Anda di halaman 1dari 10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karies Gigi


Karies gigi adalah penyakit

infeksi dan merupakan suatu

proses

demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organis
yang berasal dari makanan yang mengandung gula. Karies gigi merupakan penyakit
yang paling banyak dijumpai di rongga mulut bersama-sama dengan penyakit
periodontal, sehingga merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut.7
Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan
gigi. Sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu
tertentu berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis
(5,5).Hal ini menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi.8
Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan
demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai dari
permukaan gigi (pits, fissur dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa.9

2.2 Faktor Etiologi Karies


Banyak faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak, diantaranya
adalah faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya
karies gigi. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya karies gigi adalah host (gigi
dan saliva), substrat (makanan), mikroorganisme penyebab karies dan waktu. Karies
gigi hanya akan terbentuk apabila terjadi interaksi antara keempat faktor berikut.1

Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Host (gigi dan saliva)


Komposisi gigi sulung terdiri dari email di luar dan dentin di dalam.
Permukaan email terluar lebih tahan karies dibanding lapisan di bawahnya, karena
lebih keras dan lebih padat. Struktur email sangat menentukan dalam proses
terjadinya karies.1
Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies. Di
ketahui adanya pit dan fisur pada gigi yang merupakan daerah gigi yang sangat rentan
terhadap karies oleh karena sisa-sisa makanan maupun bakteri akan mudah tertumpuk
disini.10
Saliva merupakan sistem pertahanan utama terhadap karies. Saliva disekresi
oleh tiga kelenjar utama saliva yaitu glandula parotida, glandula submandibularis, dan
glandula sublingualis, serta beberapa kelenjar saliva kecil.9 Sekresi saliva akan
membasahi gigi dan mukosa mulut sehingga gigi dan mukosa tidak menjadi kering.
Saliva membersihkan rongga mulut dari debris-debris makanan sehingga bakteri tidak
dapat turnbuh dan berkembang biak.
Mineral-mineral di dalam saliva membantu proses remineralisasi email gigi.11
Enzim-enzim mucine, zidine, dan lysozyme yang terdapat dalam saliva mempunyai
sifat bakteriostatis yang dapat membuat bakteri mulut menjadi tidak berbahaya.9
Selain itu, saliva mempunyai efek bufer yaitu saliva cenderung mengurangi keasaman
plak yang disebabkan oleh gula dan dapat mempertahankan pH supaya tetap konstan
yaitu pH 6-7. Aliran saliva yang baik akan cenderung membersihkan mulut termasuk

Universitas Sumatera Utara

melarutkan gula serta mengurangi potensi kelengketan makanan. Dengan kata lain,
sebagai pelarut dan pelumas.10

2.2.2 Substrat atau diet


Substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan email.
Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan
menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan
yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung
mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak
mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai
karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa karbohidrat memegang
peranan penting dalam terjadinya karies.12

2.2.3 Mikroorganisme
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies.
Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang
berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Komposisi mikroorganisme dalam plak
berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, bakteri yang paling banyak dijumpai
adalah Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan
Stretokokus salivarius serta beberapa strain lainnya. Selain itu, dijumpai juga

Universitas Sumatera Utara

Lactobacillus dan beberapa spesies Actinomyces. Mikroorganisme menempel di gigi


bersama plak sehingga plak terdiri dari mikroorganisme (70 %) dan bahan antar sel
(30 %). Plak akan terbentuk apabila adanya karbohidrat, sedangkan karies akan
terbentuk apabila terdapat plak dan karbohidrat.12

2.2.4 Waktu
Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi substrat
menempel di permukaan gigi. Secara umum, lamanya waktu yang dibutuhkan karies
untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.12

2.3 Faktor Predisposisi Karies


Selain keempat faktor di atas, terdapat juga faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap pembentukan karies yang mungkin tidak sama pada semua
orang. Faktor-faktor resiko tersebut adalah:

