Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik

: Cronik Kidney Disease (CKD)

Hari/Tanggal : Kamis, 17 Maret 2016


Pukul

: 10.00 10.20 WIB

Sasaran

: Keluarga Klien Ruang Rawat Irna Non Bedah RSUP DR. M. Djamil Padang

Tempat: Ruang Rawat Irna Non Bedah RSUP DR. M. Djamil Padang

A. LATAR BELAKANG
Ginjal adalah salah satu organ sistem kemih atau uriner (traetsu urinalius)
yang bertugas menyaring dan membuang cairan, sampah metabolisme dari dalam
tubuh seperti diketahui setelah sel-sel tubuh mengubah, makanan menjadi energi,
maka akan dihasilkan pula sampah sebagai hasil sampingan dari proses metabolisme
tersebut yang harus dibuang segera agar tidak meracuni tubuh (Vita Health, 2008).
Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah
nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2002).
Di negara maju, angka penderita gangguan ginjal cukup tinggi. Di Amerika
Serikat misalnya angka kejadian penyakit gagal ginjal meningkat tajam dalam 10
tahun. Tahun 1996 terjadi 166.000 kasus. GGT (gagal ginjal tahap akhir) dan pada
tahun 2000 menjadi 372.000 kasus. angka ini diperkirakan, amsih akan terus naik.
Pada tahun pada tahun 2010 jumlahnya diperkirakan lebih dari 650.000 kasus.Selain
diatas, sekitar 6 juta hingga 20 juta individu di Amerika diperkirakan mengalami
GGK (gagl ginjal kronis) tahap awal. Hal yang sama juga terjadi di Jepang di negeri
Sakura itu, pada akhir tahun 1996 di dapatkan sebanyak 167.000 penderita yang
menerima, terapi pengganti ginjal. Sedangkan tahun 2000 terjadi peningkatan lebih
dari 200.000 penderita. (Santoso Djoko, 2008).
Di indonesia peningkatan penderita penyakit ini mencapai angka 20%. Pusat data
dan informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PDPERSI) menyatakan
jumlah penderita gagal ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang per satu juta
1

penduduk.berdasarkan data dari Indonesia Renal Registry, suatu kegiatan registrasi dari
perhimpunan nefrologi Indonesia, pada tahu 2008 jumlah pasien hemodialisa (cuci
darah) mencapai 2260 orang dari 2146 orang pada tahun 2007.(Roderick, 2008).
Bila seseorang mengalami penyakit ginjal kronik sampai pada stadium 5 atau
telah mengalami penyakit ginjal kronik (gagal ginjal) dimana laju filtrasi glomerulus
(15 ml/menit) ginjal tidak mampu lagi menjalankan seluruh fungsinya dengan baik
maka dibutuhkan, Terapi untuk menggantikan fungsi ginjal. Hingga saat ini dialisis
dan transplantasi ginjal adalah tindakan yang efektif sebagai terapi untuk gagal ginjal
terminal (Nikon D. Cahyaningsih, 2009).
Terapi hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk
mengeluarkan sisa-sisah metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia
seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui
membran semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisa pada ginjal buatan
dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi. Pasien gagal ginjal menjalani
proses hemodialisa 1-3 kali seinggu dan sitiap kali nya memerlukan waktu 2-5 jam,
kegiatan ini akan berlangsung terus menerus sepanjang hidupnya (Hadibroto, 2007).
Pasien gagal ginjal kronik sangat bergantung kepada terapi hemodialisa untuk
menggantikan fungsi ginjalnya. HD dapat memperpanjang usia tanpa batas yang jelas,
namun tindakan ini tidak akan mengubah perjalanan alami penyakit ginjal yang
mendasari, juga tidak akan memperbaiki seluruh fungsi ginjal. Pasien tetap akan
mengalami sejumlah permasalahan dan komplikasi. Secara tidak langsung menjalani
terapi hemodialisa juga berarti menggangu pekerjaannya dan gairah bekerja menurun,
karna harus menjalankan peraturan pengobatan yang dirasakan. Begitu juga prilaku
yang dijalankan selama ini harus berubah, seperti perubahan diet yang tadinya bebas
sekarang dibatasi baik dalam asupan protein maupun jumlah cairan yang masuk, tidak
boleh merokok, tidak boleh minum yang beralkohol dan lain sebagainya. Perubahan
prilaku ini sangat sulit sehingga kecenderungan untuk mengikiti peraturan pengobatan
yang telah ditetapkan sangat rendah karna peraturan tersebut sangat mengikat dengan
aktifitas individu. (Smeltzer dan Bare, 2004).
Menurut Benyamin Bloom (1908)

