DisusunOleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
AndhikaPudjiUtomo
AninditaDyahAyu
Hanny Dian M
Maharani Hendrati
RahmaWulanMaulida
TeguhPapraEsza
21030115130122
21030115130163
21030115120012
21030115140139
21030115120093
21030115120092
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkatNya lah kami dapat menyusun makalah Proses Industri Amoniak dengan lancar
dan sesuai dengan harapan kami.
Makalah ini diperuntukkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Proses
Industri Kimia. Adapun isi dari makalah ini adalah pembahasan mengenai
amoniak.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui deskripsi
amoniak Untuk mengetahui kegunaan amoniak, untuk mengetahui bahaya yang
ditimbulkan dan pengamanannya, untuk mengetahui proses pembuatan amoniak,
untuk mengetahui tinjauan amoniak secara termodinamika dan kinetika
Makalah ini semoga dapat menjadi tambahan pengetahuan, keahlian dan
juga menambah keilmuan di bidang teknik kimia, baik untuk pembaca, dan
khususnya bagi penyusun. Kritik dan saran masih perlu diberikan kepada
penyusun agar dapat lebih baik dalam penyusunan makalah.
Penyusun
DAFTAR ISI
PRAKATA........................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................................
1.3. Tujuan.................................................................................................
1.4. Manfaat...............................................................................................
10
BAB V PEMBAHASAN
11
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
19
6.2 Saran .
19
20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ammonia pertama kali ditemukan oleh Bangsa Romawi dalam
bentuk yang sekarang kita sebut garam ammonia. Mereka menemukan
senyawa ini di dekat kuil tempat mereka beribadah yang bernama Kuil
Jupiter Ammun. Karena itulah meraka menyebut senyawa itu sal
ammoniacus atau hammoniacus sal.Garam ammonia ini menjadi sangat
penting bagi para alkimiawan muslim pada abad ke-8. Kimiawan Persia,
Jabir ibn Hayyan, yang pertama kali menyebutkannya. Selanjutnya,
senyawa ini juga banyak digunakan oleh para Alkimiawan Eropa pada
abad ke-13 dan yang pertama kali menyebutkannya adalah Albertus
Magnus. Dan pada abad ke-15, Bacilius Valentinus menunjukkan bahwa
ammonia bisa didapatkan dengan memberikan perlakuan alkali pada
garam ammonia.
Barulah pada tahun 1774, Joseph Priestly untuk pertama kalinya
memisahkan ammonia dari senyawa garamnya. Dan rumus kimianya
dipastikan setelah 11 tahun kemudian, yakni pada tahun 1785, oleh
Claude-Louis Berthollet.Kimiawaan Inggris, Sir William Ramsay dan
Sydney Young, pada tahun 1884 mencoba mempelajari penguraian
ammonia pada suhu sekitar 800oC. Mereka menemukan bahwa dalam
setiap proses penguraian selalu tersisa sejumlah tertentu ammonia yang
tidak ikut terurai. Dengan kata lain, reaksi antara ammonia dengan unsurunsur penyusunnya (hidrogen dan nitrogen) telah mencapai keadaan
setimbang.
Selanjutnya, pada tahun 1904 Fritz Haber mencoba mengulangi
percobaan Kimiawan Inggris tersebut untuk menentukan di titik mana
kesetimbangan tercapai bila dilakukan percobaan pada suhu mendekati
1000oC. Ia mencoba beberapa pendekatan, mereaksikan hydrogen murni
dengan nitrogen murni, dan memulai dengan ammonia murni serta
menggunakan besi sebagai katalis. Setelah menentukan titik
kesetimbangannya, Haber kemudian mencoba katalis yang berbeda dan
menemukan nikel bisa digunakan juga sebagai katalis (dengan efektifitas
yang sama dengan besi), bahkan kalsium dan mangan bisa lebih baik lagi.
Akhirnya, pada tahun 1908, sekaitan dengan kebutuhan terhadap
nitrat yang semakin meningkat sedangkan pasokan nitrat semakin
berkurang, Haber menemukan proses yang murah dan efisien untuk
menghasilkan ammonia dan mengubahnya menjadi nitrat. Dan pada tahun
1910, menjelang dimulainya Perang Dunia I, pasokan nitrat dari Chili ke
Jerman benar-benar diputus sehingga pabrik-pabrik Jerman berusaha
menerapkan teknik-teknik Haber pada skala besar. Oleh karena itulah,
Haber dianggap sangat berjasa bagi kemanusiaan.Karena kegunaannya
yang sangat banyak, ammonia hingga kini terus menerus diproduksi untuk
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Ammonia
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun
amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia
sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan.Administrasi
Keselamatan dan Kesehatan Pekerjaan Amerika Serikatmemberikan batas 15
menit bagi kontak dengan amonia dalam gasberkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8
jam untuk 25 ppm volum. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Sekalipun amonia di AS
diatur sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih digolongkan sebagai
bahan beracun jika terhirup, dan pengangkutan amonia berjumlah lebih besar dari
3.500 galon (13,248 L) harus disertai surat izin
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukan oleh
Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri
pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl
Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi
sintesis amonia adalah :
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H = -92,4Kj Pada 25oC : Kp =
6,2105
Amonia yang digunakan secara komersial dinamakan amonia anhidrat.
