Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit graves adalah penyebab tersering hipertiroid, terhitung 60-80% dari semua
kasus. Merupakan penyakit autoimun yang disebabkan oleh antibodi tiroid disirkulasi yang
mengaktivasi reseptor TSH yang menstimulasi hipertropi dan hiperplasi folikel tiroid dengan
peningkatan produksi hormon tiroid, bersifat familial dan dihubungkan dengan penyakitpenyakit autoimun yang lain. Angka kejadian graves disease dengan kehamilan 0,2%, selama
kehamilan biasanya graves disease mengalami remisi, dan eksaserbasi setelah melahirkan. 1
Hipertiroid maternal dapat mempengaruhi janin dan neonatal melalui dua cara yaitu
hipertiroid maternal yang tidak terkontrol (tanpa kadar TSI yang tinggi) dan TSI (Tiroid
Stimulating Imunoglobulin) mengalami pasase transplasenta. Pada hipertiroid maternal yang
tidak terkontrol janin mengalami risiko Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), stillbirth, dan
prematuritas. Risiko prematuritas meningkat 11% menjadi 55% pada ibu yang tidak diobati,
risiko stillbirth meningkat dari 5%-24%. Komplikasi pada janin meningkat secara signifikan
pada ibu yang tetap hipertiroid pada paruh kedua kehamilan.3
Hipotiroid kongenital adalah kekurangan hormon tiroid pada bayi baru lahir. Hormon
tiroid, Tiroksin (T4) merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid (kelenjar gondok).
Pembentukannya memerlukan mikronutrien iodium. Hormon ini berfungsi untuk mengatur
produksi panas tubuh, metabolisme, pertumbuhan tulang, kerja jantung, syaraf, serta
pertumbuhan dan perkembangan otak. Dengan demikian hormon ini sangat penting pada bayi
dan anak yang sedang tumbuh. Kekurangan hormon tiroid pada bayi dan masa awal kehidupan,
bisa mengakibatkan hambatan pertumbuhan dan retardasi mental.

Gejala hipotiroid pada bayi baru lahir biasanya tidak terlalu jelas, oleh sebab itu sangat
diperlukan skrining hipotiroid pada neonatus. Program skrining memungkinkan bayi
mendapatkan terapi dini dan memiliki prognosis yang lebih baik, terutama dalam perkembangan
sistem neurologis.4
Pengobatan secara dini dengan hormon tiroid dapat mencegah terjadinya morbiditas fisik
maupun mental. Pemantauan tetap diperlukan untuk mendapatkan hasil pengobatan dan tumbuh
kembang anak yang optimal. Hipotiroid kongenital yang terlambat diketahui dan diobati, dapat
menyebabkan retardasi mental dan akan berdampak pada sumber daya manusia.2

