Anda di halaman 1dari 4

Contoh Imunosupresan : Metotrekstat, Azatioprin, Siklofosfamid intravena,

Cyclophosphamide Metotrekstat - Nama : 4-amino-4-deoxy10-methylpteoryl-L-glutamic


acid. - Struktur kimia : C20H22N8O5 - Sifat Fisikokimia : Serbuk kristal berwarna kuning
atau oranye, higroskopis. Praktis tidak larut dalam air, alkohol, diklorometan, terurai dalam
larutan asam mineral, basa hidroksida dan karbonat. - Golongan/Kelas Terapi :
Antineoplastik, Imunosupresan dan obat utnuk terapi. - Nama dagang :EmthexateCombiphar/Pharmachemie,Methotrexat-Ebewe, Methotrexate-Kalbe. - Indikasi :
Pengobatan untuk neoplasma trofoblatik, leukemia, psoriasis, reumatoid artritis, termasuk
terapi poliartikular juvenile reumatoid artritis (JDR); karsinoma payudara, karsinoma leher
dan karsinoma kepala,karsinoma paru, osteosarkoma, sarcoma jaringan lunak, karsinoma
saluran gastrointestinal, karsinoma esofagus, karsinoma testes, karsinoma limfoma. Dosis, cara pemberian dan lama pemberian : Dosis 100 500 mg/m membutuhkan
leucovorin rescue, > 500 mg/m harus menggunakan leucovorin rescue baik secara iv, im,
maupun oral. Leucovorin 10 mg/m setiap 6 jam untuk 6-8 dosis dimulai 24 jam setelah
pemberian metotreksat. Pemberian leucovorin dilanjutkan sampai kadar metotreksat dalam
darah sebesar < 0.1 micromolar. Jika kadar metotreksat setelah 48 jam > 1 mikromolar atau
setelah 72 jam > 0.2 micromolar,berikan leucovorin 100 mg/m setiap 6 jam sampai kadar
metotreksat sebesar < 0.1 micromolar. - Farmakologi : Onset kerja : Antirematik: 3-6
minggu; tambahan perbaikan bisa dilanjutkan lebih lama dari 12 minggu. Absorpsi : Oral:
cepat : diserap baik pada dosis rendah (<30 mg/m2); tidak lengkap setelah dosis tinggi ;
I.M.: Lengkap Distribusi : Penetrasi lambat sampai cairan fase 3 (misal pleural efusi,
ascites), eksis lambat dari kompartemen ini (lebih lambat dari plasma), melewati plasenta,
jumlah sedikit masuk kelenjar susu, konsentrasi berangsur-angsur dikeluarkan di ginjal dan
hati. Ikatan protein: 50% Metabolisme: <10%: Degradasi dengan flora intestinal pada
DAMPA dengan karboksipeptida, oksidasi aldehid konversi metotreksat menjadi 7-OH
metotreksat di hati; poliglutamat diproduksi secara mempunyai kekuatan samadengan
metotreksat, produksinya tergantung dosis, durasi dan lambat dieliminasi oleh sel. T
eliminasi: Dosis rendah: 3-10 jam; I.M.: 30-60 menit. Ekskresi : Urin (44%-100%); feses
(jumlah kecil) - Stabilitas penyimpanan : Tablet dan vial disimpan pada suhu kamar (1525C), hindari cahaya matahari langsung. - Kontra Indikasi : Hipersensitifitas dari
metotreksat dan komponan lain dari sediaan; kerusakan hebat ginjal dan hati,pasien yang
mengalami supresi sum-sum tulang dengan psoriasis atau reumatoid artritits,penyakit
alkoholik hati,AIDS,darah diskariasis,kehamilan,menyusui. - Efek samping : Efek samping
beragam sesuai rute pemberian dan dosis. 1. Hematologi dan/atau toksisitas
gastrointestinal : sering terjadi pada penggunaan umum dari dosis umum metotreksat;
reaksi ini lebih sedikit terjadi ketika digunakan pada dosis topikal untuk reumatoid artritis. 2.
SSP : (dengan pemberian intratekal atau terapi dosis tinggi): Arachnoides: Manifestasi
reaksi akut sebagai sakit kepala hebat, rigidity nuchal, muntah dan demam, dapat alleviated
dengan pengurangan dosis. 3. Subakut toksisitas: 10% pasien diobat dengan 12-15 mg/m2
dari intratekal metotreksat bisa membuat ini dalam minggu kedua atau ketiga dari terapi;
konsis dari paralisis motor dari ekstremites,palsy nerve kranial, seizure, atau koma.Hal ini
juga terlihat pada pediatrik yang menerima dosis tinggi IV metotreksat. 4. Demyelinating