Istilah ini menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut. Karena amonia
mendidih di suhu -33 C, cairan amonia harus disimpan dalam tekanan tinggi
atau temperatur amat rendah. Walaupun begitu, kalor penguapannya amat tinggi
sehingga dapat ditangani dengan tabung reaksi biasa di dalam sungkup asap.
"Amonia rumah" atau amonium hidroksida adalah larutan NH3 dalam air.
Konsentrasi larutan tersebut diukur dalam satuan baum. Produk larutan
komersial amonia berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat
baum (sekitar 30 persen berat amonia pada 15.5 C). Amonia yang berada di
rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat amonia. Amonia
umumnya bersifat basa (pKb = 4.75), namun dapat juga bertindak sebagai asam
yang amat lemah (pKa = 9.25).Dipihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm,
penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula
dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan
katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
Amonia juga digunakan dalam pembuatan bermacam-macam monomer
yang mengandung nitrogen untuk industri nilon, polimer-polimer akrilat, dan busa
6
BAB III
TINJAUAN TERMODINAMIKA
3.1 Tinjauan Termodinamika
Untuk mengetahui apakah sifat reaksi berjalan eksotermis atau endotermis,
maka perlu pembuktian dengan menggunakan panas pembentukan standar, H f.
Pada tekanan 1 atm dengan suhu sebesar 298.15 K.
d(G/RT)dT=-HRT
Dengan
GRT=-lnK
Sehingga :
d(G/RT)dT=-HRT
dlnKdT=HRT
Keterangan :
8
K298.15 = exp(-32.9/0,008314.298.15
K298.15 = 5.81 x 105
Jika delta H merupakan perubahan entalpi standar ( panas reaksi ) dan
dapat diasumsikan konstan terhadap suhu, maka persamaan ini dapat diintegralkan
menjadi :
lnKoperasi/K298.15 =-HR(1/T1-1/T2)
Ln K723.15 = 6.94
K723.15 = 1032.77
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa konstanta kesetimbangan
reaksi (K) pembentukan ammonia merupakan reaksi bolak-balik (reversible)
BAB IV
TINJAUAN KINETIKA
1. Reaksi bersifat eksoterm, karena nilai delta Ho reaksi bernilai (-)
2. Suhu rendah akan menggeser kesetimbangan kekanan.
3. Kendala, reaksi berjalan lambat
4. Jumlah mol pereaksi lebih besar dibanding dengan jumlah mol produk.
5. Memperbesar tekanan akan menggeser kesetimbangan kekanan.
6. Memperbesar tekanan akan menggeser kesetimbangan kekanan.
7.
10
BAB V
PEMBAHASAN
Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk
a.
b.
Reaksi amonisasi
Missal pada senyawa halogen
NH3 + HX
NH4+ + X-
11
Kondisi
Optimum
H= -92.22 kJ
1. Reaksi bersifat eksoterm
2. Suhu rendah akan menggeser
kekanan.
1.
Suhu
kesetimbangan
400-600oC
akan
menggeser
Tekanan
3.
Konsentrasi
4.
Katalis
2.
oleh
150-300 atm
garam lainnya
Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air,
dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa
gas-gas hydrogen dan carbon dioxide dikirim ke Secondary Reformer dan
direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :
Hidrogen
Nitrogen
Karbon Dioksida
Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan Methanasi untuk
dipisahkan gas karbon dioksidanya.
CO + O2 2CO2
Gas synthesa yang keluar dari puncak absorber masih mengandung CO2 dan
CO relative kecil, yakni sekitar 0,3 % mol dry basis yang selanjutnya akan diubah
menjadi methane di methanator pada temperature sekitar 316 oC.
Persamaan Reaksi :
CO + 3H2 CH4 + H2O
CO2 + 4H2 CH4 + 2H2O
CO(NH2)2(aq) + panas
(NH4)2SO4(aq)
3. Bahaya Amoniak
- Sifat-sifat Bahaya
a. Kesehatan:
- Efek Jangka Pendek (Akut)
Iritasi terhadap saluran pernapasan, hidung, tenggorokan dan mata
terjadi
pada 400-700 ppm. Sedang pada 5000 ppm menimbulkan
kematian.
Kontak dengan mata dapat menimbulkan iritasi hingga kebutaan
total.
Kontak dengan kulit dapat menyebabkan luka bakar (frostbite)
- Efek Jangka Panjang (Kronis)
Menghirup uap asam pada jangka panjang mengakibatkan iritasi
pada hidung,tenggorokan dan paru-paru. Termasuk bahan teratogenik.Nilai
Ambang Batas : 25 ppm (18 mg/m3) (ACGIH 1987-88) STEL 35 ppm (27
mg/m3) Toksisitas : LD50 = 3 mg/kg (oral, tikus). LC 50 = 200 ppm
(tikus
menghirup 4 jam)
b. Kebakaran:
Dapat terbakar pada daerah mudah terbakar : 16-25 % (LFL-UFL). Suhu
kamar 651 oC.
c. Reaktivitas
Stabil pada suhu kamar, tetapi dapat meledak oleh panas akibat kebakaran.
