Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif , hal
tersebut dikarenakan data hasil penelitian adalah berupa angka. Menurut Punch
(1988) Penelitian kuantitatif adalah penelitian empiris di mana data adalah dalam
bentuk sesuatu yang dapat
dihitung/ angka
yang memerhatikan pada
pengumpulan dan analisis data dalam bentuk numerik. Dalam hal ini untuk
mengumpulkan data peneliti menggunakan metode survei. Metode survei
digunakan karena terdapat beberapa data yang diperoleh peneliti dari
tempat/objek penelitian secara alamiah(bukan buatan) seperti data yang diperoleh
dari sebaran kuisioner wawancara dari pihak yang terkait dengan penelitian [1].
Tool yang digunakan untuk mengolah data adalah program SPSS versi 20 dan
Smart PLS 3.0 .
Penelitian ini menggunakan model UTAUT , merupakan salah satu model yang
dibangun untuk menganalisis penerimaan teknologi.Peneliti menggunakan skala
likert 1-5 untuk mengukur persepsi responden terhadap indikator dari variabel
variabel penelitian [2].
Tabel. 1

.2

Kategori
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Cukup (C)
Kurang Setuju (KS)
Tidak Setuju (TS)

Skor
5
4
3
2
1

Skala Likert

Objek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT.Telkom Indonesia Witel Sumut Barat Jl. Gaharu

No 1 Medan. Pelaksanaan penelitian akan dilakukan berkisar dari Bulan September


sampai sekarang. Alasan peneliti memilih PT. Telkom sebagai objek penelitian,
karena adanya ketertarikan peneliti terhadap penerimaan sistem NOSS-F yang belum
lama ini diterapkan di PT.Telkom.

.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh penulis untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya [1]. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pengguna sistem NOSS-F pada PT.Telkom Indonesia witel Sumut Barat. Berdasarkan
data yang peneliti peroleh dari Kepala Divisi Engineering and development di
PT.Telkom bahwa terdapat 50 pengguna sistem NOSS-F.
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diselidiki dari keseluruhan
anggota penelitian [3]. Penentuan sampel pada penelitian ini ,

dalam kriteria

pengguna sistem NOSS-F. Pengguna sistem NOSS-F di PT.TELKOM tidak melebihi


100 user, sehingga populasi seutuhnya dijadikan sampel. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah

70 responden, maka metode pengambilan sampel yang

digunakan adalah sampling jenuh (sensus) yaitu teknik penentuan sampel bila mana
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil [4].
.4. Metode Pengumpulan Data
Adapun yang menjadi teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini

menggunakan dua jenis pengumpulan data :


. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri dari subjek
penelitian, guna untuk menangani permasalahan yang dialaminya [1]. Data
primer yang diperoleh oleh peneliti dalam penelitian ini berasal dari :
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara lisan kepada subjek penelitian, yaitu dengan mengadakan wawancara
kepada pihak yang bersangkutan , guna mengetahui lebih lanjut tentang
permasalahan yang harus diteliti dan juga ingin mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam dari respoden baik terkait jumlah pengguna sistem . Dalam penelitian
ini peneliti mengajukan berbagai pertanyaan terkait dengan bagaimana
penerimaan sistem NOSS-F di PT.TELKOM [1].
b. Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data berupa aseperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diberikan kepada responden untuk
dijawabnya. Dalam penelitian ini orang yang akan diberikan kuisioner yaitu
para karyawan pengguna sistem NOSS-F di PT.Telkom witel sumut barat [1].
. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti
itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari penelitian lain seperti jurnal, literatur
artikel , internet yang berkenaan dengan penelitian itu [1].
.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya [1]. Penelitian ini menggunakan model
UTAUT yang telah disesuaikan dengan apa yang menjadi tujuan dari penelitian
ini. Adapun variabel variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
tiga variabel yaitu, Varibel bebas, variabel terikat dan variabel pemoderasi.
A. Variabel Bebas ( Independent Variable)
Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel terikat (dependen) sehingga menimbulkan perubahan,atau sering juga
disebut variabel yang tidak dipengaruhi oleh varibel lain dalam model. Variabel
bebas dalam penelitian ini meliputi :
Ekspektansi Kinerja (Performance Expectancy)
Ekspektansi Kinerja (Performance Expectancy) adalah seberapa besar tingkat
kepercayaan seseorang bahwa sistem yang akan digunakan dapat membantu dia
untuk mendapatkan keuntungan keuntungan dalam kinerja pekerjaannya [5].
Adapun yang menjadi indikator dalam pengukuran persepsi terhadap ekspektansi
kinerja berdasarkan model UTAUT adalah sebagai berikut:
a. Kegunaan Persepsian (perceived usefulness)
b. Motivasi Ekstrinsik (extrinsic motivation)
c. Kesesuaian Pekerjaan (job-fit)
d. Keuntungan Relatif (relative advantage)
e. Ekspektansi-ekspektansi hasil (outcome expectations)
.
Ekspektansi Usaha (effort expectancy)
Ekspektansi Usaha (effort expectancy) merupakan tingkat kemudahan yang
dihubungkan dengan penggunaan sistem. Apabila sistem yang diterapakan mudah
dalam penngunaaannya maka usaha yang dilakukan tidak terlalu tinggi.
Sebaliknya apabila sistem yang diterapakan tingkat penggunaannya sulit maka
akan membutuhkan usaha yang lebih dalam menggunakan sistem tersebut [5].
Adapun yang menjadi indikator dalam pengukuran persepsi terhadap ekspektansi
usaha (effort expectation) berdasarkan model UTAUT adalah sebagai berikut :
a. Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use)
b. Kerumitan (Complexity)
. Pengaruh Sosial (Social Influence)
Pengaruh sosial (social influence) merupakan sejauh mana seseorang
individual mempersepsikan kepentingan yang dipercayakan orang lain sehingga
dapat mempengaruhinya untuk menggunakan sistem yang baru [5]. Adapun yang
menjadi indikator dalam pengukuran persepsi terhadap pengaruh social (social
influence) berdasarkan model UTAUT adalah sebagai berikut :
a. Norma subyektif (subjective norm)
b. Faktor faktor sosial (social factor)
c. Image

Kondisi kondisi Pemfasilitasi (Facilitating Conditions)


Kondisi kondisi pemfasilitasi merupakan sejauh mana infrakstruktur serta
teknis dalam organisasi dapat mendukung pengguna dalam menggunakan sistem
[5]. Adapun yang menjadi indikator dalam pengukuran persepsi terhadap kondisikondisi pemfasilitasi (facilitating conditions) berdasrkan model UTAUT adalah
sebagai berikut:
a. Kontrol perilaku persepsian (perceived behavior control)
b. Kondisi kondisi pemfasilitasi (facilitating conditions)
c. Kompatibilitas (compatibility)
. Variabel Antara (Intervening Variable)
Menurut Sugiyono (2009:61), variabel intervening merupakan variabel
penyela/antara yang terletak diantara variabel independen dan variabel dependen,
sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulnya variabel dependen. Variabel antara pada penelitian ini yaitu Behavioral
Intention (Y).
. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh satu atau beberapa
variabel bebas sehingga menjadi akibat , dan hanya dapat berhubungan kausal
dengan variabel terikat lainnya [1]. Dengan kata lain, variabel terikat merupakan
variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Variabel
terikat yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Use Behavior (Z).
.

Variabel Moderasi (Moderating VariableI)


Variabel moderasi adalah variabel yang mempunyai pengaruh untuk

memperkuat danmemperlemah hubungan antara variabel independen dengan


variabel dependen [1]. Variabel moderasi dalam penelitian ini meliputi :
.

