IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien
Identitas Suami
No RM
: 130.59.46
Nama
: Tn. AM
Nama
: Ny. M
Usia
: 29 tahun
Usia
: 28 tahun
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
Pekerjaan
: Karyawan Appanel
Anamnesis
Dilakukan autoanamnesis tanggal 10 Januari 2017 Pukul 20.15 WIB
Keluhan utama
Keluar flek flek berwarna coklat dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang
Wanita berusia 28 tahun, hamil 13 minggu, datang ke IGD Rumah Sakit
Islam Sultan Agung dengan keluhan keluar flek-flek berwarna coklat dari jalan
lahir sejak 1 hari SMRS. Tidak ada gumpalan darah. Keluar flek disertai dengan
nyeri perut. Nyeri perut dirasakan seperti diremas remas. Riwayat trauma
disangkal. Riwayat pijat disangkal. Riwayat minum obat atau jamu disangkal.
Mual, muntah dan panas badan disangkal pasien.
Ini merupakan kehamilan pertama. Pasien memiliki riwayat menstruasi
teratur. Pasien memiliki HPHT 5 Oktober 2016, saat ini pasien hamil 13 minggu.
Riwayat Kehamilan
Pasien melakukan ANC di bidan. Tidak ada masalah yang ditemukan.
Riwayat Haid
Menarche
: 14 tahun
Siklus
: 28 hari
Lama
: 7 hari
Dismenorrhea
: (-)
Leukorrhea
: (-)
Menopause
: (-)
HPHT
: 5 Oktober 2016
HPL
: 12 juli 2017
- Perkawinan 1 kali
- Menikah usia
: 27 tahun
- Lama menikah
: 1 tahun
- Riwayat KB
:-
Tidak pernah menderita penyakit jantung, kencing manis, asma dan alergi.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 84x/menit
Pernafasan
: 20x/menit
Suhu
: 36,5oC
Mata
Telinga
Hidung
Mulut/gigi
Leher
Jantung
Thorak
Abdomen
Ekstremitas
: Edema -/-
Status Ginekologi
Pemeriksaan Luar
Darah merah segar (-), prongkolan (-), vulva oedem (-), pus(-),
ulkus(-)
Periksa Dalam
Dinding vagina licin dalam batas normal, massa (-), rugae (-).
Porsio licin, kenyal, pembukaan OUE (-), teraba jaringan (-), nyeri
goyang (-)
Cavum douglass menonjol (-)
Corpus uteri antefleksi, bentuk dan konsistensi lebih kecil dari
umur kehamilan 13 minggu (sebesar telur bebek).
Adneksa paramaetrium dalam batas normal, massa (-), nyeri tekan
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin
-
Golongan Darah / Rh
O/Positif
Hemoglobin
12. 5 gram/dL
Leukosit
10. 9ribu
Hematokrit
36,2%
Trombosit
338 ribu
Imunoserologi
HbsAg
Negatif
Ringkasan/Resume
Wanita berusia 28 tahun, hamil 13 minggu, datang ke IGD Rumah Sakit
Islam Sultan Agung dengan keluhan keluar flek-flek berwarna coklat dari jalan
lahir sejak 1 hari SMRS. Tidak ada gumpalan darah. Keluar flek disertai dengan
nyeri perut. Nyeri perut dirasakan seperti diremas remas. Riwayat trauma
disangkal. Riwayat pijat disangkal. Riwayat minum obat atau jamu disangkal.
Mual, muntah dan panas badan disangkal pasien.
Riwayat Haid
Menarche
: 14 tahun
Siklus
: 28 hari
Lama
: 7 hari
HPHT
: 5 Oktober 2016
HPL
: 12 Juli 2017
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 84x/m
Pernapasan : 20x/m
: 36,5oC
Suhu
Diagnosis Kerja
G1 P0 A0 28 tahun hamil 13 minggu dengan abortus imminens
Tatalakasana
Rawat inap
Bedrest total
Terapi Medikamentosa :
a. Uterogestan tab 2 x 200mg
4
: 110/60 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu
: 36,7C
Mata
Jantung
Abdomen
(+), normal
Thorax
PPV
: 100/60 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu
: 36,8C
Mata
Jantung
Thorax
Abdomen
(+), normal
5
PPV
: 110/60 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5C
Mata
Jantung
Thorax
Abdomen
(+), normal
PPV
: (-)
TINJAUAN PUSTAKA
ABORTUS
Abortus merupakan suatu proses berakhirnya suatu kehamilan dimana janin
belum mampu hidup di luar rahim (belum viable); dengan kriteria usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Klasifikasi abortus
1. Abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis
maupun mekanis.