enselopati: telihat dalam bulan atau tahun setelah menerima metotreksat; biasanya
diasosiasikan dengan iradiasi kranial atau kemoterapi sistemik yang lain. 5.Dermatologi:
Kulit menjadi kemerahan.Endokrin dan metabolik: Hipoerurikemia,detektif oogenesis, atau
spermatogenesis. 6. GI: Ulserativ stomatitis, glossitis, gingivitis, mual, muntah, diare,
anoreksia, perforasi intestinal, mukositis (tergantung dosis; terlihat pada 3-7 hari setelah
terapi, terhenti setelah 2 minggu) 7.Hematologi: Leukopenia, trombositopenia.Ginjal: Gagal
ginjal, azotemia,nefropati.Pernafasan: Faringitis. 1%-10% 8. Kardiovaskular: Vaskulitis.SSP,
pusing, malaise, enselopati, seizure, demam, chills. 9. Myelosupresif : Terutama faktor
batas-dosis (bersama dengan mukositis) dari metotreksat, terjadi sekitar 5-7 hari setelah
terapi, dan harus dihentikan selama 2 minggu. 10. WBC : Ringan, Platelet: Sedang, Onset:
7 hari, Nadir: 10 hari, Recovery: 21 hari 11. Hepatik : Sirosis dan fibrosis portal pernah
diasosiasikan dengan terapi kronik metotreksat, evaliasi akut dari enzym liver adalah biasa
terjadi setelah dosis tinggi dan biasanya resolved dalam 1 hari.Neuromuskular dan skeletal:
Arthalgia.Okular: Pandanga 12. Renal : Disfungsi ginjal. Manifestasi karena abrupt rise
pada serum kreatinin dan BUN dan penurunan output urin, biasa terjadi pada dosis tinggi
dan berhubungan dengan presipitasi dari obat. 13. Respirator (Penumositis) : Berhubungan
dengan demam, batuk, dan interstitial pulmonari infitrates; pengobatan dengan metotreksat
selama reaksi akut; interstitial pneumisitis pernah dilaporkan terjadi dengan insiden dari 1%
pasien dengan RA (dosis 7.5-15 mg/minggu) <1% (terbatas sampai penting untuk
penyelamatan hidup): Neurologi akut sindrom (pada dosis tinggi- simptom termasuk
kebingungan, hemiparesis, kebutaan transisi,dan koma); anafilaksis alveolitis; disfungsi
kognitif (pernah dilaporkan pada dosis rendah),penurunan resistensi infeksi,eritema
multiforma, kegagalan hepatik, leukoenselopati (terutama mengikuti irasiasi spinal atau
pengulangan terapi dosis tinggi),disorder limpoproliferatif, osteonekrosis dan nekrosis
jaringan lunak (dengan radioterapi), perikarditis, erosions plaque (Psoriasis), seizure (lebih
sering pada pasien dengan ALL),sindrom Stevens Johnson, tromboembolisme.
-Interaksi : 1. Dengan Obat lain Efek meningkatkan/toksisitas: Pengobatan bersama
dengan NSAID telah menghasilkan supresi sum-sum tulang berat, anemia aplastik dan
toksisitas pada saluran gastrointestinal. NSAID tidak boleh digunakan selama
menggunakan metotreksat dosis sedang atau tinggi karena dapat meningkatkan level
metotreksat dalam darah (dapat menaikkan toksisitas): NSAID digunakan selama
pengobatan dari reumatoid artritis tidak pernah amati, tapi kelanjutan dari regimen
terdahulu pernah diikuti pada beberapa keadaan, dengan peringatan monitoring. Salisilat
bisa meningkatkan level metotreksat, bagaimanapun penggunaan salisilat untuk profilaksis
dari kejadian kardiovaskular tidak mendapat perhatian. 2. Dengan Makanan Serum level
metotreksat bisa menurun jika bersama dengan makanan. Makanan dengan banyak susu
dapat menurunkan absorpsi metotreksat. Folat dapat menurunkan respons obat. Hindari
echinacea (mempunyai sifat sebagai imunostimulan). -Pengaruh : 1. Kehamilan Faktor
resiko X 2. Ibu menyusui Metotreksat didistribusikan ke dalam air susu, dikontraindikasikan
untuk ibu menyusui. -Bentuk Sediaan : Tablet 2.5 ml, Vial 5 mg/2ml, Vial 50 mg/2 ml, Ampul
5 mg/ml, Vial 50mg/5ml Zat-zat lain 1. Kortikosteroda Hormon anak ginjal berkhasiat anti
radang, imunosupresif, dan antialergis. Kedua efek terakhir untuk sebagian besar

