Anda di halaman 1dari 4

Dalam proses pembuatan sumur bor atau proyek pengeboran, secara teknis tentunya

memiliki tahapan-tahapan yang harus dilakukan secara sistematis. Gambaran umum


mengenai tahapan proses pengeboran tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Persiapan Sebelum Proses Pengeboran
Sebelum memulai proses pengeboran, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar
pekerjaan proyek berjalan dengan lancar. Dalam tahap persiapan ini, yang dilakukan
terdiri atas:
1.1. Pembuatan bak pengendap, bak penampung, serta saluran sirkulasi air.
1.2. Pemasangan balok landasan mesin, papan sirkulasi, dan lantai dasar mesin.
1.3. Penyetingan mesin sirkulasi dan pompa
1.4. Perakitan mesin bor dan pendirian menara
1.4. Persiapan lainnya seperti pembuatan saluran pembuangan lumpur
2. Proses Pengeboran
Untuk pengeboran dengan kedalaman dan diameter tertentu diperlukan dua tahapan,
yaitu Pengoboran Inti dan Non-Inti. Pengeboran Inti dilakukan untuk mengeksplorasi
dan survey geoteknik. Informasi geoteknik (data rekahan, joint, dan struktur lainnya),
informasi litologi, kualitas terhadap mineral tertentu, dll. Eksplorasi informasi yang
diperoleh tebal dan posisi endapan serta kualitas (melalui analisis kimia). Pengeboran
inti hanya memungkinkan dilakukan dengan metode pengeboran putar, dan panjang inti
bor pada setiap run pengeboran akan dibatasi oleh panjangnya stang bor itu sendiri.
Untuk pengeboran yang dalam akan lebih efektif menggunakan sistem wireline (core
barrel diangkat cukup menggunakan sebuah kawat yang ditarik dari atas). Sampel yang
didapatkan dalam pengeboran inti adalah inti bor dan cutting. Dalam pengeboran non
(membuat lubang tanpa memperoleh inti bor). Pengeboran non inti bisa dilakukan
dengan metode pengeboran putar, tumbuk (cable tool), auger, bor bangka, dll.
Dalam pengeboran non inti ini interpretasi bawah permukaan melalui cutting yang
terangkat ke permukaan oleh fluida bor. Akurasi interpretasi geologi akan menemui
banyak kelemahan terutama dalam ketepatan penentuan kedalamannya. Hal penting
dalam pengeboran non inti adalah bidang gerus (berai) mata bor yang lebih luas.
3. Tahapan Pengeboran Air
Untuk pengeboran air perlu dilakukan beberapa tahapan yang diantaranya adalah
pengeboran awal (pilot-hole), pengujian geofisika (well-logging), pembesaran lubang
(reaming), konstruksi sumur, pembersihan lubang sumur (development), dan pengujian
pompa (pumping-test).
3.1.
Pengeboran
awal
(pilot-hole)
Pengeboran awal (pilot-hole) dilakukan guna untuk mengetahui litologi secara rinci.
Biasanya menggunakan mata bor jenis tricone dengan diameter 6 hingga kedalaman
melebihi konstruksi sumur yang direncanakan.
3.2.
Pembesaran
lubang
bor
(reaming)
Tujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan kemudahan dalam pemasangan pipa
dan saringan (konstruksi), yang antara lain adalah:
a. Pemasangan pipa penghantar saat pengisian gravel dan grouting-cement

b. Peletakan pipa piezometer (kalau ada)


