Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER


PUSKESMAS KTK SOLOK
Dermatitis Kontak Alergi

OLEH:
Umpi Asparingga. S.Ked
NPM : 1010070100072
PRESEPTOR
dr. PEPY LEDY SOFFIANI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( RSUD ) SOLOK
2016

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN KLINIK SENIOR DI FASILITAS


PELAYANAN KESEHATAN PRIMER PUSKESMAS KTK

IDENTITIAS
Nama

: Ade Saputra

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur

: 15 tahun

Hari/Bulan/Tahun : Senin, 25 Juli 2016

Pekerjaan

: Pelajar

Agama : Islam

Alamat

: Aro

Tujuan Poli

: Umum

JUDUL PENYAKIT

: Dermatitis Kontak Alergi


No. ICD X : L23 Allergic contact dermatitis

Masalah Kesehatan :
Dermatitis kontak alergi (DKA) adalah reaksi peradangan kulit
imunologik karena reaksi hipersensitivitas kerusakan kulit terjadi didahului oleh
proses sensitisasi berupa alergen (fase sensitisasi) yang umumnya berlangsung 2-3
minggu. Bila terjdai pajanan ulang dengan allergen yang sama atau serupa,
periode hingga terjadinya gejala klinis umumnya 24-48 jam (fase

elisitasi).

Allergen paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 5001000 Da. DKA terjadi dipengaruhi oleh adanya sensitisasi alergen derajat pajanan
dan luasnya penestrasi di kulit.

ANAMNESA :
Keluhan Utama : Bercak kehitaman yang terasa gatal disela-sela jari kaki dan
punggung kedua kaki sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat penyakit Sekarang

Bercak kehitaman yang terasa gatal disela-sela jari dan punggung kedua

kaki sejak 3 hari yang lalu


Awalnya bercak muncul setelah pasien memakai sandal jepit berbahan
berbahan karet yang baru dibeli, satu hari kemudian timbul bercak

kemerahan dan gatal disela-sela jari kaki dan punggung kedua kaki.
Rasa gatal tidak berkurang meskipun sandal sudah dilepas.
Gatal dirasakan saat beraktivitas maupun saat istirahat.
Perih dirasakan bekas luka garukan
BAK dan BAB dalam batas normal

Riwayat Penyakit Dahulu:


-

Tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.


Riwayat alergi obat dan makanan (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


-

Tidak ada keluarga yang sedang menderita penyakit yang sama.


Riwayat alergi dalam keluarga (-)
Riwayat DM dalam keluarga (-)

Riwayat pekerjaan sosial dan kebiasaan


o Pasien adalah seorang siswa SMA
o Pasien memakai sandal jepit berbahan dasar karet

PEMERIKSAAN FISIK
i.
-

Status generalisata
Keadaan Umum
: tampak sakit sedang
Kesadaran
: compos mentis cooperatif
Tekanan Darah
: 100/70 mmHg
Nadi
: 85 x/menit, reguler
Nafas
: 22 x/ menit
Suhu
: 36,5

Status dermatologikus
3

Lokasi
Distribusi
Bentuk/ Susunan
Batas
Ukuran
Efforesensi

: kedua sela jari kaki dan punggung kaki


: terlokalisir, unilateral
: mengikuti pola sandal/tidak khas
: tidak tegas
: plakat
: plak eritema, skuama kecoklatan, likenifikasi, fisur

Status Internus

Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher

: Normocephal, rambut hitam tidak mudah rontok.


: Konjungtiva tidak hiperemis, sklera tidak ikterik.
: Simetris, penciuman baik
: Mukosa mulut kering
: Simetris, pendengaran normal.
Inspeksi
Palpasi

: Tidak tampak pembesaran tiroid.


: Tidak teraba pembesaran tiroid

Inspeksi
Palpasi

: Tidak tampak pembesaran KGB


: Tidak teraba pembesaran KGB

KGB
Thorax
Paru :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Jantung:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi

Auskultasi

: Simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan


dinamis
: Fremitus sama kiri dan kanan
: Sonor pada kedua lapang paru
: Suara nafas vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)

: Iktus kordis tidak terlihat


: Iktus kordis teraba di LMCS RIC V
: Batas kanan atas, di LPSD RIC II
Batas kanan bawah, di LPSD RIC IV
Batas kiri atas, di LPSS RIC II
Batas apex jantung, di LMCS RIC V, 1 jari medial.
: Bunyi jantung murni reguler, S1>S2, bising (-),
Gallop (-)

Abdomen :
Inspeksi

: distensi (-), darm counture (-), darm steifung (-),


sikatrik (-)

Palpasi

: soepel, nyeri tekan pada hipokondrium kanan,


hepar lien tidak teraba

Perkusi

: timpani

Auskultasi

: bising usus (+) normal

Ekstremitas

: akral hangat (+), sianosis (-), edema (-)


Kekuatan otot 555 555
555 555

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan pemeriksaan uji tempel ( Patch test )
DIAGNOSA
-

Dermatitis kontak alergi ec suspek sandal jepit

Diagnosis Banding

Dermatitis kontak iritan

Komplikasi
-

Infeksi sekunder

PENATALAKSANAAN
I.

