Topik
Sasaran
: Keluarga Klien Ruang Rawat Irna Non Bedah RSUP DR. M. Djamil Padang
Tempat: Ruang Rawat Irna Non Bedah RSUP DR. M. Djamil Padang
A. LATAR BELAKANG
Ginjal adalah salah satu organ sistem kemih atau uriner (traetsu urinalius)
yang bertugas menyaring dan membuang cairan, sampah metabolisme dari dalam
tubuh seperti diketahui setelah sel-sel tubuh mengubah, makanan menjadi energi,
maka akan dihasilkan pula sampah sebagai hasil sampingan dari proses metabolisme
tersebut yang harus dibuang segera agar tidak meracuni tubuh (Vita Health, 2008).
Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah
nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2002).
Di negara maju, angka penderita gangguan ginjal cukup tinggi. Di Amerika
Serikat misalnya angka kejadian penyakit gagal ginjal meningkat tajam dalam 10
tahun. Tahun 1996 terjadi 166.000 kasus. GGT (gagal ginjal tahap akhir) dan pada
tahun 2000 menjadi 372.000 kasus. angka ini diperkirakan, amsih akan terus naik.
Pada tahun pada tahun 2010 jumlahnya diperkirakan lebih dari 650.000 kasus.Selain
diatas, sekitar 6 juta hingga 20 juta individu di Amerika diperkirakan mengalami
GGK (gagl ginjal kronis) tahap awal. Hal yang sama juga terjadi di Jepang di negeri
Sakura itu, pada akhir tahun 1996 di dapatkan sebanyak 167.000 penderita yang
menerima, terapi pengganti ginjal. Sedangkan tahun 2000 terjadi peningkatan lebih
dari 200.000 penderita. (Santoso Djoko, 2008).
Di indonesia peningkatan penderita penyakit ini mencapai angka 20%. Pusat data
dan informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PDPERSI) menyatakan
jumlah penderita gagal ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang per satu juta
1
penduduk.berdasarkan data dari Indonesia Renal Registry, suatu kegiatan registrasi dari
perhimpunan nefrologi Indonesia, pada tahu 2008 jumlah pasien hemodialisa (cuci
darah) mencapai 2260 orang dari 2146 orang pada tahun 2007.(Roderick, 2008).
Bila seseorang mengalami penyakit ginjal kronik sampai pada stadium 5 atau
telah mengalami penyakit ginjal kronik (gagal ginjal) dimana laju filtrasi glomerulus
(15 ml/menit) ginjal tidak mampu lagi menjalankan seluruh fungsinya dengan baik
maka dibutuhkan, Terapi untuk menggantikan fungsi ginjal. Hingga saat ini dialisis
dan transplantasi ginjal adalah tindakan yang efektif sebagai terapi untuk gagal ginjal
terminal (Nikon D. Cahyaningsih, 2009).
Terapi hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk
mengeluarkan sisa-sisah metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia
seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui
membran semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisa pada ginjal buatan
dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi. Pasien gagal ginjal menjalani
proses hemodialisa 1-3 kali seinggu dan sitiap kali nya memerlukan waktu 2-5 jam,
kegiatan ini akan berlangsung terus menerus sepanjang hidupnya (Hadibroto, 2007).
Pasien gagal ginjal kronik sangat bergantung kepada terapi hemodialisa untuk
menggantikan fungsi ginjalnya. HD dapat memperpanjang usia tanpa batas yang jelas,
namun tindakan ini tidak akan mengubah perjalanan alami penyakit ginjal yang
mendasari, juga tidak akan memperbaiki seluruh fungsi ginjal. Pasien tetap akan
mengalami sejumlah permasalahan dan komplikasi. Secara tidak langsung menjalani
terapi hemodialisa juga berarti menggangu pekerjaannya dan gairah bekerja menurun,
karna harus menjalankan peraturan pengobatan yang dirasakan. Begitu juga prilaku
yang dijalankan selama ini harus berubah, seperti perubahan diet yang tadinya bebas
sekarang dibatasi baik dalam asupan protein maupun jumlah cairan yang masuk, tidak
boleh merokok, tidak boleh minum yang beralkohol dan lain sebagainya. Perubahan
prilaku ini sangat sulit sehingga kecenderungan untuk mengikiti peraturan pengobatan
yang telah ditetapkan sangat rendah karna peraturan tersebut sangat mengikat dengan
aktifitas individu. (Smeltzer dan Bare, 2004).
