Anda di halaman 1dari 1

Bahaya Pestisida Pada Kehamilan, Bayi, dan Anak

Pestisida yang tidak sengaja termakan oleh ibu hamil dapat menyebabkan bayi cacat lahir.
Cacat lahir seperti spina bifida, bibir sumbing, kaki pengkor, dan sindrom down bisa
diakibatkan paparan pestisida. Untuk memperkecil resiko, ibu hamil harus selektif dalam
mengkonsumsi makanan dan minuman. Paparan pestisida selama 3 bulan sebelum konsepsi
dan selama kehamilan akan meningkatkan resiko keguguran spontan pada ibu hamil. Selain
itu, bayi yang dilahirkan juga beresiko terkena leukimia dan kecerdasannya bisa terganggu.
Bila terpapar pestisida sejak kehamilan akan berpengaruh pada pembentukan janin dalam
kandungan. Residu pestisida bisa meningkatkan risiko kelainan bawaan tertentu selama
perkembangan janin. Apalagi selama perkembangannya janin belum mampu
mendetoksifikasi racun yang ada. Sementara otak dan sistem saraf sendiri masih terus
berkembang hingga anak berusia 12 tahun.
Pada anak, paparan pestisida dapat menurunkan stamina tubuh serta perhatian dan
konsentrasinya. Begitu pun memori dan koordinasi tangan mata yang terganggu, serta
semakin besar kesulitan anak dalam membuat gambar garis sederhana. Anak yang terpapar
residu pestisida sejak balita, ketika usia SD kecerdasannya akan menurun. Sebuah penelitian
yang dilakukan di Meksiko terhadap anak yang mengkonsumsi anggur disemprot pestisida
dan yang tidak disemprot pestisida, menunjukkan perbedaan kognitif yang signifikan. Jangka
panjang dari paparan pestisida secara terus menerus dalam waktu sekitar 20-30 tahun akan
terjadi perubahan hormonal dan sistem reproduksi. Pada anak laki-laki diistilahkan dengan
demasculinisation, yaitu hilangnya sifat-sifat maskulin. Sementara pada anak perempuan
disitilahkan dengan defeminisasion. Jadi anak mengalami perubahan orientasi s3ksualnya
Klorin bisa menjadi berbahaya jika dalam bentuk gas terhirup atau masuk ke tubuh manusia
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dikarenakan sifat klorin yang beracun dan
merupakan gas yang sangat reaktif.
Jika kita secara tdak sengaja menghirup gas klorin (Cl) maka akan terjadi gangguan pada sistem
pernafasan kita, baik itu berupa sesak, nyeri dada, batuk bahkan hingga retensi air dalam paru
paru dan lain sebagainya.
Pada lingkungan, klorin akan terurai ketika dicampur dengan air. Klorin mungkin juga dilepaskan
dari air kemudian masuk ke udara dalam kondisi tertentu. Karena sifatnya yang reaktif, klorin
tidak akan lama tinggal di tanah atau di dalam air. Tanaman dan hewan juga diketahui tidak
mengakumulasi klorin dalam tubuhnya.

Anda mungkin juga menyukai