Non farmakologi ( konseling dan edukasi )


5

A. Promotif
: UKS SMAN 3 Kota Solok
Memberikan penyuluhan / nasehat dan edukasi langsung ke pasien

atau teman-teman tentang penyakit kulit.


Menjelaskan kepada pasien dan teman-teman

pasien

bahwa

penyakitnya disebabkan oleh proses imunologis dan bukan penyakit


-

menular.
Menjelaskan penyakit kepada pasien dan teman-teman pasien, bahwa
penyakit yang diderita pasien adalah penyakit alergi kulit yang dapat

berulang serta komplikasi yang dapat diderita.


Memberi informasi agar memakai alat pelindung diri jika berkontak
dengan bahan alergen

Memberikan penyuluhan tentang pengetahuan, kesadaran, kemampuan


dan perilaku

masyarakat

(pasien,

klien

dan

masyarakat)

untuk mewujudkan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.

B. Preventif.
- Rujuk klinik sanitasi :
a. Memberikan edukasi tentang :
Personal hygiene ditingkatkan (seluruh anggota keluarga) :
- Menghindari pemakaian penyebab alergi yaitu pakaian berbahan
-

karet
Memberi nasehat untuk menggunakan alat pelindung diri seperti

sarung tangan dan sepatu boot


Mengurangi menggaruk daerah gatal tersebut karena akan

menimbulkan perlukaan.
Menjaga kebersihan luka, agar tidak terjadi infeksi sekunder pada

kulit
Mengganti semua pakaian yang terkena allergen
Mencuci bagian yang terpapar secepat mungkin dengan sabun, jika

tidak ada sabun bilas dengan air bersih.


Menghindari air bekas cucian atau bilasan kulit yang terpapar

allergen.
Bersihkan pakaian yang terkena allergen secara terpisah dengan

pakaian lain.
Mengajurkan pasien untuk menggunakan pakaian seperti handuk,

baju tersendiri
Mengajurkan pasien untuk menggunakan alat mandi seperti sabun
yang cair, jika tidak ada sabun cair memakai sabun batang tetapi
tidak campur dengan keluarga.

Meningkatkan sanitasi rumah :


- Memberi edukasi kepada pasien dan keluarga pasien agar
-

membersihkan lantai rumah minimal sekali seminggu.


Memberi edukasi kepada pasien dan keluarga pasien agar didalam
rumah mendapatkan cahaya matahari dengan cara membuka

jendela rumah jika tidak minimal memberi cahaya lampu.


Memberi edukasi kepada pasien dan keluarga pasien membuat
ventilasi yang luas agar udara bisa masuk kedalam rumah.

RENCANA TINDAK LANJUT

Rujuk ke klinik sanitasi jika menemukan 2 kali kasus yang mengalami

penyakit yang sama dengan melakukan kunjungan rumah.


Lakukan pemeriksaan patch test ( jika dibutuhkan )
Jika ada kelainan tidak membaik dalam 4 minggu rujuk ke spesialis bagian
kulit.

II.
Farmakologi:
1. Topikal ( 2 kali sehari)
- Pelembab krim hidrofilik urea 10%
- kortikosteroid : desonoid krim 0,05% (catatan: bila tidak tersedia dapat
-

digunakan fluosinolon asetonid krim 0,025%)


pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan hiperpigmentasi,
dapat diberikan golongan betametason valerat krim 0,1% atau mometason

furoat krim 0,1%


pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik

topikal.
2. Oral sistemik
- Antihistamin hidroksisin (2x1 tablet) selama maksimal 2 minggu, atau
- Loratadine 1x10 mg/hari selama maksimal 2 minggu

SARANA PRASARANA

:-

PROGNOSIS

Prognosis pada umumnya bonam, sedangkan quo ad sanationam adalah


malam ( bila sulit menghindari dan dapat menjadi kronis ).

Solok,
Dokter Muda

Juli 2016

Pembimbing
Puskesmas KTK

( Umpi Asparingga )
NPM 1010070100072

( dr. Pepy Ledy Soffiani )


NIP. 1979081020070120067

Anda mungkin juga menyukai