Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

CONTOH WIRAUSAHA YANG SUKSES


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA

: AZRIL INDRA MUDA HRP

NPM

: 1307210162

KELAS

: B3 MALAM

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA UTARA
2015

BERMULA DARI ISENG, MENJADI MARKET LEADER

Bermula dari sebuah keisengan, peranti lunak akuntansi


yang dirancang Fadil Fuad Basymeleh dan temantemannya
kemudian dijual. Responnya cukup bagus.Peranti lunak yang dilabeli Zahir itu laris manis di
pasaran. Kini, di usianya yang tergolong muda, Fadil Fuad Basymeleh, Direktur Utama PT
Zahir International sukses meraup omzet Rp 6 miliar lebih per tahun. Pria kelahiran Surabaya
6 November 1971 ini telah membuktikan, bisnis yang fokus dan inovatif akan mengantarkan
sebuah produk menjadi market leader. Bisnis sudah menjadi bagian hidup bagi Fadil muda
sejak kuliah di ITB pada 1991.
Awalnya dia terjun ke bisnis setting dan lay out. Fadil terpaksa berhenti kuliah pada
1996. Keputusan tersebut diambil setelah dia menerima kucuran kredit sebesar Rp 50 juta
dari PT. Sarana Modal Ventura. "Waktu itu saya harus fokus untuk menjalankan bisnis,
apalagi setelah mendapat tambahan modal," ujar Fadil. Pada 1997, Fadil kembali mendapat
kucuran modal senilai Rp 600 juta. Modal tersebut digunakan untuk membeli mesin cetak.
Tapi, krisis ekonomi pada 1997 telah menghempaskan bisnisnya. Pada saat itulah Fadil
berpikir, untuk bisa mendapatkan kucuran kredit, biasanya bank atau kreditor mensyaratkan
adanya laporan keuangan yang tersusun rapi. Dari situlah Fadil iseng membuat software
akuntansi yang bisa membantunya mengambil keputusan bisnis dalam waktu cepat. Peranti
lunak itu dijual kepada orang lain dan ternyata disukai. Fadil Fuad Basymeleh yang baru
berusia 26 tahun beralih ke bisnis software house.
Bermula dari Bandung
Fadil mengawali bisnis berjualan software dari Bandung Jawa Barat. Bandung dipilih
karena kebetulan dia mengenyam pendidikan di Teknik Fisika ITB. Software yang dipasarkan
Fadil sebenarnya bukan sebatas software akuntansi seperti yang sudah banyak beredar. Dia
menyebut, Zahir merupakan software untuk decision support system atau sistem pendukung
keputusan. Tapi, kata Fadil, decision support system bukan nama yang populer dan kurang
menjual. Untuk lebih mudahnya, Fadil kemudian menyebut produknya dengan software
akuntansi. Jadilah, Zahir dikenal sebagai software akuntansi seperti sekarang.
Keberhasilan Fadil, membangun merek Zahir hingga dipakai sekitar 5.000 perusahaan
butuh proses panjang. "Sukses itu bukan pada hasil, tapi pada prosesnya," ujarnya. Untuk
memenangkan persaingan pasar, Zahir terus berinovasi. Produknya terus dikembangkan
dengan layanan yang juga terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Pada 2000 lalu, kantor
Zahir berpindah dari Bandung ke Jakarta. Pindah kantor dilakukan seiring meningkatnya
bisnis penjualan software akuntansi ini. Untuk lebih mendukung aktivitas bisnisnya, pada
2002 lalu, Fadil mendirikan PT. Zahir Internasional. Sebagai pengusaha muslim, Fadil Fuad
Basymeleh menyadari, umat Islam saat ini belum optimal dalam memanfaatkan teknologi
informasi khususnya untuk menunjang bisnis mereka. Karena itulah, kata Fadil, peran TI