Larut dalam air membentuk ammonium hidroksida.
d. Pertolongan Pertama
Terhirup :
Bawa ke tempat aman dan udara yang segar, beri pernapasan buatan
jika
perlu, segera bawa ke dokter.
Terkena mata:
Cuci dengan air bersih dan mengalir selama 20 menit dan segera bawa
ke dokter.
Terkena kulit:
Cuci dengan air bersih dan mengalir selama 20 menit, lepaskan
pakaian yang tekontaminasi.
Tertelan:
Bila sadar, beri minum 1-2 gelas air/susu, jangan dirangsang
untuk
muntah.
Pemadam Api:
Hentikan kebocoran gas dengan aman, gunakan semprotan air sebagai
pendingin. Media pemadaman CO2, halon, bubuk bahan kimia kering.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Amonia (NH3) merupakan gas yang tidak berwarna dengan bau menyengat dan
sangat mudah larut dalam air. Amonia ini biasanya digunakan dalam refrigerator dan
dalampembuatan pupuk, bahan peledak, plastik, serta bahan-bahan kimia lainnya. Selian
itu, amonia juga digunakan sebagai pelarut. Amonia dapat dibuat dengan mereaksikan gas
nitrogen (N2) dengan gas hodrogen (H2) melalui proses reaksi eksoterm, yang
dapatmembentuk keseimbangan sebagai berikut :
N2 (g) + 3H2 (g)
Dalam industri, amonia dibuat dengan dengan mencampur gas N2 yang diperoleh
melalui udara dan gas H2 yang diperoleh dari reaksi antara gas metana dan air. Campuran
gas N2 dan H2 dengan perbandingan N2 : H2 = 3 : 1 tersebut kemudian dialirkan melalui
pompa bertekanan tinggi (250 atm) ke dalam tabung pemurnian gas. Dalam tabung inilah
kemudian diperoleh gas N2 dan H2 murni yang dialirkan ke dalam reaktor katalisis.
Reaksi pembuatan amonia merupakan reaksi eksoterm, sehingga untuk
menghasilkan amonia dalam jumlah besar, maka reaksi tersebut harus dilakukan pada
suhu yang rendah. Akan tetapi, pada suhu rendah reaksi akan berlangsung lambat. Oleh
karena itu, untuk mengimbanginya, maka reaksi dalam pembuatan amonia dilakukan pada
suhu tinggi (sekitar 500C) dan tekanan yang tinggi (200 400 atm). Suhu dan tekanan
tersebut memungkinkan reaksi pembuatan amonia dapat berlangsung cepat dan amonia
yang dihasilkannya dalam jumlah besar (reaksi bergeser ke kanan).
Amonia yang dihasilkan dalam proses industri berupa amonia cair. Hal ini karena
campuran gas H2, N2 dan NH3 dialirkan melalui kondensor. Karena NH3 mempunyai
titik didih lebih tinggi dibanding H2 dan N2, maka NH3 akan segera mencair dan
ditampung dalan bejana tertentu, sedangkan gas H2 dan N2 didaur ulang kembali untuk
menghasilkan amonia pada proses berikutnya. Mekanisme produksi amonia yang telah
diuraikan di atas pada mulanya dikembangkan oleh dua orang ahli kimia Jerman, Fritz
Haber (1868-1934) dan Karl Bosch (1874-1940), sehingga proses pembuatan amonia
tersebut dikenal dengan proses Haber-Bosch.
6.2 Saran
Dari keseluruhan makalah ini penulis menyadari, bahwa dalam penulisan
makalah senyawa amoniak ini, masih banyak kekurangan yang ada maka kami
sebagai penulis mengharapkan saran dan kritikan dari para pembaca agar kami dapat
menyempurnaan makalah berikutnya atau masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Budianto.
(n.d.).
budhii.
Retrieved
09
27,
2015,
from
http://www.budhii.web.id/2014/11/pembuatan-amonia-dengan-proses-haber-bosch.html
Firhadj, Z. (n.d.). zulfikar-firhadj. Retrieved 09 27, 2015, from http://zulfikarfirhadj.blogspot.co.id/2012/03/reaksi-kesetimbangan-dalam-industri.html
Hidayat,
R.
(n.d.).
Rahmatzoom.
Retrieved
09
27,
2015,
from
http://rahmatzoom.blogspot.co.id/2012/11/pembuatan-amonia-dengan-proses-haber_15.html
Palembang, P. P. (n.d.). pusri. Retrieved 09 27, 2015, from http://www.pusri.co.id/ina/amoniaproses-produksi-amonia/
Usman,
Z.
(n.d.).
zainusman6.
Retrieved
http://zainiusman6.blogspot.co.id/2012/01/amonia.html
Pupukkaltim.com
09
27,
2015,
from