dalam

Notoatmodjo

(2010)

seseorang ahli psikologi membagi perilaku manusia menjadi 3 (tiga) domain,ranah


atau kawasan, yakni: Kognitif (cognitive), Affektif (affective), Psikomotor
(psychomotor). Perilaku merupakan totalitas penghayatan atau aktivitas seseorang
yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor baik faktor
internal maupun faktor eksternal. Dalam Perkembangan selanjutnya oleh para ahli
2

pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan , ketiga domain ini
diukur dari pertama pengetahuan (knowledge), kedua sikap (attitude) dan ketiga
tindakan (practice).
Kepatuhan adalah ketaatan pasien dalam melaksanakan tindakan terapi.
Kepatuhan pasien berarti bahwa pasien dan keluarga harus meluangkan waktu dalam
menjalani pengobatan yang dibutuhkan. Ketidakpatuhan sebagai masalah medis yang
berat, dan oleh karna itu sejak tahun 1960 an sudah mulai diteliti di negara-negara
indusrti. Ketidakpatuhan mengikuti dan menjalankan rekomendasi pengobatan /
perawatan yang dianjurkan oleh dokter merupakan masalah yang sangat penting (Potter
& Perry, 2006).
Peneliti oleh Gusti Agung Trisna Wicaksana, 2008 tentang hubungan
pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan klien dalam menjalani terapi hemodilisa.
Hasil penelitian menyebutkan data yang didapat dari bulan mei-juni 2008 adalah jumlah
klien GGK 55 orang, terdiri dar laki-laki 34 orang, dan perempuan 21 orang responden.
Berdasarkan uji stastistik Chi Square di dapat hasil, adanya hubungan yang bermakna
dan segnifikan antara tingkat pengetahuan, sikap dan prilaku serta dukungan dengan
kepatuhan menjalankan cuci darah. Maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan,
prilaku dan dukungan sosial penting dalam menunjang kepatuhan klien dalam
menjalani pengobatan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setalah dilakukan penyuluhan, audience diharapkan mampu mengetahui tentang
berbagai macam penyakit pada ginjal RSUP DR. M. DJAMIL PADANG.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan audience agar mampu :
a. Menjelaskan pengertian dari gagal ginjal
b. Menjelaskan fungsi dari gagal ginjal
c. Menjelaskan penyebab dari gagal ginjal
d. Menjelaskan tanda dan gejala dari gagal ginjal
e. Menjelaskan diit bagi pasien yang mengalami gagal ginjal
f. Menjelaskan pencegahan dari gagal ginjal
g. Menjelaskan penatalaksanaan dari gagal ginjal
h. Menjelaskan komplikasi dari gagal ginjal
C. Sasaran / Target
Sasaran
: Keluarga Pasien Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUP Dr. M. Djamil
Padang
Target
: 25 orang.
D. Metoda
1. Ceramah
3

2. Tanya jawab
3. Diskusi
E. Media Dan Alat
1. Mikrofon
2. Leaflet
3. Infokus
4. Flipchart
5. Laptop
6. Pena dan buku
F. Waktu Dan Tempat
1. Hari / tanggal
2. Pukul
3. Waktu pertemuan
4. Tempat

: Kamis / 17 Maret 2016


: 10.00 10.20 WIB
: 20 menit
: Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang

G. Pengorganisasian
1. Penanggung jawab
2. Moderator
3. Presenter
4. Observer
5. Fasilitator

: Dino Prihatno
: Tiara Pradisa Chaniago
: Putri Aulia Indah
: Resti Putri Dian Pertiwi
: Nasma Pertiwi Oktaviani
Reni Wulandari
Tri Fadilla
Nadya Wulandari
Yola Putri Sari

H. Pembagian Tugas
1. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
2. Moderator
a. Membuka acara.
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
c. Menjelaskan tujuan dan topic.
d. Menjelaskan kontrak waktu, bahasa, tata tertib penyuluhan.
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada materi.
f. Mengarahkan alur diskusi.
g. Menutup acara.
4

3. Presenter
a. Menggali pengetahuan audience.
b. Mempresentasikan materi untuk penyeluhan.
4. Fasilitator
a. Memotivasi pasien untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
b. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari pasien.
c. Menjalankan absensi.
d. Membagikan leaflet.
6. Observer
a. Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Menyampaikan laporan hasil penyuluhan baik secara verbal dan non verbal.
c. Membuat laporan hasil.
I. Setting Tempat

Keterangan :
: Pembimbing
: Meja
: Presenter
: audience

: Fasilitator

: Observer

J. Kegiatan Penyuluhan

WAKTU

KEGIATAN

O
1.

