Anda di halaman 1dari 3

TAKE HOME TEST (KELAS C)

Nama: Devi Aditya Shara


NIM

: 13/348991/BI/9111

1. Sistem peredaran darah koroner

Gambar 1. Bagan peredaran (sirjukasi) darah tubuh manusia (Soeharto, 2004)


Sistem peredaran darah koroner adalah sistem sirkulasi yang menyuplai darah ke
otot jantung melalui pembuluh koroner dan kembali melalui pembuluh balik yang
kemudian menyatu serta bermuara langsung ke dalam bilik kanan (Gambar 1).
Pembuluh koroner utama dibagi menjadi right coronary artery (RCA), left coronary
artery (LCA), left anterior descending artery dan circum flex artery. Melalui sistem
peredaran darah koroner ini, otot jantung mendapatkan oksigen, nutrisi, serta zat zat
lain, agar dapat menggerakan jantung sesuai dengan fungsinya.
2. APC adalah singkatan dari Antigen-presenting cell atau sel penyaji antigen yaitu sel
sel yang menyajikan antigen yang membentuk kompleks dengan MHC pada
permukaan mereka; proses ini dikenal sebagai presentasi antigen. Sel penyaji antigen

penting untuk respon imun adaptif yang efektif. Presentasi antigen mengizinkan
spesifitas dari imunitas adaptif dan bisa berkontribusi untuk respon imun terhadap
patogen intraseluler dan ekstraseluler. Hal ini juga terlibat dalam pertahanan terhadap
tumor. Beberapa terapi kanker melibatkan APC tiruan untuk memulai sistem imun
adaptif pada sel target.
3. a. Glikolisis merupakan proses pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam
piruvat dengan menghasilkan ATP dan NADH
b. Glikogenesis proses anabolic pembentukan glikogen untuk simpanan glukosa saat
kadar gula darah menjadi tinggi (disimpan didalam hati dan otot)
c. Glikogenolisis proses ketika hati dapat menarik simpanan glikogennya untuk
memulihkan glukosa di dalam darah
d. Glukoneogenesis sintesis glukosa dari senyawa-senyawa bukan karbohidrat,
misalnya asam laktat danbeberapa asam amino
e. Lipogenesis pembentukan lemak (perubahan dari bahannmakanan bukan lemak
menjadi lemak tubuh). proses yang sederhana gula seperti glukosa menjadi asam
lemak, yang kemudian teresterifikasi dengan gliserol untuk membentuk triasilgliserol
yang dikemas dalam VLDL dan dikeluarkan dari hati.
f. Lipolisis katabolisme triasilgliserol menjadi gliserol dan asam lemak di jaringan
adipose

4.

Sistem pernapasan pada hewan reptil dibantu oleh gerakan rongga dada. Tidak seperti
sistem pernapasan pada manusia, reptil tidak meiliki sekat diafragma dan pernapasan
diatur oleh otot intercostae. Ketika otot intercostae berkontraksi rongga dada
membesar dan volume udara mengecil dan udara masuk melalui lubang hidung dan
selanjutnya diteruskan ke laring, trakea dan paru-paru. Ketika otot intercostae
berelaksasi rongga dada mengecil dan udara yang mengandung karbon dioksida akan
keluar melalui lubang hidung.
Sama seperti paru-paru hewan mamalia, dinding alveoli reptil dikelilingi pembuluh
kapiler yang berfungsi sebagai tempat pertukaran udara. Pertukaran udara terjadi di
alveoli kemudian oksigen akan diikat oleh hemoglobin dalam sel darah merah. Pada
beberapa spesies ordo Crocodilia reptil termasuk buaya, pernapasan juga dibantu oleh
otot-otot hati atau visera. Pada buaya, otot visera berhubungan langsung dengan
tulang rusuk. Pada saat otot visera berkontraksi rusuk akan bergerak ke depan dan
menghisap udara masuk ke dalam rongga dada. Gerakan pada otot visera ini sama
seperti gerakan saat menarik piston.

5. Tiga kelompok hewan dengan tipe ekskresi nitogen :


a. Hewan amonotelik contohnya Ikan
b. Hewan ureotelik contohnya Sapi
c. Hewan urikotelik contohnya Burung
6. a. Excitability (eksitabilitas) adalah kemampuan otot untuk merespon stimulus,
dimana umumnya otot, khususnya otot rangka berkontraksi sebagai akibat stimulasi
oleh saraf. Otot polos dan jantung dapat berkontraksi tanpa stimulus luar, tetapi
keduanya juga berkontraksi akibat stimulus saraf dan hormon
b.Contractility (kontraktilitas) adalah kemampuan otot untuk memendek dengan
kekuatan tertentu. Ketika otot berkontraksi, hal tersebut menyebabkan pergerakan
struktur internal otot (filamen otot) dan akan menngakibatkan tekanan pada organ dan
pembuluh darah.
c. Extensibility (ekstensibilitas) adalah dapat meregang pada panjang tertentu
dengan derajat tertentu.
d. Elasticity (elastisitas) adalah kemampuan otot untuk kembali ke kondisi semula
setelah melakukan proses meregang.

Daftar Pustaka
Soeharto, I. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Gramedia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai