BAB 2 Fix Zaza Amin
BAB 2 Fix Zaza Amin
URAIAN PROSES
2.1.
Bahan Baku
Parameter
CH4
C2H6
C3H8
i-C4H10
n- C4H10
i-C5H12
n- C5H12
C6H14
CO2
N2
H2S
Kuantitas
84,47
5,40
1,39
0,24
0,29
0,12
0,07
0,14
7,07
0,81
6,25
18
Satuan
%vol
%vol
%vol
%vol
%vol
%vol
%vol
%vol
%vol
%vol
Ppm
19
Berat Molekul
CH4
C2H5
C3H8
i-C4H10
n-C4H10
i-C5H12
n-C5H12
C6H14
CO2
16,04
30,07
44,09
58,12
58,12
17,15
17,15
86,17
44,01
Titik Didih
(oF)
-258,7
-127,5
-43,7
10,9
31,1
82,1
96,9
155,7
-164,9
Panas Pembakaran
(Btu/ft3)
911
1631
2353
3094
3101
3698
3709
4404
-
b. Air
Kebutuhan air pada PT. PUSRI diperoleh dari Sungai Musi. Air tersebut
diproses terlebih dahulu untuk menghilangkan kation dan anion yang terdapat
pada air, sehingga mempunyai kemurnian H2O yang tinggi. Selain itu proses ini
juga bertujuan untuk mencegah kerusakan peralatan, seperti: corossion,
deposition, scalling, dan lain-lain. Karakteristik dan komposisi air Sungai Musi
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Karakteristik dan Komposisi Air Sungai Musi
Komponen
Ph
Komposisi
Turbiditas sebagai SiO2
P alkalinitas sebagai CaCO3
M alkalinitas sebagai CaCO3
Cl2 sebagai ClSulfat sebagai SO42Ammonia sebagai NH3
Kesadahan Ca2+ sebagai CaCO3
Kesadahan Mg2+ sebagai CaCO3
Besi sebagai Fe
Silika sebagai SiO2
Padatan tersuspensi
Padatan terlarut
Material organik
Kuantitas
6,5 7,5
49
0
19,4
3,4
4,2
3,9
5,5
6,4
2,06
15 64
42
64
18,7
Satuan
Ppm
20
Lanjutan Tabel 4.
Komponen
Tekanan
Temperatur
Kuantitas
2,25
28,5
Satuan
kg/cm2
C
Nilai
100oC
0oC
374oC
218,4 atm
324 kg/m3
0,01002 Poise
80 kal/gr
Titik didih
Titik beku
Temperatur kritis
Tekanan kritis
Densitas kritis
Viskositas pada 200C
Panas laten peleburan
Sumber: Perrys Chemical Engineering Hands Book. 1996
c. Udara
Udara pada pabrik ammonia dibutuhkan untuk reaksi oksidasi di
Secondary reformer, udara tersebut diperoleh dari ambient (sekeliling) yang
kemudian masuk ke dalam Compressor. Compressor digunakan dengan tujuan
untuk menaikkan tekanan udara agar udara dapat masuk ke dalam alat proses yang
bertekanan tinggi. Kandungan N2 dari udara sangat dibutuhkan dalam membentuk
produk ammonia. Komposisi udara yang diambil disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Komposisi udara
Komponen
Nitrogen (N2)
Oksigen (O2)
Argon (Ar)
Kuantitas (%mol)
78,084
20,947
0,934
21
Spesifikasi
Tekanan
Temperatur
Kualitas
Kuantitas
Satuan
7
kg/cm.G
o
28
C
Bebas minyak
Densitas pada 0 C
Temperatur kritis
Takanan kritis
Densitas kritis
Entalpi pada 120oC
Panas jenis pada 1000oC, 281, 65 K dan 0,89876 bar
Faktor kompresibilitas
Berat molekul
Viskositas
Koefisien perpindahan panas
Nilai
1292,8 kg/m3
-140,7oC
37,2 atm
350 kg/m3
1278 kJ/kg
0,28 kal/gr
1000
28,964
1,76 E-5 Poise
2,49 E- W/m.K
22
Type Catalyst
Nickel Reforming
Chromia (Nickel Reformer)
Promoted Iron Oxide
Copper
Promoted Iron
Nickel Oxide
Co-Mo dan Zinc Oxide
Molecular Sieve
Activated Carbon
Zinc Oxide
Anion
Cation
Lokasi penggunaan
Primary Reformer
Secondary Reformer
High Temp Shift
Low Temp Shift
Synthesis Converter
Methanator
Desulfurizer
Mol Seive Dryers
Carbon Filter
Desulfurizer
Condensate
Polisher
Kuantitas
20 (min.18)
25-30
Satuan
kg/cm2.G
0
C
99,86
0,14
0,37
0,28
40,7
%
%
Ppm
Ppm
MT/jam
23
Nilai
-33,4oC
-77,70oC
133,25oC
1657 psi
8,5 atm
22,7 ft3/lb
0,77
-9,37 kkal/mol
-11,04 kkal/mol
42,80
33,10
14,10
0,5009
0,5317
0,5029
Tabel 12.
