5 876967652517
5 876967652517
( INTI BANGUNAN)
meletakan transportasi vertikal dan distribusi energi ( seperti lift, tangga, wc dan
shaft mekanis ). Dari sumber modul perkulihan teknologi bangunan 5, inti adalah
tempat untuk memuat sistem-sistem transportasi mekanis dan vertikal serta
menambah kekakuan bangunan.
Jadi kesimpulannya bahwa inti bangunan (core) suatu tempat untuk meletakan
sistem transportasi vertikal dan mekanis dengan bentuk yang disesuaikan dengan
fungsi bangunan serta untuk menambah kekakuan bangunan diperlukan sistem
struktur dinding geser sebagai penyalur gaya lateral (seperti tiupan angina tau
gempa bumi) pada inti.
Ir Joni Hardi MT
Ir Joni Hardi MT
Menurut Juwana (2005), letak inti bangunan tinggi yang berbentuk menara (tower)
berbeda dengan bangunan yang berbentuk memanjang (slab) yaitu :
1. Inti pada bangunan bentuk bujur sangkar
Bentuk bujur sangkar banyak digunakan untuk bangunan perkantoran dengan
koridor mengelilingi inti bangunan. Contoh : Gedung Blok G DKI, Gedung
Indosat, Wisma Bumi Putera di Jakarta dan One Park Plaza di Los Angleles
Amerika Serikat.
Ir Joni Hardi MT
Adapula inti bangunan yang terletak di sisi bangunan contohnya adalah Hotel
Atlet Century, Hotel Horizon dan Wisma Metropolitan di Jakarta.
Selain itu, inti yang terletak di tengah bangunan memanjang memiliki banyak
pola. Contohnya adalah Kantor Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional) di
Jakarta dan Gedung Phoenix-Rheinrohr di Dusseldorf Jerman.
Ir Joni Hardi MT
bentuk
memanjang.
Bentuk
seperti
ini
dimaksudkan
untuk
mendapatkan luas lantai tipikal yang cukup luas tetapi bangunan tetap dapat
memanfaatkan paencahayaan alamiah. Bangunan dengan bentuk ini banyak
digunakan untuk fungsi hotel, apartemen dan perkantoran. Salah satu contohnya
adalah Gedung Patra Jasa di Jakarta.
Ir Joni Hardi MT
Perbedaan fungsi bangunan akan mempengaruhi pola letak inti bangunan. Pada
bangunan tinggi, luas lantai bersih, sirkulasi dan jaringan utilitas serta pemanfaatan
pencahayaan alamiah menjadi pertimbangan untuk menempatkan letak inti.
Penempatan letak inti bangunan akan memberikan pengaruh pada bangunan.
Ir Joni Hardi MT
Ir Joni Hardi MT
Ir Joni Hardi MT
Sebaliknya, inti dari beton menghasilkan ruang selain juga memikul beban
dan pertimbangan khusus terhadap kebakaran tidak diperlukan. Ketiadaan
pelenturan pada bahan beton merupakan kelemahannya, terutama terhadap
beban gempa.
Yang dimaksud dengan Sistem Vierendeel adalah sistem struktur yang tampaknya
seperti rangka batang yang batang diagonalnya dihilangkan tetapi ini bukan rangka
batang sehingga bentuk titik hubungnya sangat kaku. Sistem ini banyak sekali
digunakan pada gedung bertingkat, karena sangat fungsional ( tidak menggunakan
elemen diagonal) dan lebih efisien (Schodek,1999).
Ir Joni Hardi MT
Dinding geser (shear wall) adalah unsur pengaku vertikal yang dirancang untuk
menahan gaya lateral atau gempa yang berkerja pada bangunan (Schueller,1989).
Ir Joni Hardi MT
10
Ir Joni Hardi MT
11
Ir Joni Hardi MT
12
Ir Joni Hardi MT
13
Ir Joni Hardi MT
14
kecepatan
lifnya
antara
0,30
sampai
0,90
meter/detik
dan
Ir Joni Hardi MT
15
Ir Joni Hardi MT
16
dari ukuran kereta dan kedalamannya dipengaruhi oleh kecepatan lif dan
tingginya bangunan.
b. Ruang luncur Hoistway
Tempat meluncurnya sangkar/kereta lif, tempat pintu-pintu masuk kereta lif,
tempat meluncurnya beban pengimbang (counter weight) dan tempat
meletakan rel rel peluncur dari kereta lif dan beban pengimbang. Dari
materialnya terbuat dari dinding beton atau batu bata dengan rangka tertentu,
kecuali untuk lif pemadam kebakaran. Ukuran ruang luncur tergantung dari
ukuran kereta lif dan dapat diberikan bukaan untuk pintu lif. Pintu lif sangat
mempengaruhi harga lif walaupun jumlah lif tergantung dari kebutuhan.
Setiap pintu lif diberi tombol tombol untuk tempat pemberhentian kereta lif
dan di dalam kereta lif terdapat tombol tombol yang berhubungan dengan
pintu lif keluar. Setiap ruang dalam kereta lif secara standar telah ditentukan
macam, bentuk dan warnanya atau pemakai memberikan tambahan dan
perubahan yang akan diperhitungkan dalam biaya pembelian kereta lif.
c. Ruang mesin
Tempat untuk meletakan mesin/motor traksi lif dan tempat panel kontrol
(mengatur jalannya kereta). Ruangan ini dilengkapi dengan pengatur udara
yaitu exhauster atau alat pendingin yang berguna menjadikan ruangan
tersebut tidak panas sehingga panel mesin tersebut tidak terganggu.
Ir Joni Hardi MT
17
Letak lif
Lif sebagai tempat penghubung antara ruang bawah dan ruang atas merupakan
suatu tempat yang harus mudah dicapai dari ruangan disekitarnya. Oleh karena
itu, penempatan lif ini harus tepat sehingga dapat melayani raungan di bawah
dengan di atasnya, mudah terlihat, mudah dicapai dan tidak mengganggu segi
arsitektur.
