Anda di halaman 1dari 20

Sistem Pemerintahan

Posted on 4 September 2014 by belasejarah


Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi, suatu
himpunan atau perpaduan ha-hal atau bagian yang membentuk suatu kebulatan atau
keseluruhan yang kompleks. Di dalam sistem ada komponen yang terhubung dan mempunyai
fungsi masing-masing terhubung menjadi sistem menurut pola. Sistem merupakan susunan
pandangan, teori, asas yang teratur. Sistem adalah metode.
Prinsipnya, pada tiap sistem selalu terdiri dari empat elemen:

Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, maupun variabel. Ia dapat benda fisik,
abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut

Lingkungan, tempat di mana sistem berada.

Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.

Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.

Syarat-syarat sistem :

Sistem wajib dibuat untuk mengatasi masalah.

Unsur dasar dari proses ( energi, arus informasi dan material) lebih penting dari pada
elemen sistem.

Terdapat hubungan diantara elemen sistem.

Elemen sistem harus memiliki rencana yang ditetapkan.

Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.

Berkaitan dengan pemerintahan, sistem berarti susunan yang teratur dari pandangan, teori,
atau asas tentang pemerintahan negara. (sumber ; http://sistem-pemerintahanindonesia.blogspot.com/2013/12/sistem-pemerintahan.html )

PENGERTIAN PEMERINTAHAN
1. Dalam arti luas : Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh
badab legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suaru negara dalam mencapai tujuan
negara.
2. Dalam arti sempit : Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh
badan eksekutif beserta jajarannya dalam mencapai tujuan negara.

1.

Menurut Utrecht ada 3 pengertian :

2. Pemerintahan adalah gabungan dari semua badan kenegaraan yang memiliki


kekuasaan untuk memerintah (legislatif,Eksekutif, Yudikatif).
3. Pemerintahan adalah gabungan badan-badan kenegaraan tertinggi yang memiliki
kekuasaan memerintah (Presiden, Raja, Yang dipertuan Agung).
4. Pemerintahan dalam arti kepala negara (Presiden) bersama kabinetnya.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia pemerintahan berarti :


1. Proses, cara, perbuatan memerintah.
2. Segala urusan yang dilakukan negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat
dan kepentingan negara. (sumber ; http://halil-materipkn.blogspot.com/2009/08/bab2-sistem-pemerintahan_30.html )

SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER


Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan
penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat
perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Sistem parlemen dapat memiliki seorang
presiden dan seorang perdana menteri yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan.
Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari dukungan
secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering dikemukakan
melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas
antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari beberapa yang merasa
kurangnya pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik
kepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensiil, karena kefleksibilitasannya
dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering mengarah ke
pemerintahan yang kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar Jerman dan Republik
Keempat Perancis. Sistem parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala
pemerintahan dan kepala negara, dengan kepala pemerintahan adalah perdana menteri, dan
kepala negara ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit atau seremonial. Namun beberapa
sistem parlemen juga memiliki seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala
negara, memberikan keseimbangan dalam sistem ini.
Dalam sistem pemerintahan parlementer, dengan beberapa ciri utama: Pertama, ada dua
kelembagaan eksekutif, yaitu eksekutif yang menjalankan dan bertanggung jawab atas

penyelenggaraan pemerintahan, dan eksekutif yang tidak dapat dimintai pertanggungjawaban


atas penyelenggaraan pemerintahan. Eksekutif pertama ada di tangan kabinet atau dewan
menteri sedangkan eksekutif kedua ada di tangan kepala negara, yaitu raja bagi negara yang
berbentuk kerajaan dan presiden bagi negara yang berbentuk republik.
Ciri-ciri dari sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut :
1. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih
langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar
sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.
2. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan
pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki
peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.
3. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai
pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan
kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana
menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari
parlemen.
4. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat
dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu
parlemen dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan
mosi tidak percaya kepada kabinet.
5. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan
adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara
republik atau raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak memiliki
kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan
negara.
6. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas
saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan
pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen baru.
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:

Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan
legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.

Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public jelas.

Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet
menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :

Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan


parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.

Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bias ditentukan berakhir
sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet
adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka
yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.

Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman


mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk
menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL


Dalam sistem pemerintahan presidensial, badan eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan
yang independen. Kedua badan tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam
sistem pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara terpisah.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini ciri-ciri, kelebihan serta kekurangan dari sistem
pemerintahan presidensial.
Ciri-ciri dari sistem pemerintaha presidensial adalah sebagai berikut.
1. Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih
langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis.
2. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada
presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.
3. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden
tidak dipilih oleh parlemen.
4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.
5. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota
parlemen dipilih oleh rakyat.
6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :

Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.

Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya,
masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Indonesia
adalah lima tahun.

Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.

Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi
oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial :

Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat


menciptakan kekuasaan mutlak.

Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.

Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara


eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan
waktu yang lama.

(sumber ; http://kelompokstekpi.wordpress.com/2011/05/02/sistem-pemerintahanparlementer-dan-presidensial/ )
Sistem Pemerintahan Indonesia
1. Tahun 1945-1949
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Semula sistem pemerintahan yang digunakan adalah presidensial tetapi sebab kedatangan
sekutu(agresi militer) dan berdasarkan Maklumat Presiden no X tanggal 16 November 1945
terjadi pembagian kekusaaan dimana kekuasaan eksekutif dipegang oleh Perdana Menteri
maka sistem pemerintahan indonesia menjadi Sistem Pemerintahan Parlementer.
2. Tahun 1949-1950
Sistem Pemerintahan : Quasy Parlementer
Bentuk pemerintahan Indonesia saat itu adalah serikat dengan konstitusi RIS sehingga sistem
pemerintahan yang digunakan adalah parlementer. Namun karena tidak seluruhnya diterapkan
maka Sistem Pemerintahan saat itu disebut Quasy Parlementer
3. Tahun 1950-1959
Sistem Pemerintahan: Parlementer
4. Tahun 1959-1966

Sistem Pemerintahan: Presidensial


Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 yang isinya
1. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.
2. Pembubaran Badan Konstitusional
3. Membentuk DPR sementara dan DPA sementara
4. Tahun 1966-1998
Sistem Pemerintahan: Presidensial (sumber ; http://sistempemerintahanindonesia.blogspot.com/2013/03/sistem-pemerintahan-indonesia.html )

Sistem Pemerintahan Indonesia


Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1
UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan
hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk
pemerintahannya adalah republik.
Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.
Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Dengan demikian,
sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Apa yang
dimaksud dengan sistem pemerintahan presidensial? Untuk mengetahuinya, terlebih dahulu
dibahas mengenai sistem pemerintahan.
9. Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensiil. Namun dalam prakteknya banyak bagian-bagian dari sistem
pemerintahan parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia.
Sehingga secara singkat bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan i
Indonesia adalah sistem pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan
antara sistem pemerintahan presidensiil dengan sistem pemerintahan parlementer.
Apalagi bila dirunut dari sejarahnya, Indonesia mengalami beberapa kali perubahan
sistem pemerintahan. Indonesia pernah menganut sistem kabinet parlementer pada
tahun 1945 1949. kemudian pada rentang waktu tahun 1949 1950, Indonesia
menganut sistem pemerintahan parlementer yang semu. Pada tahun 1950 1959,
Indonesia masih menganut sistem pemerintahan parlementer dengan demokrasi liberal
yang masih bersifat semu. Sedangkan pada tahun 1959 1966, Indonesia menganut
sistem pemerintahan secara demokrasi terpimpin. Perubahan dalam sistem
pemerintahan tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Karena terjadi perbedaan
pelaksanaan sistem pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum UUD 1945

diamandemen dan setelah terjadi amandemen UUD 1945 pada tahun 1999 2002.
Berikut ini adalah perbedaan sistem pemerintahan sebelum terjadi amandemen dan
setelah terjadi amandemen pada UUD 1945 :Sebelum terjadi amandemen :

MPR menerima kekuasaan tertinggi dari rakyat

Presiden sebagai kepala penyelenggara pemerintahan

DPR berperan sebagai pembuat Undang Undang

BPK berperan sebagai badan pengaudit keuangan

DPA berfungsi sebagai pemberi saran/pertimbangan kepada presiden / pemerintahan

MA berperan sebagai lembaga pengadilan dan penguki aturan yang diterbitkan


pemerintah.