menjadi penting untuk saat ini. "Proses input data yang manual kan sekarang bisa
diotomatisasi. Tapi kalau penggunaan software seperti Zahir ini tidak dipopulerkan, ya kita
akan tetap tertinggal," tegasnya.
Tangan Di Atas Lebih Baik
Sebagai pebisnis, Fadil merasakan betul turun naiknya dunia usaha, termasuk ketika
krisis ekonomi melanda Indonesia pada 1997. "Sukses itu kan seberapa kuat kita bangkit
kembali setelah jatuh. Yang penting, sesudah jatuh kita harus bangkit lagi dan selalu meminta
bantuan kepada Tuhan." Itulah yang menjadikan Fadil tak pernah mundur. Dia bahkan
tertantang mengembangkan usahanya. Inovasi dan tidak mudah menyerah, telah menjadi
kunci keberhasilan Fadil dalam mengembangkan bisnis di bidang TI. Inovasi ini dibuktikan
dengan membuat perangkat lunak yang memudahkan pebisnis mengambil keputusan.
Keberanian Fadil terjun ke dunia bisnis dan menjadi pengusaha, salah satunya dimotivasi
oleh hadist yang menyatakan bahwa tangan yang di atas lebih baik ketimbang tangan di
bawah. Dengan tangan di atas, maka orang yang bersangkutan bisa beramal, bersodaqoh dan
berinfak sebanyak-banyaknya. Bukan hanya itu saja.
Baginya, menjadi pengusaha tak ubahnya menjadi pemimpin. "Islam kan
mengajarkan, setiap kamu adalah pemimpin. Kalau saya hanya jadi karyawan dan kemudian
ada teman sekantor yang berbuat maksiat, saya kan tidak punya kekuatan untuk melarang.
Tapi jika saya menjadi pemimpin maka saya bisa melarang hal itu. Kepemimpinan seseorang
benar-benar diuji ketika menjadi pengusaha. Salah satu ujiannya, apakah pengusaha
bersangkutan bisa menerapkan hukum-hukum Islam di kantornya," jelasnya. Menjadi
karyawan tentu berbeda dengan menjadi pengusaha. Bagi Fadil, menjadi pengusaha identik
dengan keleluasaan. Hal ini dirasakannya saat hendak menunaikan ibadah. Sebagai
pengusaha, Fadil selalu berharap bisa beribadah secara lebih baik. Seperti untuk shalat, maka
dia bisa memilih menjalankannya di masjid. Dengan berstatus karyawan, jelas hal itu akan
menimbulkan kerepotan tersendiri. Karena pada umumnya para karyawan terikat dengan jam
kantor.
Jadi Saudara atau Jadi Karyawan
Dirut PT. Zahir Internasional, Fadil Fuad Basymeleh punya pandangan menarik
seputar bagaimana memperlakukan karyawan. Baginya, ada dua tipe orang. Pertama, orang
yang memperlakukan dirinya sebagai karyawan, dan yang kedua adalah orang yang
memperlakukan dirinya sebagai saudara. Orang jenis pertama, kata Fadil, lebih memilih
untuk bekerja, menerima gaji dan melakukan aktivitasnya sesuai aturan. Kondisi ini
menciptakan kekakuan hubungan antara atasan dan bawahan. Atas dasar itulah, dia lebih suka
hubungan seperti saudara dan kalau bisa menjadi keluarga. "Kita punya mimpi besar
samasama. Meskipun Anda nanti mimpinya agak berbeda jauh, tapi selama perjalanan, kita
bersama. Nah di situ enak, tidak atasan-bawahan dan tidak kaku.
Kita sama-sama seperti keluarga," urainya. Namun, kata Fadil, semuanya kembali
pada pilihan karyawan. Beberapa karyawan ada yang minta dibuatkan aturan tentang lembur.
Usulan seperti ini, menunjukkan bahwa si karyawan lebih memposisikan dirinya murni
sebagai karyawan dan bukan lagi sebagai keluarga. Jika ada karyawan sakit, kata Fadil,
biasanya perusahaan akan memberikan bantuan. Jumlah bantuan ini memang berbeda-beda
tiap karyawan sesuai prestasinya. Namun perlakuan tersebut rupanya memicu rasa iri di
kalangan karyawan. Inilah yang kemudian menjadikannya mengeluarkan aturan lagi. "Kalau
sudah begini, posisinya benar-benar seperti karyawan. Sebab, kalau pemberian bantuan telat,
mereka komplain," kata Fadil. Padahal, menurut Fadil, orang-orang yang berpikiran besar
dan jauh tidak akan terlalu memperhitungkan hal-hal seperti ini. "Jadi matanya itu mata jauh.
Sekarang terlihat tidak enak di sana-sini. Yang dilihat saat ini, padahal perusahaan ini masih

