SISTEM PENCERNAAN
Disusun oleh :
LINTANG RENGGANINGRUM
NIM. 1360903001
SEPTIANA KURNIA SARI
NIM. 136090300011002
FAQIHATUL ILMI
NIM. 136090300011005
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup heterotrof harus memenuhi kebutuhan energinya dengan
cara mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam
sistem pencernaan menjadi sumber energi. Secara umum, fungsi makanan bagi
makhluk hidup ada 3, yaitu :
a. Sebagai sumber energi
b. Sebagai bahan kerangka biosintesis (komponen penyusun sel dan jaringan
tubuh)
c. Nutrisi esensial yang membantu fungsi fisiologis.
Makanan juga merupakan bahan baku untuk memperbarui dan menambah
jaringan tubuh. Makanan yang ditelan tersebut, mula-mula harus dicerna atau
diuraikan secara biokimiawi menjadi molekul-molekul kecil sederhana yang dapat
diserap dari saluran cerna ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke selsel (Depkes 2004). Melalui makanan, manusia dapat memperoleh nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuhnya. Nutrisi tersebut berupa karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan garam mineral.
1.1.1 Karbohidrat
Karbohidrat terdapat dalam beras, jagung, gandum, kentang, ubi-ubian,
buah-buahan dan madu. Karbohidrat digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh.
Setiap satu gram karbohidrat dapat menghasilkan energi sekitar 4 kilokalori.
Kalau dikonversikan 1 kalori = 4,2 Joule, maka 1 gram karbohidrat menghasilkan
energi sebesar 16,8 kiloJoule. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan
dipecah menjadi molekul gula sederhana seperti glukosa. Bentuk gula sederhana
inilah yang diserap oleh tubuh. Jika manusia mengonsumsi karbohidrat melebihi
kebutuhan energi, maka karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen dan
lemak. Glikogen akan disimpan di hati dan otot. Lemak akan disimpan di sekitar
perut, ginjal dan bawah kulit. Kekurangan karbohidrat akan menyebabkan badan
lemah, kurus, semangat kerja atau belajar menurun dan daya tahan terhadap
penyakit berkurang.
1.1.2 Protein
Sumber protein dapat berasal dari hewan dan disebut protein hewani,
misalnya lemak, daging, susu, ikan, telur dan keju. Sumber protein yang berasal
dari tumbuhan disebut protein nabati. Contohnya adalah kedelai, kacang tanah dan
kacang hijau. Protein berfungsi sebagai komponen struktural dan fungsional.
Fungsi struktural berhubungan dengan fungsi pembangun tubuh dan pengganti
sel-sel yang rusak. Fungsi fungsional berkaitan dengan fungsinya sebagai
komponen proses-proses biokimia sel seperti hormon dan enzim. Selama proses
pencernaan, protein akan diubah menjadi pepton dengan bantuan enzim pepsin di
dalam lambung. Kemudian pepton akan diubah menjadi asam amino dengan
bantuan enzim tripsin di dalam usus halus. Asam amino inilah yang akan diserap
oleh tubuh. Sama seperti karbohidrat, setiap 1 gram protein dapat menghasilkan
energi sebesar 17 kiloJoule. Kekurangan protein dapat menyebabkan busung
lapar.
1.1.3 Lemak
Sumber lemak dapat berasal dari hewan dan disebut dengan lemak hewani,
misalnya lemak daging, mentega, susu, ikan basah, telur dan minyak ikan. Sumber
lemak yang berasal dari tumbuhan disebut lemak nabati. Contohnya adalah
kelapa, kemiri, kacang-kacangan dan alpukat. Lemak berfungsi sebagai cadangan
energi dan pelarut vitamin A, D, E dan K. Lemak disimpan dalam jaringan bawah
kulit. Setiap satu gram lemak dapat menghasilkan energi sekitar 9 kilokalori atau
38 kiloJoule.
1.1.4 Vitamin
Vitamin berfungsi sebagai kompenen organik enzim yang disebut sebagai
co-enzim. Terdapat dua kelompok vitamin yang larut dalam air dan lemak.