Setelah terjadi amandemen :

Kekuasaan legislatif lebih dominan

Presiden tidak dapat membubarkan DPR

Rakyat memilih secara langsung presiden dan wakil presiden

MPR tidak berperan sebagai lembaga tertinggi lagi

Anggota MPR terdiri dari seluruh anggota DPR ditambah anggota DPD yang dipilih
secar langsung oleh rakyat

Dalam sistem pemerintahaan presidensiil yang dianut di Indonesia, pengaruh rakyat terhadap
kebijaksanaan politik kurang menjadi perhatian. Selain itu, pengawasan rakyat terhadap
pemerintahan juga kura begitu berpengaruh karena pada dasarnya terjadi kecenderungan
terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan yang ada di tangan presiden. Selain itu,
terlalu sering terjadi pergantian pejabat di kabinet karena presiden mempunyai hak prerogatif
untuk melakukan itu.

a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum


Diamandemen.
Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
2. Sistem Konstitusional.

3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.


4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab
kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut
UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan
semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem
pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga
kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut
dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat.
Karena itu tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden
sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan
yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan
seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang
kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik
dan pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan
sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih
banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang didapatkanya.
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem
pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional
atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan
bahwa konstitusi negara itu berisi
1. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,
2. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau
amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang
bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari
yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat
kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah
diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini.

b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah


Diamandemen
Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum
diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen
keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945
dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang

baru. Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya
Pemilu 2004.
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR.
DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer
dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam
sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia
adalah sebagai berikut;
1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR
tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.
2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari
DPR.
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan
dari DPR.
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang
dan hak budget (anggaran)
Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal
itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru
tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral, mekanisme cheks
and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan
pengawasan dan fungsi anggaran.
Dengan demikian, sistem pemerintahan suatu negara dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan atau type yang dapat diadopsi menjadi bagian dari sistem pemerintahan negara
lain. Amerika Serikat john Inggris masing-masing telah mampu membuktikan diri sebagai
negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial john parlementer seara excellent.

Sistem pemerintahan dari kedua negara tersebut selanjutnya banyak ditiru oleh negara-negara
lain di dunia yang tentunya disesuaikan dengan negara yang bersangkutan. (sumber ;

A.Pengertian Wrga Negara dan kewarganegaraan


Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu
(secara khusus negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan
politik. Seseorang dengan keanggotaan yng demikian disebut warga negara.seorang warga
negara berhak memiliki paspor dari negara yang dianggotainya.
Kewarganegaraan merupakan bagian dari onsep kewargaan. Di dalam pengertian ini
warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagai warga kota atau kabupaten, karena keduanya
merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah, kewarganegaraan ini menjadi penting,
karena masing-masing satuan politik akan memberikan hak ( biasanya sosial) yang berbedabeda bagi warganya.
Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangssaan ( nationality). Yang
membedakan adalah hak-hak untukaktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan untuk
memiliki kebangsaan tanpa menjadi warga negara( contoh secara hukum merupakan subyek
suatu negara dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki hak berpartisipasi dalam politik).
Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi anggota dari suatu bangsa.
Di bawah ini teori kontrak sosial status kewarganegaraan memiliki implikasi hak dan
kewajiban. Dalam filosofi kewarganegaraan aktif seorang waga negara diisyaratkan untuk
menyumbangkan kemampuanya bagi perbaikan komunitas melalui partisipasi ekonomi,
layanan publik, kerja sukarela,dan berbagai kegiatan lainya.
Warga negara diartikan sebagai orang-orang yang menjadi bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan
kedudukannya sebagaiorang merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara
karena warga negara mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari suatu negara, yakni
peserta darisuatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama. Untuk itu, setiap
warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum. Semua warga negara memiliki
kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab.
Beberapa pengertian warga negara :
Warga Negara adalah orang yang terkait dengan sistem hukum Negara dan mendapat
perlindungan Negara.
Warga Negara secara umum ada Anggota suatu negara yang mempunyai keterikatan timbal
balik dengan negaranya.
Warga negara adalah orang yg tinggal di dalam sebuah negara dan mengakui semua
peraturan yg terkandung di dalam negara tersebut.
Warga Negara Indonesia menurut Pasal 26 UUD 1945 adalah : Orang-orang bangsa
Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan Undang-undang sebagai warga Negara.
B.Asas asas Kewarganegaraan
1.Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Keturunan dan Kelahiran