berhubungan dengan kerja antiradangnya dan terutama nampak pada reaksi imun di
jaringan. Misalnya migrasi sel dan aktivitas fagocytose dari makrofag/monocyt dikurangi.
Juga jaringan lymfatis dirombak, dimana limfosit-T dan B berperan. Pembentukan
antibodies hanya ditekan pada dosis amat tinggi. Kortikosteroida banyak digunakan
sebagai obat tambahan pada penyakit auto-imun seperti rema, Sjogren, SLE, dan MS
(multiple scerosis), juga pada terapi kanker. Efektif sekali untuk menekan dengan pesat
exacerbatio penyakit (mendadak menjadi parahnya gejala penyakit).Untuk memelihara
remisi pada penyakit-usus beradang kronis ternyata kurang efektif. 2. Siklosporin
(Sandimmun, Neoral) Endecapeptida siklis ini (1983) diperoleh dari fungi Tolypocladium
inflatum dan terdiri dari 11 asam amino. Bersifat Immunosupresif istimewa dengan jalan
menghambat secara spesifik respons-imun seluler. Proliferasi T-helpercells dan cytotoxic
cells dihambat secara selektif dan reversible. Juga merintangi produksi/pelepasan IL-2 dan
banyak limfokin lain. Produksi Limfo-T supressorcells justru distimulasi . Tidak berkhasiat
myelosupressif. Siklosporin terutama digunakan berkat sifat-sifat ini pada transplantasi
organ atau sumsum untuk profilakse dan penanganan reaksi penolakan. Juga pada
psioriasis, colitis dan penyakit Crohn. Siklosporin dapat dikombinasi dengan kortikoida atau
immunosupressiva yang lain dengan maksud mengurangi nefrotoksisitasnya. Resorbsi dari
usus sangat variable, BA-nya 10-15%, PP-nya 98%, plasma T1/2-nya ca 20 jam. Bersifat
sangat lipofil, maka distribusinya baik kesemua jaringan tubuh. Dalam hati dirombak
menjadi 15 metabolityang terutama diekskresikan melalui empedu dengan siklus
enterohepatis. Hanya 6% dieksresikan lewat kemih. Efek samping utamanya adalah yang
tergantung dari dosis dengan turunya nilai kreatinin (reversible). Juga hipertensi,
hiperlipidemia, hipertrichosis, gangguan lambung-usus,nyeri kepala, tangan rasa terbakar,
konvulsi, gangguan darah dan lain-lain. Bersifat karsinogen terutama bila digunakan lama
dengan dosis tinggi (limfoma, kanker kulit). Dosis : 4-12 jam sebelum transplantasi, oral 2,515 mg/kg selama 1-2 bulan, juga sebagai infuse intravena. Dosis disesuaikan dengan kadar
siklosporin dalam darah. 3. Tacrolimus (prograf) Senyawa makrolida ini diekstraksi dari
jamur streptomyces tsukubaensis (1993). Khasiat dan mekanisme immunosupressivenya
sama dengan sikolosporin, tetapi ca lebih kuat 50x dalam hal pencegahan sintesa IL-2 yang
mutlak perlu untuk proliferasi sel T. Juga bersifat sangat lipofil dan sama efektifnya dengan
siklosporin pada transplantasi hati, jantung, paru-paru, dan ginjal. Terutama digunakan
bersama kortikosteroida. Lebih sering menimbulkan efek samping berupa toksisitas bagi
ginjal dan saraf. Dosis : infuse i.v. 0,05-0,1 mg /kg/hari, 6 jam setelah transplantasi selama
2-3 hari, lalu dilanjutkan oral 0,15-0,3 mg/kg/hari dalam 2 dosis. 4. Mycofenolat-mofetil
(CellCept) Obat terbaru ini (1996) adalah prodrug dengan khasiat menekan perbenyakan
dari khusus limfosit melalui inhibisi enzim dehidrogenasi yang diperlukan untuk sintese
purin (DNA/RNA). Ternyata sangat efektif untuk melawan penolakan akut setelah
transplantasi ginjal. Dibandingkan dengan obat-obat lainya , yaitu azatioprin dan siklosporin
( dan prednisone), persentase penolakan dikurangi sampai 50%. Lagi pula efek
sampingnya lebih sedikit. Mungkin berdaya pula untuk menghambat penolakan menahun
(jangka panjang) yang smpai kini merupakan maslah besar. Resorpsinya dari usus baik,
dengan BA 90%. Dalam hati segera diubah menjadi asam mycofenolat aktif . Ekskresinya

