Anda di halaman 1dari 31

BENJOLAN DI PAYUDARA

Seorang perempuan berumur 55 tahun, ibu rumah tangga, datang ke poliklinik bedah
karena adanya benjolan di payudara sebelah kanan sudah setahun ini. Mula-mula sebesar biji
rambutan, kemudian sekarang sebesar bola tenis. Tidak terasa sakit, hanya kadang terasa
pegal. Pasien merasa berat badannya menurun drastis dalam empat bulan terakhir ini. Pada
keluarga terdapat riwayat penderita tumor ganas payudara, yaitu bibi pasien (adik kandung
dari ibu pasien). Bibi pasien meninggal karena penyakitnya ini. Pasien tidak mempunyai
anak. Sebulan ini timbul luka koreng berbau di kulit atas benjolan payudara. Pasien juga
merasa sesak sebulan terakhir yang bertambah dengan aktifitas tapi sesak tidak berkurang
dengan istirahat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, BB 40 kg, vital sign lain dalam
batas normal. Status lokalis pada payudara kanan didapatkan massa oval lebih kurang 8x7x7
cm3 di kwadran media ataa, keras, berbenjol, melekat ke dinding dada, peau de orange, ulkus
retraksi papilla mammae, dan nipple discharge. Teraba limfonodi aksilla 2 buah, ukuran 1
cm, saling melekat satu sama lain. Pada pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan nodul.
Biopsi insisi memastikan pasien menderita kanker payudara (stadium terminal) kemudia
menjalani operasi simple mastectomy dilanjutkan kemoterapi dan radioterapi. Bagaimana
seharusnya pasien menghadapi penyakit berat dan terminal yang di deritanya dari sisi agama
islam.

SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Payudara
2. Memahami dan Menjelaskan Cancer Mammae
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
2.3 Etiolodi dan Faktor Pencetus
2.4 Klasifikasi
2.5 Patofisiologi
2.6 Manifestasi Klinis
2.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding
2.8 Penatalaksanaan
2.9 Komplikasi
2.10
Prognosis
2.11
Pencegahan
3. Memahami dan Menjelaskan Sikap Menghadapai Penyakit Berat dalam Islam

1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Payudara


1

Gambar 1. Anatomi Payudara

Payudara merupakan suatu kelenjar yang terdiri atas lemak, kelenjar, dan jaringan ikat,
yang terdapat di bawah kulit dan di atas otot dada. Pria dan wanita memiliki payudara yang
memiliki sifat yang sama sampai saat pubertas. Pada saat pubertas terjadi perubahan pada
payudara wanita, dimana payudara wanita mengalami perkembangan dan berfungsi untuk
memproduksi susu sebagai nutrisi bagi bayi. Payudara terletak di dinding anterior dada dan
meluas dari sisi lateral sternum menuju garis mid-aksilaris di lateral. Manusia mempunyai
sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan
saat menyusui 800 gram.
a. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel
Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu
kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 1520 lobuspada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil
(duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar
(duktus laktiferus).
b. Areola (bagian yang kehitaman di tengah)

Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke
dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran
terdapatotot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
c. Papilla (bagian yang menonjol di puncak payudara)
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam(inverted).
VASKULARISASI

Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari


a.mammaria interna, a.torakalis yang bercabang dari a.aksilaris, dan beberapa a.interkostalis.
Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.interkostalis. Jaringan
kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik. Penyaluran limfe dari payudara kurang
lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral
dan medial dan ada pula penyaluran yang ke kelenjar interpektoralis. Di aksila terdapat ratarata 50 (berkisar dari 10 sampai 90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang
arteri dan vena brakialis. Saluran limfe dari seluruh payudara mengalir ke kelompok anterior
aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang
v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam di
supraklavikuler. Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju
ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke
m.rectus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, ke pleura, dan ke payudara
kontralateral.
2. Memahami dan Menjelaskan Cancer Mammae
2.1 Definisi
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan
tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit
neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health
Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases
(ICD).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
3

2.2 Epidemiologi
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan
kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap
tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
lebih 175.000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2
juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700.000 meninggal
karenanya. Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang
terkumpul Kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker
leher rahim. Diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk terkena kanker payudara dan
70% dari penderita memeriksakan dirinya pada keadaan stadium lanjut.
Wanita kulit putih memiliki insiden kanker payudara lebih tinggi daripada
wanita kulit hitam setelah umur 35 tahun. Sebaliknya wanita kulit hitam memiliki
insiden lebih tinggi sebelum umur 35 tahun. Sedangkan pada kulit berwarna
cenderung lebih sedikit insidennya (ACS, 2005).

Tabel 1. Insidens Ca Mamma pada wanita

2.3 Etiologi dan Faktor Pencetus


Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti.
Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor yang terkait
satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh besar
dalam terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga, hormonal, dan faktor lain
yang bersifat eksogen. Bahan-bahan yang termasuk dalam kelompok karsinogen,
yaitu :
Senyawa kimia, seperti aflatoxin B1, ethionine, saccharin, asbestos, nikel, chrom,

arsen, arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi.


Faktor fisik, seperti radiasi matahari, sinar-x, nuklir, dan radionukleide.
4

Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus, adeno

virus, herpes virus), EB virus.


Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker.
Kelemahan genetic sel-sel pada tubuh, sehingga memudahkan munculnya kanker.
Namun, banyak penelitian yang menunjukkan adanya beberapa faktor yang

berhubungan dengan peningkatan resiko atau kemungkinan untuk terjadinya kanker


payudara. Faktor-faktor resiko tersebut adalah :
a. Umur
Risiko Ca mammae bertambah seiring dengan umur. Wanita umur 60 tahun
memiliki risiko terkena ca mammae 100 kali lipat dibanding dengan wanita umur 20
tahun
b. Jenis Kelamin
Risiko terkena ca mammae pada pria sangat rendah, namun prognosisnya lebih
buruk karena cenderung terlambat diagnosis.
c. Herediter
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita
yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko
keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi
genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila
terdapat BRCA 1dan BRCA2, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara,
probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan
sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60%
kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun
d. Prior Cancer
Orang yang pernah didiagnosa dengan ca ovarium atau ca uterus memiliki risiko
terkena ca mammae lebih tinggi.
e. Faktor Makanan
Alkohol
Mengkonsumsi alkohol 1-2 gelas/hari memiliki risiko terkena ca mammae 150%
dibanding normal dan mengkonsumsi alkohol 6 gelas/hari memiliki risiko terkena
ca mammae 330% dibanding normal. Alkohol dapat meningkatkan :
Kadar estrogen dan androgen
Kerentanan gen terhadap bahan carcinogenik
Kerusakan DNA mammae
Potensi metastase
Proses angiogenesis tumor
Intake Lemak
Tidak terdapat pengaruh signifikan pada ca mammae, namun berdasarkan statistik,
orang dengan diet rendah lemak memiliki risiko yang lebih rendah Penggunaan
kontrasepsi hormonal jangka panjang meningkatkan risiko terkena ca mammae dari
5

pada diet tinggi lemak. Intake lemak yang tinggi kemungkinan hanya berpengaruh
pada wanita premenopause
Iodine
Iodine dapat menurunkan sensitivitas reseptor estrogen, mengurangi pertumbuhan
sel tumor, dan menyebabkan apoptosis pada sel yang malignant.
f. Obesitas
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap

kekerapan kanker

ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah
migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan
ini.
g. Hormon
Peningkatan estrogen dan androgen darah yang persisten dapat meningkatkan
risiko ca mammae, namun peningkatkan progesteron dapat menurunkan risiko pada
wanita premenopause
h. Kehamilan dan menyusui
Umur saat melahirkan anak pertama (<24 tahun), memiliki anak (7%/anak), dan
menyusui (4,3%/tahun menyusui) dapat menurunkan risiko terkena ca mammae.
Hamil pertama saat umur 30 tahun mengalamin peningkatan risiko terkena ca
mammae dua kali lipat dibanding pada umur <25 tahun. Tidak mempunyai anak
meningkatkan risiko terkena ca mammae sebesar tiga kali lipat
i. Terapi pengganti hormon
Terapi estrogen + progesteron memiliki efek signifikan pada ca mammae dan
meningkatkan agresivitas serta prognosis yang lebih buruk, namun apabila terapi
jangka pendek dengan indikasi sindrom menopause, maka tidak ada pengaruh pada
risiko.
j. Perokok pasif
k. Radiasi
Wanita umur <30 tahun yang menerima radiasi ionisasi dosis tinggi berisiko
terkena ca mammae lebih tinggi dibanding normal. Eksposur dengan radiasi ionisasi
selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari
beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi
berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur

1
.

Non-invasif
a. Non invasive ductal carcinoma
b. Lobular karsinoma in situ

2
.

Invasif
a. Karsinoma invasif duktal
b. Karsinoma invasif duktal dengan
komponen intraduktal yang predominant
c. Karsinoma invasif lobular
d. Karsinoma mucinous
e. Karsinoma medullary
f. Karsinoma papillary
g. Karsinoma tubular
h. Karsinoma adenoid cystic
i. Karsinoma sekretori (juvenile)
j. Karsinoma apocrine
k. Karsinoma dengan metaplasia
i. Tipe squamous
ii. Tipe spindle-cell
iii. Tipe
cartilaginous
dan osseous
Tabel 2. Faktor
Pencetus
Cancer Mammae

2.4 Klasifikasi
iv. Mixed type
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara
l. Lain-Lain

3
.

Pagets disease of the nipple

Tabel 3. Klasifikasi Ca Mammae Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor

a. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal invasif merupakan kelompok terbesar (78%) dari seluruh tumor
ganas payudara. Secara mikroskopik tampak proliferasi anaplastik epitel duktus yang
dapat memenuhi dan menyumbat duktus. Karsinoma duktal noninvasif (karsinoma
duktal in situ atau karsinoma intraduktal) biasanya terjadi tanpa membentuk massa
karena tidak ada komponen scirrhous.
b. Karsinoma lobular (9%)
Separuh kasus karsinoma lobular ditemukan in situ tanpa tanda-tanda invasi lokal
sehingga sering dianggap premaligna dan disebut neoplasia lobular. Secara histologi
menunjukkan gambaran sel-sel anaplastik yang semuanya terletak di dalam lobuluslobulus.
c. Comedocarcinoma (5%)
Duktus yang diisi oleh tumor sel kecil dan debris sentral.
d. Karsinoma medular (4%)
Gambaran histologi menunjukkan stroma yang sedikit dan penuh berisi kelompok sel
yang belum berdifferensiasi, tidak teratur dan tidak jelas membentuk kelenjar atau
pertumbuhan kapiler. Terdapat banyak sebukan limfosit yang menjolok pada stroma di
dalam tumor.
e. Karsinoma koloid (3%)
Duktus dihambat oleh sel-sel karsinoma dan kista proksimal berkembang.
f. Karsinoma mukoid/musinus (3%)
Tumor ini tumbuh perlahan-lahan dan secara mikroskopik sel tumor yang
menghasilkan musin tersusun membentuk asinus pada beberapa tempat. Juga tampak
sel-sel cincin stempel (signet ring cells).
g. Karsinoma skirus (schirrous)
8