Asas keturunan asas keturunan ( lus sanguinnis ) adalah penentuan status kewarganegaraan
berdasarkan daerah atau keturunan. Asas ini menetapkan seseorang memperoleh
kewarganegaraan suatu negara apabila orang tuanya berstatus warga negara dari negara
tersebut; apabila seseorang lahir di Indonesia tetapi orang tuanya berkewarganegaraan asing,
ia memperoleh status kewarganegaraan berdasarkan dari orang tuanya.
Asas kelahiran ( lus soli ) adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau
daerah kelahiran seseorang; artinya, apabila seseorang lahir disuatu wilayah negara, maka ia
berhak mendapatkan status waraga negara tersebut.
2.Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Perkawinan

Asas kesatuan hukum


Asas kewarganegaraan yang diperoleh atas adanya pemahaman dan komitmen yang sama
dari suami dan istri untuk menjalankan hukum yang sama.

Asas persamaan derajat


Asas yang menentukan bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status
kewarganegaraan pihak masing masing. Oleh karena itu, suami ataupun istri dapat memiliki
kewarganegaraan asal.
3.Unsur Dan Persoalan Kewarganegaraan
Merujuk kepada asas asas kewarganegaraan di atas, dapatlah dikemukakan unsur unsur
yang menentukan status kewarganegaraan seseorang, meliputi :

.Unsur darah atau keturunan ( ius sanguinis )


Kewarganegaraan yang diperoleh atas kewarganegaraan dari orang tua yang melahirkan. Bila
orang tua berkewarganegaraan Indonesia maka anaknya adalah warga negara Indonesia.
Unsur ini telah berlaku dalam system kesukuan sejak dahulu, dan sekarang berlaku
diantaranya di Inggris, Amerika Serikat, Perancis, Jepang, dan Indonesia.

Unsur daerah tempat lahir ( ius soli )


Kewarganegaraan yang diperoleh atas dasar daerah kelahiran dari orang tua yang melahirkan.
Bila orang dilahirkan di wilayah hukum Indonesia, maka ia berhak menjadi warga negara
Indonesia, kecuali korps diplomatik, dan tentara asing yang sedang menjalani ikatan dinas.
Unsur ini berlaku di antaranya di Inggris, Amerika Serikat, Perancis dan Indonesia. Unsur ini
tidak berlaku di Jepang karena harus membuktikan bahwa orang tuanya berkebangsaan
Jepang.
C.Ketentuan Menjadi WNI sesuai UU NO 12 Tahun 2006

Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang


Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga Negara
Indonesia (WNI) adalah
1.setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI.
2.anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.
3.anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara
asing (WNA), atau sebaliknya.
4.anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak
memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut.
5. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI.
6.anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.
D.Hak Kewajiban serta Tanggung Jawab Warga Negara dan perananya :
Hak warga negara indonesia meliputi :
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum
2.
3.

Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam

pemerintahan
4.

Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan

kepercayaan masing-masing yang dipercayai


5.
6.

Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran


Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau

nkri dari serangan musuh


7.

Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul

mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku
Kewajiban Warga Negara Indonesia meliputi :
1.

Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,

mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh


2.

Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh

pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)


3.

Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan

pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya

4.

Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang

berlaku di wilayah negara indonesia


5.

Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa

agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik

Tanggung jawab sebagai warga negara indonesia meliputi :


Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk memudahkan anggotanya
(rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya. Keinginan bersama ini dirumuskan
dalam suatu dokumen yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan
cita-cita bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi merupakan dokumen hukum
tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola.
Konstitusi di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar.
Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk mencapai
kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling kongkrit pertemuan
negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan negara pada
rakyat. Terutama sesungguhnya adalah bagaimana negara memberi pelayanan kepada rakyat
secara keseluruhan, fungsi pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa aman. Negara
menjalankan fungsi pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasa
bahwa tidak ada ancaman dalam kehidupannya. Dalam perkembangannya banyak negara
memiliki kerajang layanan yang berbeda bagi warganya.
Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara, atau hukum, baik
yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam Konstitusi maupun untuk
menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau keinginan masyarakat, semua kebijakan
ini tercantum dalam suatu Undang-Undang. Pengambilan keputusan dalam proses
pembentukan Undang-Undang haruslah dilakukan secara demokratis, yakni menghormati hak
tiap orang untuk terlibat dalam pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti
juga dalam organisasi biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat banyak.
Dalam suatu negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan rakyat banyak ini
dipilih secara demokratis pula.
Setiap_negara_memiliki_sistem_untuk_menjalankan kehidupan
permerintahannya. Sistem tersebut adalahsistem pemerintahan. Ada

beberapa_macam_sistem pemerintahan di dunia ini seperti presidensial dan


parlementer.
Kedua sistem pemerintahan yang ada dan berkembang saat ini tak lepas dari
kelebihan-kelebihan dan juga berbagai kekurangan. Setiap negara harus
memahami karakteristik negaranya sebelum menerapkan sistem pemerintahan
agar dalam penyelenggaraan pemerintahan tidak menemui hambatan-hambatan
yang besar.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer

Pengaruh rakyat terhadap politik yang dijalankan sangat besar sehingga suara
rakyat sangat didengarkan oleh parlemen

Dengan adanya parlemen sebagai perwakilan rakyat maka pengawasan


pemerintah dapat berjalan dengan baik

Pembuat kebijakan bisa ditangani secara cepat sebab gambang terjadi


penyesuaian pendapat antara eksekutif & legislatif. Hal ini disebabkan kekuasaan
eksekutif & legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.

Sistem

pertanggungjawaban

dalam

pembuatan

dan

juga

pelaksanaan

kebijakan publik sangat jelas.

Kelemahan Sistem Pemerintahan Parlementer

Kabinet sering dibubarkan karena mendapatkan mosi tidak percaya Parlemen

Keberhasilan sangat sulit dicapai jika partai di negara tersebut sangat banyak(
banyak suara).

Parlemen

menjadi

tempat

kaderisasi

bagi

jabatan-jabatan

eksekutif.

Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal


penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial

Menteri tidak dapat di jatuhkan Parlemen karena bertanggung jawab kepada


presiden.

Pemerintah dapat leluasa waktu karena tidak ada bayang-bayang krisis


kabinet

Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya sebab tidak tergantung pada


parlemen

Masa jabatan badan eksekutif lebih pasti dengan jangka waktu tertentu.
Misalkan, masa jabatan Presiden Amerika Serikat selama empat tahun, sedangkan
Presiden Indonesia lima tahun.

Penyusun program kerja kabinet lebih mudah disesuaikan dengan jangka


waktu masa jabatannya.

Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif sebab


dapat diisi oleh orang luar termasuk juga anggota parlemen sendiri.

Kelemahan Sistem pemerintahan Presidensial

Pengawasan rakyat lemah

Pengaruh rakyat dalam kebikajan politik negara kurang mendapat perhatian

Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung badan legislatif sehingga


dapat menimbulkan kekuasaan mutlak

Sistem pertanggungjawaban kurang begitu jelas

Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara


eksekutif & legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas & memakan
waktu yang lama.