berjalan untuk besar. Kita perlu orang-orang besar saat itu. Perlu jenderal-jenderal besar.
Kalau Zahir ke manamana, kita kan perlu banyak jenderal saat itu," tegasnya.
Diniatkan untuk Ibadah
Apa motivasi Fadil Fuad Basymeleh terjun ke dunia bisnis seperti sekarang?
"Ibadah," katanya lugas. Sejak kuliah di ITB Bandung, Fadil memang sudah akrab dengan
bisnis. Ini tak lepas dari keputusannya untuk nikah muda waktu itu. Sebagai suami, dia
bertanggung jawab untuk bisa memberi makan istri dan anaknya. "Kalau niatnya ibadah dan
berbuat baik pasti ada jalan dari Allah. Itu kan niat baik. Jelas kekuatankekuatan Allah yang
membantu kita. Karena niat kita kan niat baik. Kita ndak mau maksiat. Uang yang kita
hasilkan tidak untuk foya-foya bukan untuk yang ndak-ndak. Pasti Allah menolong,"
paparnya yakin. Sesuai janji yang disebutkan di Quran, kata dia, Allah pasti akan menolong
orang-orang yang beriman. Adapun orang yang berbuat dhalim pasti tidak akan beruntunng.
Menurutnya, ada banyak manfaat yang bisa dipetik dari Islam sebagai agama. "Yang
jelas niatnya jangan memanfaatkan agama untuk bisnis. Tapi, keputusan bisnis itu murni dari
kita. Juga harus berdasarkan kesadaran dari kita, bahwa kita disuruh berbuat baik. Orang
yang terbaik adalah orang yang panjang umurnya dan banyak amalnya," tegas Fadil. Untuk
memperbanyak amal ini, lanjut Fadil, seseorang bisa berkiprah sesuai keahlian yang dimiliki.
Jika orang itu penulis, maka dia bisa menulis. Kalaupun orang itu seorang ulama atau guru,
maka amal yang bisa dilakukan adalah mengajar sebanyak mungkin orang. Sebagai
pengusaha, Fadil mengaku, amal yang bisa diberikannya adalah melakukan usaha atau bisnis
yang sesuai syariat Islam.
Sedekah dan Mahabbah Kepada Orang Tua
Bersedekah dan cinta (mahabbah) pada orang tua punya arti penting bagi Fadil. Orang
yang bersedia menyedekahkan hartanya, kelak akan dibalas 7 kali lipat, 10 kali lipat, bahkan
hingga 700 kali lipat. "Dan itu janji Allah pasti ditepati. Nah tinggal kita yakin atau nggak.
Waduh kalau saya ngikutin aturan Allah, saya nggak dapat order nih. Saya nggak nyuap gak
dapat order. Kalau sudah begitu, kuat-kuatan kita yakin. Tawakkal kan itu artinya. Nah kalau
kita sudah tawakkal sudah pasti beres semua," kata Fadil. Cinta pada orang tua, lanjut Fadil,
ibarat jimat yang tidak bisa dilepaskan. Rasa cinta dan bakti kepada orang tua bisa menjadi
sumber motivasi sekaligus pembuka pintu rezeki.
"Ada hadisnya, sungguh merugi, sungguh merugi kamu punya orang tua tapi tidak
bisa membuat dia masuk surga. Ada lagi, pintunya jannah orang tua. Kalau mau
memanfaatkan pakai, kalau nggak ya sudah terserah kamu," jelas Fadil. Orang tua, tegasnya,
merupakan kunci kebahagiaan. Ini karena, doa orang tua pasti terkabul. Untuk itulah,
menyenangkan kedua orang tua hukumnya harus bagi Fadil. "Kita membantu dia sedikit saja,
pasti dia senang, walaupun nggak minta. Itu luar biasa sekali dan sudah saya buktikan. Saya
juga selalu berkomunikasi, telepon orang tua tiap hari karena jauh. Kalau lagi sakit kita bantu
berobat, kita motivasi semangat hidupnya kalau dia lagi down. Ada masalah ya kita bantu,"
jelasnya.
Kepuasan Batin, Bukan Uang
"Saya itu terlalu gampang mendengarkan orang dan mudah menerima pendapat.
Banyak pendapat yang saya masukkan ke produk Zahir," ujar Fadil Fuad Basymeleh. Karena
terlalu gampang mendengarkan pendapat orang itulah, produk software yang dirancang terus
mengalami perubahan. Semuanya demi memudahkan pengguna Zahir. Fadil mengaku, ada
kepuasan batin tersendiri jika produknya bisa memudahkan pebisnis dalam menyusun laporan
keuangan dan mengambil keputusan bisnis.

"Ada kepuasan batin, nah uang itu adalah efek samping. Uang akan datang dengan
sendirinya kalau produk Zahir bagus. Dengan memakai Zahir, pengusaha bisa melihat
langsung kinerja bisnisnya. Penggunaan softwarenya juga mudah karena dibuat dalam bahasa
Indonesia," jelas Fadil.
Pengembangan software lokal, kata Fadil, masih terbuka luas.
Sayangnya, masyarakat Indonesia masih menganggap produk software buatan luar
negeri lebih bagus daripada buatan lokal. Namun kondisi itu tak menyurutkan rencana besar
Fadil mengembangkan bisnis software akuntansi. Pengembang lokal diyakini punya peluang
untuk menciptakan berbagai aplikasi yang sesuai dengan kondisi lokal, satu hal yang tidak
bisa dipenuhi pengembang global. Segmen UKM yang menjadi bidikan produk Zahir
memang tepat. Fadil Fuad Basymeleh menghitung, di Jakarta saja paling tidak ada sekitar
700 ribu UKM yang menjalankan berbagai macam bisnis. Bila menggarap 10%-nya saja,
berarti sudah 70 ribu UKM yang memakai produk Zahir. Bila dikalkulasi, ia memperkirakan
potensi pasarnya bisa mencapai Rp 35 miliar. Terlebih lagi jika pengembangan softwarenya
disesuaikan dengan selera lokal, maka produk tersebut bakal makin kompetitif. Fadil
bermimpi akan mengikuti langkah Apple Computer dalam mengembangkan bisnis
softwarenya. Dia ingin Zahir bisa menguasai segmen pasar tertentu dengan volume penjualan
yang besar serta memiliki klien yang loyal. "Kita main di pasar perusahaan menengah kecil,
tidak untuk korporasi besar. Zahir itu hanya untuk UKM. Kalau untuk perusahaan besar
mungkin kami akan membuat brand lain," paparnya optimistis.

Anda mungkin juga menyukai