2 menit

Pembukaan

MAHASISWA

PESERTA

Pembukaan :
1.
2.
3.
4.

Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan
Menetapkan waktu

5. Menetapkan bahasa

1.
2.
3.
4.

Menjawab salam
Mendengarkan
Mendengarkan
Mengemukakan

pendapat
5. Mendengarkan

dan

mengemukakan
6. Mempersilahkan

pendapat
6. Memperhatikan

presenter
menyampaikan
2.

10 menit

Menyampaikan

penyuluhan
Pelaksanaan :

materi

1. Menggali pengetahuan
audience

tentang

1. Mengemukakan
pendapat

penyakit ginjal kronik


2. Mendengarkan

2. Memberikan
reinforcement positif
3. Menjelaskan
pengertian

tentang
penyakit

memperhatikan
3. Mendengarkan
memperhatikan

ginjal kronik
4. Menggali pengetahuan
audience

tentang

penyebab

penyakit

ginjal kronik
6

dan

4. Mengemukakan
pendapat

dan

5. Memberikan

5. Mendengarkan

reinforcement positif
6. Menjelaskan
penyebab

memperhatikan

tentang 6. Mendengarkan
penyakit

dan

dan

memperhatikan

ginjal kronik
7. Menggali pengetahuan 7. Mengemukakan
audience tentang tanda
dan

gejala

pendapat

penyakit

ginjal kronik
8. Memberikan

8. Mendengarkan

reinforcement positif

memperhatikan
9. Mendengar

9. Menjelaskan tanda dan

dan

dan

memperhatikan

gejala penyakit ginjal


kronik
10. Mengemukakan
10. Menggali pengetahuan

pendapat

audience tentang diit


penyakit ginjal kronik
11. Mendengarkan
11. Memberikan

dan

memperhatikan

reinforcement positif
12. Mendengarkan
12. Menjelaskan
diit

penyakit

kronik

tentang
ginjal

memperhatikan

dan

3.

5 menit

Tanya jawab

Tanya jawab
1. Memberikan
kesempatan
audience

1. Mengajukan pertanyaan
pada
untuk

bertanya
2. Menjawab pertanyaan

2. Mendengarkan

dan

memperhatikan

4.

3 menit

Penutup

Penutup
1. Melakukan evaluasi

1. Menjawab pertanyaan
2. Mendengarkan

2. Menyimpulkan materi
penyuluhan
3. Menjawab salam
3. Menutup

penyuluhan

dan meberikan salam

K. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Diharapkan peserta penyuluhan 25 orang.
b. Diharapkan pengaturan tempat teratur, berbentuk setengah lingkaran.
c. Suasana tenang.
2. Evaluasi Proses
a. Diharapkan audience aktif dalam kegiatan penyuluhan.
b. Diharapkan audience mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

c. Diharapkan pelaksanaan kegiatan

sesuai

dengan waktu

yang

telah

direncanakan yaitu tanggal 17 Maret 2016, pada hari Kamis dari pukul 10.00
WIB sampai selesai.
3. Evaluasi Hasil
a. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali pengertian penyakit gagal
ginjal kronik setelah diberikan penyuluhan.
b. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali fungsi dari ginjal setelah
diberikan penyuluhan.
c. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali penyebab penyakit gagal
ginjal kronik setelah diberikan penyuluhan.
d. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali tanda dan gejala penyakit
gagal ginjal kronik setelah diberikan penyuluhan.
e. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali diit bagi pasien dengan
penyakit gagal ginjal kronik setelah diberikan penyuluhan.
f. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali pencegahan penyakit
gagal ginjal kronik setelah diberikan penyuluhan.
g. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali penatalaksanaan penyakit
gagal ginjal kronik setelah diberikan penyuluhan.
h. Diharapkan audience mampu menjelaskan kembali komplikasi penyakit gagal
ginjal kronik setelah diberikan penyuluhan.

LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian
Gagal Ginjal Kronis adalah kemunduran perlahan dari fungsi ginjal yang
menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah.
Gagal ginjal adalah ketidakmampuan ginjal mengangkut sampah metabolik
tubuh atau melakukan fungsi regulernya,suatu bahan yang biasanya di eliminasi di
urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan
menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolik cairan elektrolit serta
asam biasa (Suharyanto 2008).
Gagal ginjal kronis (GGK) atau penyakit ginjal tahap akhir merupakan
gangguan fungsi ginjal yang progressif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh
9

gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit


menyebabkan

uremia

(retensi

urea

dan

sampah

nitrogen

lain

dalam

darah(Smeltzer dan Bare 2008).


2. Fungsi dari ginjal
Ginjal merupakan bahgian utama dari tubuh yang sangat penting, ginjal
bekerja sebagai pengatur lingkungan bagi tubuh, menjaga sekitar organ-organ kita.
Ginjal membuang sampah dari tubuh, makanan dan minuman di hancurkan dan di
serap ke aliran darah, sebagian di gunakan, sebagian lagi di hancurkan, zat-zat
yang tidak dapat di gunakan menjadi racun bagi tubuh dan di buang dari darah
oleh ginjal bersama air kemih. Apabila ginjal mengalami kerusakan sehingga
fungsinya mengalami kegagalan sampah-sampah racun-racun dan cairan yang
berlebihan, tidak dapat di buang dan tertimbun dalam tubuh.
a. Ginjal juga menjaga keseimbangan dalam tubuh.
b. Ginjal membuat dan mengatur hormon penting, seperti:
a) Hormon eritropaietin
Yang merangsang produksi sel darah merah.
b) Renin
Yang dapat dalam mengontrol tekanan darah.
c) Vitamin D aktif
Mengontrol penyerapan kalsium dan membantu menjaga tulang tetap
kuat.
Fungsi penting ginjal dalam membuat hormon ini membantu menjelaskan
kejadian anemia yang sering terjadi. Tekanan darah tinggi dan tulang-tulang yang
lemah pada orang yang gagal ginjal.
3. Etiologi Gagal Ginjal Kronik
Menurut Brenner dan Lazarus (1987) penyebab penyakit ginjal stadium
terminal yang paling sering di temukan adalah sebagai berikut :
a. Glomerulonefritis kronik
b. Nefropati Diabetik.
c. Nefrosklerosis hipertensif
d. Penyakit ginjal polikistik
e. Pielonefritis kronis dan nefritis interstisial.
Beberapa penyebab gagal ginjal kronik adalah Penyakit infeksi dan peradangan :
a. Pielonefritis kronik glomerulonefritis.
b. Penyakit vaskuler hipertesif: Nefrosklerosis

benigna,nefrosklerosis

maligna,stenosis arteri renalis.


c. Gangguan jaringan penyambung; Lupus eritematosus sistemik, poliartritis
nodusa,sklerosis sistemik progresif.
10

d. Gangguan congenital dan herediter ;Penyakit ginjal polikistik asidosis tubulus


ginjal.
e. Penyakit metabolik: Diabetes melitus gout disease hiperparatiroidisme.
f. Nefropati toksik: Penyalahgunaan analgisik,nefropati timbale.
g. Nefropati obstruktif :
- Saluran kemih bagian atas: Kalkuli,neoflasma fibrosis retroperineal.
- Saluran kemih bagian bawah: Hipertrofi prostat striktur uretra
anomaly leher kandung kemih dan uretra (Suharyanto 2008).
Adapun penyebab gagal ginjal kronik yang lain, yaitu :
a.
b.
c.
d.

Penyumbatan saluran kemih


Tekanan darah tinggi
Kelainan ginjal, misalnya penyakit ginjal polikista
Diabetes melitus (kencing manis).

4. Tanda dan Gejala GGK


Gejala gejala :
a. Tekanan darah tinggi, karena ginjal tidak mampu membuang kelebihan garam
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

dan air. Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan stroke atau gagal jantung.
Letih, mudah lelah
Kedutan otot, kelemahan otot, kram
Perasaan tertusuk jarum pada anggota gerak
Hilangnya rasa di daerah tertentu
Nafsu makan menurun, mual, muntah
Peradangan lapisan mulut (stomatitis)
Rasa tidak enak di mulut
Penurunan berat badan.
Kulitnya berwarna kuning kecoklatan
Merasakan gatal di seluruh tubuh
Perdarahan saluran pencernaan.