2. Abortus buatan, (Abortus provocatus (disengaja, digugurkan) yaitu:
a. Abortus buatan menurut kaidah ilmu (Abortus provocatus artificialis atau
abortus therapeuticus). Indikasi abortus untuk kepentingan ibu, misalnya
adalah penyakit jantung, hipertensi esensial, dan karsinoma serviks.
Keputusan ini ditentukan oleh tim ahli yang terdiri dari dokter ahli
kebidanan, penyakit dalam dan psikiatri atau psikolog.
b. Abortus buatan kriminal ( Abortus provocatus criminalis) adalah
pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau oleh orang yang
tidak berwenang dan dilarang oleh hukum, atau dilakukan olehyang tidk
berwenang.
Secara klinis abortus dibedakan menjadi : 1) abortus immens (keguguran
mengancam),
2)
abortus
insipiens
(keguguran
berlangsung),
abortus
seperti saat menstruasi. Setengah dari abortus iminens akan menjadi abortus
komplet atau inkomplet, sedangkan pada sisanya kehamilan akan terus
berlangsung. Beberapa kepustakaan menyebabkan adanya risiko untuk terjadinya
prematuritas atau gangguan pertumbuhan dalam rahim ( intrauterine growth
retardation) pada kasus seperti ini.
Pendarahan sedikit pada hamil muda mungkin disebabkan oleh hal-hal lain,
misalnya placental sign ialah perdarahan dari pembuluh-pembuluh darah sekitar
plasenta.
Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dan beberapa jam
sampai beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut.
Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis; nyeri dapat
berupa nyeri punggung bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di
panggul; atau rasa tidak nyama atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis.
Pencitraan dengan USG berguna untuk menentukan kesejahteraan janin. 2
Terapi dengan bed rest total, obat hormonal, antispasmodika. Observasi
kehamilan.
Abortus Insipien
Abortus Inkomplet
Abortus inkomplet proses abortus dimana sebagian hasil konsepsi telah
keluar melalui jalan lahir tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan plasenta).
Abortus inkompletus ditangani hampir sama dengan abortus insipien, kecuali jika
pasien dalam keadaan syok karena perdarahan banyak. Perdarahan biasanya terus
berlangsung, banyak, dan membahayakan ibu. Sering serviks tetap terbuka karena
masih ada benda di dalam rahim yang dianggap sebagai benda asing. Oleh karena
itu, uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi
sehingga ibu merasakan nyeri, namun tidak sehebat pada abortus insipien. Pada
beberapa kasus perdarahan tidak banyak dan bila dibiarkan serviks akan menutup
kembali. 2
Abortus Kompletus
Abortus kompletus adalah proses abortus dimana keseluruhan hasil
konsepsi telah keluar melalui jalan lahir. Pada keadaan ini kuretasi tidak perlu
dilakukan. Pengamatan (minimal 1 jam) adanya perdarahan lebih lanjut mungkin
sudah memadai. Jika terdapat hasil konsepsi, harus diperiksa kelengkapannya dan
dapat diserahkan untuk keperluan analisis genetik atau pemeriksaan patologis
lainnya. Pada kasus-kasus yang meragukan, pencitraan uterus dengan USG akan
merinci hasil konsepsi tersisa. Setelah pengamatan selesai, pasien yang
mengalami abortus komplit dapat pulang ke rumah dengan intruksi untuk
mempertahankan adanya tanda-tanda infeksi (demam, mengigil, nyeri),
mengamati adanya perdarahan per vaginam dan jangan melakukan hubungan
seksual atau pencucian vagina sampai pemeriksaan ulang dalam waktu sekitar 2
minggu untuk menentukan ada tidaknya kekurangan penutupan serviks atau
kelainan lainnya.2
Terapi tidak memerlukan tindakan DK, mungkin perlu tranfusi dan
pengobatan suportif laiinya untuk anemianya.