Tabel 12. Spesifikasi Gas CO2 pada Pabrik Urea
Spesifikasi
Tekanan
Temperatur
Komposisi
CO2
H2S
H2O
Sumber: Urea P-IB, 2016
Kuantitas
0,6
38
99,10
0,01
Jenuh
Satuan
kg/cm2
o
C
% Vol
Ppm
24
Nilai
-57,5oC
-78,4oC
38oC
0,6 kg/cm3
1900 kal/mol
6030 kal/mol
25
Penyaringan
Pemisahan partikel pengotor dilakukan secara fisik
dengan mengalirkan gas melalui KO-Drum yang di dalamnya
terdapat demister. Gas alam dengan tekanan kurang lebih
15,2 kg/cm2 masuk ke KO-Drum dan menabrak dinding
sehingga terjadi pemisahan antara gas, cairan dan padat
secara
gravitasi.
Cairan
dan
padatan
akan
ke
bawah
ZnS
H2O ........................................................(1)
c. Pemisahan Gas CO2
Karbondioksida harus dihilangkan dari gas umpan untuk mengurangi
beban pada alat desulfurisasi tahap ke dua di 102-D, seksi synthesis , seksi
pemurnian produk dan reaksi metanasi pada desulfurizer. Pada unit ini kandungan
CO2 di dalam gas umpan berkurang dari 0,1% hingga 0,5 %.
Pemisahan CO2 dilakukan dengan cara absorbsi menggunakan larutan
benfield. Larutan benfield adalah larutan yang mengandung karbonat yang
26
bersenyawa secara kimia dengan senyawa CO2 ,larutan ini juga mengandung zat
aditif yang dapat menaikkan laju penyerapan CO2, mencegah korosi dan
mengontrol foaming pada larutan.
Larutan Benfield terdiri dari :
a.
b.
c.
(UCON 500 HB) untuk mencegah pembentukan busa. CO 2 hasil pemisahan pada
tahap ini sebenarnya dapat juga sebagai bahan baku pembuatan urea, namun perlu
dicermati kandungan sulfurnya terlebih dahulu.
Proses pemisahan terjadi pada packed tower (absorber 201-E) yang terdiri
dari empat lapisan (bed) dimana gas umpan mengalir dari bagian bawah packed
tower (absorber 201-E), kemudian kontak secara berlawanan arah (counter
current) dengan larutan benfield dari bagian atas packed tower (absorber). Gas
CO2 akan terserap oleh larutan benfield dengan reaksi sebagai berikut :
K2CO3 + H2O + CO2
2KHCO3...............................................(2)
Gas bebas CO2 keluar dari bagian atas absorber. Proses absorber diikuti dengan
proses stripping CO2 pada tekanan rendah di regenerator 202-E dengan reaksi
sebagai berikut :
2KHCO3
CO2 yang dilepas dari rich benfield didinginkan pada cooler 204-C. Selanjutnya
gas CO2 dikirim sebagai bahan baku di pabrik urea.
d. Pemisahan Sulfur Organik
27
RH + H2S.........................................................(4)
RSR + 2H2
RH + RSH + H2S.....(5)
Selanjutnya gas proses meninggalkan katalis bed 1 (CoMo) dengan sulfur yang
terkandung berupa H2S mengalir ke bed 2 dimana tersedia katalis ZnO, di dalam
bed ini diharapkan seluruh H2S akan hilang setelah bereaksi dengan katalis ZnO
membentuk ZnS dengan reaksi sebagai berikut :
H2S + ZnO
ZnS + H2O........................................................(6)
Gas umpan yang keluar dari desulfurizer 102-D diharapkan kandungan senyawa
sulfur sekitar 0,1 ppm.
2.2.1.2. Unit Reforming
Tujuan dari tahap reforming ini adalah untuk menghasilkan gas sintesa (N 2
dan H2) sebagai bahan baku pembuatan ammonia dan CO2 sebagai produk
samping. Unit ini terdiri dari :
a. Primary Reformer (101-B)
Primary reforming (101-B) berfungsi untuk menghasilkan H2 yang
digunakan sebagai bahan baku pembuatan ammonia, hidrogen dihasilkan secara
ekonomis pada temperatur dan tekanan tinggi. Setelah melalui saturator tower,
gas bebas sulfur dicampurkan dengan steam proses. Reaksi pada primary
reformer berjalan pada temperatur 821oC dan tekanan 37 kg/cm2 dengan
menggunakan bantuan katalis nikel oksida.
