bentuk bahan organik memiliki peran utama
sebagai pembenah struktur tanah sehingga menjadi gembur dan menjadi tempat
tumbuh yang baik.
PENGERTIAN
Kompos adalah Pupuk organik hasil dari proses penguraian / dekomposisi
bahan organik menjadi humus oleh mikroorganisme.
MANFAAT
-
Daun-daunan
Sisa-sisa Sayuran Dapur
Ampas Teh / Kopi / Kelapa
Kotoran Hewan
Serbuk Gergaji
Jerami
Sekam Padi
Sisa-sisa Makanan (Tidak
berminyak dan berlemak)
dll
PRINSIP
-
Lembab.
Mendapatkan cukup udara.
2.
Komposter
Tempat Bumbu ( Karung / Baskom )
Pencacah ( Pisau / Lainnya )
Gayung / Gembor
1.
2.
3.
4.
Pemanenan Kompos :
a. Setelah Kurang Lebih 4 minggu, Lapisan Sekam akan hancur dan lapisan
bawah akan berubah menjadi kompos. (ciri kompos : warna coklat
kehitaman, bau seperti tanah, tidak panas). Kompos yang matang dapat
dipanen secara berkala.
b. Ambil kompos melalui lubang pengambilan di bawah.
c. Kering-anginkan kompos yang baru saja diambil. Saring untuk mengambil
kompos yang halus.
d. Kembalikan kompos yang masih kasar ke dalam komposter kembali.
4.
Pemanfaatan Kompos :
a. Pupuk yang dihasilkan dapat berupa pupuk organik padat (Kompos) dan
pupuk organik cair (POC).
b. Kompos yang sudah matang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk sayuran /
tanaman lainnya.
c. Pupuk organik cair dapat diguanakan dengan perbandingan dengan air 1
(pupuk cair) : 10 (air) / dengan takaran yang sesuai keinginan.