Blighted Ovum
Blighted Ovum atau yang dikenal sebagai kehamilan tanpa embrio atau
kehamilan kosong. Pada saat terjadi pembuahan, sel-sel tetap membentuk kantung
ketuban, plasenta, namun telur yang telah dibuahi (konsepsi) tidak berkembang
menjadi sebuah embrio. Pada kondisi blighted ovum kantung kehamilan akan
terus berkembang, layaknya kehamilan biasa, namun sel telur yang telah dibuahi
gagal untuk berkembang secara sempurna, maka pada ibu hamil yang mengalami
blighted ovum, akan merasakan bahwa kehamilan yang dijalaninya biasa-biasa
saja, seperti tidak terjadi sesuatu karena memang kantung kehamilan berkembang
seperti biasa. Pada saat awal kehamilan, produksi hormon HCG tetap meningkat,
ibu hamil ketika dites positif, juga mengalami gejala seperti kehamilan normal
lainnya, mual muntah, pusing-pusing, sembelit dan tanda-tanda awal kehamilan
lainnya. Namun ketika menginjak usia kehamilan 6-8 minggu, ketika ibu hamil
penderita blighted ovum memeriksakan kehamilan ke dokter dan melakukan
pemeriksaan USG maka akan terdeteksi bahwa terdapat kondisi kantung
kehamilan berisi embrio yang tidak berkembang. jadi gejala blighted ovum dapat
terdeteksi melalui pemeriksaan USG atau hingga adanya perdarahan layaknya
mengalami gejala keguguran mengancam (abortus iminens) karena tubuh
berusaha mengeluarkan konsepsi yang tidak normal.
Untuk penanganan kehamilan blighted ovum tidak ada jalan lain kecuali
mengeluarkan hasil konsepsi dari dalam rahim. Caranya bisa dilakukan dengan
kuretase atau dengan menggunakan obat. Namun kuretase dianggap memiliki
kelebihan karena dapat mencegah terjadinya infeksi dan juga pemeriksaan
kromosom.
12
13
Pengobatan meliputi rawat inap, terapi antibiotik IV dosis tinggi (sesuai dengan
organisme yang dicurigai), pemberian cairan dan elektrolit dan pemantauan ketat
tanda-tanda vital serta pengeluaran urin. Uterus harus dikosognkan dan ini harus
dikerjakan dengan DK segera setelah pasien stabil. Semua hasil konsepsi harus
dikeluarkan meskipun kuretase menyeluruh uterus yang terinfeksi akan sangat
memperbesar risiko sinekia uteri *sindrom Asherman).3
14
ABORTUS IMMINENS
Definisi
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya pendarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dengan hasil konsepsi masih dalam uterus dan
viabel, dan serviks tertutup. 1
Penyebab
1. Kelainan pertumbuhan hasil komsepsi, menyebabkan kematian janin atau
cacat, penyebab antara lain:
a. Kelainan kromosom, misalnya trisomi, poliploidi dan kelainan kromosom
seks. Abnormalitas dari kromosom adalah etiologi paling sering
menyebabkan abortus, 50% angka kejadian pada trimester pertama, lalu
insiden menurun pada trimester kedua sekitar 20-30% dan 5-10% pada
trimester ketiga.2
b. Endometrium kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil saat usia
tua, dimana kondisi abnormal uterus dan endokrin atau sindroma ovarium
polikistik
15
plasenta,
menyebabkan
misalnya
oksigenasi
endarteritis
plasenta
terjadi
terganggu,
dalam
sehingga
vili
korlales
mengganggu
pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini dapat terjadi sejak kehamilan
muda misalnya karena hipertensi menahun.
3. Penyakit ibu, baik yang akut seperti pneumonia, tifus abdominalis,
pielonefritis, malaria dan lain-lain, maupun kronik seperti, anemia berat,
keracunan laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti
brusellosis, mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis.