28
CO + 3H2 (endotermis)......................................(7)
Reaksi tersebut sangat endotermis, sehingga memerlukan suplai panas dari luar,
yaitu dari pembakaran gas alam. Selain reaksi tersebut, terjadi juga reaksi
pergeseran (shift reaction) dari CO sebagai berikut :
CO + H2O
CO2 + H2 (eksotermis)............................................(8)
CO2 + 4 H2.........................................................(9)
2H2O + Q ( Eksotermis)..........................................(10)
CO + 3H2 Q (206.2 KJ/Kmol)...........................(11)
29
CO + H2O
CH4 + 2H2O
CO2 + H2 + Q....................(14)
30
2KHCO3..(15)
: 30 %-w
Ucon (poly-glicol)
Selanjutnya larutan rich Benfield yang telah menyerap CO2 keluar dari
bagian bawah Absorber menuju ke CO2 Stripper (102-E) untuk diregenerasi
kembali menjadi larutan lean Benfield dan semi lean Benfield, sehingga larutan
tersebut dapat digunakan lagi untuk menyerap CO2 di Absorber.
Keuntungan yang dimiliki oleh Benfield System dalam proses pemisahan
CO2 dari gas sintesa adalah :
a. Kenaikan dalam kecepatan reaksi menghasilkan kebutuhan panas yang
minimum untuk regenerasi.
b. Media penyerap yang tidak mudah menguap menjamin kehilangan H2
yang dapat diabaikan karena larutan H2 kecil dalam larutan penyerap.
c. Biaya operasi dan modal yang lebih rendah.
c. Metanasi
31
+ 3H2
CO2 + 4H2
CH4 + H2O
+ Q.......................................(16)
Kedua reaksi di atas adalah reaksi eksotermis, yang akan memberikan kenaikan
temperatur sebesar 72 oC tiap %-mol CO dan 64 oC tiap %-mol CO2. Oleh karena
itu kandungan CO + CO2 inlet Methanator dibatasi maksimal 0.5% agar tidak
terjadi overheating akibat reaksi eksotermis yang terlalu besar. Selanjutnya gas
sintesa keluar dari Methanator dengan kandungan CO + CO2 < 10 ppm kemudian
dikirim ke seksi Sintesa Ammonia (Synthesis Loop).
2.2.1.4. Unit Sintesa Ammonia dan Refrigeration
Proses ini merupakan tahap paling penting dalam pembuatan ammonia.
Gas sintesa yang telah mengandung H2 dan N2 bebas dari racun dan pengotor
direaksikan untuk membentuk NH3. Unit ini terdiri dari beberapa tahap proses,
yaitu :
a. Penekanan Gas Sintesa dan Pemisahan Air
Gas Sintesa yang telah dimurnikan dinaikkan tekanannya dari 32,6
menjadi 100 kg/cm2 pada first case syn-gas compressor (103-J) yang kemudian
didinginkan dalam dua tingkatan pendingin. Pertama dengan cooling water di
130-C sampai temperatur 37oC, lalu sesudah keluar dari tingkat kedua pada case
pertama didinginkan dengan cooling water di 116-C dan dengan ammonia di
ammonia refrigeration (129-C)
32
2 NH3 + Q.......................................................(18)
33
keluar
34
dan
ditampung
dalam
refrigerant
receiver
109-F.
Di
dalam
109-F ini, gas-gas inert yang terpisah akan dibuang ke sistem bahan bakar (fuel
gas system) sedangkan ammonia panas dipompa oleh 113-J/JA sebagai produk
ammonia untuk dikirim ke pabrik urea.
2.2.1.5. Purge Gas Recovery Unit (PGRU)
Unit ini mengambil kembali NH3 dan H2 yang masih
terkandung dalam purge gas. Purge gas yang berasal dari PusriII, Pusri-III dan Pusri-IB masuk ke PGRU di Pusri-IV. Purge gas yang
masuk ke PGRU terbagi menjadi 2, yaitu High Pressure (HP)
purge gas dan Low Pressure (LP) purge gas. Dimana masingmasing masuk ke HP dan LP scrubber untuk dipisahkan antara
ammonia dan gas dengan menggunakan air. Selanjutnya, gas
out HP scrubber masuk ke prism separator, dimana terjadi
pemisahan antara H2 HP, H2 LP dan gas inert. H2 HP dan H2 LP
kemudian dikembalikan ke compressor syn loop sedangkan gas
out LP scrubber akan bergabung dengan gas inert out prism
separator menjadi fuel gas di primary reformer.