Pada pemeriksaan mikroskopik tumor terdiri dari stroma yang padat dengan
kelompok sel epitel yang terlepas atau membentuk kelenjar. Sel-sel berbentuk bulat
atau poligonal, hiperkromatik.
h. Karsinoma inflamasi (1%)
Karsinoma ini memiliki prognosis paling buruk. Sistem limfa dipenuhi oleh tumor
memicu perubahan payudara dan kulit yang mirip infeksi.
i. Penyakit Paget (1%)
Merupakan karsinoma intraduktus pada saluran ekskresi utama yang menyebar ke
kulit puting susu dan areola, sehingga terjadi kelainan menyerupai ekzema yaitu
adanya krusta di daerah papil dan areola. Jika tidak ditemukan massa tumor di
bawahnya penyakit ini termasuk karsinoma insitu, tapi jika ada massa tumor termasuk
karsinoma duktal invasif. Kelainan ini ditemukan pada wanita berusia lebih tua dari
penderita kanker payudara umumnya dan bersifat unilateral. Tanda khas adalah
adanya penyebukan epidermis oleh sel ganas yang disebut sel paget.
Jenis-jenis tumor jinak payudara antara lain :
Fibroadenoma mammae
Kista mammae
Papilloma intraduktus
Kelainan fibrokistik
Tumor filoides
Adenosis sklerosis
Galaktokel
Mastitis
Ductus ektasia
Staging kanker payudara (American Joint Committee on Cancer):
Stadium 0 : Kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya di dalam

jaringan payudara yang normal


Stadium I : Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar

keluar payudara
Stadium IIA : Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar
getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm tetapi sudah

menyebar ke kelenjar getah bening ketiak


Stadium IIB : Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm

tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak


Stadium IIIA : Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar
ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau
perlengketah ke struktur lainnya; atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm
dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
9

Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit
payudara atau ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di

dalam dinding dada dan tulang dada


Stadium IV : Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada,
misalnya ke hati, tulang atau paru-paru.
Stadium kanker payudara dinilai berdasarkan sistem TNM dari UICC/AJC. T

pada sistem TNM merupakan kategori untuk tumor primer, N kategori untuk nodul
regional ataupun yang bermetastase ke kelenjar limfe regional, dan M merupakan
kategori untuk metastase jauh. Masing-masing kategori TNM tersebut di
subkategorikan lagi untuk menggambarkan keadaan masing-masing kategori tersebut,

yaitu:
T = ukuran tumor primer
Ukuran T secara klinis, radiologis, dan mikroskopis adalah sama. Nilai T dalam

cm, nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm.


Tabel 4. Klasifikasi Ukuran Tumor Primer

T
TX
T0
Tis
Tis (DCIS)
Tis (LCIS
Tis (Paget)
T1
TI mic
T1a
T1b
T1c
T2
T3
T4

Keterangan
Tumor primer tidak dapat ditentukan.
Tidak terdapat tumor primer.
Karsinoma in situ.
Karsinoma duktal in situ.
Karsinoma lobular in situ.
Penyakit Paget pada puting tanpa adanya tumor.
Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2 cm atau kurang.
Adanya mikroinvasi ukuran 0.1 cm atau kurang.
Tumor dengan ukuran lebih dari 0.1 sampai 0.5 cm.
Tumor dengan ukuran lebih dari 0.5 cm sampai 1 cm.
Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm.
Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2 cm sampai 5 cm.
Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 5 cm.
Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada atau
kulit.
Catatan:
Dinding dada adalah termasuk iga, otot interkostalis, dan serratus

T4a
T4b

anterior tapi tidak termasuk otot pektoralis.

T4c
T4d

Edema (termasuk peau dorange) atau ulserasi kulit payudara, atau nodul

Ekstensi ke dinding dada (tidak termasuk otot pektoralis).


satelit pada kulit yang terbatas pada 1 payudara.
Mencakup kedua hal di atas (terdapat T4a dan T4b).
Mastitis karsinomatosa.

10

STADIUM
0
I
IIA

T
N
M
Tis
N0
M0
T1
N0
M0
T0
N1
M0
T1
N1
M0
T2
N0
M0
IIB
T2
N1
M0
T3
N0
M0
Keterangan
T0 (telah diangkat
N2 sebelumnya).
M0
KgbIIIA
regional tidak dapat dinilai
T1
N2
M0
Tidak terdapat metastasis kgb.
T2 yang mobil.
N2
M0
Metastasis ke kgb aksila ipsilateral
T3 terfiksir, berkonglomerasi,
N1-N2
M0atau adanya
Metastasis ke kgb aksila ipsilateral
IIIB
T4
N0
M0
pembesaran kgb mamaria interna
ipsilateral
(secara
klinis)
yang
T4
N1
M0 jelas, tanpa
N2
M0
adanya Metastasis ke kgb aksila.T4
IIIC
Tiap T
N3
M0
Metastasis pada kgb aksila ipsilateral yang terfiksir atau berkonglomerasi atau
IV
Tiap T
Tiap N
M1
melekat ke struktur lain.

N
NX
N0
N1
N2

N2a
N2b

Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis dan tidak

N3

terdapat metastasis ke kgb aksila.


Metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa metastasis KGB
aksila, atau secara klinis terdapat metastasis pada kgb mamaria interna ipsilateral
klinis dan metastasis pada kgb aksila; atau metastasis pada kgb supraklavikula
ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb aksila atau mamaria interna.

N3a

Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral.

N3b

Metastasis ke kgb mamaria interna ipsilateral dan kgb aksila.

N3c

Metastasis ke kgb supraklavikula ipsilateral.


N = kelenjar getah bening (KGB) regional secara klinis
Yang dimaksud dengan terdeteksi secara klinis adalah terdeteksi dengan pemeriksaan
fisik atau secara pencitraan (di luar limfoskintigrafi).
Tabel 5. Klasifikasi Kgb Regional Secara Klinis

M metastasis
M
MX
M0
M1

Metastasis Jauh
Metastasis jauh belum dapat dinilai.
Tidak terdapat metastasis jauh.
Terdapat metastasis jauh.
Tabel 6. Klasifikasi Berdasarkan Metastasis

11

Tabel 9. Pengelompokan Stadium TNM

2.5 Patofisiologi
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia. Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi
bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat,
jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen,
lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan
jaringan dan individu.
Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang
bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung
kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel
ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan
ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.
Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain
bertambah.
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari :
Tahap Inisiasi
Terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas.
Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut
karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar
matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu
12

karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen, bahkan gangguan fisik

menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan
Tahap Promosi
Suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum
melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan
beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu

karsinogen).
Tahap Progresi/ metastase

2.6 Manifestasi Klinis


Massa tumor
Sebagian besar bermanifestasi sebagai massa mammae yang tidak nyeri.Sering kali
ditemukan secara tidak sengaja.Lokasi bias di kuadran mana saja dengan

konsistensi agak keras,batas tidak tegas,permukaan tidak licin,mobilitas kurang.


