Makalah Tsunami

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian besar dari bumi adalah samudra atau lautan yang dapat mendukung kelangsungan
hidup seluruh makhluk hidup di bumi, diantara pulau-pulau yang terpisah satu dengan yang
lainnya pasti dikelilingi oleh air. Oleh karenanya pengetahuan mengenai ilmu geologi dan
oceanografis tentang samudra dan laut dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup
penghuninya termasuk manusia.
Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk
pengetahuan mengenai bencana alam yang ditimbulkan oleh gelombang pasang laut yang besar
atau tsunami dan cara memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
ruang lingkup ilmu kita masih sangat terbatas bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya. Ini
juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Kuasa,Maha Mengetahui atas segalanya
dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat terbatas ini.
Indonesia merupakan negara yang terletak di antara dua Benua yakni Asia dan Australia
dan antara dua Samudera yakni Pasifik dan Hindia sehingga menjadi zona pertemuan lempeng
dunia. Hal inilah yang menjadi penyebab kenapa Indonesia memiliki banyak gunung terutama
yang berstatus masih aktif. Setiap tahun lempeng terus bergerak aktif, saling menjauhi ataupun
saling menabrak satu sama lain dan terus terjadi dalam kurun waktu jutaan tahun.
Lempeng yang saling bertabrakan tentu saja akan ada salah satu lempeng yang kalah dan
pada akhirnya terangkat ke atas membentuk dataran tinggi dan pengunungan. Seperti contoh
lempeng/ plate India-Australia yang bergerak menabrak lempeng Eurasia 5.6 cm per tahun yang
terjadi pada pulau Sumatera, Jawa hingga Nusa Tenggara dan lempeng Pasifik yang bergerak
mendekati lempeng Philipina dan Eurasia sebesar 12 cm per tahun yang terjadi pada sekitar
pulau Papua dan kepulauan Maluku menyebabkan banyak gunung berapi di wilayah tabrakan
antar lempeng tersebut.
Ketika terdapat dua lempeng yang saling bergerak menyebabkan gesekan diantara
keduanya dan tak jarang menimbulkan gempa teknonik yang selalu terjadi tiap tahun di seluruh
wilayah Indonesia, khususnya pantai barat Sumatera, pantai selatan jawa dan Nusa tenggara
hingga sebagian besar wilayah Papua sekitarnya. Dan menurut fakta yang sering terjadi, gempa
tektonik di Indonesia terjadi pada wilayah lautan sehingga tak jarang menimbulkan potensi
Tsunami.

B. Rumusan Masalah
1

Apa tsunami itu?

Bagaimana terjadinya tsunami?

Bagaimana dampak tsunami dan persiapan menghadapi tsunami?

C. Tujuan
1

Mendeskripsikan apa tsunami itu.

Mendeskripsikan terjadinya tsunami.

Mendeskripsikan dampak tsunami dan persiapan menghadapi tsunami.

D.

Manfaat Penulisan
Agar kita mengetahui lebih dalam karakteristik dan mekanisme tsunami serta persiapan untuk
menghadapi tsunami baik dalam tahap waspada, persiapan, saat terjadi, dan setelah tsunami
terjadi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tsunami
Tsunami (berasal dari Bahasa Jepang: Tsu = pelabuhan, Nami = gelombang, secara harafiah
berarti ombak besar di pelabuhan) yang artinya adalah perpindahan badan air atau gelombang
laut yang terjadi karena adanya gangguan impulsif. Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat
adanya perubahan bentuk dasar laut yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara
vertikal dengan tiba-tiba(Pond and Pickard, 1983) atau dalam arah horizontal (Tanioka and
Satake, 1995).
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di
bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di
laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam
gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam,
gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan
kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan
demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika
mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun
ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami
bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi
karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran
gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan
genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan
tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab
tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab
tsunami. Geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai
gelombang laut seismik.
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang
badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas
gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami,
meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai
ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre
(PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini.
Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning

System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia. Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa
megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam.

B. Penyebab Tsunami
1. Skema terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadinya gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar
air atau ombak raksasa, letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke
bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah
beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung
Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara
tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang
besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut dimana gelombang terjadi,
yang kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai,
kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai
yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa
meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena
terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh
dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa
kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga
banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng
benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan
gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak
lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air
laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor
yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami
yang tingginya mencapai ratusan meter.

2.