2.3.1 Jenis Kelamin


Hasil pengamatan yang dilakukan oleh Joshi (2005) di India dari total
populasi anak usia 6-12 tahun sebanyak 150 orang, diperoleh kejadian karies lebih
tinggi pada laki-laki yaitu 80% sedangkan perempuan 73%. Hal ini terjadi karena
perempuan lebih memiliki keinginan untuk menjaga kebersihannya.13

2.3.2 Usia
Penelitian epidemiologis menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi karies
sejalan dengan bertambahnya umur. Gigi yang paling akhir erupsi lebih rentan

Universitas Sumatera Utara

terhadap karies. Kerentanan ini meningkat karena sulitnya membersihkan gigi yang
sedang erupsi sampai gigi tersebut mencapai dataran oklusal dan beroklusi dengan
gigi antagonisnya. Anak mempunyai resiko karies yang paling tinggi ketika gigi
mereka baru erupsi.12

2.3.3 Kebiasaan Makan


Anak dan makanan jajanan merupakan dua hal yang sulit untuk dipisahkan.
Anak memiliki kegemaran mengkonsumsi jenis jajanan secara berlebihan sehingga
beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai memproduksi asam
yang menyebabkan terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30 menit
setelah makan. Di antara periode makan, saliva akan berkerja menetralisir asam dan
membantu proses remineralisasi. Namun, apabila makanan jajanan terlalu sering
dikonsumsi, maka enamel gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk melakukan
remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadinya karies.6,12
Sehari-hari banyak dijumpai anak yang selalu dikelilingi penjual makanan
jajanan, baik yang ada di rumah, di lingkungan tempat tinggal hingga di sekolah.
Anak yang sering mengkonsumsi jajanan yang mengandungi gula, seperti biskut,
permen, es krim memiliki skor karies yang lebih tinggi di bandingkan dengan anak
yang mengonsumsi jajanan nonkariogenik seperti buah-buahan.6,14

2.3.4 Tingkat Sosial Ekonomi


Weinstein (1998) menjelaskan bahwa ada hubungan antara keadaan sosial
ekonomi dan prevalensi karies. Anak dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi

Universitas Sumatera Utara

rendah mengalami jumlah karies gigi yang lebih banyak dan kecenderungan untuk
tidak mendapatkan perawatan gigi lebih tinggi dibanding dengan anak dengan
tingkat sosial ekonomi tinggi. Kemiskinan pada golongan minoritas juga
meningkatkan risiko kesehatan mulut yang buruk.11

2.4 Karakteristik Perkembangan Anak Usia 4-6 Tahun


Usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk
menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah
masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon
stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk anak
mempelajari dan mencoba sesuatu yang baru di lingkungan mereka.15 Anak pada
usia ini mulai mengenal dan tertarik dengan makanan jajanan. Anak pada usia 4-6
tahun ini lebih cenderung untuk makan makanan jajanan dengan jenis makanan dan
minuman yang manis daripada makanan yang berkhasiat.16

2.5 Makanan Jajanan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jajan diartikan sebagai
membeli makanan (nasi, kue, dsb.) di warung atau mall, sedangkan jajanan diartikan
sebagai panganan yang dijajakan atau kudapan.17 Makanan jajanan ini dapat dimakan
di luar jam-jam makan atau di antara jam-jam makan. Jenis makanan jajanan menurut
Winarno dalam Mulyati dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:18
a. Makanan utama, seperti nasi ramas, nasi pecel, bakso, mie ayam.
b. Snack, seperti kue, onde-onde, pisang goreng, coklat, permen.

Universitas Sumatera Utara

c.

Minuman seperti cendol, es krim, es teler, es buah, es teh, dawet.

d. Buah-buahan segar
Berdasarkan potensi menyebabkan karies, makanan dapat dibedakan atas,
makanan berpotensi tinggi, sedang, rendah, tidak berpotensi menyebabkan karies dan
makanan yang mampu menghambat karies (Tabel 1).19
Tabel 1. Jenis makanan berdasarkan potensi menyebabkan karies19
Potensi
Tinggi
Sedang
Rendah
Tidak berpotensi
Mampu menghambat karies

