Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Masjid dan Masyarakat sekitar
1. Peta Masyarakat Sekitar Masjid
Dusun Bringin adalah salah satu dusun yang ada di Desa Karangwaluh Kecamatan
Sampung Kabupaten Ponorogo. Di desa Karangwaluh sendiri terdapat tiga dusun,
diantaranya adalah dusun Bringin, dusun Buluh Payung, dan dusun Nogo. Di dusun
Bringin terdapat 6 RT dan satu RW dengan rincian sebagai berikut.
Fokus KPM kali ini adalah Masjid Subulul Huda. Keadaan masjid Subulul Huda
dari segi kondisi jamaah shalat adalah kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya faidah sholat berjamaah. Selain itu,
disebabkan karena keadaan lingkungan yang kurang religious dan berpengetahuan minim
tentang agama. Kemudian kondisi fisik Masjid juga mengalami kerusakan dan terlihat
tidak terawat.
Masyarakat Dusun Bringin sendiri mayoritas beragama Islam namun juga ada
sebagian masyarakat yang beragama Non Islam. Hal yang paling unik dalam Dusun ini
adalah letak antara masjid dan juga gereja bersberangan dan hanya berjarak 5 meter.
Sehingga tidak jarang pula pelaksanaan ibadah antara Islam dan Kristen dilakukan secara
bersamaan.
Namun adanya hal-hal tersebut tidak membuat masyarakatnya jauh dari kerukunan.
Bahkan rasa toleransi masyarakat dusun Bringin sangat tinggi sehingga kerukunan dan
kekeluargaan dapat terwujud. Masing-masing dari mereka tidak memandang agama yang
dianut, semuanya dapat menjunjung tinggi kebersamaan di pergaulan masyarakat..
Untuk masyarakatnya sendiri masih bermata pencaharian sebagai petani (padi,
jagung). Ada juga yang memiliki usaha toko-toko kecil, dan yang paling mayoritas di
Dusun Bringin adalah masyarakatnya sendiri banyak yang membuat batu bata dan genteng.
Hal ini disebabkan karena banyaknya potensi tanah liat di Kecamatan Sampung yang baik
dalam pembuatan batu bata dan genteng.
2. Kalender Musim Dusun Bringin
Kegiata

Ahad

Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jumat

Sabtu

n
TPQ

Idhar)
TPQ
2

(Bu

(Bu
Wari)
Yasinan

Ibu-ibu
Yasinan

Bapakbapak
Arisan

RT
Arisan
Kelomp
ok Tani
Khatam
an

Al-

Quran
Dzikir

Fida
Kerja

Bakti
Posyand

u Balita
Posyand

u Lansia
Penjelasan:
-

TPQ 1 (Bu Idhar) masuk setiap 4x dalam seminggu yakni hari Senin-Kamis
TPQ 2 (Bapak Tukimun) masuk setiap 3x dalam seminggu yakni hari Senin, Kamis dan
Sabtu. Aanak-anak yang belajar di TPQ ini tidak hanya anak yang berusia SD namun juga

anak yang berusia SMP.


Yasinan Ibu-ibu dilaksanakan seminggu sekali setiap hari selasa malam Rabu

Yasinan Bapak-bapak dilaksanakan seminggu sekali yakni hari Kamis malam Jumat.
Arisan RT dilaksanakan di masing-masing RT setiap Senin pon.
Arisan Kelompok Tani
Khataman Al-Quran dilakukan rutin setiap selapan hari atau 35 hari sekali
Zikir Fida dilakukan setiap Senin kliwon
Kerja Bakti dilakukan di masing-masing lingkungan yang biasanya dilaksanakan 2

minggu sekali.
Posyandu Balita dilakukan ssetia sebulan sekali.
Posyandu Lansia dilaksanakan setiap sebulan sekali.

3. Diagram Venn
Diagram Venn merupakan teknik yang bermanfaat untuk melihat hubungan
masyarakat dengan berbagai lembaga yang terdapat di desa (dan lingkungannya).
Diagram Venn memfasilitasi diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi pihakpihak apa yang berada di desa, serta menganalisa dan mengkaji perannya,
kepentingannya dan manfaatnya untuk masyarakat. Lebih jelasnya, diagram ini berguna
untuk menunjukkan kedekatan, pengaruh atau peran suatu lembaga atau kelompok
terhadap masyarakat, dan masjid sebagai central kegiatan masyarakat. Selain itu, diagram
Venn juga menunjukkan sejauh mana peran lembaga atau kelompok dalam partisipasinya
mengatasi permasalahan masyarakat. Adapun hasil Diagram Venn yang telah kami
lakukan dengan masyarakat di Dusun Bringin, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
diagram venn berikut:

TPQ
Jamaah
Dzikir Fida

Kelompok tani

Jamaah yasinan

Masjid/Masyarakat

hhv`ddddd

Karang
taruna

Tokoh
Agama

Posyandu

a. Keterangan: besar kecilnya lingkaran menunjukkan banyaknya komunitas dan dekat