Penyebab terjadinya tsunami


Pada jaman dahulu, banyak orang yang beranggapan bahwa tsunami merupakan salah satu wujud
gelombang pasang yang terjadi dalam skala besar, namun saat ilmu pengatahun sudah semakin
berkembang khususnya dibidang Oseanografi, anggapan tersebut terbukti keliru dan tidak sesuai
lagi. Memang secara penampakan tsunami mirip dengan gelombang pasang yakni air naik ke
daratan, namun terdapat perbedaan yang begitu mencolok yakni gelombang pasang terjadi secara
perlahan dan bertahap sehingga tidak merusak, sedangkan tsunami bersifat sebaliknya.Terdapat
beberapa faktor yang menjadi penyebab tsunami seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Gempa Bumi Bawah Laut


Penyebab tsunami yang paling umum adalah Gempa bumi bawah laut. Ia Merupakan penyebab
yang paling sering menimbulkan tsunami dengan persentase 90 persen kerjadian tsunami
disebabkan oleh terjadinya gempa yang berada dibawah samudera.Sebagai zona pertemuan
lempeng dunia, menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengalami gempa yang berpusat di
bawah laut. Namun tidak semua gempa bawah laut bisa menimbulkan tsunami.
Beberapa kriteria yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami seperti, pusat gempa yang
terletak di kedalaman 0 hingga 30 km dibawah permukaan laut. Semakin dangkal pusat gempa
maka akan semakin besar peluang munculnya tsunami hal ini disebabkan oleh getaran yang
dihasilkan akan semakin kuat. Selain itu gempa besar dengan kekuatan di atas 6.5 SR juga
menjadi pemicu, karena dengan kekuatan sebesar itu sudah mampu mempengaruhi gelombang
laut.
Kriteria selanjutnya adalah jenis persesaran gempa berjenis naik turun, sehingga akan
menimbulkan gelombang baru yang jika bergerak ke daratan bisa menghasilkan tsunami. Lebih
parah lagi jika terjadi patahan di dasar laut sehingga menyebabkan air laut turun secara
mendadak dan menjadi cikal bakal tsunami.
b. Letusan Gunung Berapi Bawah Laut atau Atas Laut
Dampak letusan gunung berapi bawah laut dapat menjadi penyebab tsunami yang sangat besar.
Tidak hanya di daratan, lautan yang begitu luas sebenarnya juga terdapat gunung berapi, yang
apabila meletus akan menimbulkan getaran yang efeknya sama dengan gempa tektonik bawah
laut tadi. Meskipun jarang terjadi namun jika sekali terjadi dapat menimbulkan tsunami. Semakin
besar skala letusan maka akan semakin besar tsunami yang dihasilkan.
Peristiwa tsunami yang paling terkenal akibat letusan gunung berapi yakni terjadi pada
tahun 1883 dimana saat itu gunung krakatau meletus dengan begitu dahsyat sehingga
menimbulkan gelombang tsunami yang menyapu bersih desa desa di pantai sekitar selat sunda.
Begitu juga dengan letusan gunung Tambora pada tahun 1815 yang menimbulkan tsunami di
daerah Jawa timur, Nusa tenggara hingga mencapai kepulauan Maluku.
Indonesia sebagai negara yang memiliki gunung berapi terbanyak sehingga dijuluki Ring
of Fire harus waspada terhadap potensi tsunami yang disebabkan oleh letusan vulkanik gunung
berapi. Terutama pada gunung yang berdekatan dengan laut seperti gunung Gamalama di
kepulauan Maluku utara dan Anak Krakatau di selat Sunda
c. Longsor Bawah Laut
Penyebab tsunami yang juga termasuk sering adalah karena longsor. Kejadian longsor tidak
hanya terjadi di daratan yang sering diberitakan selama ini. Di dasar laut sebenarnya juga
memiliki struktur yang mirip dengan daratan yakni terdapat bukit/ punggung laut dan lembah/
palung laut, serta cekungan yang dapat saja longsor dimana semakin besar volume longsoran
maka akan semakin tinggi potensi terjadi tsunami.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan munculnya longsor laut, seperti gempa
bumi tektonik dan letusan gunung bawah laut atau didaratan yang dekat dengan laut. Kedua
faktor ini tentu saja menimbulkan getaran yang memicu longsor pada struktur dasar laut. Pada
daratan pun sering terdengar peristiwa longsor yang disebabkan oleh gempa bumi.
Penyebab lainnya yaitu terjadinya tabrakan antar lempeng yang terjadi di dasar laut,
sehingga menimbulkan patahan dan longsor. Pada tahun 2008 diadakan penelitian di samudra
Hindia yang menyebutkan adanya palung laut yang membentang dari pulau Siberut hingga
pesisir pantai Bengkulu yang apabila longsor dapat menyebabkan tsunami di pantai barat
Sumatera. Tsunami yang terjadi akibat longsor disebut juga dengan tsunamic submarine
landslide.
d. Hantaman Meteor
Meskipun sangat jarang terjadi namun kekuatan tsunami yang disebabkan oleh meteor yang jatuh
ke samudera/ lautan sangatlah masif. Sepanjang sejarah peradaban manusia, belum ada
dokumentasi mengenai tsunami akibat hamtaman meteor ini. Namun berdasarkan simulasi yang
dilakukan pada komputer canggih, dampaknya merupakan paling besar jika dibandingkan
dengan tsunami yang disebabkan faktor lain.
Jika meteor nya berukuran kecil tidak terlalu berpengaruh, namun jika ukuran meteor
sangat besar, misalnya berdiameter lebih dari 1 km maka akan menimbulkan mega tsunami
dengan ketinggian gelombang ratusan meter. Dan hal ini tentu saja akan mengakibatkan
kehancuran peradaban manusia dan menyapu bersih daratan hingga ratusan kilometer dan
menenggelamkan pulau pulau kecil disekitar pusat hamtaman.
Belum lagi dampak jangka panjangnya yang mempengaruhi bumi seperti perubahan
iklim, hancurnya pertanian dunia dan kelaparan massal serta pada akhirnya menyebabkan
kematian makhluk hidup dalam skala besar. Perlu diketahui bahwa kecepatan meteor saat
menabrak bumi yaitu sekitar puluhan ribu kilometer per jam, sehingga dapat dibayangkan betapa
besar energi yang dihasilkan akibat hantaman, terlebih jika ukurannya sangat besar.