Ir Joni Hardi MT
18
Ada beberapa cara untuk meletakkan beberapa lif dalam satu bangunan. Lif
dapat
dipasang
berdampingan
atau
berhadapan
tetapi
kalu
dipasang
Ir Joni Hardi MT
19
lobby yang satu ke sky lobby berikutnya. Dari sky lobby orang dapat pindah
dengan menggunakan eskalator ke sejumlah lif yang melayani zona di
atasnya. Konsep ini memungkinkan dikuranginya ruang yang digunakan untuk
lubang lif, sebab alur perjalanan lif tidak perlu setinggi bangunan. Penggunaan
sky lobby ini memungkinkan bangunan berfungsi ganda, seperti memuat
apartemen/hotel di bagian atas, perkantoran di bagian tengah dan fasilitas
perbelanjaan serta parker di bagian tengah.
c. Jika penggunaan sky lobby belum juga memenuhi ketentuan luas inti yang
disyaratkan, maka dapat digunakan lif double decker.
Ir Joni Hardi MT
20
Pengaturan tata letak lif pada lobi yang terkait dengan pembagian zona layanan
lif dapat terlihat pada gambar. Tiap zonal if biasanya melayani 10 15 lantai dan
4 zona merupakan batas maksimum. Jika menggunakan zona lif lebih dari 4,
maka harus menggunakan sky lobby (minimum 2 lantai) dan di atas sky lobby
masih dimungkinkan untuk ditambah 23 lantai tambahan untuk ruang
mekanik/elektrik.
Ir Joni Hardi MT
21
Ir Joni Hardi MT
22
Ir Joni Hardi MT
23
dari luar. Kapasitas lif barang berkisar rata-rata 1-5 ton dengan ukuran dalam
antara 1,60 x 2,10 m sampai 3,10 x 4,20 m dan kecepatan lif sekitar 1,5-2
m/detik maximum atau rata-rata 0,25-1 m/detik.
Ir Joni Hardi MT
24
Ir Joni Hardi MT
25
w=
T
N
Ir Joni Hardi MT
26
25-45 detik
b. flat
50-120 detik
c. hotel
40-70 detik
d. asrama
60-80 detik
M = 5 x 60 x m=
5 x 60 x m x N= 300 x m x N
Ir Joni Hardi MT
27
Jumlah
T=
detik
b. Flat
c. Hotel
L = P(a-k)n
a
di mana : P = Persentasi empiris beban puncak lif (%).
T = luas lantai kotor per tingkat (m).
n = jumlah lantai.
k = luas inti gedung (m).
a = luas lantai netto per orang (m).
sedangkan : k = 5 x N x m x 0,3 = 1,5 mN
maka :
L=
P(a-1,5 mN)n
a
L = P(2a-3 mN)n
2a
daya angkut N lif dalam waktu 5 menit :
Ir Joni Hardi MT
28
M = 5 x 60 x m=
5 x 60 x m x N= 300 x m x N
persamaan : L = M
P(2a-3 mN)n = 300 x m x N
2a
T
2anTP_____
N=
3m (200a + nTP)
di mana : P = Persentasi empiris beban puncak lif (%).
T = luas lantai kotor per tingkat (m).
n = jumlah lantai.
a = luas lantai netto per orang (m).
T = waktu perjalanan bolak balik lif (detik).
N = jumlah lif dalam 1 zona.
Korelasi jumlah lantai 1 zona kapasitas dan jumlah lif
Daya angkut lif dalam 5 menit:
M=
5 x 60 x m
= 300 m
w
L = P% x
Luas
= lantai netto dalam 1 zona
Luas lantai netto per orang
na
L=P
a
di mana : na adalah luas lantai netto dalam 1 zona.
Persamaan : M = L
300 m =
P
na
300 mN =
na
P
a
anTP__
N=
300a m
Contoh untuk menghitung kebutuhan lif 1 zona
Suatu bangunan bertingkat yang berfungsi sebagai tempat bangunan umum.
Ir Joni Hardi MT
29
Jumlah lantai
: 14 lantai
Luas lantai
: 1200 m/lantai
: rata-rata 4 m
L=
a
= 5% (1200 1,5N)14
6
= 5% (1200 1,5N)14
6
= 140 2,975 N
Daya angkut satu lif/kereta dalam 5 menit
300 mN
M=
T
Sedangkan T
: =
M=
300 mN
T
Ir Joni Hardi MT
30
M=
300 x 17N
136,7
M=
37,31 N
Persamaan : M = L
37,31 N = 140 2,975 N
N = 3,475 ~ 4 lif
w = T/N = 136,7/4 = 34,2 detik > w min = 30 detik
< w max = 45 detik
Luas lantai
: 1200 m/lantai
: rata-rata 3,6 m
Ir Joni Hardi MT
31
s2
M=
300 mN
Ir Joni Hardi MT
32
T2
M=
300.20N
160,32
M=
37,425 N
Persamaan : M = L
37,425 N = 180 4,5 N
N = 4,29 ~ 5 lif
w = T/N = 160,32/5 = 32,06 detik > w min = 30 detik
< w max = 45 detik
Perhitungan zona 1
Waktu perjalanan bolak balik lif dengan kecepatan s2 = 5 m/detik.
T1 = (2h + 4s1) (n1-1) + s1 (3m +4)
s1
untuk : s1= 3 m/detik
s2= 5 m/detik
m = 20 orang
h = 3,6
n1= 15 lantai
n2= 15 lantai
maka : T1 = (2h + 4s1) (n1-1) + s1 (3m +4)
s1
T1 = (2.3,6 + 4.3) (15-1) + 3(3.20 +4)
3
T1 = 153,6 detik
Ir Joni Hardi MT
33
n1= 15 lantai
maka : L2 = P(2a-3 mN)n2
2a
L2 = 4%(2.1200-3 .20N)15
2.4
L2 = 180 4,5 N
Daya angkut satu lif/kereta dalam 5 menit
M=
300 mN
T1
M=
300.20N
153,6
M=
39,0625 N
Persamaan : M = L
39,0625 N = 180 4,5 N
N = 4,13~ 5 lif
w = T/N = 153,6/5 = 30,72 detik > w min = 30 detik
< w max = 45 detik
Jadi : zona 1 dan 2 terdapat 5 lif dengan kecepatan rata-rata 3 m/detik dan 5
m/detik.