Vitamin larut dalam lemak mempunyai sifat dapat disimpan lama. Bila jumlah
yang tersedia lebih banyak dari yang diperlukan tubuh, akan disimpan di dalam
lemak dalam waktu yang cukup lama. Berbeda halnya dengan vitamin yang larut
dalam air, bila jumlahnya melebihi yang diperlukan oleh tubuh, kelebihan akan
dibuang ke luar tubuh melalui urin. Kekurangan vitamin akan menyebabkan
penyakit avitaminosis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2. 1 Organ pencernaan tampak dari sisi anterior tubuh dan lateral kiri
kepala (Syaifudin 2006)
a. Palatum keras
b. Palatum lunak
Palatum lunak terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir. Di bagian
tengahnya menggantung keluar, berbentuk seperti kerucut, yang disebut
uvula. Palatum lunak ini menjauhi nasofaring saat mengunyah.
Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah dan kelenjar air liur (saliva).
Gigi terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin. Struktur gigi terdiri atas
mahkota gigi yang terletak di atas gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi dan akar
gigi yang tertanam dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi email
yang berwarna putih. Kalsium, fluoride dan fosfat merupakan bagian penyusun
email. Untuk perkembangan dan pemeliharaan gigi yang baik, zat-zat tersebut
harus ada di dalam makanan dalam jumlah yang cukup. Akar dilapisi semen yang
melekatkan akar pada gusi (Fried 2005).
Ada tiga macam gigi manusia, yaitu gigi seri (insisor) yang berguna untuk
memotong makanan, gigi taring (caninus) untuk mengoyak makanan dan gigi
geraham (molar) untuk mengunyah makanan. Terdapat pula tiga buah kelenjar
saliva pada mulut, yaitu kelenjar parotis, sublingualis dan submandibularis.
Kelenjar saliva mengeluarkan air liur yang mengandung enzim ptialinatau
amilase, berguna untuk mengubah amilum menjadi maltosa. Pencernaan yang
dibantu oleh enzim disebut pencernaan kimiawi. Di dalam rongga mulut, lidah
menempatkan makanan di antara gigi sehingga mudah dikunyah dan bercampur
dengan air liur. Makanan ini kemudian dibentuk menjadi lembek dan bulat yang
disebut bolus. Kemudian bolus dengan bantuan lidah, didorong menuju faring.
2.1.1.1.1 Bagian-bagian Gigi
a. Puncak gigi atau mahkota gigi, yaitu bagian yang tampak dari luar
b. Leher gigi, yaitu bagian gigi yang terlindung di dalam gusi dan merupakan
batas antara mahkota dan akar gigi
c. Akar gigi, yaitu bagian gigi yang tertanam di dalam rahang
Lapisan-lapisan gigi terdiri dari email, tulang gigi, semen gigi dan rongga
gigi.
a. Email
Email merupakan lapisan yang keras pada puncak gigi. Email berfungsi
melindungi tulang gigi. Jika email rusak, maka gigi akan rusak pula.
b. Tulang gigi
Di lapisan berikutnya terdapat tulang gigi yang terbuat dari dentin. Dentin
berupa jaringan berwarna kekuningan.
c. Semen gigi
d. Rongga gigi
Di bagian dalam gigi terdapat rongga gigi atau pulpa. Rongga gigi berisi
saraf dan pembuluh darah. Lubang yang dalam pada gigi dapat mencapai rongga
gigi dan mengenai saraf sehingga menimbulkan nyeri.
2.1.1.1.3 Susunan Gigi
Gigi manusia mulai tumbuh pada bayi berumur kira-kira 6-7 bulan sampai
26 bulan. Gigi pada anak-anak disebut gigi susu atau sulung. Setelah anak
berumur 6 sampai 14 tahun, gigi susu tanggal satu persatu dan digantikan dengan
gigi tetap. Gigi tersusun berderet pada rahang atas dan bawah. Gigi susu
berjumlah 20 buah terdiri atas gigi seri 8 buah, gigi taring 4 buah dan gigi
geraham 8 buah. Gigi tetap pada orang dewasa berjumlah 32 buah yang terdiri
dari gigi seri 8 buah, gigi taring 4 buah, gigi geraham depan 8 buah dan gigi
geraham belakang 12 buah.
2.1.1.2 Lidah
Lidah berguna untuk membantu mengatur letak makanan di dalam mulut
dan mendorong makanan masuk ke kerongkongan. Selain itu lidah juga berfungsi
untuk mengecap atau merasakan makanan. Pada lidah terdapat daerah-daerah
yang lebih peka terhadap rasa-rasa tertentu, seperti asin, asam, manis dan pahit.
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir. Kerja otot lidah
ini dapat digerakkan ke seluruh arah (Pearce 2010).
Pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi untuk
menutup jalan napas pada waktu menelan makanan, supaya makanan tidak masuk
ke jalan napas.
a. Elektrolit
b. Enzim pencernaan
: Amilase
c. Protein
d. Sisa metabolit
a. Membersihkan mulut
a. Kelenjar Parotis
Letaknya di bawah depan dari telinga di antara prosesus mastoid kiri dan
kanan os mandibular, duktusnya duktus stensoni. Duktus ini keluar dari
glandula parotis menuju rongga mulut melalui pipi (muskulus buksinator)
b. Kelenjar Submaksilaris
c. Kelenjar Sublingualis
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut
histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian :
a. Plastisitas,
yang
mengacu
pada
kemampuan
otot
polos
dalam
a. Lendir
Fungsi
Mengaktifkan pepsinogen menjadi
pepsin. Sebagai disinfektan, serta
merangsang pengeluaran hormon
sekretin dan kolesistokinin pada
Lipase
usus halus
Memecah lemak
menjadi
asam
Mukus
Usus halus (intestinum tenue) terletak di antara lambung dan usus besar.
Usus halus berdiameter sekitar 2,5 cm dan memiliki panjang sekitar 6 meter.
Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari
pilorus sampai katup ileosekal. Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah rongga
abdomen (Campbell 2008).
Dinding usus halus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat
yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan
makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari (Betz 2009) :
Di usus halus terdapat susunan yang sangat rapat dari kelenjar mukus
campuran, yang disebut kelenjar brunner. Kelenjar ini menyekresi mukus yang
alkalis dalam jumlah besar. Fungsi dari mukus yang disekresikan oleh kelenjar
brunner adalah untuk melindungi dinding duodenum dari pencernaan oleh getah
lambung yang sangat asam, yang keluar dari lambung (Kowalak 2003).
Menguraikan
Fungsi
disakarida
menjadi
monosakarida
Erepsin yang belum aktif yang akan
diubah
menjadi
mengubah
Hormon sekretin
amino
Merangsang
pepton
erepsin.
Erepsin
menjadi
kelenjar
asam
pankreas
Bila sekresi usus halus dikumpulkan tanpa serpihan sel, sekresi ini hampir
tidak mengandung enzim. Enterosit mukosa, terutama yang menutupi vili,
mengandung enzim pencernaan yang mencerna zat-zat makanan khusus ketika
makanan diabsorbsi melalui epitel. Enzim-enzim ini adalah sebagai berikut
(Kowalak 2003) :
Pada puncaknya jerat ini tetap berhubungan dengan kandung telur melalui
duktus vitellinus yang sempit.
Yeyenum
Ileum (sebahagian)
Caecum
Appendix
Colon ascenden
Perbatasan antara bagian cranial dan caudal jerat ususk: ductus vitelinus
tetap ada pada orang dewasa yang dikenal sebagai :
Hernia phisiology
Dengan
perantaraan
lipatan
peritoneum
yang
berbentuk
kipas
Usus halus memiliki dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi
bahan-bahan nutrisi, air, elektrolit dan mineral. Fungsi usus halus lainnya adalah
sebagai penghasil gerakan peristaltik, penyekresi getah usus, pencernaan
karbohidrat, protein dan lemak secara kimia di dalam enterosit vili, perlindungan
terhadap infeksi oleh mikroba yang telah bertahan dari kerja antimikroba asam
hidroklorida, melalui folikel limfe tunggal dan folikel limfe agregat, sekresi
hormone kolesistokinin (CCK) dan sekretin, serta absorbsi nutrient.
lipid
terutama
lipase
pankreas dan empedu. Pada manusia, sebagian besar absorpsi lipid terjadi dalam
duodenum dan jejunum bagian atas. Asam-asam amino dan monosakarida yang
berasal dari pencernaan protein dan karbohidrat diabsorpsi olah sel-sel epitel
oleh transport aktif tanpa korelasi morfologis yang dapat dilihat. Proses lain
yang mungkin penting akan fungsi usus halus adalah pergerakan berirama vili. Ini
akibat kontraksi dari 2 sistem sel yang terpisah. Sel-sel otot polos berjalan vertikal
antara muskularis murkosae dan ujung vili dapat berkontrkasi dan memperpendek
villi (Scanlon 2006).
dari
kelompok
lemak,
pertama-tama
akan
dilarutkan
(diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiranbutiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh
enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol
kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh
limfe.