35
LP
scrubber
dialirkan
ke
ammonia
stripper
dengan
36
CO2 TO UREA IB
KO-DRUM
DESULFURIZER
ABSORBER
ZnO
CO2
BENFIELD
NATURAL GAS
DESULFURIZER
NATURAL GAS
COMPRESSOR
FEED TREATING
PRIMARY REFORMER
STEAM
STEAM
WASTE HEAT BOILER
SECONDARY REFORMER
AIR
RAW GAS PREPARATION
CO2 TO
UREA IB
CO2 REMOVAL
BENFIELD
SYNTHESIS
CONVERTER
GAS COMPRESOR
METHANATOR
REFRIGERANT
REFRIGERATION AND PRODUCT
AMMONIA
37
2.2.2.
Pabrik
urea
2.2.2.1.
Pada tahap sintesa, urea dibuat dari CO2, ammonia cair dan
larutan ammonium carbamate dalam reaktor urea pada tekanan
dan temperatur tinggi. Reaktor urea Pusri-IB adalah autoclave
yang dinding dalamnya terbuat dari titanium, didesain untuk
beroperasi pada tekanan 250 kg/cm2 dan suhu 200 C dengan
waktu tinggal 25 menit.
Ammonia cair berasal dari ammonia reservoir dipompakan
ke reaktor dengan melalui 2 tahapan.
Tahap I
tekanan
Dilanjutkan
pompa
tekanan
ammonia
25
feed,
dari
kg/cm2
38
0,60
kg/cm2
dan
temperatur
38
dipisahkan
NH2COONH4
38.000
kal ..........................(19)
NH2COONH4
NH 2CONH2 + H2O
6000
kal ..................(20)
Disamping kedua reaksi di atas, selama sintesa terjadi
reaksi samping terbentuknya biuret dari penguraian urea. Reaksi
samping tersebut adalah :
2NH2CONH2
NH2CONHCONH2 +
NH3 ...........................(21)
Reaksi-reaksi
di
atas
berlangsung
dalam
fasa
cair.
39
40
Kandungan
biuret
tidak
dikehendaki
karena
terhadap
kekuatan
dan
ketahanan
reaktor.
41
NH2OCONH4 (ammonium
carbamate)..............(22)
NH3 + CO2 + H2O
NH4HCO3 (ammonium
bicarbonate).....(23)
NH2OCONH4 + H2O
(NH4)2CO3 (ammoniumcarbonate)
...(24)
(NH4)2CO3 + H2O
(NH4)2H2OCO3
(ammonium carbonate
monohidrate)......................................................(25)
NH2OCONH4
NH2CONH2 + H2O
(urea)................................(26)
2NH2CONH2
NH2CONHCONH2 + NH3
(biuret) ..................(27)
NH2CONH2
NH4NCO (ammonium
sianat) ...........................(28)
NH2CONH2
siariat) ..............................(29)
2.2.2.2.
dari
urea.
Prinsip
dari
tahap
dekomposisi
ini
ialah
42
2NH3
CO2.....................................................(30)
Selama dekomposisi, urea dapat terhidrolisa seperti reaksi
berikut:
NH2CONH2 + H2O
2NH3
CO2............................................(31)
Produk gas yang terbentuk dari hasil dekomposisi dikirim ke seksi
recovery.
a. High Pressure Decomposer/ HPD
Campuran urea, ammonium carbamate dan gas-gas produk
reaktor dengan tekanan 17 kg/cm2 dan temperatur 124C masuk
ke bagian atas HPD melalui pipa yang menjorok. Pipa tersebut
mempunyai lubang-lubang kecil memanjang pada sisi sebelah
bawah,
sehingga
campuran
tersebut
akan
memancar
43
reboiler
yang
disebut
Reboiler
For
High
Pressure
steam
di
HPD
bertambah
besar,
diikuti
44
penyekat,
packedbed
jenis
raschig
ring
dan
CO2
sebagai
stripping
yang
merubah
45
dan
temperatur
tersebut
tidak
bereaksi
dengan
46
bawah
packed
bed.
Off
gas
circulating
blower
(SL)
Unit Recovery
b.
Recovery ammonia.
a. Recovery Carbamate
Pada tahap ini, campuran gas NH 3 dan CO2 hasil dari
dekomposisi dikembalikan ke reaktor dalam bentuk larutan
ammonium carbamate. Gas-gas gabungan yang keluar dari gas
47
dilakukan
oleh
pengatur
permukaan
sedangkan
48
yang
memanjang
di
bawah
dari
low
pressure
49
50
Pengaturan
temperatur
dilakukan
oleh
pengatur
ammonia
condenser.