Jenis Kelamin (Gender)


Jenis Kelamin (Gender) dalam penelitian ini memoderasi variabel Ekspektansi
Kinerja (Performance Expectancy), Ekspektansi Usaha (effort expectancy), dan
Pengaruh sosial (social influence) minat keperilakuan (behavioral intention).
Usia (Age)
Usia (age) dalam penelitian ini memoderasi hubungan ekspektansi Kkinerja
(performance expectancy), ekspektansi usaha (effort expectancy), dan pengaruh
sosial (social influence) terhadap minat keperilakuan (behavioral intention)
dan kondisi kondisi pemfasilitasi terhadap perilaku menggunakan (use
behavior).
Pengalaman (Experience)
Pengalaman (experience) dalam penelitian ini memoderasi hubungan
ekspektansi Usaha (effort expectancy), dan pengaruh sosial (social influence)

terhadap minat keperilakuan (behavioral intention) dan kondisi kondisi


pemfasilitasi terhadap perilaku menggunakan (use behavior).
.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan pengelompokan data yang dilakukan
berdasarkan variabel dan jenis responden , serta melakukan pengujian pengujian
dari hasil jawaban yang diperoleh dari responden yang diterima [1]. Adapun yang
menjadi teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
.6.1
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan prosedur analisa data dengan cara
mendeskripsikan dan menggambarkan data yang terkumpul tanpa ada membuat
kesimpulan yang bisa digeneralisasikan untuk umum [6]. Dalam penelitian ini
peneliti akan membahas mengenai hasil jawaban dari sebaran kuisioner terhadap
indikator yang diukur. Selanjutkan hasil tersebut akan dikategorikan berdasarkan
kecenderungan yang diperoleh. Kecenderungan yang dimaksud adalah jawaban
dari responden terhadap masing masing indikator variabel yang didasarkan pada
nilai rata-rata skor jawaban.
.6.2
Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang berupa angka
dan perhitungan dengan metode statistik. Data yang dimaksud adalah data yang
diperoleh dari sebaran kuisioner terhadap pengguna sistem NOSS-F. Selanjutnya
data tersebut akan dikelompokkan dalam tabel-tabel sehingga memudahkan dalam
menganalisis, yang dalam penelitian ini menggunakan software SPSS sebagai tool
nya. SPSS merupakan salah satu software yang berfungsi untuk mengolah data
dan melakukan perhitungan untuk statistik yang parametrik maupun non
parametrik [6]. Dalam penelitian ini akan menggunakan program SPSS for
windows versi 20.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Statistik deskriptif bertujuan untuk menyederhanakan
kumpulan data mentah yang diperoleh dari sebaran kuisioner kedalam bentuk
yang lebih ringkas sehingga

informasi tersebut mudah dipahami. Statistik

inferensial bertujuan untuk menyediakan dasar peramalan dan estimasi yang


digunakan untuk mengubah data. Selanjutnya akan ditarik kesimpulan dari
penafsiran data tersebut atau sering disebut menginterpretasikan data sehingga
menjadi informasi yang jelas [6].
.6.3
Uji Validitas Dan Uji Reabilitas
.6.3.1 Uji Validitas
Validitas adalah adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan
kevalidan suatu instrument , tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan
sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran sebuah

validitas [1]. Jika hasil penelitian yang dilakukan memiliki kesamaan antara data
yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti
maka hasil penelitian dikatakan valid.
Teknik yang digunakan untuk menguji validitas kuisioner adalah dengan
mengkorelasikan skor jawaban responden masing-masing item dengan skor
totalnya.Apabila nilai korelasi dibawah 0.05 (< 0.05), maka instrumen tersebut
tidak valid , sebaliknya apabila harga korelasi diatas 0.05 ( > 0.05) maka
instrumen penelitian valid [6]. Menurut Arikunto (2006) tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk mencari nilai
korelasinya dengan menunjukkan besarnya keeratan hubungan antara variabel
bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable),
peneliti akan menggunakan persamaan Pearson Product Moment [6]
X

2
}

2
}

{N X 2

N XY ( X )(Y )
rxy=

Dimana :
r

= Koefisien validitas

= Nilai pembanding

= Nilai dari instrumen yang akan dicari validitasnya.