2.1.6 Usus Besar
Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar
5 kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalisani. Diameter
usus besar lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5
cm), tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil. Lapisan-lapisan usus
besar dari dalam ke luar adalah selaput lendir, lapisan otot yang memanjang, dan
jaringan ikat. Ukurannya lebih besar daripada usus halus, mukosanya lebih halus
daripada usus halus dan tidak memiliki vili. Serabut otot longitudinal dalam
muskulus ekterna membentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi
kantong-kantong besar yang disebut dengan haustra. Di bagian bawah terdapat
katup ileosekal yaitu katup antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup
dan akan terbuka untuk merespon gelombang peristaltik sehingga memungkinkan
kimus cair mengalir sebanyak 500 ml-1000 ml per hari dan berfungsi untuk
mencegah makanan kembali ke usus halus (Scanlon 2006).
Isi usus yg disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak
dapat dicerna (misalnya : selulosa), komponen empedu yang tidak dapat diserap
dan sisa cairan. Bahan-bahan ini membentuk sebagian besar feses dan membantu
mempertahankan pengeluaran tinja secara teratur karena berperan menentukan
volume isi usus besar (Campbell 2008).
melekat pada ujung sekum. Apendiks vermiform, suatu tabung buntu yang sempit
yang berisi jaringan limfoit, menonjol dari ujung sekum.
2.1.6.1.2 Kolon
Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon
memiliki tiga divisi :
i. Kolon ascenden
fleksura hepatika
2.1.6.1.3 Rektum
Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 1213 cm. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian
rektum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rektum mengatur
pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada dua
yaitu otot polos dan otot lurik.
Mukosa yang melapisi usus besar banyak mengandung sel-sel goblet yang
mensekresi mukus. Tidak ada enzim yang disekresi oleh mukosa dan protein serta
lemak tidak dapat diserap oleh usus besar. Usus besar mengandung sekelompok
bakteria saprofit dan nonsaprofit. Bakteri ini mencegah pertumbuhan strain
bakteri yang berbahaya dan mungkin juga terlibat dalam sintesis vitamin B.
Perlindungan terhadap bakteri juga diberikan oleh nodulus limfoid dalam
submukosa.
Air dan garam terutama garam kalium, diserap sepanjang usus besar. Oleh
karenanya feses menjadi lebih keras dengan makin dekatnya ke arah rektum.
Komposisi feses itu sendiri adalah sebagai berikut :
Lekosit
Pigmen empedu
(Scanlon 2006).
Pada usus besar terdapat usus buntu atau Apendiks. Dimana apendiks
organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-15), dan
berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di
bagian distal. Namun demikian, pada bayi, apendiks berbentuk kerucut, lebar pada
pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya. Keadaan ini mungkin menjadi sebab
rendahnya insidens apendisitis pada usia itu.
pembuluh darah dan kelenjar limfe. Bagian paling luar apendiks ditutupi oleh
lamina serosa yang berjalan pembuluh darah besar yang berlanjut ke dalam
mesoapendiks. Bila letak apendiks retrosekal, maka tidak tertutup oleh peritoneum
viserale.
tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk apendiks, ialah IgA.
jumlah jaringan limfe di sini kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlahnya di
Colon ascendens
Sigmoid
Rectum
Bagian atas canalis analis berasal dari entoderm dan didarahi oleh
A.mesenterica inferior
Bagian bawah (1/3 bawah) berasal dari ektoderm dan didarahi oleh
A.pudenda interna
(Sadler 2009).
Pankreas
tersusun
atas
bagian
eksokrin
dan
endokrin.
Bagian
endokrin terdiri atas pulau Langerhans, dan bagian eksokrin terdiri atas kelenjar
asiner, maka disebut bagian asini pankreas. Sel asiner pankreas merupakan sel
serosa, dan memiliki sifat mensintesis protein. Setelah disintesis dalam bagian
basal sel, maka proenzim selanjutnya meninggalkan retikulum endoplasma
kasar dan masuk apparatus Golgi. Proenzim-proenzim tersebut dikumpulkan
dalam vesikel-vesikel sekresi yang disebut sebagai granula prozimogen. Granula
sekresi
yang
matang
(granula
zimogen),
melekat pada
membran
dan
terkumpul pada bagian apical (ujung) sel. Bagian eksokrin pankreas manusia
mensekresikan (Sherwood 2007) :
1. Air
2. Ion-ion : bikarbonat
Dibentuk oleh:
10 % dari kasus kedua saluran gagal bersatu dan susunan ganda tetap
dipertahankan
Pulau-pulau langerhans
(Sadler 2009)
2.1.8 Hati
Hati (bahasa Yunani : hpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh,
terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma.
Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini
dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa
yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea dan asam urat dengan
memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh
hati disebut proses detoksifikasi (Scanlon 2006).
asam
amino
melibatkan
beberapa
proses
suatu
dengan bilirubin,
enzim
yang
menyebabkan
mengkonyugasi
konyugasi
asam
beberapa
merupakan
hepatosit
hepotosit dari konyugasi asam kolat dengan asam amino glisin dan
taurin,
dihasilkan
disintesis
dari
asam
kolesterol.
glikokolat
dan taurokolat.
Asam-asam
Asam
kolat
(tidak
larut
dalam
air)
dikonyugasi
dengan
asam
Tunas hati terdiri atas berkas-berkas sel yang berproliferasi dengan cepat
dan menempus septum transversum yaitu lempeng mesoderm
(Sadler 2009).
2.1.9 Kandung empedu
Kandung empedu merupakan sakus (kantong) yang berbentuk buah pir
dan melekat pada permukaan posterior hati oleh jaringan ikat. Kandung empedu
memiliki fundus atau ujung yang memanjang, badan atau bagian utama dan leher
yang bersambung dengan duktus sistikus. Kandung empedu memiliki lapisan
jaringan seperti struktur dasar saluran cerna dengan beberapa modifikasi, adalah
sebagai berikut (Campbell 2008) :
a. Lapisan mukosa yang terdiri dari atas epitel toraks dan lamina propria.
Lapisan mukosa mempunyai lipatan-lipatan yang khususnya nyata
pada kandung empedu yang kosong. Mikrovili sering terdapat pada
daerah apikal. Dekat duktus sistikus, epitel mengalami invaginasi ke
dalam lamina propria, membentuk kelenjar tubulo-asiner dengan lumen
yang luas. Sel-sel kelenjar ini mempunyai sifat sel yang mengsekresi
mukus dan bertanggung jawab akan pembentukan mukus yang terdapat
dalam empedu
tipis dan
tidak
teratur. Lapisan
jaringan
d. Membran mukosa.
(Taqwim 2011)
(Bima 2013)
peradangan. Gejala dari radang kerongkongan berupa perasaan terbakar dan perih
di belakang tulang dada karena luka mukosa bersentuhan dengan makanan atau
minuman yang merangsang (alkohol, minuman bersoda). Perasaan asam atau
pahit di mulut akibat mengalirnya kembali isi lambung. Tindakan pertama untuk
mengatasinya adalah dengan meninggikan kepala 10-15cm sewaktu tidur.
Penyakit esofagitis ini dapat memicu timbulnya kanker kerongkongan.
2.3.5 Maag
Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding
lambung, mual, muntah dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan
meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu karena pikiran tegang, pola
makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.
Penyakit maag dibagi menjadi dua jenis yaitu maag akut dan maag kronis.
Maag kronis merupakan penyakit lambung yang disebabkan oleh infeksi bakteri
yaitu jenis bakteri Helicobakter Pylori. Bakteri ini bisa memicu borok pada
lambung, pada keadaan ini kita harus waspada karena tukak lambung bisa memicu
penyait kanker lambung, sedangkan maag akut merupakan penyakit maag yang
disebabkan beberapa faktor di antaranya faktor stres, pola makan yang tidak
teratur, minuman beralkohol, atau zat-zat kimia tertentu dan bisa juga karena
mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas atau asam.
Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau
kolon. Fases penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita
memakan makanan yang mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan
peristaltik dalam usus tidak terkontrol, sehingga laju makanan meningkat dan usus
tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur
dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk
pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding
usus besar.
mungkin
juga
mengalami
gejala
ikutan
seperti
2.3.10 Konstipasi
Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan sembelit adalah
keadaan yang dialami seseoang dengan gejala feses mengeras sehingga susah
dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisa makanan.
Akibatnya, feses kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan
buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karena kurangnya
penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu, banyak
memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat
mencegah gangguan ini.
2.3.11 Hemoroid/Wasir/Ambeyen
2.3.12 Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati.
Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan. Penyakit hepatitis
dibagi menjadi:
Malnutrisi
yaitu
penyakit
yang
disebabkan
oleh
terganggunya
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Adapun beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam penulisan makalah ini antara
lain :
DAFTAR PUSTAKA
Betz (2009). Buku Saku Keperawatan Pediatrik Edisi 5. Jakarta, Buku Kedokteran
EGC.
Kus, I. (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta, Yrama Widia.
Scanlon, V. C. (2006). Buku Ajar Anatomi & Fisiologi Edisi ke-3. Jakarta, Buku
Kedokteran EGC.
Sudoyo, A. W. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta, Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.