Hampir
semua
gas
ammonia
over
flow
memasuki
ammonia
recovery
absorber.
51
konsentrasi
urea
73,9
dipompakan
memasuki
52
yang
didapat
dari
penurunan
steam
kg/cm2.
53
screw
54
lobang
distributor
dan
mengakibatkan
acoustic
55
SEKSI RECOVERY
LARUTAN AMMONIUM KARBAMAT
SEKSI SINTESA
BAHAN BAKU
(NH3, CO2)
PRODUK UREA
SEKSI PURIFIKASI
SEKSI KRISTALISASI
2.3. Produk
Pupuk urea dan ammonia merupakan produk utama dari
PT. PUSRI. Selain itu, dihasilkan pula produk samping berupa CO2
cair, dry ice, N2 cair, gas N2, O2 cair, dan gas O2.
2.3.1.
Produk Utama
56
PRODUK
Ammoni
a
Urea
2004
2005
2006
2007
2008
1.440.1
50
1.332.0
50
1.349.9
70
1.381.1 1.301.99
50
0
2.187.5
50
2.045.8
60
2.051.2
50
2.020.7 1.950.13
60
0
Spesifikasi
Kandungan
Satuan
NH3
99,86
%wt
H2O
0,14
%wt
Oil
0,37
Ppm
Klorin
0,28
Ppm
Spesifikasi
Kandungan
Satuan
H2O (KF)
0,36
%wt
Biuret
0,26
%wt
57
SA +6
SA -6+8
SA -18+25
PAN
0,02
%wt
97,78
%wt
1,70
%wt
0,5
%wt
2.3.2.
Produk Samping
58
pengotor lainnya dalam bentuk turbidity (kekeruhan) seperti warna, tanah, minyak
dan lainnya.
Bahan baku pembuatan air bersih ini berasal dari air sungai musi yang
mempunyai komposisi rata-rata :
pH
: 6,9
: 49 ppm
: 2,6 ppm
: 20,5 ppm
: 6,5 7,5
: 0,1 ppm
melalui pipa 16 masuk ke area water treatment dan diukur dengan FI-001.
Jumlah air yang masuk premix tank dikontrol dengan VRW-004. Sebelum masuk
ke premix tank terlebih dahulu diinjeksikan:
1.
2.
59
Jumlah injeksi bahan kimia ini tergantung dari mutu air sungai dan
keadaan operasi di lapangan sehingga dilakukan jar test terlebih dahulu untuk
menentukan kadar chemical yang akan diinjeksikan.
Di premix tank mulai terbentuk floc yang masih tersuspensi dalam air,
kemudian masuk ke clarifier 1001 U.
Floc yang terbentuk akan mengendap ke bagian bawah clarifier 31-1001U yang selanjutnya dapat dibuang melalui blow down yang diatur melalui timer
control. Air yang sudah jernih dengan turbidity < 5 ppm over flow ke clear well
31-5204-F melalui pipa distributor. Selanjutnya air dari clear well ini ditransfer ke
sand filter 31-2001-UA-UF dengan pompa 31-3002-JA/B/C pada tekanan disch
3.2 kg/cm2 untuk disaring lebih lanjut. Clear well dilengkapi dengan level switch
untuk mematikan pompa transfer 31-3002-JA/B/C apabila level rendah.
Mode operasi di lapangan memiliki 2 mode selector:
1. Kapasitas penuh, plant beroperasi antara 50-100% dengan mengoperasikan
dua pompa transfer 31-3002-JA/JB/JC
2. Setengah kapasitas (half full mode), pant beroperasi sampai dengan rate
50%, dengan mengoperasikan hanya satu pompa transfer.
Sand filter 31-2001-UA-UF merupakan tangki berbentuk silinder
horizontal berukuran (D L) 2,44 5,4 m dan material terbuat dari carbon steel.
Sand filter terdiri dari fine sand (0,6 1,8 mm) dan coarse sand (2,4 8,8 mm).
Selama filtrasi, impurities yang ada di air akan terlepas oleh filter dan terkumpul
pada permukaan bed. Diperlukan back wash untuk melepas kotoran dari
permukaan bed dan memperluas bidang penyaringan. Indikasi back wash sand
filter apabila terjadi high pressure drop di PDI-001-006 atau telah tercapai waktu
operasi (duration time) pada timer.