Perubahan kulit
Tanda lesung : ketika tumor mengenai ligament glandula mammae,ligament itu
memendek hingga kulit setempat menjadi cekung disebut tanda cekung
Perubahan kulit jeruk (peau dorange) : ketika vasa limfatik subkutis tersumbat
sel kanker,hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit,folikel rambut
tenggelam ke bawah tampak sebagai tanda kulit jeruk.

13

Nodul satelit kulit : ketika sel kanker didalam vasa limfatik subkutis masing
masing membentuk nodul metastasis,disekitar lesi primer dapat muncul banyak
nodul tersebar,secara klinis disebut tanda satelit.
Invasi,ulserasi kulit : ketika tumor menginvasi kulit,yerlihat tanda berwarna
kemerahan

atau

gelap.lokasi

dapat

berubah

menjadi

iskemik,ulserasi

membentuk bunga terbalik.


Perubahan inflamatorik : tampil sebagai keseluruhan kulit mammae berwarna
merah bengkak,mirip peradangan,dapat disebut juga tanda peradangan.Tipe

ini sering pada kanker mammae waktu hamil atau laktasi.


Perubahan papilla mammae
Retraksi,distorsi papilla mammae : umumnya akibat tumor menginvasi jaringan
sub papilar
Secret papilar : sering karna karsinoma dalam duktus besar atau tumor
mengenai duktus besar.
Perubahan eksematoid : merupakan manifestasi spesifik (paget) klinis tampak

aerola,papilla mammae tererosi,berkusta,secret,deskuamasi sangat mirip eksim.


Perubahan kelenjar limfe regional
Pembesaran kelenjar limf yg biasa disebut sebagai karsinoma mammae tipe
tersembunyi.

Gejala yang Dirasakan


Nyeri
-

Penyebab yang Mungkin


Nyeri lebih khas pada infeksi daripada tumor

Berubah sesuai siklus

Penyebab fisiologis, seperti pada

menstruasi

tegangan pramenstruasi atau penyakit fibrokistik


Bisa disebabkan oleh infeksi, kadang tumor

Rasa nyeri menetap, tidak

jinak, atau tumor ganas

tergantung siklus menstruasi


Benjolan di Payudara
Keras

Permukaan licin pada fibroadenoma atau


kista

Kenyal
Lunak

Permukaan kasar, berbenjol, atau melekat


pada

kanker atau inflamasi non-infektif

Kelainan Fibrokistik
14

Lipoma
Penarikan kulit/dinding dada lebih khas pada

Perubahan Kulit

tumor daripada penyakit jinak


-

Bercawak

Sangat mencurigakan karsinoma

Benjolan kelihatan

Kista, karsinoma, fibroadenoma membesar

Kulit jeruk

Di atas benjolan: kanker (tanda khas)

Kemerahan

Infeksi (jika ada tanda panas)

- Tukak
Kelainan Puting/Areola

Kanker lama (biasa pada usia lanjut)

Retraksi

Fibrosis karena kanker

Inversi Baru

Retraksi fibrosis karena kanker (kadang fibrosis


karena pelebaran duktus)

Eksema

Unilateral: penyakit Paget (tanda khas kanker)

Keluarnya Cairan
-

Seperti susu

Kehamilan atau laktasi

Jernih

Normal

Hijau

(Peri) menapouse

Pelebaran duktus

Kelainan fibrokistik

Karsinoma

Papiloma intraduktus

Hemoragik

Tabel 10. Gejala dan Tanda Penyakit Payudara

2.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding


Anamnesis
Benjolan Terdapat keluhan diketiak atau payudara berupa benjolan
merupakan hal yang sering dikeluhkan oleh pasien. Tanyakan sudah berapa
lama benjolan. Gejala nyeri juga bisa terjadi. Perubahan ukuran massa juga
mengambil peran yang penting dalam mendiagnosis kanker payudara. Benjolan
yang cenderung membesar dan meluas dalam jangka waktu yang cepat
cenderung kearah ganas jika dibandingkan dengan lesi yang cenderung
membesar seiring dengan waktu haid.
Riwayat nipple discharge (ND) Lebih signifikan lagi jika ND muncul tanpa
harus dipijat, yaitu spontan. ND juga menjadi menunjang kearah ganas jika
terjadi unilateral, terlokalisir pada salah satu duktus dan terjadi pada pasien yang
sudah tua. ND yang terkait dengan keganasan bisa jernih, darah atau serous. ND
15

yang mengarah ke jinak biasanya bilateral, berasal dari multiduktus dan


biasanya menyerupai susu, kehijauan atau hijau kebiruan. Lagi, jika ND terjadi
dikaitkan dengan orang dengan massa curiga ganas maka 11% dari pasien ND
yang terbukti ganas. Sementara itu, ND tidak dikaitkan dengan massa maka
hanya dibawah 1 % yang terdiagnosis sebagai kanker payudara.
Riwayat kanker payudara pada lapis pertama dalam keluarga (ibu, anak atau
tante dari ibu) meningkatkan risiko tiga kali lipat , namun ada juga yang berkata
sampai 5 kali lipat. Jika dari lapis pertama terdapat kanker payudara yang
mengenai kedua payudara dan sebelum masa menopause akan meningkatkan
risiko sebesar 6 sampai 7 kali lipat, melakukan profilaksis mastektomi bisa
dipertimbangkan pada orang tersebut. Adanya riwayat terkena kanker payudara
harus membuat para wanita menyadari bahwa kemungkinan terjadi kanker
payudara berikutnya di payudara yang tersisa. Lebih kurang 15% pada populasi
yang terkena kanker payudara unilateral akan berkembang menjadi kanker yang
mengenai payudara yang tersisa. Dan jika terjadinya kanker payudara pada usia
yang lebih muda maka persentasenya bisa lebih tinggi sehingga membutuhkan
pengawasan yang lebih intens
Untuk penggunaan HRT dan exogen esterogen telah dijelaskan di tajuk factor
risiko. Selain riwayat HRT, riwayat mengkonsumsi minuman berakohol juga
bisa memicu terjadinya kanker payudara. Dengan mengkonsumsi minimal 3-9
gelas perminggu, insidens terjadinya kanker payudara pernah dilaporkan
meningkat 1,3 kali dari rata-rata normal. Konsumsi alcohol lebih dari 15 g per
hari bisa meningkatkan risiko mejadi 1,6 kali.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Perhatikan bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan,
adanya kulit berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus. Dengan lengan terangkat lurus
keatas, kelainan terlihat lebih jelas.
Palpasi Telapak tangan digerakkan perlahan tanpa tekanan pada setiap
kuadran payudara. Pemeriksaan aksila lebih mudah pada posisi duduk tegak.
Dengan memijat halus puting susu dapat diketahui adanya pengeluaran cairan,
nanah, atau darah. Cairan yang keluar dari kedua puting harus dibandingkan.
Yang diperhatikan pada cairan dari puting payudara:
Sifat cairan (serous, hemoragik, susu)
Ada/tidaknya sel tumor
Unilateral atau bilateral
16

