pada Anak
Posted on Agustus 20, 2009 by The Children Indonesia
Penyakit Kawasaki pertama kali dideskripsikan pada tahun 1967oleh Tomisaku Kawasaki,
seorang dokter anak dari Jepang. Penyakit ini jarang terjadi, termasuk di Indonesia. Oleh
karena itu, seringkali penegakan diagnosis penyakit Kawasaki terlewatkan. Bahkan, pada
beberapa kasus, penyakit ini baru diketahui pada tahap yang sudah parah. Pada saat
tahun 1967 penyakit ini dikenal sebagai mucocutaneous lymphnode syndrome. Untuk
menghormati penemunya, maka dinamakan penyakit kawasaki. Di Indonesia, banyak di
antara kita yang belum memahami penyakit yang berbahaya ini, bahkan di kalangan
medis sekalipun. Hal inilah yang menyebabkan diagnosis acap terlambat dengan segala
konsekuensinya.
TANDA DAN GEJALA
1. Demam. Fase akut diawali dengan suhu tubuh yang mendadak tinggi, bisa mencapai
41oC. Biasanya demam bersifat turun naik, menetap selama 5 hari atau lebih, walaupun
telah diberi obat penurun demam.
2. Bercak-bercak merah di badan yang mirip seperti bercak-bercak pada campak.
3. Mata merah, tetapi tidak berair atau berlendir.
4. Bibir berwarna merah, kering, dan pecah-pecah.
5. Lidah dan selaput lendir berwarna merah stroberi (Strawberry tongue)
6. Kemerahan pada telapak tangan dan kaki, biasanya disertai dengan sedikit bengkak.
7. Pembengkakan kelenjar getah bening, biasanya pada leher, dan hanya mengenai 1 sisi.
8. Beberapa anak dapat mengeluh rasa nyeri pada sendi.
9. Tahap penyembuhan terjadi pengelupasan kulit daerah ujung jari tangan dan kaki.
Pediatrics, Kawasaki disease. Note the appearance of the hand and lips. Photo courtesy of
Sam Richardson, MD.
BAYI DENGAN KAWAZAKI