Jenis makanan
Buah kering, permen, coklat, kek, kue, biskut (crackers)
dan kerupuk (chips)
Jus buah, sirup buah, manisan, buah kalengan, minuman
ringan dan roti
Sayur, buah dan susu
Daging, ikan, lemak dan minyak
Keju, xylitol dan kacang

Jajanan bagi anak sekolah dapat berfungsi sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan energi karena aktivitas fisik di sekolah yang tinggi. Pengenalan berbagai
jenis makanan jajanan akan menumbuhkan penganekaragaman pangan sejak kecil. 18
Makanan jajanan yang dikonsumsi diantara makan pagi, siang, dan malam
bersifat kondusif terhadap terjadinya karies gigi. Hal itu disebabkan karena
kandungan karbohidratnya, khususnya sukrosa yang terkandung dalam jenis
makanan.20 Hasil penelitian Burt dan Ismail (1986) menyatakan adanya hubungan
antara masukan karbohidrat dengan karies dimana konsumsi karbohidrat yang sering
akan menyebabkan produksi asam oleh bakteri menjadi lebih sering sehingga
keasaman rongga mulut bertambah dan semakin banyak email yang terlarut.21
Pada anak, frekuensi makan, waktu makan dan jenis makanan berbeda dengan
orang dewasa. Frekuensi makan pada anak sangat bervariasi dan mereka sangat suka

Universitas Sumatera Utara

makan makanan ringan diantara waktu makan, hal inilah yang menyebabkan
penumpukan plak yang banyak karena proses demineralisasi terus terjadi sebelum
tubuh sempat melakukan proses remineralisasi. Waktu makan pada anak juga sangat
berpengaruh karena mereka suka mengkonsumsi glukosa seperti permen, karamel,
coklat dan lain-lain di sela-sela waktu makan, akibatnya sukrosa yang dikonsumsi
akan bertumpuk dan bakteri akan menfermentasi karbohidrat kemudian melekat pada
gigi dan mendukung pembentukan plak. Makanan yang memiliki sifat fisik keras
akan menjadi lengket bila bercampur dengan saliva. Makanan yang baik dikonsumsi
bagi kesehatan jaringan periodonsium adalah makanan yang berserat karena memicu
aliran saliva.22
Pada umumnya para ahli setuju bahwa karbohidrat yang berhubungan dengan
proses karies adalah polisakarida, disakarida, monosakarida dan sukrosa terutama
karena kemampuannya yang lebih efisien terhadap pertumbuhan mikroorganisme
asidogenik dibanding karbohidrat lain. Sukrosa dimetabolisme dengan cepat untuk
menghasilkan zat asam. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa prevalensi karies
lebih tinggi pada anak yang terbiasa mengkonsumsi banyak gula dan frekuensi
asupan gula yang lebih sering terbukti menimbulkan karies lebih cepat dibandingkan
dengan asupan gula yang lebih banyak tetapi jarang karena dengan semakin seringnya
asupan gula akan menyebabkan semakin sering terjadinya kondisi pH yang asam.23
Hasil beberapa penelitian lain ditemukan hal-hal sebagai berikut:24,25
a. Komposisi gula yang meningkat akan meningkatkan aktivitas karies.

Universitas Sumatera Utara

b. Kemampuan gula dalam menimbulkan karies akan bertambah jika


dikonsumsi dalam bentuk yang lengket.
c. Aktivitas karies juga meningkat jika jumlah konsumsi makan makanan
yang manis dan lengket ditingkatkan.
d. Aktivitas karies akan menurun jika terdapat variasi makanan dalam diet.
e. Karies akan menurun jika kebiasaan makan makanan manis yang lengket
dihilangkan.
Menurut study Vipeholm, individu yang makan makanan yang banyak
mengandung gula pada waktu makan utama dan makan selingan mempunyai potensi
yang tinggi untuk mendapat karies gigi daripada individu yang makan makanan yang
banyak mengandung gula hanya pada waktu makan utama.21

Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Konsep

Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan :


-

Jenis jajanan
Frekuensi jajan
-

Host
Substrat
Mikroorganisme
Waktu
Jenis kelamin
Usia
Kebiasaan makan
Tingkat sosial ekonomi

Status Karies
Klein

def-t

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai