Pengertian
Infant adalah tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan dimana pada usia bayi belajar
terhadap kepercayaan dan ketidakpercayaan.Masa ini merupakan krisis pertama yang dihadapi
oleh bayi. Perkembangan psikososial bayi yang normal adalah proses perkembangan yang
ditandai dengan pemupukan rasa percaya pada orang lain dan diawali dengan kepercayaan
terhadap orang tua, khususnya ibu. Rasa aman secara fisik dan psikologis berperan penting
dalam pembentukan rasa percaya bayi. Jika rasa percaya tidak terpenuhi, akan terjadi
penyimpangan berupa rasa tidak percaya dan setelah dewasa akan menjadi orang yang mudah
curiga dan tidak dapat menjalin hubungan baru (Keliat et.al, 2011).
B.
C.
tidak belajar untuk mempercayainya, orang lain, dan dunia disekitarnya, ia akan kehilangan
harapannya, yang secara langsung terkait dengan konsep trust dan mistrust. Bila seseorang
kehilangan kepercayaan terhadap harapan, ia tidak akan mampu bangkit dari kegagalan yang
terjadi dan berkembang mencap;ai tingkat tertinggi perkembangan yang dimungkinkan oleh
sistem sosial-budayanya (Nurdin, 2011).
D.
F.
G.
a. 0-3 bulan bayi berhenti sejenak ketika melihat wajah seseorang, menatap wajah yang
bergerak, mengikuti pergerakan itu dengan pandangan mata dan membalas senyuman
b. 3-6 bulan bayi tertawa bersuara nyaring jika diajak bercanda, menunjukkan sikap yang
berbeda bila menghadapi orang yang dikenal dan orang yang asing bagi bayi dan Mencari
benda yang dipindahkan
c. 6-9 bulan bayi mengamati kegiatan pengasuh dengan seksama, bereaksi dengan gembira
dalam permainan cilukba, dengan jelas menunjukkan rasa canggung terhadap orang yang
tidak dikenal dan makan biskuit tanpa dibantu
Sumber Koping
1. Personal ability
a. Masa prenatal baik, tidak ada gangguan
b. Pertumbuhan dan perkembangan normal (sehat)
c. Senang menerima stimulasi
d. Tidak ada gangguan fungsu tubuh/kesehatan secara umum
2. Sosial support
a. Orang tua lengkap
b. Orang tua mempunyai komitmen dan motivasi yang tinggi untuk stimulasi
perkembangan
c. Sanitasi lingkungan baik
d. Masyarakat di sekitarnya baik
e. Orang tua mengetahui cara mnemberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
sesuai usia bayi
3. Material asset
a. Orang tua bekerja
b. Mempunyai Jamkesmas kartu atau Askes
c. Sosial ekonomi memadai
d. Sarana dan prasarana tersedia sesuai dengan usia perkembangan
4. Positif belief
a. Orang tua/keluarga memahami atau menrima perilaku anak yang sedang tidak
nyaman/negatif sebagai kebutuhan dasar yang tidak terpoenuhi
b. Orang tua/keluarga melakukan reward dan punishment sesuain usia perkembangan
c. Orang tua/keluarga memahami perbedanaan cara berkomunikasi sesuai dengan usia
perkembangan
d. Orang tua dan keluarga memahami kesehatan anak akan mempengaruhi tumbang anak
e. Keyakinan orang tua/keluarga bahwa anak adalah anugrah dan titipan Tuhan
Mekanisme Koping
a. Konstruktif: Berespon terhadap stimulus yang datang secara tepat, menangis jika kebutuhan
dasar tidak terpenuhi
b. Dektruktif: sering menangis hingga berontak ketika digendong, dan regreasi dan sering
mengompol
H.
Intervensi Keperawatan
1. Tujuan
Untuk bayi :
a. Merasa aman dan nyaman
b. Dapat mengembangkan rasa percaya
Untuk keluarga
a. Menjelaskan perilaku yang menggambarkan bayi yang normal dan menyimpang.
b. Menjelaskan cara menstimulasi perkembangan rasa percaya anaknya.
c. Mendemonstrasikan dan melatih cara memfasilitasi perkembangan rasa percaya anak.
d. Merencanakan tindakan untuk menstimulasi perkembangan rasa percaya anaknya.
2. Tindakan Keperawatan
Untuk perkembangan psikososial bayi yang normal:
a. Panggil bayi sesuai namanya.
b. Gendong dan memeluk saat bayi menangis
c. Identifikasi kebutuhan dasar bayi yang terganggu (lapar, haus, basah, sakit) saat menangis
dan penuhi kebutuhan tersebut
1) Buai saat bayi menangis
2) Beri minum atau makan saat bayi lapar
3) Selimuti bayi saat kedinginan
d. Bicara dengan bayi saat merawatnya.
e. Bayi menangis saaat berpisah dengan ibu, tetapi tidak lama.
f. Ajak bayi bermain (bersuara yang lucu, memeprlihatkan benda berwarna menarik,
menggerakan benda)
Untuk penyimpangan perkembangan (rasa tidak percaya)
a. Penuhi kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman
b. Fokuskan perhatian pada bayi saat menyusui,jangan sambil melakukan pekerjaan lainnya
c. Tidak membiarkan bayi tidur sendiri, tetapi tetap bersama orang tua
d. Kontak dengan bayi sesering mungkin
e. Tidak membiatrkan bayi bermain sendirian, tidajk memainkan bayi dengan cara mengganti
antara puting dan empeng
f. Tetap memberi ASI sampai 1,5 tahun
g. Tidak mengganti pengasuh bayi terlalu sering (bayi bingung karena harus memupuk
kepercayaan pada banyak orang)
Untuk keluarga
Tujuan:
a. Keluarga mampu menjelaskan perilaki yang menggambarkan perkembangan yang normal
dan menyimpang
b. Keluarga mampu menjelaskan cara menstimulasi perkembangan anaknya
c. Keluarga mampu mendemonstrasikan cara menstimulasi perkembangan anaknya
d. Keluarga mampu merencanakan tindakan untuk menstimulasi perkembangan anaknya
Intervensi keperawatan keluarga
a. Perkembangan psikososial yang normal (rasa percaya)
1) Jelaskan pengertian perkembangan psikososial karakteristik perilaku bayi yang
normal dan menyimpang
2) Jelaskan cara memupuk rasa percaya bayi pada ibu/keluarga
a) Panggil bayi dengan sebutan namanya
b) Berespons secara konsisten terhadap kebutuhan bayi:
Susui segera saat bayi menangis
LAPORAN PENDAHULUAN
Pengertian
Infant adalah tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan dimana pada usia bayi belajar
terhadap kepercayaan dan ketidakpercayaan.Masa ini merupakan krisis pertama yang dihadapi
oleh bayi. Perkembangan psikososial bayi yang normal adalah proses perkembangan yang
ditandai dengan pemupukan rasa percaya pada orang lain dan diawali dengan kepercayaan
terhadap orang tua, khususnya ibu. Rasa aman secara fisik dan psikologis berperan penting
dalam pembentukan rasa percaya bayi. Jika rasa percaya tidak terpenuhi, akan terjadi
penyimpangan berupa rasa tidak percaya dan setelah dewasa akan menjadi orang yang mudah
curiga dan tidak dapat menjalin hubungan baru (Keliat et.al, 2011).
J.
K.
L.
Menurut Stolte (2004) dan FIK (2011) faktor yang dapat menjadi predisposisi hambatan
perkembangan bayi atau infant adalah:
4. Biologis
h. Respon herediter: ada riwayat kembar monozigot, ada penyakit keturunan, ada kelainan
kromosom (sindrom down, sindrom turner)
i. Neuroendokrin: gangguan hormon pertumbuhan dan saraf
j. Penyakit infeksi
k. Riwayat kehamilan dan persalinan: ibu saat hamil menderita preeklamsia, kejang,
hipertensi, saat lahir bayi BBLR dan lahir sebelum waktunya
l. Status Gizi: BB 5 bulan < 2 x BB lahir, BB 1 tahun < 3 x BB lahir dan TB 1 th < 1,5 x TB
lahir
m. Kondisi kesehatan secara umum: riwayat imuniasi dasar
n. Pemanfaatan pelayanan kesehatan dilakukan secara rutin ketika bayi sakit panas / pilek
5. Psikologis:
h. Intelegensi /keterampilan verbal: 0-3 bulan dapat mengoceh dan memberikan reaksi
terhadap suara, 3-6 bulan: menengok ke arah sumber suara, 6-9 bulan tertawa./beteriak
gembira bila melihat benda yang menarik, 9-12 bulan mengucapkan perkataan yang
terdiri dari 2 suku kata dan 12-18 bulan bayi menguncapkan perkataan yang terdiri darei
2 suku kata yang sama
i. Moral: ketika diberikan makanan bayi kadang bisa arahkan menggunakan tangan kanan
j. Kepribadian: Bayi berusaha meraih mainan yang ada didekatnya dan tersenyum dan
memperhatikan ibunya ketika menirukan ocehannya (misalnya menina bobokan,
mengayun anak)
k. Pengalaman masa lalu: Prenatal (kehamilan yang tidak diharapkan), intranatal (ibu tidak
memberikan ASI eksklusif pada bayinya)
l. Konsep diri: Mulai dapat membedakan diri dari lingkungan dan mulai tidak percaya
ketika ditinggalkan dengan menagis
m. Motivasi: senang diajak bermain dan berbicara, bahagia ketika dipeluk atau dicium
n. Self kontrol: Menangis saat digandeng orang yang tidak dikenalnya atau menolak saat
hendak digendong
6. Sosial budaya: perkembangan sosial dipengaruhi oleh interaksi dengan orang lain di dalam
lingkungannya dan kesempatan belajar yang diberikan
g. Usia: 0-18 bulan
h. Gender : laki/[perempuan
i. Status sosial: anak kandung, anak adopsi
j. Latar belakang budaya: Ras/suku bangsa kulit putih mempunyai pertumbuhan somatik
lebih tinggi daripada bangsa Asia
k. Pengalaman sosial: digandeng, dipeluk dan dibuai saat menangis menjadi senang,
Diberi makan dan minum jika haus dan lapar, diselimuti jika kedinginan, diajak bermain
dan berbicara
l. Peran sosial: bayi diterima sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Faktor Presipitasi
5. Nature
d. Biologis
6) Pemberian ASI Esklusif
7) Nutrisi gizi seimbang
8) Makanan tambahan diberikan setelah bayi berusia 6 bulan
9) Makanan padat diberikan setelah usia 12 bulan
10) BB bayi sesuai dengan TB: BB 5 bulan = 2 x BB lahir, BB 1 tahun 3 x BB lahir
e. Psikologis
Menunjukkan rasa cinta, kasih sayang dan rasa aman pada bayi
9) Sering mengajak anak berbicara dengan lembut, panggil bayi dengan namanya
10) Sering memeluk dan mencium anak
11) Membuai, menimang dan menidurkan anak dan membacakan cerita
12) Membujuk ketika bayi rewel
13) Sering mengajak anak bermain
14) Memperlihatkan gambar yang lucu dan menarik
15) Mengajak melihat dirinya dikaca
16) Pada saat bayi menangis segera mencari tahu kebutuhan dasar yang terganggu
(lapar, haus, basah dan sakit)
f. Sosial budaya
7) Cuaca, musim, geographis mendukung tumbang
8) Sanitasi lingkungan: kebersihan perorangan baik
9) Keadaan rumah: struktur bangunan, ventilasi baik kepadatan hunian layak
10) Keluarga menerima anak dengan senang
11) Mengajak anak belajar bergaul, melambaikan tangan dan memberikan salam
12) Mengajak bermain anak bersama dan mangajak anak mengenal lingkungannya
6. Origin
Internal: Anak senang dan gembira menerima stimulasi dan pertumbuhan perkembangan
sesuai usia
Eksternal: Pola asuh dan stimulasi oleh keluarga dan masyarakat menerima kehadiran
anak dengan senang, ketersediaan dana dan fasilitas memadai
7. Timing
Stimulasi perkembangan dilakukan dari usia 0-1,5 tahun dan stimulasi diberikan secara
konsisten dan sesuai kebutuhan anak
8. Number
d. Stimulasi perkembangan dilakukan sesering mungkin dengan prinsip dilakukan
dengan rasa cinta, kasih sayang tanpa paksaan dan dengan menciptakan suasana
yang segar dan tidak membosankan
e. Setiap anggota keluarga memberikan stimulus perkembangan yang sesuai usia
f. Sesering mungkin memberikan pujian pada bayi
M.
