Anda di halaman 1dari 2

POTENSI DARI FORAMINIFERA BENTONIK KECIL SEBAGAI INDICATOR

PALEOECOLOGI: SEBAGAI KEMAJUAN BARU


SARI
Artikel ini bertujuan untuk memperkenalkan beberapa cara yang mungkin dalam
interpretasi paleoecological dari data yang diperoleh dari studi kumpulan
foraminifera. Enam kriteria yang pertama kali diperkenalkan di Bulgaria: keragaman
indeks (Fisher-index), triangular plot untuk kumpulan struktur foraminifera
(berdasarkan tiga jenis dinding tekstur - agglutinated, porcelaneous, hialin), rasio
planktic / bentik, tau-index sebagai indikator batimetri, toleransi dari taksa
(terutama di tingkat generik) sehubungan dengan beberapa parameter lingkungan
(batimetri, suhu, salinitas, ketersediaan kalsium karbonat, kadar oksigen terlarut,
kondisi substrat, energi air), terjadinya spesies dominan dalam kaitannya dengan
keanekaragaman spesies .
Katakunci: foraminifera bentonik, interpretation paleoecology, kriteria, parameter.

Pendahuluan

Selama 4 dekade terakhir, foraminifera telah menjadi salah satu kelompok paling berguna
untuk menginterpretasi lingkungan laut purba. Dengan pembaharuan dari fauna
foraminifera selama paleogen, kumpulan orang Tethyan telah lebih dekat memperkirakan
untuk orang orang modern (terutama di level generic), yang mana memperbolehkan
menerapkan pola distribusi untuk merekonstruksi parameter paleoenvironmen dari interval
waktu. Interpretasi akan menjadi lebih berharga jika analogi dibuat antara keadaan dimana
tingkatan pada taksonomi yg lebih bawah. Bagaimanapun, kemungkinan ini pengurangan
seperti jarak waktu yang bertambah, karena pengurangan kesamaan antara komposisi
spesies modern dan kumpulan fosil
Kemanjuan terakhir pada investigasi paleoekologi kumpulan foraminifera membuat kami
memperkirakan signifikansi foraminifera bentonik di mikropaleontologi Bulgaria dan
menunjukan investigasi terhadap aspek paleoekologi, karena sampai saat ini di Bulgaria
grup ini telah berguna untuk tujuan biostratigrafi dan taksonomi saja. Artikel saat ini
bertujuan untuk memperkenalkan beberpa cara yang memungkinkan untuk interpretasi
paleoekologi dari data yang diperoleh dari ilmu komposisi berdasarkan taksonomi dan
kumpulan struktur foraminifera bentonik. Enam kriteria pertama diperkenalkan di Bulgaria.
CRITETIA

Kriteria yang biasanya berguna dalam interpretasi paleoekologi: diversity index (Fisherindex), triangular plot untuk kumpulan struktur foraminifera, plangtonik/bentonik (P/B) rasio,
tau-index untuk indicator batimetri, tolerasi dari taxa (terutama pada level generic) dengan
memperhatikan beberapa parameter lingkungan (batimetri, temperature, tingkatan
salinitas, keberadaan kalsium karbonat, tingkatan oksigen terlarut, kondisi substrat, energi
air), terjadinya spesies dominan dalam kaitannya dengan keanekaragaman spesies.

Diversity Index (Fisher-index)


Diversity index telah diperkenalkan oleh Fisher et al. (1943, in Murray, 1991). Jumlah dari
spesies mengambil peranan di antara sejumlah spesimen: jumlah spesies di antara sejumlah
spesimen:
=n1:x (1)
Dimana x adalah konstanta memiliki nilai <1, n1= N(1-x), N menjadi angka dari individu.
Untuk memfasilitasi perhitungan dapat dilihat pada grafik yang biasanya dipakai Fig.1. Nilai
rendah dari menjelaskan beberapa penyimpangan dari parameter paleoenvironmen.
Kenyataan Ini harus diingat bahwa keanekaragaman spesies dalam kumpulan fosil dapat
dipengaruhi oleh faktor taphonomical.
where x is a constant having values <1, n1=N(1-x), N being the number of individuals. To
facilitate the calculations the graph shown on Fig. 1 is usually used. Low values of suggest
some deviation from the norm of some of the paleoenvironmental parameters. It has to be
borne in mind the fact that the species diversity in fossil assemblages could be influenced by
taphonomical factors.
Triangular Plot for the Foraminiferal Assemblage Structure
It is based on three types wall textures: agglutinated, porcellaneous and hyaline,
corresponding with three suborders - Textulariina, Miliolina, Rotaliina from the
Loeblich&Tappans (1964) classification. In the revised classification (Loeblich&Tappan, 1988)
suborder Rotaliina was divided into four suborders - Spirilinina, Lagenina, Robertinina,
Rotaliina (Fig. 2);
Planktic/Benthic Ratio
With the increase of the depth the percent abundance of planktic individuals in the samples
increases. However there are exeptions very wide shelves and enclosed epicontinental seas
are characterized by low abundance of planktic forms despite the depth. With the approach
of carbonate compensation depth (CCD 35004000 m) a gradual dissolution of the calcareous tests is observed, and under this level
planktic forms are not available.

Anda mungkin juga menyukai