Dari satu atau dari beberapa duktus


Keluar spontan atau setelah dipijat
Keluar bila seluruh mamma dipijat atau dari segmen tertentu
Berhubungan dengan daur haid
Pramenopause/pascamenopause
Penggunaan obat hormon

Gambar 2. Frekuensi lokasi Ca Mamae


(Dikutip dari Current Medical Diagnosis and Treatment 2009)

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium meliputi :

o Morfologi sel darah


o Laju endap darah
o Tes faal hati
o Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
o Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang
keluar spontan dari puting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari
ekskoriasi.
Ada beberapa pemeriksaan penunjang. Namun secara umum terbagi dua
yaitu non invasive dan invasive.
Non-Invasif 1

Mammografi

Dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun.


Prediksi malignansi dapat dipermudah dengan
menerapkan
kategori BI-RADS (Breast Imaging Reporting and Data system).
Adapun kategori BI-RADS, yaitu :
Kategori 0 : diperlukan pemeriksaan tambahan
17

Kategori 1 : tidak tampak kelainan


Kategori 2 : lesi benigna
Kategori 3 : kemungkinan lesi benigna, diperlukan follow up
6 bulan
Kategori 4 : kemungkinan maligna
Kategori 5 : sangat dicurigai maligna atau maligna
Lesi ganas memperlihatkan gambaran stelata dan batas
irreguler,
kelompok mikrokalsifikasi yang berspikula, distorsi parenkim
disekitar lesi. Lesi jinak mempunyai batas tegas dan bulat,
bila ada kalsifikasi berbentuk bulat dan jarang berkelompok.
Faktor yang mempengaruhi gambaran mammografi :
Usia
Bila usia < 30 tahun, struktur fibroglandular yang padat akan
memberikan gambaran densitas yang tinggi sehingga sulit mendeteksi
mikrokalsifikasi atau distorsi parenkim. Dengan meningkatnya usia,

struktur fibroglandular akan berkurang kepadatannya sehingga


gambaran mammografi lebih lusen dan memudahkan untuk
mendeteksi kelainan pada payudara.
Siklus haid/laktasi
Kompresi pada payudara akan memberikan rasa tidak nyaman
bahkan nyeri pada payudara. Oleh karena itu pemeriksaan
mammografi dianjurkan dilakukan setelah haid dan
sekaligus memastikan tidak ada kehamilan.
Indikasi mammografi :
o Evaluasi benjolan yang diragukan atau perubahan samar
dipayudara
o Mamma kontralateral jika (pernah) ada kanker payudara
o Mencari karsinoma primer jika ada metastasis sedangkan
sumbernya tidak diketahui
o Penapisan karsinoma mamma pada resiko tinggi
o Penapisan sebelum tindak bedah plastik atau kosmetik
Ultrasound Untuk mengevaluasi densitas payudara dan dalam membedakan
antara kista dengan massa padat.
Tidak dapat divisualisasi untuk massa yang lebih kecil antara 5-10
mm
Massa pada jaringan lemak payudara sulit dievaluasi.
Keuntungannya adalah tidak ada radiasi dan tidak nyeri.

18

4
Invasif

Computed

Untuk mengevaluasi aksila, mediastinum dan area supraklavikula


untuk adenopati dan membantu dalam melakukan staging pada
Tomography
proses keganasan.
dan Magnetic Publikasi terkini menyatakan bahwa MRI dapat mengidentifikasi
secara tepat antara tumor primer atau residual dan secara
Resonannce
akurat memprediksi ekstensi penyakit pada pasien dengan diagnosis
Imaging
kanker payudara.
Scans
1
2

5
6

Sitolog
o Sitologi aspirasi dilakukan menggunakan jarum halus (ukuran
20 atau lebih kecil) dengan spuit untuk mengaspirasi sel pada area
i
yang dicurigai, lalu dismear di atas slide dan difiksasi segera dan
Aspiras
diwarnai untuk evaluasi sitologi. Jika specimen diambil secara tepat,
i
prosedur ini sangat akurat.
o Tidak dapat untuk memeriksa gambaran histopatologi jaringan sebab
pemeriksaan ini tidak mampu mengambil struktur jaringan
sekitarnya.
o Kelemahan : ketidakmampuan untuk menentukan secara akurat
reseptor esterogen dan progesteron pada specimen yag sangat kecil.
Core
Biopsi jarum menggunakan jarum bor yang besar sering
dilakukan. Hal tersebut lebih invasive dibandingkan dengan aspirasi
Needle
jarun.
Biopsy
Lebih akurat dan bisa digunakan untuk menentukan reseptor
(CNB)
esterogen dan progesteron serta bisa dilakukan untuk
memeriksa gambaran histopatologi.
Bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan bantuan ultrasound.
Biopsi
a Biop
Mengangkat seluruh masa yang terlihat dan
Terbuk
biasanya dengan sedikit batas jaringan yang sehat.
a

Biop
Untuk lesi yang besar dan sulit untuk dilakukan
biopsy eksisi biasanya dilakukan biopsy insisi
dengan hanya mengambil sedikit jaringan.