Ir Joni Hardi MT
34
3. Karena ada lif lokal yang melayani zona-zona, maka diperlukan ruang mesin
lif langsung di atasnya.
Contoh untuk menghitung kebutuhan lif zona banyak dengan sky lobby
Suatu bangunan bertingkat dengan luas lantai 2190 m dan jumlah lantai 63
dibagi dalam 5 zona dengan 5 sky lobby (setiap zona terdiri dari 11 lantai
termasuk sky lobby).
Perhitungan lif lokal
Luas lantai rata-rata
a= 2190 m
Jumlah lantai
Waktu menunggu
w = 30 detik
a= 1814 m
a= 4 m/orang
Persentasi penghuni
untuk beban puncak lif
P = 4%
h = 3,6 m
Kapasitas lif
m = anwP = 18 orang/lif
300a
s = 2 m/detik
anTP__
300a m
N=
1814.10. 126,4.4%__
300.4.18
N = 4,25 ~ 5 lif
w = T/N = 126,4 /5 = 25,28 detik < w min = 1,5m = 27 detik
dicoba dengan lif lokal dengan kapasitas 20 orang/lif
Ir Joni Hardi MT
35
maka :
T = (2h + 4s) (n-1) + s (3m +4)
s
T = (2.3,6 + 4.2) (10-1) + 2 (3.20 +4)
2
T = 132,4 detik
Jumlah lif lokal
N=
anTP__
300a m
N=
1814.10. 132,4.4%__
300.4.20
N = 4,001 ~ 4 lif
w = T/N = 132,4/4 = 33,1 detik > w min = 1,5m = 30 detik
Jadi setiap zona dilayani lif local sebanyak 4 buah lif dengan kecepatan rata-rata
2 m/detik dengan kapasitas penumpang 20 orang/lif.
a= 2190 m
Jumlah lantai
n= 14
a= 1814 m
a= 4 m/orang
w minimum
= 25 detik
w maximum
= 45 detik
h = 3,6 m
Kapasitas lif
m = 20 orang/lif
s = 2 m/detik
= 2 detik
= 30 detik
= 2 detik
= 4 detik
= 30 detik
Ir Joni Hardi MT
36
= 46,8 detik
_______________________________________________________
T = 114,8 detik
anTP__
300a m
N=
1814.10. 114,8.4%__
300.4.20
N = 3,47 ~ 4 lif
w = T/N = 114,8 /4 = 28,7 detik
Jadi sky lobby di atas zona 1 dilayani oleh 4 buah lif dengan kapasitas
penumpang 20 orang dan kecepatan rata-rata 2 m/detik.
Perhitungan lif untuk mencapai sky lobby di atas zona 2
Luas lantai rata-rata
a= 2190 m
Jumlah lantai
n= 26
a= 1814 m
a= 4 m/orang
w minimum
= 25 detik
w maximum
= 45 detik
h = 3,6 m
Kapasitas lif
m = 20 orang/lif
s = 3,5 m/detik
= 2 detik
= 30 detik
= 2 detik
= 4 detik
= 30 detik
= 51,43 detik
3,5
_______________________________________________________
Ir Joni Hardi MT
37
T = 119,43 detik
Jumlah lif :
N=
anTP__
300a m
N=
1814.10. 119,43.4%__
300.4.20
N = 3,61 ~ 4 lif
w = T/N = 119,43 /4 = 29,86 detik
Jadi sky lobby di atas zona 1 dilayani oleh 4 buah lif dengan kapasitas
penumpang 20 orang dan kecepatan rata-rata 3,5 m/detik.
a= 2190 m
Jumlah lantai
n= 38
a= 1814 m
a= 4 m/orang
w minimum
= 25 detik
w maximum
= 45 detik
h = 3,6 m
Kapasitas lif
m = 20 orang/lif
s = 5 m/detik
= 2 detik
= 30 detik
= 2 detik
= 4 detik
= 30 detik
= 53,28 detik
_______________________________________________________
T = 121,28 detik
Ir Joni Hardi MT
38
Jumlah lif :
N=
anTP__
300a m
N=
1814.10. 121,28.4%__
300.4.20
N = 3,67 ~ 4 lif
w = T/N = 121,28 /4 = 30,32 detik
Jadi sky lobby di atas zona 1 dilayani oleh 4 buah lif dengan kapasitas
penumpang 20 orang dan kecepatan rata-rata 5 m/detik.
a= 2190 m
Jumlah lantai
n= 50
a= 1814 m
a= 4 m/orang
w minimum
= 25 detik
w maximum
= 45 detik
h = 3,6 m
Kapasitas lif
m = 20 orang/lif
s = 7 m/detik
= 2 detik
= 30 detik
= 2 detik
= 4 detik
= 30 detik
= 50,4 detik
_______________________________________________________
T = 118,4 detik
Jumlah lif :
N=
anTP__
300a m
Ir Joni Hardi MT
39
N=
1814.10. 118,4.4%__
300.4.20
N = 3,58 ~ 4 lif
w = T/N = 118,4 /4 = 29,60 detik
Jadi sky lobby di atas zona 1 dilayani oleh 4 buah lif dengan kapasitas
penumpang 20 orang dan kecepatan rata-rata 7 m/detik.