c. Pemasangan pipa pelindung sementara
3.3.
Konstruksi
sumur
Proses konstruksi pemasangan pipa cassing sumur harus secepatnya dilakukan
sesegera mungkin setelah selesai proses pengeboran, untuk menghindari terjadinya
ambrukan atau keruntuhan pada dinding sumur yang telah tersedia. Konstruksi sumur
disesuaikan dengan hasil pengukuran penampang lubang bor.
a.
Pengisian
gravel
Gravel berfungsi sebagai pengikat cassing agar terpasang lebih kokoh dan sekaligus
juga berfungsi sebagai saringan (filter) yang dimasukkan pada ruang yang tersedia
antara lobang sumur dengan pipa cassing. Gravel yang digunakan biasanya berukuran
antara 2 - 5mm dimasukkan melalui pipa penghantar berukuran 1,5 dari dasar sumur
hingga kedalaman yang direncanakan. Bersamaan dengan pengerjaan pengisian
gravel, dilakukan juga pemompaan lumpur (spulling) dari pompa melalui ruang pipa
konstruksi. Pekerjaan ini harus dilakukan agar lumpur sisa pengeboran dapat
dikeluarkan melalui dinding pipa konstruksi dan dinding lubang bor tempat posisi gravel
berada dengan menutup ruangan di dalam pipa konstruksi. Spulling tersebut bertujuan
untuk membuat gradasi gravel yang dimasukkan agar dapat tersusun dengan baik dan
padat.
b.
Grouting
cement
Grouting cement adalah pemasangan adonan semen yang diletakkan di atas
permukaan gravel (ruang antara dinding pipa konstruksi dengan dinding lubang bor)
melalui pipa penghantar berukuran 1,5, selanjutnya pipa tersebut dibuka kemudian
diangkat satu persatu sehingga adonan semen mencapai permukaan sumur.
3.4.
Pembersihan
sumur
(Development)
Pembersihan sumur ini dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yang antara lain
adalah
sebagai
berikut:
a.
Pengocokan
mekanis
(surging)
Pengocokan mekanis dilakukan dengan cara menaik-turunkan stang bor atau pipa di
antara stang bor atau pipa penghantar yang telah dipasang alat plunger, biasanya
diletakkan di dalam pipa jambang. Pengocokan mekanis dilakukan berkali-kali sampai
kondisi
air
terlihat
cukup
jernih.
Pengocokan mekanis ini dilakukan antara lain bertujuan untuk mengeluarkan kotoran
yang ada di dalam sumur (saat ditekan), menghisap air dari akuifer ke dalam sumur
sehingga kondisi lumpur yang kental menjadi encer (saat ditarik) serta kotoran-kotoran
yang menempel dalam saringan terbawa ke dalam sumur, membantu proses
pemadatan
dan
gradasi
gravel
(saat
ditarik).
b.
Metode
pembersihan
lubang
Pembersihan lubang dilakukan dengan fluida (sirkulasi langsung atau normal), fluida
(udara, air, atau lumpur) dipompa dengan tekanan ke bawah melalui stang bor, mata
bor, dan kemudian membawa cutting ke permukaan di antara dinding lubang bor dan