Menurut Benyamin Bloom (1908)
dalam
Notoatmodjo
(2010)
pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan , ketiga domain ini
diukur dari pertama pengetahuan (knowledge), kedua sikap (attitude) dan ketiga
tindakan (practice).
Kepatuhan adalah ketaatan pasien dalam melaksanakan tindakan terapi.
Kepatuhan pasien berarti bahwa pasien dan keluarga harus meluangkan waktu dalam
menjalani pengobatan yang dibutuhkan. Ketidakpatuhan sebagai masalah medis yang
berat, dan oleh karna itu sejak tahun 1960 an sudah mulai diteliti di negara-negara
indusrti. Ketidakpatuhan mengikuti dan menjalankan rekomendasi pengobatan /
perawatan yang dianjurkan oleh dokter merupakan masalah yang sangat penting (Potter
& Perry, 2006).
Peneliti oleh Gusti Agung Trisna Wicaksana, 2008 tentang hubungan
pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan klien dalam menjalani terapi hemodilisa.
Hasil penelitian menyebutkan data yang didapat dari bulan mei-juni 2008 adalah jumlah
klien GGK 55 orang, terdiri dar laki-laki 34 orang, dan perempuan 21 orang responden.
Berdasarkan uji stastistik Chi Square di dapat hasil, adanya hubungan yang bermakna
dan segnifikan antara tingkat pengetahuan, sikap dan prilaku serta dukungan dengan
kepatuhan menjalankan cuci darah. Maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan,
prilaku dan dukungan sosial penting dalam menunjang kepatuhan klien dalam
menjalani pengobatan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setalah dilakukan penyuluhan, audience diharapkan mampu mengetahui tentang
berbagai macam penyakit pada ginjal RSUP DR. M. DJAMIL PADANG.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan audience agar mampu :
a. Menjelaskan pengertian dari gagal ginjal
b. Menjelaskan fungsi dari gagal ginjal
c. Menjelaskan penyebab dari gagal ginjal
d. Menjelaskan tanda dan gejala dari gagal ginjal
e. Menjelaskan diit bagi pasien yang mengalami gagal ginjal
f. Menjelaskan pencegahan dari gagal ginjal
g. Menjelaskan penatalaksanaan dari gagal ginjal
h. Menjelaskan komplikasi dari gagal ginjal
C. Sasaran / Target
Sasaran
: Keluarga Pasien Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUP Dr. M. Djamil
Padang
Target
: 25 orang.
D. Metoda
1. Ceramah
3
2. Tanya jawab
3. Diskusi
E. Media Dan Alat
1. Mikrofon
2. Leaflet
3. Infokus
4. Flipchart
5. Laptop
6. Pena dan buku
F. Waktu Dan Tempat
1. Hari / tanggal
2. Pukul
3. Waktu pertemuan
4. Tempat
G. Pengorganisasian
1. Penanggung jawab
2. Moderator
3. Presenter
4. Observer
5. Fasilitator
: Dino Prihatno
: Tiara Pradisa Chaniago
: Putri Aulia Indah
: Resti Putri Dian Pertiwi
: Nasma Pertiwi Oktaviani
Reni Wulandari
Tri Fadilla
Nadya Wulandari
Yola Putri Sari
H. Pembagian Tugas
1. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
2. Moderator
a. Membuka acara.
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
c. Menjelaskan tujuan dan topic.
d. Menjelaskan kontrak waktu, bahasa, tata tertib penyuluhan.