Pada line header outlet sand filter diinjeksikan larutan caustic untuk
menjaga pH filter water yang dikirim ke filter water storage 31-5201-F. Flow rate
filter water yang dikirim ke tangki dicatat oleh FRQ-002 dan FSL-002 yang akan
mengirim sensing pada chemical post dost pada local panel. Di control panel,
flow ini dicatat oleh FI-006. Filtered water di storage dijaga pada pH 6,8 7,2
dan turbidity < 3 ppm.
60
2.4.2.
stripper
(4201-E)
dengan
spesifikasi
process
condensate: pH: 8,5 9,5 , conductivity: < 50 mhos dan NH3: <
5 ppm. Kemudian air dialirkan ke carbon filter 4205-UA/B/C yang
berisi anthrafield dan activated carbon dengan jumlah dan
ukuran tertentu untuk menghilangkan oxidants, bahan organik,
minyak, warna, rasa dan bau dari filtered water, minyak, bau,
warna dan rasa.
Dari outlet carbon filter air mengalir ke unit cation
exchanger
4004-UA/C,
dimana
berfungsi
untuk
menyerap
kandungan ion-ion positif, seperti Ca+2, Mg+2, Na+, K+, Fe+2, Mn+2,
Al+3. Reaksi pengikatan cation pada resin:
61
Na2Z + 2H+ +
Na2SiO3 + H2Z
SiO3- .......................................(32)
0,25
SiO2
mmhos
dan
telah
mencapai
H2Z
Na2SO4...........................................(33)
Selanjutnya
air
dialirkan
ke
anion
exchanger
4005-
2ROH
R2SiO3
2H2O............................................(34)
Jika resin sudah jenuh atau daya tukar dari anion telah
habis, conductivity telah mencapai 0,50 mmhos dan SiO2 > 0,
maka reaksi pengikatan anion di atas dapat dibalik dengan
meregenerasi menggunakan basa kuat (NaOH).
Reaksi regenerasi resin yang terjadi:
R2SiO3
2NaOH
2ROH
Na2SiO3.......................................(35)
Pembersihan terakhir dari proses demineralization ialah
terjadi di dalam mixed bed exchanger 4006-UA/B yang berfungsi
menghilangkan sisa anion dan cation terjadi secara bersamaan
dengan menggunakan resin cation dan anion yang bercampur
dalam
satu
vessel,
sehingga
menghasilkan
suatu
reaksi
62
63
64
dan merenggangkan filter bed. Indikasi masa back wash dengan melihat pressure
drop vessel bed.
Air yang dialirkan ke bagian atas cooling tower 32-5204-U melalui riser
ini kemudian dialirkan ke distributor pada bagian atas cooling tower, dijatuhkan
ke bawah dan kontak langsung dengan aliran udara yang dihisap oleh induced
draft (ID) fan 32-5204-UJA-1. Kontak langsung ini menimbulkan proses
pengambilan panas dari air oleh udara dan juga terjadi proses penguapan sebagian
air, sehingga dapat mendinginkan air yang jatuh ke bawah. Air yang telah dingin
tersebut ditampung di basin 32-5204-UF dan dapat digunakan kembali sebagai
cooling water. Level controller LIC-3201 secara otomatis akan mengatur make up
water untuk menjaga level basin konstan.
Air yang hilang karena penguapan (evaporation loss, dirancang < 2,0 %)
dan karena drift loss air (dirancang 0,02 %) diganti dengan make up water dari
pompa 31-5205-J yang diukur oleh FI-3201. Cooling water ini selanjutnya
disirkulasikan lagi ke ammonia dan utility plant dengan menggunakan pompa
transfer 32-5209-JAT/JBT. Setiap intake kelima pompa tersebut dilengkapi
dengan bar screen 32-5205-UL untuk menangkap sampah ke intake pompa.
Cooling water treatment ini dilengkapi dengan surface condenser
32-5209-JTC yang berguna untuk memanfaatkan kembali steam low yang keluar
dari turbin pump. Condensate yang dihasilkan selanjutnya dikirim ke deaerator
34-5002-U untuk pembuatan steam MS di Package boiler dan WHB.
Selama operasi normal, cooling water dimonitor secara periodik dengan
corrosion coupon dan analisa laboratorium untuk efisiensi dan kelayakan operasi
guna mencegah terjadinya korosi terbentuknya scale atau slime. Standar kualitas
air yang dihasilkan di cooling tower disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Standar kualitas air yang dihasilkan pada cooling tower
Parameter
pH
Turbidity
PO4
Cl2
Conductivity
Sumber:Utilitas Pusri-IB
Kuantitas
6,5 7
< 10 ppm
10 14 ppm
< 2 ppm
2000 mhos
65
sebagai
N2 + 2H2O..........................................................(36)
66
panas dari GTG dibuang dulu dengan membuka damper stack sedangkan damper
ke burner ditutup. Untuk meningkatkan panas hingga sekitar 800 0C maka
dilakukan pembakaran gas alam di burner yang dilengkapi 8 buah pemicu api.