1.2 Batasan Masalah


Referat ini membahas tentang embriologi, anatomi, fisiologi, patogenesis, pengaruh
penyakit graves pada kehamilan, terapi, komplikasi serta management bayi baru lahir pada Ibu
dengan penyakit graves.
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan referat ini bertujuan untuk menambah pengetahuan penulis mengenai
embriologi kelenjer tiroid, anatomi dan fisiologi kelenjer tiroid, patogenesis, pengaruh penyakit
graves pada kehamilan, terapi, komplikasi serta managemnet bayi baru lahir pada Ibu dengan
penyakit graves.
1.4 Metode Penulisan
Penulisan referat ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada
berbagai literatur.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Embriologi
Kelenjer tiroid janin berasal dari endoderm foregut yang kemudian bermigrasi ke
inferior sampai ke daerah kartilago tiroid. Segala sesuatu yang terjadi selama proses migrasi ini
dapat menyebabkan terjadinya tiroid ektopik. Pada usia 7 minggu kelenjer tiroid sudah terdiri
dari dua lobus.2
Kelenjar tiroid adalah kelenjar endokrin yang pertama kali tampak pada fetus, kelenjar ini
berkembang sejak minggu ke-3 sampai minggu ke-4 dan berasal dari penebalan entoderm dasar
faring, yang kemudian akan berkembang memanjang ke kaudal dan disebut divertikulum tiroid.
Akibat bertambah panjangnya embrio dan pertumbuhan lidah maka divertikulum ini akan
mengalami desensus sehingga berada di bagian depan leher dan bakal faring. Divertikulum ini
dihubungkan dengan lidah oleh suatu saluran yang sempit yaitu duktus tiroglosus yang muaranya
pada lidah yaitu foramen cecum.2
Divertikulum ini berkembang cepat membentuk 2 lobus yang tumbuh ke lateral sehingga
terbentuk kelenjar tiroid terdiri dari 2 lobus lateralis dengan bagian tengahnya disebut ismus.
Pada minggu ke-7 perkembangan embrional kelenjar tiroid ini mencapai posisinya yang terakhir
pada ventral dari trakea yaitu setinggi vertebra servikalis V, VI, VII dan vertebra torakalis I, dan
secara bersamaan duktus tiroglosus akan hilang. Perkembangan selanjutnya tiroid bergabung
dengan jaringan ultimobranchial body yang berasal dari branchial pouch V, dan membentuk Ccell atau sel parafolikuler dari kelenjar tiroid.2
Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) mulai terdapat di dalam neuron pada usia 4
minggu, sedangkan Tyroid Stimulating Hormone (TSH) mulai dihasilkan oleh hipofisis pada usia
9 minggu, dan dapat dideteksi dalam sirkulasi pada usia 11-12 minggu. Kadar TSH dalam darah
mulai meningkat pada usia 12 minggu sampai aterm. Pada usia 4 minggu janin mulai mensintesis

tiroglobulin. Aktivitas tiroid mulai tampak pada usia 8 minggu kehamilan. Pada usia 8-10
minggu, janin dapat melakukan ambilan (trapping) yodium dan pada usia 12 minggu dapat
memproduksi T4 yang secara bertahap kadarnya terus meningkat sampai mencapai kadar dewasa
pada usia 36 minggu. Pada usia kehamilan 12 minggu, kadar T3 juga terus meningkat namun
masih dibawah kadar dewasa. Produksi TRH oleh hipotalamus dan TSH oleh hipofisis terjadi
pada waktu yang bersamaan, tetapi fungsi aksis hipotalamus-hipofisis tiroid dengan mekanisme
umpan baliknya belum terjadi sampia trimester 2 kehamilan.2
Sebelum memasuki trimester kedua kehamilan, perkembangan normal janin bergantung
pada hormon tiroid ibu. Kira-kira sepertiga kadar T4 ibu dapat melewati plasenta dan masuk ke
janin. Apabila ibu hamil mengalami kelainan tiroid atau mendapatkan pengobatan anti tiroid
misalnya pada penyakit Graves maka obat anti tiroid juga melewati plasenta sehingga janin
berisiko mengalami hipotiroid.2
Sesudah bayi lahir terjadi kenaikan TSH mendadak yang menyebabkan peningkatan
kadar T3 dan T4 yang kemudian secara perlahan-lahan menurun dalam 4 minggu pertama
kehidupan bayi. Pada bayi prematur kadar T4 saat lahir rendah kemudian meningkat mencapai
kadar bayi aterm dalam usia 6 minggu. Semua tahap yang melibatkan sintesis hormon tiroid
termasuk trapping, oksidasi, organifikasi, coupling, dan sekresinya berada dibawah pengaruh
TSH.2

PUSTAKA
1. Shahab

A,

2002,

Penyakit

Graves

(Struma

Diffusa

Toksik)

Diagnosis

dan

Penatalaksanaannya, Bulletin PIKKI : Seri Endrokinologi-Metabolisme, Edisi Juli 2002,


PIKKI, Jakarta, 2002: hal 9-18.
2. Batubara, Jose RL, dkk. Ganggguan Kelenjar Tiroid. Dalam : Buku Ajar Endokrinologi Anak

Edisi 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010: 205-212.


3. Schteingart, David E. Gangguan Kelenjar Tiroid. Dalam Price AS, Wilson LM. Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6, Volume 2. Jakarta: EGC, 2006. hal 12251234.
4. Harbone L et al. Outcomes of pregnancy complicated by thyroid disease. Australian and New

Zealand Journal of Obstetric and Gynaecol; 2010: 108:61-64.

Anda mungkin juga menyukai