3. Rambatan Tsunami
Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada kedalaman laut. Di laut
dalam, kecepatan rambat tsunami mencapai 500 1000km per jam atau setara dengan kecepatan
pesawat terbang namun ketinggiangelombangnya hanya sekitar 1 meter.Ketika gelombang
tsunami ini sudah mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar 30 km per jam, namun
ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini sebabnya banyak orang yang sedang
berlayar di laut dalam tak menyadari adanya tsunami. Mereka baru mengetahui tsunami telah
terjadi ketikatiba di daratan dan menyaksikan kehancuran mengerikan yang disebabkan
olehtsunami.

4. Tanda-tanda akan terjadi Tsunami


Seperti pada bencana alam secara umumnya, tsunami juga memiliki tanda tanda khas yang
sebenarnya dapat dipelajari sehingga akan meminimalisir jatuhnya korban jiwa. Ada tanda tanda
yang sangat jelas namun ada pula yang samar. Tanda yang sangat jelas merupakan indikator

utama yang apabila muncul sudah dapat dipastikan bencana tsunami akan segera datang. Berikut
tanda tanda awal yang sering terjadi sebelum datangnya tsunami.

a. Diawali Dengan Terjadinya Gempa Bumi


Pemicu awal sebelum terjadinya tsunami adalah terjadinya gempa besar terutama di sekitar
pantai dan laut. Seperti yang sudah dijelaskan di atas minimal kekuatan gempa sebesar 6.5 SR
baru dapat dikategorikan sebagai tanda awal. Namun jika gempa bumi skala kecil maka tidak
perlu dihiraukan karena tidak akan menimbulkan tsunami.
b. Air Laut Yang Tiba Tiba Surut
Tanda yang paling jelas sebelum terjadinya tsunami adalah air laut yang surut secara tiba tiba.
Jika terjadi kejadian seperti ini, segera lakukan evakuasi secepatnya karena tidak lama setelah
tanda ini ,muncul tsunami datang dan menghantam daratan. Semakin jauh surutnya maka biasa
nya akan semakin kuat dan besar tsunami yang dihasilkan, meskipun surutnya air laut tidak
selalu berkaitan dengan bahaya tsunami namun perlu diwaspadai supaya tidak jatuh banyak
korban jiwa.
Sebenarnya yang menyebabkan air laut surut karena, sesaat sebelum munculnya
gelombang tsunami, permukaan laut turun secara mendadak yang disebabkan oleh gempa bumi,
longsor dan faktor lain, sehingga terdapat kekosongan ruang dan menyebabkan air laut pantai
tertarik dan ketika gelombang tsunami sudah tercipta baru kembali ke pantai dengan gelombang
yang besar.
c. Tanda Tanda Alam Yang Tidak Biasa
Seperti gerakan angin yang tidak biasa, perilaku hewan hewan yang aneh, misalnya kelelawar
yang biasanya tidur di siang hari terlihat aktif akif pada 30 menit sebelum terjadinya tsunami.
Burung burung yang terbang bergerombol yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Begitu juga
perilaku hewan hewan darat yang gelisah seperti yang terjadi di Thailand dimana sekitar satu jam
sebelum tsunami menghantam negara tersebut, diketahui gajah gajah berlarian menuju bukit
untuk menyelamatkan diri.
d. Terdengar Suara Gemuruh
Menurut pengakuan saksi mata kejadian tsunami tahun 2004 silam, sesaat sebelum datangnya
gelombang tsunami terdengar suara gemuruh keras seperti kereta yang mengangkut barang. Ada
juga yang mengatakan terdengar suara ledakan kecil dari kejauhan secara berulang ulang dan
angin yang berhembus tidak biasa.