Perhitungan lif untuk mencapai sky lobby di atas zona 5
Luas lantai rata-rata
a= 2190 m
Jumlah lantai
n= 62
a= 1814 m
a= 4 m/orang
w minimum
= 25 detik
w maximum
= 45 detik
h = 3,6 m
Kapasitas lif
m = 20 orang/lif
s = 8,5 m/detik
= 2 detik
= 30 detik
= 2 detik
= 4 detik
= 30 detik
= 51,67detik
8,5
_______________________________________________________
T = 119,67 detik
Jumlah lif :
N=
anTP__
300a m
N=
1814.10. 119,67.4%__
300.4.20
N = 3,62 ~ 4 lif
Ir Joni Hardi MT
40
Ir Joni Hardi MT
41
Jumlah lif
10
15
20
25
Faktor daya
0,8
0,7
0,7
0,6
0,6
0,5
0,5
0,4
0,4
0,3
Contoh :
Lif dengan kapasitas 3500lb = 1587,6 kg kecepatan 3 m/detik memerlukan daya
listrik sebesar
E = 0,75 x 1587,6 x 3 HP = 48 HP
75
Untuk 5 lif = 0,67 x 5 x 48 HP = 160 HP
Catatan :
1 orang diperhitungkan 75 kg.
Penggunaan daya listrik oleh lif (10 jam/hari)
kwh = 0,20 x 160 HP x 0,746 kw/HP x 10 jam = 240 kwh
Ir Joni Hardi MT
42
Di dalam sistem pencegahan kebakaran terdapat adanya klasifikasi bangunanbangunan menurut ketentuan struktur utamanya terhadap api berdasarkan kepada
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum nomor 02/KPTS/1985, yang mana dibagi dalam
beberapa kelas yaitu :
Kelas A
Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya 3 jam. Bangunan
kelas A ini biasanya merupakan bangunan untuk kegiatan umum, seperti hotel,
pertokoan, perkantoran, rumah sakit, bangunan industry, tempat hiburan, museum
dan bangunan dengan penggunaan ganda/campuran.
Kelas B
Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya 2 jam. Bangunan
kelas B ini biasanya merupakan bangunan untuk perumahan bertingkat, asrama,
sekolah dan tempat ibadah.
Kelas C
Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya 1 jam. Bangunan
kelas C ini biasanya merupakan bangunan yang tidak bertingkat dan sederhana.
Kelas D
Bangunan yang tidak tercakup ke dalam kelas A, B, C dan diatur tersendiri, seperti
instalasi nuklir dan gudang persenjataan/mesin.
Ir Joni Hardi MT
43
c. Bahan-bahan finishing, seperti lantai dari bahan yang tidak mudah terbakar dan
tidak licin, pegangan tangga terbuat dari besi.
Ir Joni Hardi MT
44
f.
Pintu paling atas membuka ke arah luar (atap bangunan) dan semua pintu
lainnya membuka ke arah ruangan tangga, kecuali pintu paling bawah membuka
ke luar dan langsung berhubungan dengan ruang luar.
g. Daun pintu yang terbuat dari pintu tahan api dilengkapi dengan engsel, kunci dan
pegangan yang juga tahan api. Pintu tidak dapat dibuka secara otomatis dari
ruangan tangga, kecuali pintu paling atas atau paling bawah.
h. Letak pintu kebakaran ini paling jauh dapat dijangkau oleh pengguna dalam jarak
radius 25 m. Oleh karena itu, diperlukan satu kebakaran dalam suatu bangunan
dengan luas 600 m yang ditempati 50-70 orang.
i.
Supaya asap kendaraan tidak masuk dalam ruangan tangga, diperlukan : (i)
Exhaust fan, yang berfungsi mengisap asap yang ada di depan tangga; (ii)
Pressure fan, yang berfungsi menekan/member tekanan di dalam ruang tangga
yang lebih besar daripada tekanan pada ruangan luar.
j.
Di dalam dan di depan tangga diberi alat penerangan sebagai penunjuk arah ke
tangga dengan daya otomatis/emergency.
Ir Joni Hardi MT
45
Ir Joni Hardi MT
46
Dengan minimum 2 tangga per lantai, lebar tangga 1,20 m. Dapat melewatkan
600 orang per 5 menit.
Dengan satuan luas 4 m untuk gedung perkantoran, luas lantai netto yang dapat
dilayani = 4 x 600 = 2400 m/lantai.
Ir Joni Hardi MT
47
Untuk gedung perhotelan atau rumah sakit dengan satuan luas lantai netto per
orang 5 m, luas lantai netto yang dapat dilayani 5 x 600 = 3000 m/lantai.
Untuk gedung apartemen atau flat dengan satuan luas lantai netto per orang 3
m/orang, luas lantai netto yang dapat dilayani 2 tangga lebar 1,20 m = 3 x 600 =
1800 m/lantai.
Ir Joni Hardi MT
48
Ir Joni Hardi MT
49
Ir Joni Hardi MT
50
masyarakat yang memerlukan air bersih. Untuk mengambil air bersih di dalam tanah,
dapat dilakukan dengan cara membuat galian sumur yang kedalamannya tergantung
kepada tinggi permukaan air tanah yaitu sekitar 5-15 m.
Ir Joni Hardi MT
51
Kebutuhan air
Kebutuhan air dalam bangunan sangatlah bermacam-macam, yaitu :
a. Keperluan-keperluan :
1. Untuk minum, memasak/dimasak.
2. Untuk keperluan mandi, buang air kecil dan besar.
3. Untuk mencuci pakaian, cuci tangan/badan, cuci peralatan dan perlengkapan.
4. Untuk proses seperti industri.
b. Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi :
1. Air panas.
2. Water cooling/AC.
3. Kolam renang dan air mancur/taman.
c. Kebutuhan yang sifatnya tetap :
1. Air untuk hydran.
2. Air untuk sprinkler.
d. Kebutuhan air cadangan yang sifatnya berkurang karena penguapan.
