Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I.
rahang ke arah oklusal sampai muncul di rongga mulut pada posisi fungsionalnya.
Pertumbuhan rahang yang normal penting untuk proses erupsi yang normal pada
gigi. Pergerakan gigi dimulai dengan sumber akar, kemudian dilanjutkan dengan
terlihatnya gigi dalam rongga mulut. Tingkat maksimum erupsi gigi adalah ketika
gigi sampai pada bidang oklusinya.
tersusun
pada
membran
periodontal
dan
Makrofag
menyebabkan
muncul
pelepasan
pada
enzim
jaringan
daerah
hidrolitik
yang
erupsi
dan
membantu
I.3.3
10
adanya resorpsi pada krista alveolaris untuk gigi yang akan tanggal,
adanya penambahan tulang alveolar pada gigi yang emergence dan
pada gigi yang sedang melanjutkan proses erupsi selanjutnya. Pada
wanita periode ini lebih pendek daripada pria, kurang lebih 3 bulan
lebih awal.
1) Gigi anterior pada periode intertransisi :
Keempat gigi Incisivus rahang atas sudah erupsi penuh, akar gigi
i1 rahang atas sudah terbentuk lengkap, i2 hampir lengkap. Apex dari
keempat Incisivus rahang atas mendekati dasar hidung, khususnya i1
rahang atas. Erupsi Incisivus yang agak ke labial menambah
kedalaman lengkung dan menambah overbite dan overjet.
11
12
13
dan P disebut gigi succendaneous teeth, karena gigi-gigi ini menempati gigi
sulung sebelumnya.
Resorpsi akar kadang-kadang tidak terjadi sesuai normalnya, dengan
hasil bahwa gigi permanen tidak dapat menembus atau sama sekali tidak
dapat keluar dari tempat normalnya. Kegagalan akar gigi sulung untuk
meresorpsi dapat mengakibatkan retensi yang berkepanjangan.
14
15
bayi. Karena gigi hanya sekali dibentuk dan tidka dapat meningkat dalam
ukuran, ssehinggal hal itu harus diikuti dengan digantikannya gigi susu
yang menyeseuaikan bentuk dari rahang yang semakin berkembang
menjadi besar.
Shedding adalah pergantian dari gigi susu yang disebabkan oleh
resorpsi dari akar gigi susu tersebut. Kemudian gigi permanen akan
menggantikan tempat dari gigi susu tersebut.
Penyebab dari shedding gigi susu adalah :
1. Kehilangan dari akar : tekanan dari pertumbuhan dan erupsi gigi
permanen menyebabkan perbedaan dari osteoklas, yang menghasilkan
resorpsi dari akar gigi susu.
2. Kehilangan dari tulang: melemahnya jaringan yang mendukung gigi
susu, terjadi sebagai hasil dari resorpsi akar dan modifikasi dari tulang
alveolar. Struktur yang mendukung menjadi lemah juga karena
pertumbuhan facial dari tulang alveolar, yang terjadi untuk
menyediakan ruangan yang cukup pada gigi permanen.
3. Meningkatnya tenaga penggerak : meningkatnya gaya mastikasi di
gigi yang lemah sebagai hasil dari pertumbuhan muskular.
Pemampatan yang penuh dari periodontal ligamen dan meningkatnya
resorpsi dari gigi dan tulang alveolar.
I.7 Pola Resorpsi
Pada permulaan perpindahan erupsi gigi permanen, yang mana
meneruskan ke arah incisal dan labial. Pertama-tama, tekanan tertuju
pada tulang yang memisahkan crypts dari gigi permanen pengganti dan
alveolus dari akar gigi susu. Dengan hilangnya tulang yang
memisahkannya, kemudian tekanan tertuju pada akar gigi susu. Karena
16
17
proses pertumbuhan
1.8.2
Faktor Ras
Perbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan
urutan erupsi gigi permanen. Waktu erupsi gigi orang Eropa
dan
campuran
Amerika
dengan
Eropa
lebih
lambat
18
Sosial Ekonomi
Tingkat
sosial
ekonomi
keadaan
nutrisi,
kesehatan
dapat
mempengaruhi
seseorangdan
faktor
dengan
tingkatekonomi
rendah
cenderung
19
menunjukkan
waktu
erupsi
gigi
yang
lebih
Nutrisi
erupsi
dan
proses
kalsifikasi.
