Anda di halaman 1dari 3

CONTOH CARA PEMBUATAN INSTRUMEN POKOK PROFESI

DI FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN


Dalam rangka menjamin kerahasiaan kefarmasian, mencegah terjadinya penyalahgunaan, mendorong
kebertanggungjawaban dalam menjalankan praktik/pekerjaan kefarmasian serta mudah dalam
penelusuran dokumen tanpa bermaksud mereduksi hak-hak dan kewenangan profesi, Organisasi
Profesi memberikan pilihan kepada Anggota dalam melindungi pekerjaan dengan menyusun Contoh
Cara Pembuatan Instrumen Pokok Profesi yang mungkin dapat digunakan sebagai perangkat
pelengkap administrasi praktik di suatu fasilitas pelayanan kefarmasian.
Instrumen Profesi lain yang lebih tepat dapat dibuat sesuai keperluan.
Sebagai berikut :
1. Format Kop dan Nomor Surat Pesanan
Surat Pesanan merupakan bagian dari dokumen rahasia kefarmasian fasilitas. Setiap Apoteker
Pemegang SIP di fasilitas yang berizin berwenang melakukan pemesanan dan menandatangani
Surat Pesanan untuk keperluan di fasilitas tersebut. Tiap Apoteker pemesan harus memastikan
bahwa pemesanan barang telah terkonfirmasi serta telah mengikuti aturan yang dibenarkan
oleh peraturan perundangan.

NAMA FASILITAS
Nomor dan tanggal berakhir Izin Fasilitas
Alamat dan notelp Fasilitas

SURAT PESANAN
Nomor SP : .................................
Kepada :
Apoteker .....................................................
Di PBF ........................................................
Untuk keperluan pelayanan kefarmasian, harap dikirimkan barang-barang sebagai berikut :
No.
Nama Barang
Satuan Bentuk Sediaan Kekuatan/dosis
Keterangan/spec lain

Stempel Apotek

Kota, tanggal.......................................
Apoteker Pemesan,
Tandatangan basah + Stempel SIP Pemesan

NAMA APOTEKER PEMESAN


SIP: .........................

Contoh Penomoran SP :
Tujuan : untuk memastikan kebenaran pesanan dan mencegah pemalsuan/penyalahgunaan SP
a. Nomor SP terdiri dari 4 elemen : nomor urut SP// inisial nama Apoteker +5 digit terakhir NA IAI//nomor awal SIP
Apoteker dan inisial kab/kota.
b. Contoh : 024.SW-02534.127-BGRKT, dibaca : SP Nomor 024 oleh Apoteker Sri Wulandari dengan anggota IAI
nomor 02534 dan SIPA nomor 127 oleh Dinas/Pemda Kota Bogor.
Untuk Nama Apoteker perlu diikuti dengan nomor anggota IAI karena nomor tersebut bersifat unik dan permanen
bagi yang bersangkutan, serta untuk membedakannya dengan inisial yang serupa (misal : Sri Wahyuni, Sri Wahyono,
dll)
Nomor SP perlu dibuat sedemikian pribadi (melekat pada Apoteker) agar hanya dapat dibuat dan dibaca oleh para
pihak berwenang [apoteker pembuat, apoteker tertuju, admin PBF serta Pemerintah (BBPOM Setempat)]. Juga
untuk memudahkan dalam penelusuran.

2. Format Kop dan Penulisan Salinan Resep


Resep merupakan instrumen komunikasi profesi antara pribadi dokter, apoteker dan pasien. Oleh
karena itu, Kop pada naskah Salinan Resep harus menampilkan Nama Apoteker beserta
legalitasnya sebagai bagian utama. Salinan Resep merupakan instrumen komunikasi profesi antar
Apoteker dengan pasien dalam keadaan tertentu. Salinan Resep merupakan bagian dari dokumen
rahasia kefarmasian. Hanya Apoteker ber-SIP yang berwenang (atasnama diri sendiri) yang dapat
melakukan penandatanganan atas Salinan Resep yang dibuat untuk keperluan yang dapat
dibenarkan oleh Peraturan. Apoteker tidak dibenarkan asal membuat Salinan Resep hanya atas
dasar permintaan pasien atau kepentingan pragmatis lainnya (untuk menghindari
penyalahgunaan). Salinan Resep harus berdasarkan pertimbangan profesi, misal :
a. Obat tidak sedang tersedia di fasilitas (tandai dengan nedet atas obat dimaksud)
b. Obat dengan tanda iter pada Resep Asli.
a.

NAMA APOTEKER

Nomor dan tanggal berakhirnya SIP + no.HP


(hak spesifik utk setiap Apoteker, tidak selalu APJ)
Nama, Alamat dan notelp Fasilitas

SALINAN RESEP

Apoteker tidak dibenarkan menuliskan dan/atau melayani Salinan Resep yang mencantumkan :
a) Obat-obat Narkotika dan OKT dan sejenisnya yang diatur oleh Pemerintah.
b) Obat dengan tanda ne-iter
c) Obat-obat yang telah diserahkan sesuai permintaan Resep Asli. Atau obat pada Salinan
Resep telah ditandai dengan det.
d) Pembatas lain yang ditentukan oleh Pemerintah/Peraturan
Apoteker harus menyusun SOP secara tegas agar tidak terjadi penyerahan obat-obat keras dan
yang sejenisnya (On Prescription only) tanpa didasari Resep, karena merupakan tindakan
pelanggaran serius terhadap UU Obat Keras.
Untuk keperluan etis, kemudahan penelusuran dan lain-lain, disarankan agar setiap obat pada
Resep diberi Nomor R/ serta didokumentasi mengenai nama/merk obat, nama pabrik dan nomor
batch serta jumlah yang diserahkan ke dalam Buku Log tersendiri yang terpelihara baik.
3. Format Kop dan Penulisan Etiket
Etiket merupakan instrumen komunikasi resmi dan pertanggungjawaban langsung antara pribadi
apoteker dengan pasien. Oleh karena itu, Kop pada naskah Etiket harus menampilkan Nama
Apoteker beserta legalitasnya sebagai bagian utama. Etiket yang baik, mencantumkan nomor R/
di fasilitas tersebut untuk tiap-tiap obat yang diserahkan. Untuk setiap nomor R/ perlu dibuat
recording nama/merk obat, nama pabrik dan nomor batch beserta jumlah yang diserahkan secara
rapi oleh TTK. Hal ini dimaksudkan untuk keperluan penelusuran yang diperlukan di kemudian
hari.
Etiket merupakan bagian dari dokumen rahasia kefarmasian. Hanya Apoteker ber-SIPA yang
berwenang (atasnama diri sendiri) yang langsung berhubungan dengan pasien yang berhak
menerbitkan Etiket. Penyerahan dan cara penggunaan obat yang dituliskan pada etiket menjadi
tanggungjawab personal Apoteker sepenuhnya.

Apoteker harus mencegah disalahgunakannya Etiket Diri oleh siapapun dengan membubuhkan
paraf basah setelah Cara Pakai Obat karena dapat berakibat hukum serius. Pada bagian kaki
etiket bisa dituliskan pesan : Hubungi Apoteker untuk informasi cara kerja dan penggunaan obat
ini lebih lanjut.

NAMA APOTEKER

Nomor dan tanggal berakhir SIPA + no.HP


(hak spesifik utk setiap Apoteker, tidak selalu APJ)
Nama, Alamat dan notelp Fasilitas
Nomor R/ : ...................

Penyerahan obat-obat keras dan yang sejenisnya tanpa disertai Etiket Apoteker adalah tindakan
illegal yang tidak dibenarkan oleh peraturan perundangan serta membahayakan perlindungan
hukum dan keselamatan pasien/publik.
4. Format Stempel
Stempel Fasilitas maupun Stempel SIP Apoteker sangat penting. Stempel fasilitas untuk
mempertegas legalitas dan tanggungjawab fasilitas/lembaga atas fisik barang-barang di
dalamnya meskipun untuk dapat mengadakannya diperlukan legalitas SIP APJ yang sah.
Sedangkan Stempel SIP Apoteker sangat penting untuk mempertegas legalitas Salinan Resep dan
lainnya yang dibuat serta untuk tujuan komunikasi dan pertanggungjawaban lain profesi
Apoteker di fasilitas tersebut.
Nama Lengkap = tanpa gelar Apoteker
Stempel-SIPA dalam ukuran yang diperkecil
dapat dibubuhkan pada Etiket.

PETUNJUK/CATATAN :
1) Rancang dan buatlah Instrumen Profesi sebagaimana contoh di atas pada fasilitas Anda segera
setelah SIPA diterbitkan oleh Pemda/Dinkes setempat.
2) Bila Apoteker berpindah dan/atau legalitas Apoteker tidak lagi dapat dipergunakan di fasilitas,
maka segala instrumen profesi tidak dapat dipergunakan oleh siapapun untuk tujuan apapun.
Untuk itu, semua instrumen profesi harus diamankan oleh Apoteker yang bersangkutan dan/atau
dimusnahkan (dibawah perlindungan Organisasi Profesi/PC).

Anda mungkin juga menyukai