Ir Joni Hardi MT
52
Ir Joni Hardi MT
53
Keuntungan pemipaan ini adalah pemakaian bahan yang lebih efisien dan
kerugiannya adalah daya pancar pada titik keran air tidak sama, semakin jauh
semakin kecil daya pancar airnya.
b. Pemipaan yang melingkar atau membentuk cincin.
Pemipaan ini menuntut penggunaan bahan pipa yang banyak karena kekuatan
daya pancar air ke semua titik akan menghasilkan daya pancar yang sama.
2. Sistem Vertikal
Sistem pemipaan air secara vertikal merupakan system pemipaan yang
digunakan pada bangunan bertingkat tinggi. Cara kerja system ini adalah dengan
menampung air terlebih dahulu pada tangki air (ground reservoir) yang terbuat
dari beton dengan kapasitas sesuai dengankebutuhan air pada bangunan
tersebut. Kemudian air air dialirkan dengan menggunakan pompa untuk langsung
menuju ke titik-titik keran yang diperlukan. Sistem ini lebih menguntungkan pada
penggunan pipa tetapi sering mengalami kesulitan kalau sumber tenaga listrik
untuk pompa mengalami pemadaman. Adapun cara lainnya yaitu menggunakan
pompa yang di tempatkan di atas bangunan kemudian dari tangki, air dialirkan ke
titik-titik keran yang diperlukan dengan menggunakan sistem gravitasi/diturunkan
secara langsung. Pada titik-titik tertentu yang jaraknya kurang dari 9 m dari tangki
digunakan alat tambahan untuk memperkuat daya pancar air, misalnya
menggunakan pompa tekan.
Ir Joni Hardi MT
54
Ir Joni Hardi MT
55
Ir Joni Hardi MT
56
Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur dengan kotoran/limbah. Air
limbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarangan/saluran air tetapi harus
ditampung ke dalam bak penampungan. Saluran air limbah di tanah/ di dasar
bangunan dialirkan dengan jarak sependek mungkin dan tidak diperbolehkan
membuat belokan tegak lurus. Pipa dengan sudut kemiringan 0,5-1% ke dalam bak
penampungan atau yang disebut septic tank. Bak penampungan ini tidak
diperbolehkan dicampur dengan air bekas buangan apalagi yang mengandung
sabun.
Untuk bangunan rumah tinggal, diperlukan satu atau dua septic tank dengan volume
1-1,5
dengan
dibuat
perembesannya.
Untuk
bangunan
yang
banyak
penghuninya, diperlukan septic tank dengan ukuran besar yang sering disebut
sebagai pengolah limbah (sewage treatment). Sewage Treatment Plant (STP) adalah
tempat pengolahan limbah yang jumlah kotorannya cukup banyak. Kemudian limbah
yang terkumpul diolah secara mekanis, diaduk dan diberi udara agar bakteri yang
bekerja mengolah limbah dapat hidup dengan baik serta dapat memproses
limbah/kotoran tersebut. Hasil dari pengolahan limbah harus diberi zat pembersih
sehingga air bekas pengolahan limbah dapat dialirkan melalui saluran pembuangan
kota atau digunakan kembali seperti menyiram tanaman dan mendinginkan alat
pendingin (AC).
Sewage Treatment Plant (STP) dapat diletakan di luar bangunan, di halaman atau di
bawah lantai dari toilet yang terendah. Jika diletakan di dalam bangunan Sewage
Treatment Plant (STP) ini harus dapat dimasuki oleh orang untuk mengontrol
sehingga diperlukan adanya penerangan dan sistem pengudaraaan yang baik.
Ir Joni Hardi MT
57
Ir Joni Hardi MT
58
Air hujan yang jatuh pada atap bangunan tinggi harus dibuat sistem pemipaan yang
dapat mengalirkan air hujan di atap menuju ke tanah. Pipa air hujan tersebut
dipasang secara vertikal pada shaft supaya dapat dibuang sejajar dengan pipa-pipa
plambing lainnya. Pipa ini dipasang sesuai dengan luas atap yang menampung air
hujan tersebut. Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan, harus
diketahui luasan atap yang menampung air hujan tersebut.
Ir Joni Hardi MT
59
Untuk menghitung jumlah dan besar pipa tegak untuk air hujan, dapat dicari dengan
cara sebagai berikut :
Contoh :
Luas atap = 1200 m.
Hujan rata-rata di Indonesia antara 300-500 mm/m/jam = 5-8 liter/menit.
Curah hujan = 1200 m x 5-8 liter/menit = 6000-9600 liter/menit.
Karena luas atapnya 1200 m, maka diameter pipa yang efisien menurut table adalah
berukuran 6 yang dapat mengalirkan air dengan kapasitas +/- 1610 liter/menit.
Jika curah hujan = 8000 liter/menit, maka air hujan akan mengalir dalam waktu 1 x 6
= 8000 : 1610 = 5.
Jadi, untuk mempercepat pembuang air hujan dalam 1 menit diperlukan pipa dengan
diameter 6 sebanyak 5 buah.
Setelah mengetahui jumlah dan besar diameter tegak pipa air hujan, air hujan
tersebut dapat dialirkan melalui saluran air kota atau dialirkan ke dalam sumur
resapan. Untuk memperlancar aliran penyerapan air hujan, sumur resapan tersebut
dihubungkan dengan saluran air kota. Ini dimaksudkan supaya sumur resapan yang
yang terlalu kebanyakan air hujannya dapat dialirkan ke saluran air kota. Untuk
daerah yang rendah dapat dipasang pompa yang secara otomatis dapat membuang
air hujan yang penuh tersebut dialirkan ke saluran air kota. Penggunan sumur ini
dapat dilakukan di daerah yang daya resap airnya cukup baik.
Perhitungan kebutuhan peralatan plambing
Untuk memenuhi kebutuhan peralatan plambing pada suatu bangunan, harus
direncanakan sesuai dengan besar (luas) bangunan, fungsi dan jumlah orang yang
berada di dalam bangunan tersebut.