C.

Menghadapi Tsunami

1.

Persiapan Menghadapi Tsunami

a. Mengetahui pusat informasi bencana, seperti Posko Bencana, Palang Merah Indonesia, Tim
SAR. Kenali areal rumah, sekolah, tempat kerja, atau tempat lain yang beresiko. Mengetahui
wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang beresiko terkena Tsunami.
b. Jika melakukan perjalanan ke wilayah rawan Tsunami, kenali hotel, motel, dan carilah pusat
pengungsian. Adalah penting mengetahui rute jalan keluar yang ditunjuk setelah peringatan
dikeluarkan.
c. Siapkan kotak Persediaan Pengungsian dalam suatu tempat yang mudah dibawa (ransel
punggung), di dekat pintu.
d. Siapkan peersediaan makanan dan air minum untuk pengungsian.
e. Siapkan selalu peralatan P3K lengkap.
f. Membawa barang secukupnya saja untuk keperluan pengungsian.
2. Ketika Terjadi Tsunami
a) Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas penyebaran
informasi tentang tsunami.
b) Jika hanya ada sedikit waktu sebelum dating tsunami,segera mencari pintu dan mencari jalan
keluar dari rumah atau gedung dengan segera.
c) Carilah tempat yang tinggi dan aman dari gelombang tsunami,atau mengikuti rute dan tempat
yang suah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
d) Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda berada,bila
ingin menyelamatkan harta benda carilah yang mudah dan ringan dibawa.
e) Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa
ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama.
f) Jika tsunami terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, cepat keluar dan cari tempat
yang tinggi dan aman.
3.

Setelah Terjadi Tsunami

a) Periksa kesediaan makanan. Makanan apapun yang terkena air mungkin sudah tercemar dan
harus dibuang.
b) Memberikan bantuan kepada korban luka-luka. Berikan bantuan P3K dan panggil bantuan.
Jangan pindahkan orang yang terluka, kecuali yang luka serius.
c) Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan untuk kembali ke rumah tidak
memungkinkan.
d) Pastikan keadaan sudah aman dan tidak terjadi tsunami susulan sebelum kembali
ke rumah.Bilakeadaan rumah tidak memungkinkan untuk ditempati carilah tempat tinggal yang
bisa ditempati atau kembali ke tempat pengungsian.

4. Cara penanggulangan Tsunami


Adapun cara yang dilakukan untuk penanggulangan bencana tsunami adalah :
a)

Melaksanakan evakuasi secara intensif.

b)

Melaksanakan pengelolaan pengungsi.

c)

Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.

d)

Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta pendistribusian
logistik yang diperlukan.

e)

Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.

f)

Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.

g)
h)

Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula dengan
tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.

5. Upaya Penyelamatan diri saat terjadi Tsunami


Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat. Janganlah ancaman
bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan lautan.
a. Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut secara
tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau
bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
b. Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita daripantai
telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
c. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerahyang
rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
d. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban. Jika
berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut secara tibatiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau
bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
e. Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita daripantai
telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
f. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerahyang
rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
g. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.