Adapun tanda dan gejala dari gagal ginjal kronik yaitu :


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Umum
Kulit
Kepala dan leher
Mata
Kardiovaskular
Pernapasan
Gastrointestinal

uremik.
h. Kemih
i. Reproduksi

: malaise dan gagal tumbuh.


: pucat,mudah lecet,rapuh dan leukonikia
: fetor uremik,lidah kering,dan berselaput.
: fundus hipertensif dan mata merah.
: hipertensi,gagal jantung dan perikarditis uremik.
: hiperventilasi asidosis,edema paru dan efusi pleura.
: anoreksia,nausea,gastritis,ulkus peptikum dan colitis
: nokturia,poliuria,haus dan proteinuria.
:penurunan, libido, impotensi, amenorhoe, infertilitas,

ginekomastia dan galaktore.


11

j. Saraf

: letargi, malaise, tremor, mengantuk, kebingungan,

kejang, dan koma.


k. Tulang
l. Sendi
m. Hematologi

: hiperparatiroidisme,dan devesiensi vitamin D.


: pseudogout,dan klasifikasi ekstra tulang.
: anemia, defisiensi imun dan mudah mengalami

pendarahan.
(Arif mansyur 2001).
5. Diit Pasien GGK
a. Mengkonsumsi makanan rendah protein.
Tubuh memerlukan protein untuk membentuk otot. Tapi bagi penderita
penyakit ginjal, kelebihan protein menyebabkan gang-guan pada proses
filtrasi atau penyaringan, sehingga terjadilah peningkatan sisa hasil
metabolisme protein dalam darah. Anda dapat mencegah hal ini dengan
mengkonsumsi makanan rendah protein.
b. Mengkonsumsi sedikit garam.
Garam natrium berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam tubuh Anda.
Untuk mengurangi kadar garam dalam tubuh, bila Anda membeli makanan,
periksalah label makanan carilah ma-kanan yang mempunyai kandungan
natrium di bawah 400 mg untuk sekali makan, gunakan saus yang berkadar
natrium rendah, dan jangan gunakan garam pengganti yang mengandung
kalium.
c. Tidak minum terlalu banyak.
Ginjal yang normal dapat mengatur keseimbangan cairan yang masuk dan
keluar dari tubuh. Jika ginjal Anda mengalami gangguan, maka akan terjadi
masalah pada pembentukan urine. Anda harus membatasi konsumsi air.
Sebaiknya hisaplah air jeruk lemon untuk membasahi bibir yang kering,
minumlah hanya untuk mengatasi haus, dan jika Anda menderita diabetes,
jagalah ka-dar gula Anda, agar Anda tidak merasa terlalu haus.
d. Tidak mengkonsumsi fosfat
Makanan dari produk susu, kacang-kacangan yang dikeringkan dan coklat
mengandung banyak fosfat. Jika banyak mengkonsumsi makanan ini, maka
kadar fosfat dalam darah meningkat dan menyebabkan tulang menjadi lebih
rapuh.

12

6. Pencegahan gagal ginjal


a. Perubahan gaya hidup
b. Minum secukupnya setiap hari
c. Makan lebih sedikit makanan kaya oxalate, seperti bayam, ubi, teh, coklat dan
produk kedelai.
d. Memilih makanan yang rendah garam dan protein hewani.
e. Makan makanan kaya kalsium, akan tetapi membatasi penggunaan suplemen
kalsium.
7. Penatalaksanaan
a. Pengaturan minum, pemberian cairan.
b. Pengendalian hipertensi
c. Pengendalian K+ darah
d. Penanggulangan anemia
e. Penanggualangan asidosis
f. Pengobatan dan pencegahan infeksi
g. Pengaturan protein dalam makan
h. Pengobatan neuropati
i. Dialisis
j. Transplantasi
8. Komplikasi
a. Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, katabolisme, dan
memasukkan diit berlebihan.
b. Perikarditis, efusi perikardial.
c. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensin aldosteron.
d. Anemia akibat penurunan eritropoitin.
e. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 1996. Keperawatan Medikal Bedah. Terjemahan Monica Ester dkk.
2001. Jakarta : EGC.
Sylvia & Lorraine, 2002. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. Terjemahan
dr. Huriawati dkk. 2005. Jakarta : EGC.
13

http://Safuan.wordpress.com/2007/12/12/mengenal -gagal-ginjal//

14

Anda mungkin juga menyukai