Contoh soal :
Ir Joni Hardi MT
60
Suatu bangunan kantor yang disewakan terdiri dari bangunan 15 dengan luas 1400
m/lantai dan dihuni oleh karyawan yang diasumsikan 6-8 m/orang. Kebutuhan
kloset, wastafel dan urinal pada bangunan tersebut sesuai dengan tabel.
Jumlah karyawan per lantai = 1400 m : (6-8) m/orang = 200 orang, yang terdiri dari
karyawan pria = 110 orang dan karyawan wanita = 90 orang. Sesuai dengan tabel
tersebut, maka kebutuhan :
Kloset karyawan pria untuk 110 orang
= 5 buah.
= 5 buah
= 5 buah
= 4 buah
= 5 buah
Jadi, jumlah kloset, wastafel dan urinal tersebut merupakan kebutuhan peralatan
plambing untuk setiap lantai.
Suatu sekolah menengah diketahui jumlah guru, karyawan dan siswanya sebagai
berikut :
Guru pria
= 12 orang
Guru wanita
= 8 orang
Karyawan pria
= 6 orang
Karyawan wanita
= 3 orang
Siswa laki-laki
= 400 anak
Siswa perempuan
= 200 anak
Hitunglah jumlah kebutuhan peralatan plambing yaitu kloset, wastafel dan urinal
untuk guru, karyawan dan siswanya sesuai dengan tabel.
- Kebutuhan kloset guru dan karyawan pria = (12 + 6) orang : 10 = 2 buah
- Kebutuhan kloset guru dan karyawan wanita = (8 + 3) orang : 8 = 1 buah
- Kebutuhan wastafel pria = (12 + 6) orang : 12 = 1,5 ~ 2 buah
- Kebutuhan wastafel wanita = (8 + 3) orang : 8 = 1 buah
- Kebutuhan urinal pria = (12 + 6) orang : 8 = 2 buah
- Kebutuhan kloset siswa laki-laki = 400 anak : 40 = 10 buah
- Kebutuhan kloset siswa perempuan = 200 anak : 40 = 5 buah
- Kebutuhan wastafel siswa laki-laki = 400 anak : 35 = 11 buah
- Kebutuhan wastafel siswa perempuan = 200 anak : 35 = 6 buah
- Kebutuhan urinal siswa laki-laki = 400 anak : 40 = 10 buah
Untuk bangunan sekolah yang bertingkat 3 maka kebutuhan peralatan plambing di
atas juga dibagi 3.
Ir Joni Hardi MT
61
Ir Joni Hardi MT
62
disyaratkan. Udara yang segar/dingin, kering dan mengandung O2, setelah dipakai
oleh penggunanya akan berubah menjadi panas, basah dan berkurang kandungan
O2-nya sehingga untuk mendapatkan udara yang segar perlu diberikan tambahan
udara yang mengandung O2.
Sistem penyegaran udara pada umumnya terbagi manjadi 2 golongan utama :
1. Penyegaran udara untuk kenyamanan kerja bagi orang yang melakukan kegiatan
tertentu.
2. Penyegaran udara untuk industri, penyegaran udara di ruangan diperlukan oleh
proses, bahan, peralatan atau barang yang ada di dalamnya.
Jenis penyegaran udara
Mesin penyegaran udara mempunyai 3 unit alat yang mengubah udara panas
menjadi dingin. Mesin tersebut adalah :
a. Evaporator, pipa yang berisi gas refrigerant yang cair dan dingin serta dihembus
oleh udara.
b. Kompresor, alat untuk menekan gas refrigerant untuk menjadikan refrigerant yang
cair dan dingin.
c. Kondensor, alat untuk mengembalikan refrigerant cair menjadi gas dengan hasil
pengembunan air.
Dengan alat-alat tersebut, jenis penyegaran udara dapat dibagi dalam beberapa
macam dengan menyesuaikan besar kecilnya ruangan yang akan didinginkan
udaranya.
1. Mesin penyegaran udara yang menyatukan ketiga alat tersebut (evaporator,
kompresor dan kondensor) dalam bentuk kotak kecil yang disebut penyegaran
udara ruang (room air conditioner/AC). Berukuran kecil dengan kapasitas 0,4-2,2
kW dimana 1 ton refrigerant (TR) = 1,25 KW. Mesin ini sering disebut AC window.
Ir Joni Hardi MT
63
2. Mesin penyegaran udara kecil ; mesin evaporatornya terpisah di dalam kotak dan
terletak di dalam ruangan. Sering disebut indoor unit karena banyak digunakan
untuk penyegaran udara ruang tidur, ruang tamu/keluarga, ruang kantor yang
kecil, ruang kelas dan lain-lain. Unit mesin ini dapat dipasang di lantai (floor type),
di dinding (wall type) dan langit-langit (ceiling type). Unit lainnya berisi kompresor
dan kondensor yang berada di luar ruangan sering disebut unit outdoor yang
dihubungkan dengan unit indoor oleh pipa yang berisi refrigerant. Mesin
penyegaran udara ini sering disebut AC split dan AC multi-split dengan kapasitas
0,4-2,2 KW.
3. Mesin penyegaran udara sedang ; unit indoor-nya untuk menyalurkan udara dingin
ke tempat yang jauh dibantu dengan pipa atau alat penyalur udara yang sering
disebut ducting. Mesin indoor dapat dipasang di langit-langit dengan kapasitas
Ir Joni Hardi MT
64
1,5-15 KW yang dapat digunakan untuk mendinginkan ruangan yang luas seperti
restoran dan pusat perbelanjaan.
Ir Joni Hardi MT
65
Ir Joni Hardi MT
66
(sentral) dengan volume udara yang bervariasi dengan unit induksi atau unit coil
kipas udara. Mesin tersebut diletakan di atas lantai yang berpondasi kuat intuk
mencegah getaran mesin terhadap bangunannya. Ruangan diberi lapisan untuk
meredam suara sehingga suara mesin tidak terdengar di ruangan yang diinginkan.