NeedleTehnik ini dilakukan atas dasar prinsip menghilangkan lesi


Guided
secara presisi tanpa mengorbankan jaringan sehat
c Biopsy (NGB)
sekitarnya.
d UltrasoundUntuk lesi yang tidak teraba namun, terlihat
e Guided Biopsygambarannya melalui ultrasound. Bisa dilakukan
f (UGB)
biopsy dengan bantuan ultrasound.
UGB dilakukan dengan pasien pada posisi
supine, dan payudara discan menggunakan
19

transducer.
Lalu kulitnya ditandai dengan pensil; lalu dilakukan
biopsy secara standard. Aspirasi kista juga bisa
dilakukan dengan bantuan ultrasound
Setelah menekan daerah putting maka akan keluar

e
f
g

Nipple
Discharge
cairan. Cairan yang keluar bisa diusap pada gelas kaca
Smear (NDS)
difiksasi dan dilihat untuk dievaluasi secara sitologi.

Nipple Biopsy

Perubahan epithelium dari putting sering terkait


dengan gatal atau nipple discharge biasa
diperbolehkan untuk dilakukan biopsi puting.
Sebuah potongan nipple/areola complex bisa dieksisi
dalam local anstesia dengan tepi yang minimal.

Tabel 11. Pemeriksaan Tumor Invasif dan Non Invasif

Radiodiagnostik

USG payudara dan mammografi untuk tumor berukuran < 3 cm


Foto toraks
USG abdomen (hepar)
Optional (atas indikasi)

Bone scanning atau dan bone survey (bilamana sitologi + atau klinis

sangat mencurigai pada lesi > 5 cm)


CT scan2
Tabel 12. Pemeriksaan Radiodiagnostik Kanker Payudara

Pemeriksaan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) Sitologi


Pemeriksaan FNAB dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologik curiga
ganas. Namun pemeriksaan ini belum merupakan gold standard. Bila pasien mampu,
dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan Triple Diagnostic.
Pemeriksaan Histopatologi (Gold Standard Diagnostic)
Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan teknik potong beku dan/atau parafin.
Bahan pemeriksaan histopatologi diambil melalui:
Biopsi eksisional untuk tumor berukuran < 3 cm
Biopsi insisional untuk tumor:
o Operabel dengan ukuran > 3 cm sebelum operasi definitif
o Inoperabel
Pemeriksaan imunohistokimia: ER, PR, c-erB-2 (HER-2 neu), cathepsin-D,
p53 (situasional)
Gambaran Sel Tumor Berdasarkan Stadium
Stadium 1

Stadium II A

20

Stadium II B

Stadium III A

Stadium III B

Stadium III C

Stadium IV

21

Diagnosis banding
a

Fibroadenoma mammae (FAM), merupakan tumor jinak payudara yang biasa terdapat
pada usia muda (15-30 tahun), dengan konsistensi padat kenyal, batas tegas, tidak

nyeri dan mobile.


Kelainan fibrokistik, merupakan tumor yang tidak berbatas tegas, konsistensi padat
kenyal atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang

haid, ukuran membesar,

biasanya bilateral/multipel.
Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besar, berbentuk bulat lonjong, berbatas

tegas, mobile, dengan ukuran dapat mencapai 20-30 cm.


Galaktokel : massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya saluran / duktus

laktiferus, terdapat pada ibu yang baru/sedang menyusui.


Mastitis : infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap,bahkan dapat

berkembang menjadi abses, biasanya terdapat pada ibu yang menyusui.


Lipoma : tumor pada jaringan lemak dengan batas tegas, lunak, tidak nyeri tekan, dan

dapat digerakkan.
Nekrosis lemak, berbatas tegas, keras, kadang disertai dengan penarikan kulit.

2.8 Penatalaksanaan
a Terapi Bedah
Mastektomi radikal
Reaksinya mencakup kulit berjarak minimal 3cm dari tumor, seluruh kelenjar mammae,

m. pektoralis mayor dan minor dan jaringan limfatik, lemak subskapular.


Mastektomi radikal modifikasi
Lingkup reseksi sama dengan tekhnik radikal, tapi mempertahankan m. pektoralis

mayor dan minor.


Mastektomi total
Hanya membuang seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar limfe. Model
operasi ini terutama untuk karsinoma insitu atau pada pasien lanjut usia.
22

Mastektomi segmental
Diseksi kelenjar limfe aksilar. Secara umum disebut dengan operasi konversi mammae.
Biasanya dibuat insisi dua terpisah di mammae normal dan aksila. Bartujuan mereseksi
sebagian jaringan kelenjar mammae normal di tepi tumor.
Untuk mendapatkan diagnosis histologi biasanya dilakukan biopsi sehingga tindakan ini
dapat dianggap sebagai tindakan pertama pada pembedahan mamma. Dengan sediaan beku,
hasil pemeriksaan histologi-patologi dapat diperoleh dalam waktu 15 menit. Bila
pemeriksaan menunjukkan tanda tumor jinak, maka operasi selesai, tetapi pada hasil yang
menunjukkan tumor ganas, operasi dapat dilanjutkan dengan tindakan bedah kuratif.
Bedah kuratif yang mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal, bedah radikal yang
diubah maupun bedah konservatif yang merupakan eksisi tumor luas. Bedah konservatif
selalu ditambah diseksi kelenjar aksila dan radio terapi pada (sisa) payudara tersebut. Tiga
tindakan tersebut merupakan satu paket terapi yang harus dilaksanakan serentak.
Secara singkat paket tindakan tersebut disebut Breast Conservating Surgery
(BCT/Breast Conservating Therapy) atau terapi dengan mempertahankan payudara yang
menurut Reinhard Hunig dkk dari University Hospital Basel tahun 1976 dapat dilakukan
pada kasus-kasus kanker payudara dengan:
Tumor primer tidak lebih dari 2 cm
N1bkkurang dari 2 cm
Belum ada metastasis jauh
Tidak ada tumor primer lainnya
Payudara kontralateral bebas kanker
Payudara