e. 0-3 bulan bayi dapat mengoceh dan memberikan reaksi terhadap suara
f. 3-6 bulan bayi dapat menengok kearaah sumber cahaya, suara
g. 6-9 bulan bayi dapat tertawa, berteriak bidak melihat benda yang menarik
h. 9-12 bulan bayi mengucapkan kata yang terdiri dari 2 suku kata mama papa
7. Afektif
g. Menunjukkan perasaan gembira dan senang
h. Tersenyum dan tertawa
i. Mengenali namanya
j. Membedakan orang asing dari orang yang dikenal dan berrespon terhadap keduanya
k. Tampak menikmati permainan sosial ( ciluk ba)
l. Menyukai aktivitas mengeksplorasi bagian tubuhnya sendiri (misalnya bermain kakinya
sendiri)
8. Fisiologi
k. Tinggi badan bertambah sesuai usia
l. Berat badan bertambah sesuai usia
m. Lingkar kepala normal
n. Temperatur 36 derajat sampai dengan 37 derajat celcius
o. Nadi : denyut jantung 80-130 kali per menit
p. Tekanan darah: 74/46 mmHg 110/36-72 mmHg\
q. Pernapasan: 20 50 x/menit
r. Kemampuan sensoris: reaksi otomatis, menelan, menghisap, menggenggam normal
s. Kemampuan berespon sesuai stimulus
t. Perkembangan motorik berlangsung terus secara stabil dari arah kepala ke kaki
9. Behaviour
e. 0-3 bulan bayi mulai menggerakkan kedua lengan dan tungkai sama mudahnya ketika
telentang dan memberikan reaksi dengan melihat ke sumber cahaya
f. 3-6 bulan mengangkat kepala dengan tegak pada posisi telungkup dan meraih benda yang
menarik atau terjangkau olehnya
g. 6-9 bulan bayi ketika didudukan dapat mempertahankan posisi duduk dengan kepala tegak
dan memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain
h. 9-12 bulan bayi dapat berjalan dengan merambat, meraup benda kecil dengan
menggunakan kelima jari tangannya
10. Sosial
d. 0-3 bulan bayi berhenti sejenak ketika melihat wajah seseorang, menatap wajah yang
bergerak, mengikuti pergerakan itu dengan pandangan mata dan membalas senyuman
e. 3-6 bulan bayi tertawa bersuara nyaring jika diajak bercanda, menunjukkan sikap yang
berbeda bila menghadapi orang yang dikenal dan orang yang asing bagi bayi dan Mencari
benda yang dipindahkan
f. 6-9 bulan bayi mengamati kegiatan pengasuh dengan seksama, bereaksi dengan gembira
dalam permainan cilukba, dengan jelas menunjukkan rasa canggung terhadap orang yang
tidak dikenal dan makan biskuit tanpa dibantu
N.
Sumber Koping
5. Personal ability
e. Masa prenatal baik, tidak ada gangguan
f. Pertumbuhan dan perkembangan normal (sehat)
g. Senang menerima stimulasi
h. Tidak ada gangguan fungsu tubuh/kesehatan secara umum
6. Sosial support
f. Orang tua lengkap
g. Orang tua mempunyai komitmen dan motivasi yang tinggi untuk stimulasi
perkembangan
h. Sanitasi lingkungan baik
i. Masyarakat di sekitarnya baik
j. Orang tua mengetahui cara mnemberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
sesuai usia bayi
7. Material asset
e. Orang tua bekerja
f. Mempunyai Jamkesmas kartu atau Askes
g. Sosial ekonomi memadai
h. Sarana dan prasarana tersedia sesuai dengan usia perkembangan
8. Positif belief
f. Orang tua/keluarga memahami atau menrima perilaku anak yang sedang tidak
nyaman/negatif sebagai kebutuhan dasar yang tidak terpoenuhi
g. Orang tua/keluarga melakukan reward dan punishment sesuain usia perkembangan
h. Orang tua/keluarga memahami perbedanaan cara berkomunikasi sesuai dengan usia
perkembangan
i. Orang tua dan keluarga memahami kesehatan anak akan mempengaruhi tumbang anak
j. Keyakinan orang tua/keluarga bahwa anak adalah anugrah dan titipan Tuhan
O.
Mekanisme Koping
c. Konstruktif: Berespon terhadap stimulus yang datang secara tepat, menangis jika kebutuhan
dasar tidak terpenuhi
d. Dektruktif: sering menangis hingga berontak ketika digendong, dan regreasi dan sering
mengompol
P.
Intervensi Keperawatan
3. Tujuan
Untuk bayi :
c. Merasa aman dan nyaman
d. Dapat mengembangkan rasa percaya
Untuk keluarga
e. Menjelaskan perilaku yang menggambarkan bayi yang normal dan menyimpang.
f. Menjelaskan cara menstimulasi perkembangan rasa percaya anaknya.
g. Mendemonstrasikan dan melatih cara memfasilitasi perkembangan rasa percaya anak.
Laporan Pendahuluan
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Potensial (Normal): Potensial mengembangkan inisiatif
Risiko (penyimpangan): Risiko mengembangkan rasa bersalah
E. INTERVENSI KEPERAWATAN GENERALIS
1. Anak sekolah
a. Tujuan
1) Anak pra sekolah mengidentifikasi peran gender
2) Anak pra sekolah mencapai keterampilan motorik, kognitif, sikap tertentu
3) Anak pra sekolah mengidentifikasi peran di keluarga
b. Intervensi tindakan
1) Perkembangan yang normal : inisiatif
a) Beri kesempatan kepada anak untuk mencapai kemampuan tertentu yang dapat
dipelajarinya, seperti naik sepeda, menulis, menggambar, menyusun balok, puzzle
b) Dukung anak untuk bermain berkelompok
c) Beri kesempatan kepada anak untuk bermain peran menggunakan alat-alat yang
sesuai (memasak, sekolah, berperan sebagai orang tua)
d) Beri tugas yang sesuai dengan kemampuan anak
e) Jadi role model bagi anak mengenai cara menerima keunikan orang lain
2) Penyimpangan perkembangan : rasa bersalah
a) Beri waktu pada anak untuk bermain/beraktivitas secara berkelompok
b) Ajarkan anak mengenai permainan sederhana yang membutuhkan kerja sama dan
koordinasi (puzzle, susun balok)
c) Sampaikan harapan yang sesuai dengan kemampuann anak
d) Beri pujian terhadap keberhasilan yang dicapai oleh anak
e) Dengarkan seluruh keluhan anak dan diskusikan cara mengatasi rasa tidak
mampu yang dialami anak
2. Keluarga
a. Tujuan
1) Keluarga mampu menjelaskan perilaku yang menggambarkan perkembangan yang
normal dan menyimpang
2) Keluarga mampu menjelaskan cara menstimulasi perkembangan anaknya
3) Keluarga mampu mendemonstrasikan dan melatih cara memfasilitasi perkembangan
anak
4) Keluarga mampu merencanakan tindakan untuk menstimulasi perkembangan anaknya
b. Intervensi
1) Perkembangan yang normal: Inisiatif
a) Informasikan pada keluarga mengenai cara yang dapat dilakukan keluarga untukm
memanfasilitasi perkembangan psikososial anak
b) Diskusikan dengan keluarga mengenai cara yang akan digunakan keluarga untuk
menstimulasi inisiatif anak
Bersikap positif dan dorong usaha anak untuk mandiri
Bantu anak menyelesaikan masalah yang dialami jika tindakan yang dilakukan
anak berakibat negatif/buruk
Tidak menentang tindakan yang dilakukan anak
Gunakan bahasa yang positif dalam melarang anak
Berikan pendapat yang positif terhadap perilaku yang ditampilkan
Beri pujian terhadap keberhasilan yang dicapai oleh anak
Berikan suasana disiplin dalam rumah pada waktu belajar, menonton TV,
bermain, makan
c) Latih keluarga untuk melakukan cara tersebut dan dampingi saat keluarga
menstimulasi inisiatif anak
2) Penyimpangan perkembangan: rasa bersalah
a) Beri waktu pada anak untuk bermain
b) Ajarkan anak mengenal permainan sederhana
c) Berikan harapan sesuai dengan kemampuan anak
d) Tidak memaksakan kehendak pada anak
e) Beri pujian terhadap keberhasilan yang dicapai oleh anak
f) Jadi pendengar baik
g) Bersikap positif terhadap kemampuan anak dan dorong anak untuk mandiri
h) Tidak menentang tindakan yang dilakukan anak
i) Tidak melarang anak
j) Gunakan bahasa yang mudah dimengerti
LAPORAN PENDAHULUAN
E. Intervensi Keperawatan
Menurut Nurdin (2011) ada beberapa prinsip dasar dalam mengoptimalkan perkembangan
psikososial anak sekolah antara lain:
1. Pahami dan terima masalah pada pembelajaran anak, bila ia merasa lemah di suatu hal
tunjukkanlah hal lain yang merupakan kekuatannya (highligiht strengths)
2. Tunjukkan kepada anak mekanisme pemecahan masalah
3. Tunjukkan kepada anak mekanisme perumusan tujuan
4. Lakukan proses penguatan (reinforcement) rasa tanggung jawab
5. Lakukan penekanan bahwa kegagalan dan kesalahan adalah hal yang biasa dan bukanlah
kekalahan. Hal tersebut penting sebagai titik tolak pembelajaran agar kesalahan yang sama
tidak berulang
6. Ciptakan suatu kondisi ketika anak merasa berharga perihal sesuatu saat ia mampu
berprestasi. Misalnya, luangkan hari khusus untuk anak yang pintar bermain catur ketika ia
dapat bertanding catur dengan ayahnya.