stang bor. Pembersihan dengan fluida (sirkulasi terbalik), pada metode ini fluida
dipompa ke bawah melalui lubang di antara dinding lubang bor dan stang bor,
kemudian melewati mata bor, dan naik ke atas melalui lubang di dalam stang bor.
4.
Kedalaman
dan
Ukuran
Lubang
Bor
Kedalaman dan ukuran lubang bor sangat ditentukan oleh tipe pengeboran yang
dilakukan. Tipe pengeboran harus sesuai dengan kedalaman dan ukuran lubang bor
yang diinginkan. Sebagai contoh misalnya, tipe pengeboran dengan auger tangan
hanya dapat digunakan untuk pengeboran yang berkedalaman beberapa meter saja
dengan
ukuran
lubang
yang
kecil.
Beberapa tipe pengeboran dapat diaplikasikan pada rentang ukuran lubang bor
tertentu, cable tool, ukuran lubang 100mm s/d 400mm (4-16") dan sampai kedalaman
1500m (5000ft). Slim rotary (diamond), ukuran lubang 30mm s/d 100mm (1-4") dan
sampai
kedalaman
1500m
(5000ft)
Tipe pengeboran juga dapat diklasifikasikan berdasarkan aplikasinya seperti cable tool
untuk pengeboran air, rotary untuk pengeboran minyak, hammer untuk pengeboran
pada kuari, dll. Dalam hal ini klasifikasi lebih banyak ditentukan oleh sifat formasi
seperti
ditunjukkan
dalam
daftar
berikut:
4.1.
Pengeboran
pada
formasi
yang
terkonsolidasi
a.
Cable
sampel
bagus
b.
Rotary
mud
tingkat
penetrasi
cepat
c. Rotary air - sangat cepat pada formasi yang kering dan kohesif
d. Rotary mud reverse - sampel bagus, penetrasi cepat, menjaga kondisi dinding
e.
Auger
murah
dan
cepat
pada
formasi
kering
f.
Jetting
murah
pada
kondisi
air
yang
melimpah
4.2.
Pengeboran
pada
formasi
yang
stabil
(high
drillability)
a.
Rotary
semua
fluida
memberikan
hasil
yang
bagus
b.
Cable
tool
bagus
tetapi
lebih
lambat
c.
Hammer
sampling
chip
dan
air,
penetrasi
cepat
d. Diamond coring - lebih lambat dari hammer, sampel lebih sempurna
4.3.
Pengeboran
pada
formasi
yang
stabil
(low
drillability)
a. Hammer-penetrasi cepat (top-hole bor dangkal dan down-hole untuk bor dalam)
b.
Diamond
drills
Informasi
lengkap
dan
inti
lebih
bagus
c.
Heavy
rotary
drills
Murah
dan
cepat
4.4.
Pengeboran
pada
formasi
boulder
dan
breksi
keras
Beberapa tipe pengeboran dapat dilakukan dalam berbagai teknik pengeboran, dan
aplikasi akan menentukan teknik pengeboran yang digunakan. Dalam hal aplikasi untuk
mendapatkan informasi bawah permukaan maka sistem kontrol yang cermat dan
interpretasi semua indikator pengeboran adalah parameter yang diutamakan. Dalam
aplikasi untuk lingkungan maka metode pengeboran seharusnya tidak memberikan
dampak terhadap kualitas sampel kimia maupun biologi. Kondisi seperti ini memerlukan
modifikasi dalam teknik pengeboran. Dalam aplikasi yang membutuhkan sampel inti

maka metode pengeboran dipilih terhadap proses penetrasi yang stabil sehingga akan
memberikan inti yang lebih sempurna yang tertampung dalam core barrel. Transmisi ke
mata bor transmisi tenaga. Ahli bor harus mengendalikan dan mengontrol kinerja mata
bor dari posisi collar lubang bor. Dalam banyak hal, tenaga diperlukan untuk membuat
mata bor bekerja menggali dimana tenaga berasal dari titik collar lubang bor. Tenaga
harus ditransmisikan ke bawah lubang bor dimana mata bor bekerja. Transmisi tenaga
dapat
berlangsung
dengan
perantara:
a.
Cable
pergerakan
memutar
dari
pipa
dan
stang
bor
b.
Pergerakan
axial
dari
pipa
dan
stang
bor
c.
Aliran
fluida
kontrol
mata
bor
d. Transmisi tenaga tidak dilakukan secara efisien, tenaga harus ditransmisikan pada
prosedur yang tepat sehingga mata bor akan menggali batuan secara efisien.
e. Pada cable tool, kawat (cable) dikontrol melalui dua hal, yaitu pergerakan yang
ditentukan oleh panjang hentakan, tingkat hentakan, dan kecepatan pengangkatan atau
penjatuhan
selama
proses
hentakan.
Pengontrol yang kedua adalah bentuk dan berat peralatan pengeboran yang akan
menambah tenaga untuk memberaikan batuan. Pada sistem pengeboran putar dengan
pipa
dan
stang,
mata
bor
lebih
terkontrol
oleh
karena:
a. Gaya dorong dan tekanan yang dipertahankan pada rangkaian bor
b.
Tenaga
putaran
c. Diameter dari rangkaian bor (berhubungan dengan diameter lubang bor)
d.
Kecepatan
putaran
e. Kecepatan pergerakan rangkaian bor ke dalam dan keluar lubang bor
f. Bentuk dan berat dari rangkaian bor

Anda mungkin juga menyukai