bersangkutan

belum

mendapat

pengobatan

sebelumnya

(kecuali

lumpektomi)
Tidak dilakukan pada payudara yang kecil karena hasil kosmetiknya tidak terlalu
menonjol.
Tumor primer tidak terlokasi di belakang puting
Terapi kuratif dilakukan jika tumor terbatas pada payudara dan tidak ada infiltrasi
ke dinding dada, kulit mamma, atau infiltrasi dari kelenjar limfe ke struktur
sekitarnya. Tumor disebut mampu-angkat (operable) jika dengan tindak bedah radikal
seluruh tumor dengan penyebarannya dikelenjar limfe dapat dikeluarkan.
Akhir-akhir ini, biasanya dilakukan pembedahan kuratif dengan mempertahankan
payudara. Syarat mutlak untuk operasi ini, tumor merupakan tumor kecil dan
tersedianya sarana radioterapi khusus untuk penyinaran yang diperlukan untuk
23

mencegah kambuhnya tumor di payudara dari jaringan tumor yang tertinggal atau dari
sarang tumor lain (karsinoma multisentrik).
Bedah radikal yang diperluas yaitu bedah Urban, terdiri dari bedah Halsted
dengan pengeluaran kelenjar limfe pada A. Mammaria interna, artinya operasi
diperluas dengan torakotomi. Bedah superradikal terdiri dari bedah Urban yang
diperluas dengan pengeluaran kelenjar limfe supraklavikula. Kedua operasi tadi
umumnya tidak dikerjakan karena kelebihannya tidak banyak. Bila ada penyebaran
limfe ke kelenjar mammaria interna atau ke kelenjar suprakavikula, biasanya sudah
ada penyebaran hematogen. Pada keadaan demikian, pembedahan berat yang
memerlukan mutilasi luas merupakan tindakan yang berlebihan. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa pada saat ini yang biasa dilakukan adalah bedah radikal
yang dimodifikasi (Patey).
Bila tersedia sarana penyinaran pasca bedah, dianjurkan terapi yang
mempertahankan payudara yaitu berupa lumpektomi luas, segmentektomi atau
kuadrantektomi dengan disseksi kelenjar aksila.

Lumpektomi
Quadrantektomi
Simple Masectomy
Kanker Payudara yang tak mampu-angkat

Modifed Radikal

T4 = Ukuran tumor sedemikian besar sehingga tidak dapat dilakukan bedah radikal
Fiksasi tumor ke dinding toraks (bukan ke M. Pektoralis) atau ke kulit
Oedema yang luas pada payudara
Karsinoma tipe inflamasi
Nodul satelit di kulit
N2-3 = Kelenjar aksila yang terfiksasi
Adanya pembesaran kelenjar parasternal
Oedema pada lengan karena bendungan kelenjar limfe
M1 = Metastasis ke kelenjar supraklavikuler
Metastasis jauh
b Kemoterapi
Kemoterapi pra-operasi
Terutama kemoterapi sistemik, bila perlu dapat dilakukan kemoterapi intra-arterial.
24

Kemoterapi adjuvant pasca operasi


Dewasa ini indikasi kemoterapi adjuvant pasca operasi relative luas, terhadap semua
pasien karsinoma invasif dengan diametr terbesar tumor lebih besar atau sama dengan

1 cm harus dipikirkan kemoterapi adjuvant.


Kemoterapi terhadap kanker mammae stadium lanjut atau rekuren dan metastatik
Kemoterapi adjuvant karsinoma mammae selain sebaian kecil masih memakai regimen
CMF, semakin banyak yang memakai kemoterapi kombinasi berbasis golongan
antrasiklin.

c Radioterapi
Radioterapi murni kuratif
Radioterapi murni terhadap kanker mammae terutama digunakan untuk pasien dengan

kontraindikasi atau menolak operasi.


Radioterapi adjuvan
Menurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi menjadi radioterapi praoperasi dan
pasca operasi. Radioterapi praoperasi terutama untuk pasien stadium lanjut lokalisasi,
dapat membuat sebagian kanker mammae non-operabel menjadi operabel. Radioterapi

pasca operasi adalah radioterapi seluruh mammae pasca operasi konservasi mammae.
Radioterapi paliatif
Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi dan metastasis.
d Terapi Hormonal
Obat Antiesterogen
Tamoksifen. Merupakan penyekat reseptor estrogen, mekanisme utamanya adalah
berikatan dengan reseptor esterogen secara kompetitif. Efek samping trombosis vena

dalam, karsinoma endometrium.


Inhibitor Aromatase
Menghambat kerja enzim aromatase, sehingga menghambat atau mengurangi atau
mengurang perubahan androgen menjadi esterogen. Golongan obat : anastrozol,

Letrozol, dan golongan steroid.


Obat sejenis progestrogen
Medroksiprogesterogen asetat dan megosterol. Mekanisme obat ini adalah melalui
umpan balik hormon progestin menyebabkan inhibisi aksis hipotalamus-hipofisisadrenal, andrgen menurun, sehingga mengurangi sumber perubahan manjadi estrogen
dengan hasil turunya kadar estrogen.
e Protokol Pengobatan Kanker Payudara
Stadium I
MRM sebagai terapi utama.
Bila KGB axilla tidak metastase tidak perlu radiology post operasi
Bila yang dilakukan hanya mastektomi simpel/ BCT harus diikuti radiasi tumor bed
dan daerah KGB regional (radiasi local dan regional)
Stadium II
MRM sebagai terapi utama.
25

Radiasi eksterna dan kemoterapi maupun hormonal bila ada metastase ke KGB
axilla dapat diberikan sebagai terapi adjuvans.
Stadium IIIA
MRM sebagai terapi utama
Terapi adjuvans meliputi radiasi eksterna, kemoterapi dan terapi hormonal.
Stadium IIIb
Operable
o Simple mastektomi dan axillary toilet. Terapi adjuvans meliputi radiasi
eksterna, hormonal dan kemoterapi.
o Kemoterapi 3x kemudian MRM. Terapi adjuvans post op 3x dan bila perlu
dilakukan radiasi eksterna.
Inoperable
Radiasi eksterna pre operative, bila operabel mastektomi

simpel. Bila tetap inoperable, lanjutkan radiasi 5000-6000cGy. Terapi


adjuvans dengan melanjutkan radiasi eksterna 2000-3000 c.Gy dan bila perlu
terapi hormonal dan atau kemoterapi
Kemoterapi neoajuvans 3x. Bila operablemastektomi simple.