tidaknya dengan lingkaran inti menunjukkan besar kecilnya pengaruh.
b. Penjelasan
1) Lingkaran tengah menunjukan komunitas masyarakat Dusun Bringin yang
merupakan pusat utama di Masjid
2) Lingkaran Tokoh Agama adalah lingkaran yang sangat berpengaruh dan berpusat di
Masjid. Lingkaran Tokoh Agama kecil Karena hanya terdapat beberapa tokoh saja.
3) Lingkaran TPQ adalah lingkaran yang berpengaruh terhadap masjid karena jumlah
anak yang mengikuti TPQ juga sangat banyak serta terdapat dua TPQ di Dusun
Bringin.
4) Lingkaran Jamaah Yasinan juga berpengaruh pada keadaan masyarakat maupun
masjid. Karena sebagian dari jamaah yasinan juga jamaah solat di masjid.
5) Lingkaran Zikir Fida kecil menunjukkan komunitasnya yang sedikit, tetapi ikut
berpengaruh pada masyarakat. Karena tidak semua ibu-ibu dukuh jalakan ikut
dalam kegiatan kelompok PKK.
6) Lingkaran posyandu yang menunjjukan komunitasnya yang cukup banyak, hal
tersebut terbukti dari banyaknya anak balita dan lansia yang ikut serta dalam
kegiatan posyandu tersebut.
7) Lingkaran Kelompok Taniyang menunjukkan komunitasnya yang cukup besar
karena kumpulan kelompok tani tersebut merupakan gabungan seluruh desa wotan
dan dilakukan 1 bulan sekali
4. Sejarah Dusun Bringin

Asal muasal sejarah Dusun Bringin berawal dari adanya seorang putri cantik yang
bernama Dewi Kunti. Putri tersebut menjadi incaran naga besar dimana naga tersebut
ingin mendapatkan Dewi Kunti yang akan dijadikan santapan makannya. Pada saat
itu, Dewi Kunti dikejar oleh naga besar sehingga membuat Dewi Kunti berlari
hingga Dusun Nogo.
Sesampainya di dusun Nogo, Dewi Kunti bertemu dengan burung Bri dimana burung
tersebut ingin menyelamatkan Dewi Kunti dari kejaran ular naga.
Singkat cerita, Dewi Kunti berlari hingga disebuah pertigaan. Di pertigaan tersebut
terdapat sebuah pohon Ringin yang akhirnya disebutlah dengan Dusun Bringin yakni
gabungan antara burung Bri yang mengejar Dewi Kunnti dengan pohon Ringin yang
ada di pertigaan tempat dimana Dewi Kunti berhenti ketika dikejar oleh ular naga
yang diselamatkan oleh burung bri.
5.. Potensi Sosial-Ekonomi, Sosial-Politik, Sosial-Budaya
a. Sosial-Ekonomi Dusun Bringin
Dalam segi ekonomi, masyarakat di Dusun Bringin bermata pencaharian sebagai
petani dan industri rumahan diantaranya adalah menanam padi, cabai, kacang tanah,
jagung,cengkeh, ada pula usaha peternakan seperti, ayam jawa, ayam petelur, bebek, sapi
dan kambing, sebagian lagi ada yang berdagang, banyak juga yang memiliki usaha sendiri
dirumah terutama di masyarakat Dusun Bringin tempat kami tinggal. Di Dusun Bringin
sebagian besar masyarakat memiliki usaha dirumah yakni pembuatan batu bata dan
genteng. Hampir di setiap rumah terdapat pembuatan batau bata atau genteng. Hal ini
disebabkan karena di kecamatan Sampung terkenal dengan tanah liatnya yang bagus dalam
pembuatan batu bata. Selain itu, masyarakatnya memiliki usaha pertokoan, serta warungwarung makanan.
c. Sosial-Politik
Di desa Karangwaluh ini dipimpin oleh Kepala desa atau lurah, yang pada saat ini
kepemimpinan Lurah di desa Karangwaluh dipimpin oleh bapak Tjipta. Dalam
menjalankan tugas pokoknya dikelurahan Bapak Tjipta dibantu oleh para stafnya, seperti
jogoboyo, Bayan, kamituwo, sambong, modin dan beberapa kaur. Disamping itu, kepala
desa dan para stafnya selalu menjalin komunikasi, berkoordinasi dan menjalin kerjasama
yang baik dengan pejabat kecamatan Sampung dalam rangka mewujudkan tatanan
pemerintahan yang baik sesuai visi misi yang ada.

Secara umum, kondisi politik dan pemerintahan di desa Karangwaluh berlangsung


aman, dan tertib, rukun dan kondusif. Penemuan kami dilapangan, menemukan sejumlah
fakta bahwa kondisi pisitif ini sebagian besar dipengaruhi oleh adanya aktifitas beberapa
organisasi masyarakat seperti: arisan RT, arisan kelompok yasinan, dan kelompok tani.
Melalui wadah organisasi tersebut, secara tidak langsung mampu menumbuhkan semangat
kekeluargaan dan persatuan yang utuh sehingga terjalin kerukunan dan keharmonisan
dalam kehidupan masyarakat.
Di dusun Bringin sendiri dipimpin oleh seorang kepala dusun atau kamituwo yang
bernama bapak Sukar. Meskipun bapak kepala dusun beragama non Islam namun tidak
menghalangi beliau dalam memimpin Dusun Bringin. Beliau sangat menghargai perbedaan
gama yang dianut oleh masyarakat dusun Bringin.
d. Sosial-budaya
Adat istiadat di dusun Bringin masih sangat kental dengan nuansa gotong royong dan
kekeluargaan, hal ini dapat terlihat saat acara hajatan semisal becean, Aqiqah,
Sunatan, Tahlilan, Dzikir Fida, Yasinan, Berjanji, bersih desa serta hajatan yang
lainnya.
Sehingga ketika salah satu warga Dusun Krajan mempunyai hajatan, maka seluruh
masyarakat akan ikut bahu membahu untuk membantu warga yang mempunyai hajatan
tersebut walaupun meninggalkan pekerjaan, korban uang, tenaga, dan pikiran.
Sedangkan adat istiadat masih sangat kental, terutama pada acara mantenan, sunatan,
Aqiqahan, dan ditempat orang yang meninggal.

Anda mungkin juga menyukai