4. Kelainan traktus genetalia, misalnya retroversio uteri, mioma uteri, atau
kelainan bawaan uterus. Terutama retroversio uteri gravidi inkarserata atau
mioma submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain keguguran
dalam trimester dua ialah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh
kelemahan bawaan pada serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan
serviks yang luas yang tidak dijahit.1,2
Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi pendarahan desiduabasalis, diikuti dengan
nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap
benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
benda asing tersebut. Kegagalan fungsi plasenta yang terjadi akibat pendarahan
subdesidua menyebabkan terjadinya kontraksi uterus dan mengawali adanya
proses abortus.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus
desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Selain itu
Embiro rusak atau cacat yang masih terbungkus dengan sebagian desidua dan vili
korialis cenderung dikeluarkan secara in toto, meskipun sebagian dari hasil
konsepsi masih tertahan dalam cavum uteri atau di canalis servikalis. Pada
16
kehamilan 8-14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak
dilepaskan sempurna dan menimbulkan pendarahan. Ini terjadi dapat diawali
dengan pecahnya selaput ketuban terlebih dahulu dan diikuti dengan pengeluaran
janin yang cacat namun plasenta masih tertinggal dalam cavum uteri. Ini sering
menimbulkan pendarahan pervaginam banyak.
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu
daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong
amnion atau benda asing yang tidak jelas bentuknya (bligtes ovum), janin lahir
mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus
papiraseus.2,3
Dasar diagnosis
1. Anamnesis pendarahan sedikit dari jalan lahir dan nyeri perut tidak ada
atau ringan.
2. Pemeriksaan dalam fluksus ada (sedikit), ostium uteri tertutup, dan besar
uterus sesuai dengan umur kehamilan
3. Pemeriksaan penunjang USG dapat menunjukkan
a. Buah kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin.
17
Komplikasi
Pendarahan, perforasi syok adan infeksi. Pada missed abortion dengan retensi
lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah.3
Penatalaksanaan
Efektivitas penatalaksanaan aktif masih dipertanyakan karena umumnya
penyebab abortus imminens adalah kromosom abnornal pada janin. Messkipun
banyak penelitian menyatakan tidak ada terapi yang efektif untuk abortus
imminens. Penatalaksanaan aktif terdiri atas:
1. Tirah baring
18
tentang
efektivitas
penggunaan
hCG
pada
abortus
imminens
untuk
mempertahankan kehamilan.
5. Antibiotik hanya jika ada tanda infeksi
Penelitian retrospektif pada 23 wanita dengan abortus imminens pada usia awal
trimester kehamilan, mendapatkan 15 orang (65%) memiliki flora abnormal
vagina. Tujuh dari 16 orang mendapatkan amoksisilin ditambah klindamisin
mengalami perbaikan, tidak mengalami nyeri abdomen dan pendarahan vaginal
tanpa kambuh. Disimpulkan bahwa antibiotik dapat digunakan sebagai terapi dan
tidak menimbulkan anomali bayi.
6. Relaksan otot uterus
Bupherine hydrochloride merupakan vasidilator yang juga digunakan sebagai
relaksan otot uterus, pada penelitian RCT menunjukkan hasil yang tidak baik
dibandingkan penggunaan plasebo, namun metode penelitian ini tidak jelas, dan
tidak ada penelitian lain yang mendukung pemberian tokolisis pada awal
terjadinya abortus imminens. Namun untuk keefektivitasan penggunanaan
relaksan otot uterus dalam mencegah abortus imminens belum banyak bukti yang
cukup.
7. Profilaksis Rh (rhesus)
Konsesus menyarankan pemberian imunoglobulin anti-D pada kasus perdarahan
setelah 12 minggu kehamilan atau kasus dengan perdarahan gejala berat
mendekati 12 minggu. 3
Pencegahan
1. Vitamin
Mengonsumsi vitamin sebelum atau selama awal kehamilan dapat mengurangi
risiko keguguran, namun dari 28 percobaan yang dilakukan ternyata hal tersebut
tidak terbukti.
20
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Sastrawinata S. Ilmu kesehatan reproduksi obstetri patologi. Edisi ke-2.
Jakarta: EGC; 2004.h.1-9.
2. Hadijanto B. Dalam ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo: Pendarahan pada
kehamilan muda. Edisi ke-4. Cetakan ke-4. Jakarta: Bina pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2014.h.461-74.
3. Sucipto N. Abortus imminens: upaya pencegahan, pemeriksaan, dan
penatalaksanaan. CDK-206. Volume 40 no.7; 2013. Diunduh
http://www.kalbemed.com/Portals/6/06_206Abortus%20Imminens-Upaya
%20Pencegahan%20Pemeriksaan%20dan%20Penatalaksanaan.pdf . 29
October 2014.
4. Manuaba IBG. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta : EGC; 2007.h. 396-400.
22