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada materi.
f. Mengarahkan alur diskusi.
g. Menutup acara.
4
3. Presenter
a. Menggali pengetahuan audience.
b. Mempresentasikan materi untuk penyeluhan.
4. Fasilitator
a. Memotivasi pasien untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
b. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari pasien.
c. Menjalankan absensi.
d. Membagikan leaflet.
6. Observer
a. Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Menyampaikan laporan hasil penyuluhan baik secara verbal dan non verbal.
c. Membuat laporan hasil.
I. Setting Tempat
Keterangan :
: Pembimbing
: Meja
: Presenter
: audience
: Fasilitator
: Observer
J. Kegiatan Penyuluhan
WAKTU
KEGIATAN
O
1.
2 menit
Pembukaan
MAHASISWA
PESERTA
Pembukaan :
1.
2.
3.
4.
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan
Menetapkan waktu
5. Menetapkan bahasa
1.
2.
3.
4.
Menjawab salam
Mendengarkan
Mendengarkan
Mengemukakan
pendapat
5. Mendengarkan
dan
mengemukakan
6. Mempersilahkan
pendapat
6. Memperhatikan
presenter
menyampaikan
2.
10 menit
Menyampaikan
penyuluhan
Pelaksanaan :
materi
1. Menggali pengetahuan
audience
tentang
1. Mengemukakan
pendapat
2. Memberikan
reinforcement positif
3. Menjelaskan
pengertian
tentang
penyakit
memperhatikan
3. Mendengarkan
memperhatikan
ginjal kronik
4. Menggali pengetahuan
audience
tentang
penyebab
penyakit
ginjal kronik
6
dan
4. Mengemukakan
pendapat
dan
5. Memberikan
5. Mendengarkan
reinforcement positif
6. Menjelaskan
penyebab
memperhatikan
tentang 6. Mendengarkan
penyakit
dan
dan
memperhatikan
ginjal kronik
7. Menggali pengetahuan 7. Mengemukakan
audience tentang tanda
dan
gejala
pendapat
penyakit
ginjal kronik
8. Memberikan
8. Mendengarkan
reinforcement positif
memperhatikan
9. Mendengar
dan
dan
memperhatikan
pendapat
dan
memperhatikan
reinforcement positif
12. Mendengarkan
12. Menjelaskan
diit
penyakit
kronik
tentang
ginjal
memperhatikan
dan
3.
5 menit
Tanya jawab
Tanya jawab
1. Memberikan
kesempatan
audience
1. Mengajukan pertanyaan
pada
untuk
bertanya
2. Menjawab pertanyaan
2. Mendengarkan
dan
memperhatikan
4.
3 menit
Penutup
Penutup
1. Melakukan evaluasi
1. Menjawab pertanyaan
2. Mendengarkan
2. Menyimpulkan materi
penyuluhan
3. Menjawab salam
3. Menutup
penyuluhan
K. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Diharapkan peserta penyuluhan 25 orang.
b. Diharapkan pengaturan tempat teratur, berbentuk setengah lingkaran.
c. Suasana tenang.
2. Evaluasi Proses
a. Diharapkan audience aktif dalam kegiatan penyuluhan.
b. Diharapkan audience mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
sesuai
dengan waktu
yang
telah
direncanakan yaitu tanggal 17 Maret 2016, pada hari Kamis dari pukul 10.00
WIB sampai selesai.
3. Evaluasi Hasil
a. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali pengertian penyakit gagal
ginjal kronik setelah diberikan penyuluhan.
b. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali fungsi dari ginjal setelah
diberikan penyuluhan.
c. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali penyebab penyakit gagal
ginjal kronik setelah diberikan penyuluhan.
d. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali tanda dan gejala penyakit
gagal ginjal kronik setelah diberikan penyuluhan.
e. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali diit bagi pasien dengan
penyakit gagal ginjal kronik setelah diberikan penyuluhan.
f. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali pencegahan penyakit
gagal ginjal kronik setelah diberikan penyuluhan.
g. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali penatalaksanaan penyakit
gagal ginjal kronik setelah diberikan penyuluhan.
h. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali komplikasi penyakit gagal
ginjal kronik setelah diberikan penyuluhan.
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian
Gagal Ginjal Kronis adalah kemunduran perlahan dari fungsi ginjal yang
menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah.
Gagal ginjal adalah ketidakmampuan ginjal mengangkut sampah metabolik
tubuh atau melakukan fungsi regulernya,suatu bahan yang biasanya di eliminasi di
urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan
menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolik cairan elektrolit serta
asam biasa (Suharyanto 2008).
Gagal ginjal kronis (GGK) atau penyakit ginjal tahap akhir merupakan
gangguan fungsi ginjal yang progressif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh
9
uremia
(retensi
urea
dan
sampah
nitrogen
lain
dalam
benigna,nefrosklerosis
dan air. Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan stroke atau gagal jantung.
Letih, mudah lelah
Kedutan otot, kelemahan otot, kram
Perasaan tertusuk jarum pada anggota gerak
Hilangnya rasa di daerah tertentu
Nafsu makan menurun, mual, muntah
Peradangan lapisan mulut (stomatitis)
Rasa tidak enak di mulut
Penurunan berat badan.
Kulitnya berwarna kuning kecoklatan
Merasakan gatal di seluruh tubuh
Perdarahan saluran pencernaan.
Umum
Kulit
Kepala dan leher
Mata
Kardiovaskular
Pernapasan
Gastrointestinal
uremik.
h. Kemih
i. Reproduksi
j. Saraf
pendarahan.
(Arif mansyur 2001).
5. Diit Pasien GGK
a. Mengkonsumsi makanan rendah protein.
Tubuh memerlukan protein untuk membentuk otot. Tapi bagi penderita
penyakit ginjal, kelebihan protein menyebabkan gang-guan pada proses
filtrasi atau penyaringan, sehingga terjadilah peningkatan sisa hasil
metabolisme protein dalam darah. Anda dapat mencegah hal ini dengan
mengkonsumsi makanan rendah protein.
b. Mengkonsumsi sedikit garam.
Garam natrium berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam tubuh Anda.
Untuk mengurangi kadar garam dalam tubuh, bila Anda membeli makanan,
periksalah label makanan carilah ma-kanan yang mempunyai kandungan
natrium di bawah 400 mg untuk sekali makan, gunakan saus yang berkadar
natrium rendah, dan jangan gunakan garam pengganti yang mengandung
kalium.
c. Tidak minum terlalu banyak.
Ginjal yang normal dapat mengatur keseimbangan cairan yang masuk dan
keluar dari tubuh. Jika ginjal Anda mengalami gangguan, maka akan terjadi
masalah pada pembentukan urine. Anda harus membatasi konsumsi air.
Sebaiknya hisaplah air jeruk lemon untuk membasahi bibir yang kering,
minumlah hanya untuk mengatasi haus, dan jika Anda menderita diabetes,
jagalah ka-dar gula Anda, agar Anda tidak merasa terlalu haus.
d. Tidak mengkonsumsi fosfat
Makanan dari produk susu, kacang-kacangan yang dikeringkan dan coklat
mengandung banyak fosfat. Jika banyak mengkonsumsi makanan ini, maka
kadar fosfat dalam darah meningkat dan menyebabkan tulang menjadi lebih
rapuh.
12
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 1996. Keperawatan Medikal Bedah. Terjemahan Monica Ester dkk.
2001. Jakarta : EGC.
Sylvia & Lorraine, 2002. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. Terjemahan
dr. Huriawati dkk. 2005. Jakarta : EGC.
13
http://Safuan.wordpress.com/2007/12/12/mengenal -gagal-ginjal//
14