= Jumlah responden

.6.3.2 Uji Reliabilitas


Reliabilitas berkaitan dengan derajat konsistensi dan stabilitas dari yang
berupa data atau temuan. Dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data
dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti menggunakan objek yang sama,
menghasilkan data yang sama pula, atau peneliti yang sama dalam waktu berbeda
menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data apabila dipecah menjadi dua
menunjukkan hasil data yang tidak berbeda. Realibilitas adalah tingkat dimana

pengukuran berkali-kali terhadap suatu unit akan menghasilkan output yang sama
[7]. Menurut Arikunto (2006) Realibilitas menunjukkan tingkat keandalan
sesuatu. Butir kuisioner dikatakan realibel jika nilai cronbachs diatas 0.6 (> 0.6)
sebaliknya jika nilai cronbach dibawah 0.6 ( < 0.6) maka dikatakan tidak realibel
[6].
Dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha yang digunakan untuk
menganalisis reabilitas kuisioner yang skalanya 1-5 dengan menggunakan skala
likert [2]. Untuk menghitung alpha dapat dirumuskan dalam persamaan berikut :

( K ) ( 1 b2 )
rn=
( K 1 ) ( b 2 )
Dimana :
rn

= Reliabilitas instrumen

= Banyaknya butir pertanyaan

b2 = Jumlah varian butir


b2 = Varian total
.6.4Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik merupakan pengujian terhadap data yang digunakan untuk
mengetahui apakah data penelitian memenuhi syarat untuk dilakukannya analisis
lebih lanjut, guna menjawab pertanyaan dari hipotesis penelitian. Uji asumsi klasik
ini meliputi uji normalitas, uji
multikoliniaritas, uji homoskedastisitas, dan uji
autokorelasi. Asumsi-asumsi tersebut harus terpenuhi untuk menghindari terjadinya bias
atau adanya data yang tidak valid [6, p. 92].

.6.4.1
Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah sebuah data penelitian yang diperoleh berdistribusi
normal atau mendekati normal. Distribusi normal bertujuan untuk melihat apakah
sampel yang diambil mewakili distribusi populasi dan membentuk distribusi yang
memusat (mean ,
median berada ditengah). Uji distribusi normal untuk
memperoleh hasil perbandingan antara distribusi data (observed) dan distribusi data
normal
(expected ) sehingga merupakan syarat untuk semua uji statistik. Distribusi data
penelitian dikatakan normal jika hasil uji menunjukkan tidak ada perbedaan antara
kedua distribusi tersebut (p > 0,05) [6].
Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode kolmogorov
smirnov. Menurut sudarmanto (2005) jika nilai probabilitas >= 0,05 maka data
dapat dinyatakan berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai probabilitas < 0,05
maka data tidak berdistribusi normal [6]. Metode kolmogorov smirnov dapat
dilakukan dengan cara berikut :

1.1.1.1.13.6.4.2 Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi ditemukan ada varians variabel yang tidak sama. Menurut Karim dan Hadi
(2007) konsekuensi dari heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir
(estimator) yang diperoleh tidak efisien, didalam sampel yang kecil maupun yang
besar. Cara mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas adalah dengan
memerhatikan plot
dari sebaran residual (ZRESID) dan variabel yang
diprediksikan (ZPRED) [6]. Dasar analisis :
a. Jika sebaran titik-titik dalam plot tidak menunjukkan adanya pola
tertentu , maka model tersebut bebas dari kasus heteroskedastisitas.
b. Jika ada pola tertentu seperti titik yang membentuk pola tertentu, maka
dapat diindikasi terjadinya kasus heteroskedastisitas [6].
Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan metode Uji Park dengan
rumus sebagai berikut :
2=Xi