Hemifacial
Hypothiroidism
atrophy
dan
(Stewart,
hypotpituitarism
Faktor Lokal
dkk.,
1982).
mempengaruhi
20
21
bisa
juga
karena
kelainan
pada
jalar
erupsi
yang
dapat
22
II.2Oklusi Ideal
Konsep oklusi ideal dimulai dari hasil penelitian Angle (1899) mengenai
oklusi statis pada posisi interkuspal, yang mendefinisikan hubungan ideal dari
gigi-gigi molar pertama atas dan bawah tetap pada bisang sagital.
Andrew (1972) menyebutkan enam kunci oklusi normal, yang berasal dari
hasil penelitian terhadap 120 subjek yang oklusi idealnya memiliki enam ciri,
yaitu:
a. Hubungan yang tepat dari gigi-gigi molar pertama tetap pada bidang
sagital
b. Angulasi mahkota gigi-gigi incisivus yang tepat pada bisang
transversal
c. Inklinasi mahkota gigi-gigi incisivus yang tepat pada bidang sagital
d. Tidak adanya rotasi gigi-gigi individual
e. Kontak yang akurat dari gigi-geligi individual dalam masing-masing
lengkung gigi, tanpa celah maupun berjejal-jejal
f. Bidang oklusal yang datar atau sedikit melengkung
Kunci Andrew memang berhubungan dengan oklusi static, tetapi ciri-ciri
yang didefinisikan tidak mencangkup klasifikasi Angle.
23
24
f. Besar lengkung rahang atau gigi. Rahang atas mempunyai ukuran yang
lebih besar daripada rahang bawah
g. Besar antara gigi dengan rahang harus seimbang
h. Tekanan sekitar lengkung gigi harus seimbang.
Pada gigi anterior, daya dari
- dalam (lidah)
- luar (otot bibir), harus seimbang.
Pada gigi posterior , daya dari
- Dalam : lidah,
- Luar : otot pipi, keduanya harus seimbang
i. Fungsi temporomandibularjoint harus normal agar didapat fungsi
pengunyahan dan bicara yang baik.
Ankylosis fungsi pengunyahan terganggu tekanan pada Ra dan Rb
berkurang pertumbuhan dan perkembangan tulang rahang dan alveolar
terganggu.
j. Hubungan insisif
Overbite : 1/3 tinggi mahkota gigi insisif bawah; jarak vertical antara
ujung insisal I atas dengan ujung insisal I bawah dalam keadaan oklusi
centric
Overjet : jarak horizontal antara permukaan labial I bawah dengan ujung
insisal I atas pada waktu oklusi sentrik.
k. Bentuk lengkung gigi atau rahang sesuai dengan bentuk kepala.
- Brachicephalic : bentuk lengkung lebar dan pendek
- Mesocephalic : bentuk lengkung parabola
- Dolicocephalic : bentuk lengkung sempit dan panjang
l. Hubungan caninus
Gigi Caninus Ra menutup ruangan antara C dan P1 Rb
m. Kontak antara gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah sebagai berikut :
- Gigi I1 atas menutupi I1 bawah dan sebagian I2 bawah
- Setiap gigi Ra berkontak dengan dua gigi Rb, kecuali M3
- Setiap gigi Rb berkontak dengan 2 gigi Ra, kecuali I1
- Pada gigi posterior mulai dari kaninus terlihat setiap bidang
mesiobukal gigi Ra berkontak bidang distobukal gigi lawannya di Rb
25
Bonjol lingual dari gigi P dan M atas terletak diantara bonjol lingual
dan bukal gigi P dan M Rb. Dataran lingual dari bonjol lingual gigi P
dan M Rb dan dataran bukal dari bonjol bukal P dan M Ra tidak
26
Gambar. Maloklusi
27
celah akan dengan cepat menutup akibat pergerakan molar kedua ke depan.