Sejak tahun 1945 Indonesia pernah berganti sistem pemerintahan. Indonesia


pernah menerapkan kedua sistem pemerintahan ini. Selain itu terjadi juga
perubahan pokok-pokok sistem pemerintahan sejak dilakukan amandemen UUD
1945. sistem pemerintahan

Berdasarkan

Undang-undang

Dasar

1945 Indonesia adalah

negara

yang

menerapkan sistem pemerintahan presidensial. Namun dalam perjalannannya,


Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan parlementer karena kondisi
dan alasan yang ada pada waktu itu. Berikut adalah sistem pemerintahan
Indonesia dari 1945-sekarang.
Sistem Pemerintahan Indonesia
1. Tahun 1945-1949
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Semula sistem pemerintahan yang digunakan adalah presidensial tetapi sebab
kedatangan sekutu(agresi militer) dan berdasarkan Maklumat Presiden no X
tanggal 16 November 1945 terjadi pembagian kekusaaan dimana kekuasaan
eksekutif dipegang oleh Perdana Menteri maka sistem pemerintahan indonesia
menjadi Sistem Pemerintahan Parlementer.

2. Tahun 1949-1950
Sistem Pemerintahan : Quasy Parlementer
Bentuk pemerintahan Indonesia saat itu adalah serikat dengan konstitusi RIS
sehingga sistem pemerintahan yang digunakan adalah parlementer. Namun
karena tidak seluruhnya diterapkan maka Sistem Pemerintahan saat itu disebut
Quasy Parlementer
3. Tahun 1950-1959
Sistem Pemerintahan: Parlementer
4. Tahun 1959-1966
Sistem Pemerintahan: Presidensial
Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 yang isinya
1. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.
2. Pembubaran Badan Konstitusional
3. Membentuk DPR sementara dan DPA sementara

5. Tahun 1966-1998
Sistem Pemerintahan: Presidensial
POKOK-POKOK SISTEM PEMERINTAHAN
(Sebelum dan Setelah Amandemen UUD 1945)
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok
sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.

Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).

Sistem Konstitusional.

Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan


Rakyat.

Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah


Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Menteri

negara

ialah

pembantu

presiden,

menteri

negara

tidak

bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas

Pemerintahan orde baru dengan tujuh kunci pokok diatas berjalan sangat stabil
dan kuat. Pemerintah memiliki kekuasaan yang besar. Sistem Pemerintahan
Presidensial yang dijalankan pada era ini memiliki kelemahan pengawasan yang
lemah dari DPR namun juga memiliki kelebihan kondisi pemerintahan lebih
stabil.
Di akhir era orde baru muncul pergerakan untuk mereformasi sistem yang ada
menuju pemerintahan yang lebih demokratis. Untuk mewujudkan hal itu
dibutuhkan

sebuah pemerintahan

yang

konstitusional(berdasarkan

konstitusi). Pemerintahan yang konstitusional adalah yang didalamnya terdapat


pembatasan
amandemen

kekusaaan

dan

jaminan

Undang-undang

Dasar

hak
1945

asasi.

Kemudian

sebanyak

dilakukanlah
kali,

tahun:

1999,2000,2001,2002. Berdasarkan Konstitusi yang telah diamandemen ini


diharapkan sebuah sistem pemerintahan yang lebih demokratis akan terwujud.

Pokok-pokok Sistem Pemerintahan Setelah Amandemen

Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas.


Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi.

Bentuk pemerintahan adalah republik konstitusional, sedangkan sistem


pemerintahan presidensial.

Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.


Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu
paket.

Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab


kepada presiden.

Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat


(DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan
merupakan

anggota

MPR.

DPR

memiliki

kekuasaan

legislatif

dan

kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.

Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan


dibawahnya.

Sistem

pemerintahan

pemerintahan
menghilangkan

ini

juga

parlementer

mengambil

dan

unsur-unsur

melakukan

kelemahan-kelemahan

yang

dari

sistem

pembaharuan

untuk

ada

dalam

sistem

presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di


Indonesia adalah sebagai berikut;

Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR.
Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara
tidak langsung.

Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau


persetujuan dari DPR.

Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau


persetujuan dari DPR.

Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk


undang-undang dan hak budget (anggaran)

Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan


Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang
lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung,
sistem bikameral, mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan
yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi
anggaran.
Sistem Pemerintahan Indonesia

A.
Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa dan Negara Indonesia
1. Dasar Filosofis
Pancasila merupakan suatu system filsafat maka kelima sila bukan terpisah-pisah, dan memiliki
makna sendiri-sendiri melainkan memiliki esensi makna yang utuh.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara Republik Indonesiamengandung makna bahwa
setiap aspek kebangsaan, kemasyarakatan , serta kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai
keTuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa Negara adalah suatu
persekutuan hidup manusia.
Negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan kodrat bahwa manusia sebagai warga dari
Negara sebagai persekutuan hidup berkedudukan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
( Hakekat sila 1) persekutuan hidup tersebut bertujuan mewujudkan harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk yang berbudaya atau makhluk yang beradab . (Hakekat sila 2 ) untuk
terwujudnya suatu Negara sebagai organisasi hidup manusia membentuk persatuan ( Hakekat
sila 3 ). Terwujudnya persatuan dalam suatu Negara akan melahirkan rakyat. Rakyat sebagai asal
mula kekuasaan Negara maka Negara harus bersifat demokratis ( Hakekat sila 4 ) Untuk
mewujudkan tujuan Negara sebagai tujuan bersama dari seluruh warga Negara harus dijamin
berdasarkan suatu prinsip keadilan yang timbul dalam kehidupan bersama ( Hakekat sila ke 5 )
Nilai-nilai inilah yang merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan
kemasyarakatan.
Dari pengamatan tersebut maka nilai pancasila tergolong nilai kerohanian yang mengakui nilai
material dan nilai-nilai vital.
Selain itu nilai pancasila bersifat subyektif dan obyektif.
Nilai obyektif pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Rumusan sila-sila pancasila bersifat umum, universal dan abstrak
2) Inti nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa
3)

Pancasila yang terkandung didalam pembukaan UUD 1945 telah memenuhi syarat sebagai
pokok kaidah yang fundamental bagi Negara
Nilai subyektif pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut :
1)

Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia sendiri

2) Pancasila diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, keadilan, kebijakan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3)

Nilai-nilai pancasila mengandung 7 nilai kerohanian yaitu : Kebenaran, kebaikan, keadilan,


kebijaksanaan, etis, estetis, religius

2. Nilai pancasila sebagai dasar filsafat Negara


Nilai pancasila sebagai nilai sumber dari segala sumber hukum NegaraIndonesia
Hukum Dasar Tap MPRS No XX/MPRS/66
Nilai-nilai pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki kedudukan
sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental
Pembukaan UUD 1945 mengandung 4 pokok pikiran yaitu :
1)

Pokok pikiran pertama : Negara Indonesia adalah Negara persatuan ( Sila 3 )

2) Pokok pikiran kedua : menyatakan bahwa Negara hendak mewujudkan suatu keadilan social
bagi seluruh rakyat Indonesia ( Sila 5 )
3) Pokok pikiran ketiga : menyatakan bahwa Negara berkedaulatan rakyat ( Sila 4 )
4) Pokok pikiran keempat : menyatakan bahwa Negara berdasarkan atas keTuhanan Yang Maha
Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab ( Sila 1 dan 2 )
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pancasila merupakan dasar yang fundamental
bagi Negara Indonesia.
B. .Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia
Ideologi
Ide : gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita
Logos : ilmu
Ideologi berarti ilmu pengetahuan dasar ( cita-cita )
Nilai-nilai pancasila diangkat dari adapt istiadat, kebudayaan dan religius bangsa Indonesia.
Maka pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara berakar pada pandangan hidup dan budaya
bangsa.
B.

Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara

Filsafat pancasila sebagai dasar filosofis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah
mendapatkan legitimasi yuridis ketika disahkannya UUD 1945
Konsekvensinya selama bangsa Indonesia memiliki kehendak bersama untuk membangun bangsa
di atas dasar filosofis nilai-nilai pancasila. Seharusnya segala kebijakan dalam melakukan suatu
pembaharuan-pembaharuan dalam Negara harus berpangkal tolak pada nilai-nilai pancasila.
Sehingga pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.

Contoh kasus:
Kebijakan pemerintah yang dinilai taksesuai pancasila ?

2. Tanggapan kalian terhadap penertiban pedagang kaki lima!

Anda mungkin juga menyukai