.6.5

Analisis Jalur
Dalam Imam Gunawan (2015) Babbie menyatakan path analysis is a
causal model to understanding relationship between variables [6]. Analisis jalur
(path analysis) dikembangkan oleh Sewall Wright pada tahun 1934. Tujuan
dilakukannya analisis jalur guna menerangkan akibat langsung dan tidak langsung
dari beberapa variabel sebagai variabel penyebab, dihadapkan pada beberapa
variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Terdapat 2 hubungan
antarvariabel dalam analisis jalur, diantarnya ialah [6] :
. Pengaruh langsung, yang biasanya digambarkan dengan panah satu arah
dari satu variabel ke variabel lainnya.
. Pengaruh tidak langsung, digambarkan dengan panah satu arah pada satu
variabel pada variabel lainnya, kemudian dari variabel lain panah satu
arah ke variabel berikutnya.
Model dari analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan
antarvariabel dengan tujuan untuk mengetahui adanya pengaruh lanngsung
maupun tidak langsung dari seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap
variabel terikat (endogen) artinya hubungan dari dua variabel dapat terjadi secara
langsung dan dapat juga terjadi secara tidak langsung melalui variabel ketiga.
Analisis ini juga diperuntukan guna menghitung efek total dari variabel eksogen

terhadap variabel endogen. Ada beberapa asumsi yang harus diperhatikan dalam
melakukan analisis jalur diantaranya :
1. Hubungan antara variabel harus linear, bersifat normal dan aditif (tidak
adanya efek interaksi)
2. Sampel diambil dengan teknik probability sampling.
3. Antarvariabel residu tidak saling berkorelasi
4. Hanya sistem aliran kausal satu arah, artinya tidak ada arah kausalitas
yang berbalik
5. Pola hubungan antar variabel adalah recursive, artinya semua anak
panah mempunyai satu arah tidak bole terjadi pemutaran kembali
(looping)
6. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen penelitian valid
dan reliabel)
7. Skala pengukuran semua variabel sekurang kuranya interval
8. Tidak boleh terjadi multikoinearitas
9. Model yang dianalis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar
berdasarkan teori-teori dan kosep yang relavan.
.6.6
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis bertujuan untuk menentukan apakah hipotesis yang telah
ditetapkan sebelumnya dapat diterima atau tidak. Ada beberapa tahap yang harus
dilakukan dalam melakukan pengujian hipotesis (Prasetyo & Jannah, 2008:207)
sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis (Ho dan Ha)
b. Menetapkan tes statistik yang akan digunakan
c. Menetapkan tingkat signifikansi ()
d. Melakukan perhitungan statistik
e. Mengambil kesimpulan
Pengujian hipotesis pada penelitian ini merupakan pengujian secara parsial yang
melibatkan keseluruhan dari variabel penelitian.
.6.6.1 Uji Signifikansi partial (Uji t)
Uji t merupakan uji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y ,
apakah variabel independen X1, X2, X3 dan X4 ( performance expectancy, effort
expectancy, social influence, facilitating conditions ) memiliki pengaruh terhadap
variabel intervening Y (behavioral intention) dan Minat keperilakuan memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen Z (use behavior). Dan juga apakah variabel
moderasi (age, gender dan experience ) dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan antara X1, X2, X3, X4 terhadap Y1 secara terpisah atau partial. Dasar
pengambilan keputusannya adalah dengan menggunakan angka probabilitas
signifikansi, yaitu:
1.
Apabila probabilitas signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
2.
Apabila probabilitas signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak

Pengujian secara parsial dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
dari masing masing variabel independen terhadap variable dependen. Hipotesis
pada pengujian ini terdiri dari:

Hipotesis pada pengujian ini terdiri dari:


.Pengaruh Performance Expectancy (X1) terhadap Behavioral Intention (Y)
H0 : Performance Expectancy tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention
pada penggunaan NOSS-F di PT. Telkom Indonesia.
Ha : Performance Expectancy berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention pada
penggunaan NOSS-F di PT. Telkom Indonesia.
.Pengaruh Effort Expectancy (X2) terhadap Behavioral Intention (Y).
H0 : Effort Expectancy tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention pada
penggunaan NOSS-F di PT. Telkom Indonesia.
Ha : Effort Expectancy berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention penggunaan
NOSS-F di PT. Telkom Indonesia
.
H0 :
Ha :

Pengaruh Social Influence (X3) terhadap Behavioral Intention (Y).