berlangsung melaluiurin sebagai glukuronidanya (inaktif), sesudah mengalami resirkulasi


enterohepatis. Plasma t1/2 mycofenolat adalah ca 16 jam. Dosis : dalam waktu 72 jam
setelah transplantasi 2 dd 1ga.c dengan minyak air. 5. Talidomida (synovir) Derivat-piperidin
ini (1957) adalah obat tidur dengan efek teratogen sangat kuat (peristiwa softenon, 1962,
lihat edisi empat), yang berdasarkan khasiat anti-angiogenesisnya. Juga berdaya
imunosupresif (anti-TNF). Dan antiradang. Setelah dilarang peredaranya selama lebih dari
25 tahun, sejak awal tahun 1990-an talidomida mulai digunakan lagi antara lain untuk
menekan reaksi lepra dan meringankan gejala AIDS seperti (aphtae) dimulut ,
kerongkongan, dan kemaluan, serta diare dan kehilangan bobot serius. Di AS
penggunaanya pada lepra disahkan kembali sejak akhir tahun 1997 dengan syarat- syarat
ketat. Dewasa ini efektivitasnya sedang diselidiki secara klinis untuk berbagai penyakit
auto-imun. 6. Sulfalazin (sulcolon) Sulfalazin adalah persenyawaan sulfapiridin dengan 5ASA yang bersifat antiradang dengan jalan blokade siklo-oksigenase serta lipoksigenase
dan dengan demikian mencegah sintesis prostaglandin dan leukotrien . Sulfalazin
mempengaruhi fungsi limfosit, mungkin lewat cytokine, juga berdaya antioksidans (
Menangkap radikal bebas O2). Zat ini digunakan khusus pada penyakit usus beradang
kronis (crohn, colitis) dan pada rema.

Anda mungkin juga menyukai