Bila inoperableteruskan sampai 6 kali. Terapi adjuvans meliputi radiasi


eksterna dan hormonal terapi.
Stadium IV
Prinsip paliatif
Premenopause Oophorektomi dilanjutkan kemoterapi. Bila perlu dilakukan
mastektomi simple atau radioterapi paliatif.
PostmenopauseTerapi hormonal dengan atau tanpa kombinasi kemoterapi.
Bila perlu dilakukan mastektomi simple atau radioterapi paliatif.
2.9 Komplikasi
Letak
Otak

Gejala dan tanda utama


Nyeri kepala, mual-muntah, epilepsi,

Pleura
Paru
Hati

ataksia, paresis, parestesia


Efusi, sesak nafas
Biasanya tanpa gejala
Kadang tanpa gejala
Massa, ikteruss obstruksi

Tulang
Tengkorak
Vertebta
Iga

Nyeri, kadang tanpa keluhan


Kempaan sumsum tulang
Nyeri, patah tulang
26

Tulang panjang

Nyeri, patah tulang


Tabel 13. Metastasis Tumor

2.10
Prognosis
Prognosis dipengaruhi oleh variabel:
Ukuran karsinoma primer
Keterlibatan KGB dan jumlah KGB yang terkena metastasis
Derajat karsinoma
Tipe histologik karsinoma
Invasi limfovaskular
Ada tidak nya reseptor estrogen atau progesteron
Laju proliferasi kanker
Aneuploidi
Ekspresi berlebihan ERBB2
Tabel 14. Prognosis per stadium
Dikutip dari Current Medical Diagnosis and Treatment 2009

2.11
a.

Pencegahan
Pencegahan primer. Merupakan promosi kesehatan yang sehat. Yaitu

melalui upaya menghindarkan diri dari Faktor Risiko diatas serta melakukan pola
b.

hidup sehat. Termasuk juga dengan pemeriksaan payudara sendiei alias SADARI.
Pencegahan sekunder dilakukan pada wanita yang memiliki risiko
terkena kanker payudara. Yaitu dengan melakukan deteksi dini dengan via skrining
mammografi yang diklaim memiliki 90% akurat. Skrining berlaku untuk wanita
usia 40 tahun keatas, wanita yang harus rujuk skrining setiap tahun dan wanita

c.

normal yang harus rujuk skrining tiap 2 tahun sekali hingga usia 50 tahun.
Pencegahan tertier dilakukan pada wanita yang positif menderita
kanker payudara. Ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup serta mencegah
komplikasi penyakit. Bisa berupa operasi, kemoterapi sitostatika. Pada stadium
tertentu hanya berupa simptomatik dan pengobatan alternatif.

27

3. Memahami dan Menjelaskan Sikap Menghadapai Penyakit Berat dalam Islam


Sakit sebagai salah satu ciptaan Allah SWT yang ditimpakan kepada manusia juga
pasti ada maksudnya. Salah satu hikmah Allah SWT kepada hamba-Nya adalah sebagai
ujian dan cobaan untuk membuktikan siapa-siapa saja yang benar-benar beriman. Firman
Allah SWT :

Artinya : Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang
kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacammacam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu
amat dekat. (Q.S. Al Baqarah : 214)
Demikianlah Allah SWT akan menguji hamba-hamba-Nya dengan kebaikan dan
keburukan. Dia menguji manusia berupa kesehatan, agar mereka bersyukur dan
mengetahui keutamaan Allah SWT serta kebaikan-Nya kepada mereka. Kemudian Allah
SWT juga akan menguji manusia dengan keburukan seperti sakit dan miskin, agar mereka
bersabar dan memohon perlindungan serta berdo'a kepada-Nya.
Dalam pandangan Islam, penyakit merupakan cobaan yang diberikan Allah SWT
kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Ketika seseorang sakit disana
terkandung pahala, ampunan dan akan mengingatkan orang sakit kepada Allah SWT.
Aisyah pernah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda : 'Tidak ada musibah
yang menimpa diri seorang muslim, kecuali Allah mengampuni dosa-dosanya, sampaisampai sakitnya karena tertusuk duri sekalipun" (H.R. Buchari).
Allah mengajarkan kita cara bertobat sebagaimana tercantum dalam Alquran, "Ya
Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni
kami, niscaya, pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (Q.S. al A'raaf [7] :23).

28

Kesungguhan kita bertobat insya Allah menjadi bagian dari rezeki yang besar dari
Allah SWT. "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga..."
(Q.S. Ali Imran [3]:133).
Ciri-ciri tobat nasuha :
Menyesal.
Memohon ampun kepada Allah.
Gigih untuk tidak mengulangi.
Ciri tobat yang diterima :
Orang tersebut terlihat lebih bersih dan lebih terjaga dari perbuatan maksiat. Hal itu
terjadi karena dia lebih bisa menahan diri.
Orang yang tobatnya diterima, hatinya selalu lapang dan gembira.
Dia selalu bergaul dengan orang-orang saleh dan mencari lingkungan yang baik pula.
Mencari lingkungan yang baik adalah salah satu bagian yang akan membuat agama
kita terpelihara.
Kualitas amalnya semakin meningkat.
Dia senantiasa menjaga lidahnya. Ingatannya selalu kembali kepada Allah.

29

DAFTAR PUSTAKA
1. Albar ZA, et al. Protokol PERABOI. Edisi 1. Bandung: Perhimpunan Ahli Bedah
Onkologi Indonesia. 2004. hal. 11.
2. Brunicardi FC, et al. Schwartzs manual of surgery. 8th Edition. United States of America:
The McGraw-Hill Companies, Inc. 2006. p. 361; 360.
3. Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit Edisi
6. Jakarta : EGC
4. Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC
5. Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku ajar ilmu bedah. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 1997. hal. 551

30

Anda mungkin juga menyukai