Total panas yang dihasilkan dari pembakaran gas alam sekitar 75 % dari panas
yang dikonsumsi oleh WHB.
Boiler feed water berasal dari deaerator dimasukkan ke economizer tube
yang dipanaskan dengan panas sisa pembakaran. Kemudian masuk ke steam drum
yang selanjutnya menuju ke boiler tube. Produk dari boiler tube berupa steam
saturated dan ditampung lagi di steam drum yang dialirkan lagi ke superheated
tube agar dihasilkan steam superheated 42 kg/cm2 yang dapat disalurkan ke
pemakai melalui non return valve. Karena di daerah superheated tube sangat
panas dan agar dihasilkan superheated steam yang lebih banyak, maka
ditambahkan feed water lagi ke daerah outlet superheated tube. Dan agar
terbentuk film tipis dipermukaan tube yang dapat mencegah korosi maka
diinjeksikan PO4.
c. Package Boiler (PB)
Package boiler berfungsi untuk menghasilkan medium steam (MS) dengan
tekanan 42 kg/cm2, dan low steam dengan tekanan 3,5 kg/cm2. Umpan air boiler
(boiler feed water) berasal dari deaerator masuk ke bagian package boiler dan
mengisi tube-tube (economizer tube) yang memanfaatkan panas buangan dari
package boiler. Agar api terjadi, dibutuhkan gas alam dari gas metering station
Pusri IB, udara disuplai dengan Force Draft Fan (FD Fan) yang digerakkan oleh
turbin bertekanan 42,55 kg/cm2 dan pemicu api. Udara yang dipakai dilebihkan
16 20 % dari stochiometri reaksi kimianya. Excess udara ini dimaksudkan agar
gas alam terbakar sempurna. Indikasi terjadinya pembakaran sempurna adalah gas
buangan yang keluar dari cerobong package boiler mengandung O2 yaitu 2 3 %
dan 0% CO. Keluaran package boiler diharapkan merupakan superheated steam,
karena bila saturated steam dialirkan dalam pipa dan terjadi penurunan
temperatur, saturated steam akan berubah menjadi air yang dapat mengakibatkan
korosi pada pipa.
67
Api terjadi dipemicu api yang letaknya didekat superheated tube. Jadi,
daerah dekat superheated tube lebih panas daripada boiler tube. Arah aliran panas
yang terjadi adalah api yang terjadi di burner menghasilkan panas yang aliran
panasnya kemudian menabrak superheated tube sehingga aliran panas berbalik
menuju ke sisi letak burner yang berarti panas itu memanasi boiler tube.
Sedangkan sisa panas bergerak ke atas package boiler dan memanasi economizer
tube.
Air dari economizer tube melalui steam drum masuk ke boiler tube dan
dipanaskan. Air yang dipanaskan di boiler tube sebagian menghasilkan saturated
steam dan ditampung di steam drum, sedang yang masih berupa air ditampung di
mud drum yang selanjutnya dipanaskan lagi di boiler tube sehingga berubah
menjadi saturated steam, begitu seterusnya. Karena yang dibutuhkan superheated
steam, maka saturated steam dipanaskan lebih lanjut di superheater tube sampai
temperatur 400 0C yang akan disalurkan langsung ke pemakai melalui return
valve.
Di dalam mud drum diinjeksikan Na3PO4 10 % (3012 L) yang berfungsi
agar pH sekitar 10 bereaksi dengan ion Ca dan Mg yang mungkin terkandung
dalam air dan merubahnya menjadi Ca3(PO4)2 dan Mg3(PO4)2 yang dapat
mengendap dan dikeluarkan ke flash drum. Flash drum sendiri berfungsi
memisahkan endapan-endapan yang timbul. Kapasitas package boiler 80 ton/hr.
2.4.5. Unit Gas Turbine Generator
Pada Pusri-IB Gas turbine generator (GTG) yang digunakan dengan tipe
GTG 33-5006-J ialah pembangkit tenaga listrik yang menggunakan gas alam
sebagai bahan bakar utamanya. Data desain GTG disajikan pada Tabel 18.