Pergerakan tersebut memungkinkan permukaan distal molar kedua atas dan bawah
berada pada bidang vertical yang sama pada saat oklusi.
Sehingga dapat disimpulkan perkembangan oklusi ideal pada gigi-geligi
susu adalah sebagai berikut.
a. Gigi-gigi incisivus renggang-renggang
b. Celah anthropoid terletak di sebelah mesial caninus atas dan sebelah
distal caninus bawah
c. Posisi vertical dari gigi-gigi incisivus, dengan incisivus bawah
menyentuh cingulum incisivus atas
d. Permukaan distal gigi-gigi molar kedua atas dan bawah berada pada
bidang vertical yang sama
II.6Variasi Oklusi pada Gigi Susu
Dari penjelasan di atas, kita dapat memperkirakan bagaimana posisi gigigeligi susu yang ideal. Namun, kondisi tersebut jarang ditemukan seluruhnya pada
satu individu. Menurut penelitian Foster dan Hamilton (1969), menunjukkan
bahwa dari 100 anak berusia antara 2 dan tiga tahun yang diteliti, tidak satu pun
yang mempunyai keempat kondisi ideal tersebut. Variasi utama yang terlihat ialah
sebagi berikut.
II.6.1 hanya 33% anak yang memiliki celah di antara semua gigi-gigi
incisivusnya. Pada 3% anak, tidak ada celah diantara gigi incisivusnya
dan pada 3% lainnya, terlihat gigi incisivus yang berjejal-jejal.
Sedangkan sisanya memiliki celah dengan berbagai macam posisi
II.6.2 celah anthropoid tidak terlihat pada lengkung rahang atas pada 13%
anak, dan 22% pada lengkung rahang bawah.
28
II.6.3 Overbite incisal yang mirip dengan keadaan ideal hanya ditemukan
pada 19% anak. Pada 37% anak, overbite tampak lebih kecil, pada
24% anak terlihat gigitan terbuka (openbite) anterior dan 20% lainnya
terlihat overbite yang sangat besar dengan incisivus bawah yang
beroklusi dengan palatum
II.6.4 Hanya 55% anak yang mempunyai permukaan distal molar susu atas
dan bawah yang berada pada bidang vertical yang sama. Pada 26%
anak, gigi molar bawah terletak lebih ke belakang daripada molar atas.
Pada 4% anak, gigi molar bawahnya terletak lebih ke depan daripada
molar atas. Sisanya, terlihat hubungan molar yang berbeda diantara
kedua sisi mulut.
II.6.5 Overjet incisal yang sangat besar terlihat pada 72% anak. Pada
beberapa kasus, keadaan ini disebabkan karena lengkung gigi bawah
terletak lebih ke belakang daripada lengkung gigi atas. Pada kasus lain,
variasi ini berasal dari kebiasaan menghisap ibu jari.
II.7Perkembangan Oklusi pada Gigi Permanen
Dari usia 6 tahun ke atas, gigi-geligi susu akan mulai digantikan oleh gigigeligi permanen. Incisivus, caninus, dan molar susu akan digantikan dengan
incisivus, caninus, dan premolar serta tambahan molar dibelakangnya. Gigi susu
dan gigi penggantinya berbeda dalam ukuran, misalnya incisivus dan caninus susu
lebih kecil daripada penggantinya, sedangkan molar susu lebih besar dari
premolar tetap penggantinya.
29
30
31
32
33
Daftar Pustaka
Avery, James K. & Daniel J. Chiego Jr. Essential of Oral Histology and
Embryology : A Clinical Approach. 2007. Missouri : Elsevier.
Moyers, Robert E. 1988. Handbook of Orthodontics. 4th edition. Chicago: Year
Book Medical Publishers, INC
Foster, T.D., 1997, Buku Ajar Ortodonsi Ed. 3.,Penerbit Buku Kedokteran ECG,.
Jakarta.
Itjingningsih W. H.,drg. 1991. Anatomi gigi. Penerbit buku kedokteran: Jakarta
http://course.jnu.edu.cn/yxy/eruption/zp/english/Englishtext15.htm