Ruangan ini dapat berisi 1 atau 2 mesin pendingin sesuai dengan kebutuhan mesin
tersebut. Syarat-syarat lainnya adalah :
a. Ruangan tersebut dapat dihubungkan dengan udara luar.
b. Ruangan tersebut terletak segaris di atas/di bawah ruangan mesin pendingin yang
dihubungkan dengan pipa-pipa pendingin.
c. Ruangan tersebut dihubungkan dengan pipa-pipa air (untuk pembersihan) dan
daya /panel (untuk menghidupkan motornya).
d. Ruangan tersebut diletakan sedekat mungkin terhadap ruangan yang diinginkan.
e. Ruangan tersebut harus mampu menampung tenaga untuk perawatan mesin
pendingin seperti membersihkan saringan udara dan komponennya.
Ir Joni Hardi MT
67
= 60 m
L (lebar)
= 20 m
T (tinggi)
=4m
Ir Joni Hardi MT
68
= 23-32 C
Kelembaban = 60-90%
Kondidi ruangan dalam rata-rata :
Temperatur
= 18-27 C
Kelembaban = 50-80%
Eksterior ruangan (kaca rayban) :
Tinggi plafond = 2,70 m
Tinggi tembok = 0,90 m
Okupasi (jumlah penghuni dalam ruang) :
= Luas : (6-8 m/orang)
= (60 x 20) m : 6 m/orang = 200 orang
Bangunan terdiri dari lantai .. s.d. lantai ..
Sehingga ditetapkan :
Temperatur luar rata-rata 30 C
= 86 F (t0)
= 9 F (t0- t1)
1. Beban kalor melalui kaca/beban sensibel (sensible heat gain thru glass)
Utara
= .. m x 686 Btu/h/m
= .. Btu.h
Selatan
= .. m x 398 Btu/h/m
= .. Btu.h
Timur
= .. m x 967 Btu/h/m
= .. Btu.h
Barat
= .. m x 1063 Btu/h/m
= .. Btu.h +
= .. Btu.h
= .. Btu.h
= .. m x 3.22 Btu/h/m x 9
= .. Btu.h
Selatan
= .. m x 3.22 Btu/h/m x 9
= .. Btu.h
Timur
= .. m x 3.22 Btu/h/m x 9
= .. Btu.h
Barat
= .. m x 3.22 Btu/h/m x 9
= .. Btu.h +
= .. Btu.h
= .. Btu.h
= .. Btu.h
Ir Joni Hardi MT
69
= .. Btu.h
= .. Btu.h
= .. Btu.h
= .. Btu.h
= .. Btu.h
b. Beban latent =
CFM x perbedaan specific humidity gr/lb x 0,67 Btu/h
(udara luar dengan udara dalam) = .. Btu.h
Jumlah
= .. Btu.h
= .. Ton. R
12000
Daya listrik 1 ton R
= 1,25 kw
Ducting AC adalah suatu alat untuk menyalurkan udara dingin untuk mengkondisikan
ruangan besar yang menggunakan alat AHU (air handling unit). Ducting AC terbuat
dari sheer metal atau fibre glass yang dibungkus alumunium foil dengan glass wool
sepanjang maks. 30-40 m arah horizontal (utama).
Luas ducting A (Sq.cm) = B(CFM) x 923
C(FPM)
Dimana :
A = luas ducting dalam Sq cm.
B = CFM (cubic feet per menit) ruangan.
C = Kecepatan aliran udara dalam FPM (feet per menit).
Ir Joni Hardi MT
70
T
L
Lebar maks.
= 4 x tinggi
= T + (10-15)cm
= 1000 1300 mm
Branch ducts
= 600 900 mm
Branch riser
= 600 900mm
Ir Joni Hardi MT
71
Ir Joni Hardi MT
72
Ir Joni Hardi MT
73
I=
P______ (1)
1,732 x E1 x Cos
Dimana :
I=
P______ (2)
E x Cos
A = 1,732 x Cos x I x l
xu
Dimana :
(3)
A = 2 x Cos x I x l
xu
(4)
Rumus (3) dan (4) umumnya digunakan untuk instalasi yang kecil (perumahan).
Voltage drop (u) dapat diambil antara (1-5)% dari tegangan supply atau rata-rata =
2,5%. Untuk instalasi yang besar (kantor, hotel, rumah sakit, pertokoan dan lain-lain)
luas penampang penghantar yang diperlukan dapat ditentukan sebagai berikut :
1. Hitung kuat arus.
2. Tentukan jenis kabel yang akan digunakan.
Ir Joni Hardi MT
74
Contoh :
Suatu gedung kantor dengan jumlah lantai 10 membutuhkan beban sebagai berikut :
Penerangan
= 80 kw
Lift
= 50 kw
Ir Joni Hardi MT
75
AC sentral
= 300 kw
Pompa
= 5 kw
Tegangan yang digunakan 220/380 volt dengan faktor kerja = 0,8. Tentukan besar
penampang kabel yang digunakan untuk :
- Kabel penghantar dari gardu PLN ke main panel.
- Kabel penghantar dari main panel ke sub main panel penerangan.
- Kabel penghantar dari gardu PLN ke sub main power.
- Kabel penghantar dari sub main panel ke panel lift.
- Kabel penghantar dari sub main panel power ke panel AC.
- Kabel penghantar dari sub main panel ke main panel pompa.
Beban total = 435 kw = 435000 watt
Beban untuk power = 355 kw = 355000 watt
Total kuat arus yang diperlukan :
I=
P______ =
1,732 x E1 x Cos
435000_____ = 826 A
1,732 x 380 x 0,8
P______
435000_____
= 826 A arus 826 A sehingga diambil 2
DariI =tabel tidak ada
kabel=yang dapat
menghantarkan
1,732 x E1 x Cos
- Kabel penghantar dari gardu PLN ke main panel adalah kabel tanah NYFGbY 2 (4
x 240) mm.