6. Sistem Peringatan Dini Bahaya Tsunami


Kota kota yang berada di sekitar samudera Pasifik sudah memiliki sistem keamanan terhadap
bahaya tsunami. Mereka menciptakan sebuah alarm peringatan yang akan berbunyi jika tsunami
muncul serta sudah menyiapkan skema evakuasi secara cepat dan tepat. Sebenarnya bencana
tsunami dapat diketahui sejak dini yakni dengan memasang perangkat yang berada di permukaan
dan dasar laut yang berfungsi untuk memonitor pergerakan gelombang.
Sehingga ketika terdapat gelombang laut yang tidak biasa, maka perangkat tersebut akan
mengirimkan sinyal kepada satelit yang kemudian diteruskan kepada stasiun/ badan yang
berwenang untuk segera disampaikan kepada seluruh masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah
yang akan terkena dampak tsunami tersebut.
Negara maju seperti Amerika Serikat sudah sejak lama memiliki teknologi seperti ini,
diketahui sudah mengembangkan-nya sejak tahun 1920an dan di sempurnakan pada tahun 1949
dan menghubungkannya ke jaringan data Internasional pada tahun 1965. Salah satu sistem
peringatan dini tsunami yang sudah dikembangkan AS adalah CREST Project yang telah
dipasang di pantai barat Amerika Serikat, Hawaii dan Alaska oleh NOAA, USGS dan PNSN
(Pasifik Northwest Seismograph Network).
Sementara untuk Indonesia sudah memiliki sistem peringatan dini bahaya tsunami yang
dikembangkan pemerintah dengan bantuan negara negara lain yang dinamakan dengan Indonesia
Tsunami Early System (InaTEWS). Sistem tersebut berpusat di Badan Metreologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG), Jakarta. Diharapkan sistem peringatan tsunami Indonesia tersebut dapat
memberikan 3 tingkat peringatan, dan saat ini InaTEWS sedang disempurnakan.
Sebuah perangkat peringatan dini tsunami merupakan sistem yang rumit, sehingga dalam
pembuatan dan pengembangan-nya harus melibatkan tenaga tenaga ahli sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemyampaian informasi yang dikeluarkan oleh badan berwenang. Berikut cara
kerja sistem peringatan dini tsunami:
1. Saat terjadi gempa bumi, alat seismograph akan mencatat informasi gempa seperti
kekuatan, letak koordinat, waktu terjadinya yang kemudian dikirimkan melalui satelit ke
stasiun BMKG yang ada di Jakarta.

2. Selanjutnya data gempa bumi tersebut dimasukan kedalam DSS untuk memperhitungkan
apakah gempa tersebut berpotensi tsunami atau tidak. Perhitungan yang dilakukan DSS
sudah teruji keakuratan-nya karena sebelumnya telah dilakukan jutaan skenario
modelling.
3. Hasil kalkulasi dari DSS tersebut dapat dijadikan informasi oleh BMKG yang akan
diteruskan kepada masyarakat melalui pemerintahan daerah masing masing. Dapat juga
melalui Media seperti Televisi, Fax, Email dan Radio.

D.

Historis Tsunami
Tabel Kejadian Tsunami Yang Signifikan di Indonesia
No.
Tahun
Tempat

Magnituda

Korban

1.

1883

G.Krakatau

36.000

2.

1833

Sumbar, Bengkulu, Lampung

8,8

Tak tercatat

3.

1938

Kep. Kai Banda

8,5

Tak tercatat

4.

1967

Tinambung

58

5.

1968

Tambu, Sulteng

200

6.

1977

Sumbawa

6,1

161

7.

1992

Flores

6,8

2.080

8.

1994

Banyuwangi

7,2

377

9.

1996

Toli toli

10.

1996

Biak

8,2

166

11.

2000

Banggai

7,3

50

12.

2004

Nanggroe Aceh Darussalam

250.000

BAB III PENUTUP


A.

Kesimpilan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi , tanah longsor atau letusan
gunung berapi yang terjadi di laut.
2. Terjadinya Tsunami diakibatkan oleh adanya gangguan yang menyebabkan perpindahan
sejumlah besar air meluap ke daratan, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun
meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut.
3. Dampak Tsunami sebagian besar mengakibatkan kerusakan parah dan banyak menelan korban
jiwa dan harta benda sehingga perlu adanya upaya untuk menghadapi tsunami baik dalam
keadaan waspada,persiapan,saat terjadi tsunami dan setelah terjadi tsunami.

B.

Saran

Untuk mengantisipasi datangnya tsunami yang sampai saat ini belum bisa diprediksikan dengan
tepat kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
1. Selalu waspada dan memantau dengan aktif informasi tentang bahaya tsunami dari pihak yang
berwenang terhadap adanya potensi tsunami terutama penduduk yang bermukim didekat pantai.
2. Menentukan tempat-tempat berlindung yang tinggi dan aman jika terjadi tsunami.
3. Menyediakan persediaan makanan dan air minum untuk keperluan darurat dan pengungsian.
4. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di
tempat pengungsian seperti perlengkapan P3K atau obat-obatan..

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bmg.go.id/mekanisme_tsunami [27 Oktober 2016]


http://www.etipsbali.wordpress.com/persiapan_menghadapi_tsunami. [27 Oktober 2016]
http://www.sayakasihtahu.com/peristiwa_tsunami. [27 Oktober 2016]
http://www.wikipedia.com/tsunami. [27 Oktober 2016]

Anda mungkin juga menyukai