Social Influence tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention
penggunaan NOSS-F di PT. Telkom Indonesia.
Social Influence berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention pada
penggunaan NOSS-F di PT. Telkom Indonesia

Pengaruh Performance Expectancy (X1) terhadap Behavioral Intention (Y)


dimoderasi oleh gender dan age.

H0 :

Performance Expectancy tidak berpengaruh terhadap Behavioral Intention


terutama pada pengguna pria yang lebih muda pada penggunaan NOSS-F di PT.
Telkom Indonesia.
Performance Expectancy berpengaruh terhadap Behavioral Intention terutama
pada pengguna pria yang lebih muda pada penggunaan NOSS-F di PT. Telkom
Indonesia.

Ha :

.
H0 :

Ha :

Pengaruh Effort Expectancy (X2) terhadap Behavioral Intention (Y) dimoderasi


oleh gender, age dan experience.
Effort Expectancy tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention
terutama pada pengguna wanita yang lebih muda pada tahap enam bulan setelah
pelatihan pada penggunaan NOSS-F di PT. Telkom Indonesia.
Effort Expectancy berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention terutama
pada pengguna wanita yang lebih muda pada tahap enam bulan setelah pelatihan
pada penggunaan NOSS-F di PT. Telkom Indonesia.

.Pengaruh Social Influence (X3) terhadap Behavioral Intention (Y) dimoderasi oleh
gender, age dan experience.
H0 :
Social Influence tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention
terutama pada pengguna wanita yang lebih muda pada tahap enam bulan setelah
pelatihan pada penggunaan NOSS-F di PT. Telkom Indonesia.

Ha :

Social Influence berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention terutama


pada pengguna wanita yang lebih muda pada tahap enam bulan setelah pelatihan
pada penggunaan NOSS-F di PT. Telkom Indonesia.

.Pengaruh Facilitating Conditions (X4) terhadap Use Behavior (Z)


H0 : Facilitating Conditions tidak berpengaruh signifikan terhadap Use Behavior pada
penggunaan NOSS-F di PT. Telkom Indonesia.
Ha : Facilitating Conditions berpengaruh signifikan terhadap Use Behavior pada
penggunaan NOSS-F di PT. Telkom Indonesia.
.Pengaruh Facilitating Conditions (X4) terhadap Use Behavior (Z) dimoderasi oleh age
dan experience.
H0 : Facilitating Conditions tidak berpengaruh terhadap Use Behavior terutama pada
pekerja yang lebih tua seiring dengan meningkatnya pengalaman pada tahap enam
bulan setelah pelatihan pada penggunaan NOSS-F di PT. Telkom Indonesia.
Ha :
Facilitating Conditions berpengaruh signifikan terhadap Use Behavior terutama
pada pekerja yang lebih tua seiring dengan meningkatnya pengalaman pada tahap
enam bulan setelah pelatihan pada penggunaan NOSS-F di PT. Telkom Indonesia.
.Pengaruh Behavioral Intention (Y) terhadap Use Behavior (Z)
H0 : Behavioral Intention tidak berpengaruh signifikan terhadap Use Behavior pada
penggunaan NOSS-F di PT. Telkom Indonesia.
Ha : Behavioral Intention tidak berpengaruh signifikan terhadap Use Behavior pada
penggunaan NOSS-F di PT. Telkom Indonesia

Anda mungkin juga menyukai