I=
P______ =
1,732 x E1 x Cos
8000_____ = 152 A
1,732 x 380 x 0,8
Dipilih kabel NYFGbY dalam tanah dan dari tabel didapat NYFGbY 4 x 50 mm.
- Kabel penghantar dari main panel ke sub main panel penerangan adalah kabel
tanah NYFGbY 4 x 50 mm.
Ir Joni Hardi MT
76
I=
I=
P______ =
1,732 x E1 x Cos
P______ =
1,732 x E1 x Cos
435000_____ = 826 A
1,732 x 380 x 0,8
355000_____ = 674 A
1,732 x 380 x 0,8
I=
P______ =
1,732 x E1 x Cos
50000_____ = 95 A
1,732 x 380 x 0,8
Dipilih kabel NYFGbY dalam tanah dan dari tabel didapat NYFGbY 4 x 25 mm.
- Kabel penghantar dari main panel ke sub main panel lif adalah kabel tanah
NYFGbY 4 x 25 mm.
I=
P______ =
1,732 x E1 x Cos
300000_____ = 570 A
1,732 x 380 x 0,8
Dipilih kabel NYFGbY dalam tanah dan dari tabel didapat NYFGbY 4 x 400 mm.
- Kabel penghantar dari main panel ke sub main panel lif adalah kabel tanah
NYFGbY 4 x 400 mm.
I=
P______ =
1,732 x E1 x Cos
5000_____ = 9,5 A
1,732 x 380 x 0,8
Dipilih kabel NYFGbY dalam tanah dan dari tabel didapat NYFGbY 4 x 2,5 mm.
Ir Joni Hardi MT
77
- Kabel penghantar dari main panel ke sub main panel lif adalah kabel tanah
NYFGbY 4 x 2,5 mm.
Ir Joni Hardi MT
78
Selain itu, diperlukan sistem panel atau terminal telepon yang dapat langsung
berhubungan dengan luar melalui penggunaan sistem terminal utama menuju titik
yang diperlukan atau penggunaan sistem PABX (Private Automatic Branch
Exchange). Secara prinsip, perancangan sistem telepon memerlukan alat tambahan
yaitu baterai untuk membantu menjalankan mesin PABX sehingga berfungsi sesuai
dengan yang diinginkan.
Persiapan sistem telepon
Supaya sistem telepon ini dapat berfungsi harus dipersiapkan :
a. Panel distribusi saluran telepon.
b. Unit PABX sesuai dengan jumlah sambungan.
c. Handset telepon sama dengan jumlah kebutuhan.
d. Kabel telepon dalam bangunan.
e. Konektor kabel bangunan.
Penentuan jumlah pesawat telepon
Untuk menentukan jumlah pesawat telepon direct line maupun extensions harus
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
a. Jabatan personel.
b. Tugas personel yang dianggap cukup penting sehingga memerlukan sarana
telepon.
c. Jumlah dari penyewa bangunan perkantoran bertingkat.
d. fungsi ruangan dan lokasi.
Sistem instalasi telepon outlets
Untuk memberikan hasil perancangan instalasi telepon yang baik, perlu adanya
flexibilitas
yang
baik
kepada
pemakai
atau
penyewa
gedung
dengan
Ir Joni Hardi MT
79
Ir Joni Hardi MT
80
Setiap gambar dapat ditayang ulang pada posisi waktu yang diinginkan oleh
operator. Karena sifatnya tertutup (rahasia), maka peletakan kamera dan tempat
monitor diatur oleh bagian sekuriti.
Dalam sistem ini, peralatan yang diperlukan adalah :
a. Kamera.
b. Monitor televisi.
c. Kabel koaxial.
d. Timelaps video recorder.
e. Ruangan sekuriti : ruangan yang telah dipasangi oleh monitor dan dilengkapi
fasilitas AC, toilet serta penerangan tersendiri.
6.8. Perancangan Tata Suara
Sistem tata suara perlu direncanakan untuk memberikan fasilitas kelengkapan pada
bangunan. Tata suara ini dapat berupa background music dan announcing system
(public address) yang berfungsi sebagai penghias keheningan ruangan atau
pemberitahuan berupa pengumuman tertentu. Selain itu juga ada system untuk car
call untuk bangunan umum. Peralatan dari tata suara tersebut dapat berupa :
microphone, cassette deck, mix amplifier, speaker selector switch, volume control
dan horn speaker (untuk car call).
Speaker sound pressure
Peletakan speaker ini sangat mempengaruhi rencana langit-langit dari ruangan
umum atau ruangan kantor. Oleh karena itu, harus diperhatikan letak speaker satu
terhadap yang lainnya sehingga suara yang dihasilkan dapat dinikmati dengan baik.
Horn speaker
Horn speaker diletakan di tempat parkir terbuka atau di tempat istirahat sopir
sehingga suara yang dihasilkan dapat terdengar oleh sopir yang sedang menunggu
mobilnya.
Microphone dan amplifier
Alat-alat ini sebaiknya diletakan pada suatu tempat yang aman, strategis dan mudah
dijangkau serta tidak menggangu ruangan. Dalam perancangan interior sebaiknya
alat-alat ini diletakan di reception desk atau diletakan pada suatu ruangan khusus
yang dekat dengan reception desk yang ditangani oleh operator sebagai pengelola
alat tersebut.
Ir Joni Hardi MT
81
Ir Joni Hardi MT
82
d. Alat pendingin untuk bak sampah basah agar tidak terjadi pembusukan.
Gudang sampah ini harus berukuran besar baik luas dan tingginya sesuai dengan
fungsi bangunan serta harus dapat dijangkau oleh kendaraan pengambil sampah.
DAFTAR PUSTAKA
Ir Joni Hardi MT
83