Tabel 18. Data desain GTG Pusri-IB
Data Desain
Daya
Tegangan
Bahan bakar
Starting
Heat rate
Speed turbine
Kuantitas
22,63 MW
13,8 kV ; 3 phase ; 50 Hz
Gas alam
Dengan motor listrik
3,173 kCal/kWH
5100 rpm
68
Speed generator
Seri gas turbine
Proteksi turbine
Turbine stage
Compressor stage
Exhaust temperatur generator
3000 rpm
MS 50001. P
Over speed; over temperatur; vibration;
flame detector
2 stage
17 stage
901F
Gas turbin memiliki satu shaft dengan 10 combustor terdiri dari 5 bagian
utama yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Air inlet
Compressor
Combustion chamber
Turbine
Exhaust
Compressor GTG merupakan compressor axial 17 tingkat. Sedangkan
turbinnya 2 tingkat dengan ruang bakarnya berjumlah 10 buah. Antara poros rotor
turbine dan generator terdapat reduction gear yang menurunkan speed dari 5100
rpm ke 300 rpm.
Jika compressor bergerak ia akan menghisap udara atmosfer melalui inlet
filter housing. Inlet filter berupa cartridge yang dapat dibersihkan secara otomatis
dengan udara discharge compressor yang bekerja berdasarkan beda tekanan.
Dibagian belakang filter ini terdapat silencer dan kisi-kisi (IGV). Udara dari
discharge compressor ini dimanfaatkna sebagai :
a.
b.
c.
melalui katup pengatur tekanan (CGV) hingga 200 300 psi. Gas control valve
dikontrol oleh speed tronic (mark IV) yang menerima sinyal untuk mengatur
pembakaran di combustion chamber.
Untuk starting system digunakan motor induksi 88-CR yang dihubungkan
dengan pompa (charge pump) dan dibantu oleh sistem torque converter hydraulic.
Sistem ini berfungsi untuk memutar turbine melalui accessory gear sampai
69
jawclutch lepas. Pompa 88-CR berputar dengan kecepatan 3500 rpm, temperatur
250 F, pressure 40 100 psi.
Compressor ini dilengkapi dengan bleed valve (VA2-1 dan VA2-2) yang
menghubungkan tingkat 4 dan tingkat 10, guna mencegah terjadinya surging pada
low speed, dan pada saat 95% normal speed akan menutup.
Gas turbine pada GTG bertingkat 2 jenis axial mendapat tenaga penggerak
dari combustion chamber pada temperatur 820C. Udara dari discharge tingkat 17
masuk ke combustion chamber melalui line combustion air. Sedangkan gas masuk
melalui duel nozzle. Bersamaan itu spark plug akan energized. Pembakaran di
combustion chamber sendiri terjadi pada 50% speed normal. Gas panas yang
dihasilkan oleh combustion chamber digunakan untuk memutar turbine.
Sempurnanya pembakaran tergantung pada pengaturan IGV udara dan CGV gas
fuel.
Sistem lube oil terdiri dari pompa utama yang seporos dengan turbine dan
pompa pembantu (cadangan) yang berguna untuk mengalirkan minyak bila
turbine gas dalam kondisi low speed atau shut down. Pompa pembantu ini dapat
digerakkan dengan motor AC (88-QA) dan DC (88-QE). Selain berfungsi sebagai
pelumasan, sistem lube oil juga dipakai sebagai tenaga penggerak pada alat-alat
pengatur dan pengaman. Lube oil disirkulasikan ke bagian bearing utama dari gas
turbine, flexible coupling, load gear dan perlengkapan turbine lainnya. Sebagian
LO ini disaring dan selanjutnya dialirkan untuk keperluan macam-macam alat
kontrol dan juga sebagai hydraulic control oil.
Ratchet system disiapkan untuk menghindari terjadinya pembengkokan
pada shaft (poros) dan juga untuk menjaga terjadinya pendinginan lube oil yang
tiba-tiba. Sebagai penggerak pada sistem ratchet ini adalah oil yang dapat
menggerakkan 33-HR. Oil ini disuplai dari 88-HR-1 yang bertekanan 97 kg/cm2
pada flow 1,5 gpm.
2.4.6. Unit Condensate Stripper
Condensate stripper berfungsi untuk memisahkan air dari ammonia dan
CO2. Umpan condensate stripper berasal dari kondensat ammonia masuk ke top
70
Pengolahan Lingkungan
Limbah yang dihasilkan PT. PUSRI pada umumnya berupa limbah cair,
71
1.
Air suspensi dengan bahan padatan tinggi (blow down) yang dihasilkan
pada sistem pendingin, air ketel dan lain-lain.
2.
Oli yang tumpah pada rotating equipments seperti pompa dan kompresor.
3.
Larutan atau bahan dari bocoran pompa, pipa dan peralatan lain.
4.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
72
73
74
75