Menurut Keliat et.al (2011) tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk perkembangan
psikososial anak usia sekolah bertujuan untuk:
1. Anak
a. Tujuan
1) Anak mengenal kemampuan dirinya
2) Anak mengikuti kegiatan sosial
3) Anak meras puas terhadap keberhasilan yang dicapai
b. Intervensi keperawatan
1) Perkembangan yang normal (Industri)
a) Diskusikan kemampuan/kelebihan diri anak dan target pencapaian tugas
b) Berikan tugas sesuai kemampuan anak
c) Beri pujiann terhadap keberhasilan anak di sekolah dan di rumah
d) Fasilitiasi kegiatan kelompok: bermain, les, kegiatan keagamaan
e) Libatkan anak dalam kegiatan sehari-hari, seperti memasak, membuat kue,
membersihkan mobil, merapikan tempat tidur
2) Penyimpangan perkembangan (Harga diri rendah)
a) Diskusikan penyebab anak merasa tidak mampu
b) Berikan tugas sesuai dengan kemampuan anak
c) Beri pujian trhadap keberhasilan yang dicapai
d) Bantu anak agar berhasil
e) Libatkan dalam kegiatan yang mudah/sederhna
2. Keluarga
a. Tujuan
1) Keluarga mampu memahami pengertian perkembangan anak usia sekolah
2) Keluarga memahami ciri perkembangan anak usia sekolah yang normal dan
menyimpang
3) Keluarga mampu menyusun rencana stimulasi agar anak mampu berkarya
4) Keluarga mampu menstimulasi kemampuan anak berkarya
b. Intervensi keperawatan
1) Jelaskan ciri perkembangan anak usia sekolah yang normal dan anak yang
menyimpang
2) Jelaskan kepada keluarga mengenai cara menstimulasi kemampuan anak berkarya
a) Libatkan anak dalam kegiatan sehari-hari yang sederhana di rumah seperti
membuat kue, merapikan tempat tidur
A. PENGERTIAN
Masa remaja adalah suatu masa peralihan yang melibatkan perubahan fisik dan biologis nyata.
Perjuangan konsep diri dan citra tubuh (bagaimana seseorang tampak bagi orang lain, khususnya sebaya)
dan kebutuhan untuk mengembangkan beberapa rencana hiduo mengkonstribusi peralihan di dalam diri.
Kebutuhan untuk hubungan yang intim adalah kuat dan percaya kepada persetujuan sebaya adalah
dominan (Stolte, 2004). Perkembangan psikososial remaja adalah kemampuan remaja untuk mencapai
identitas dirinya yang meliputi peran, tujuan pribadi, dan keunikan atau ciri khas diri. Kemampuan ini
tercapai melalui serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja. Jika tidak dapat
mencapai kemampuan tersebut, remaja akan mengalami kebingungan peran yang berdampak pada
rapuhnya kepribadian sehingga terjadi gangguan konsep diri (Keliat et.al, 2011).
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
E. RENCANA TINDAKAN
Menurut Keliat et.al (2011) tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk perkembangan
psikososial remaja antara lain:
1. Remaja
a. Tujuan:
1) Remaja mampu menyebutkan karakteristik perkembangan psikososial yang normal dan
menyimpang
2) Remaja mampu menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal
3) Remaja mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial yang normal
b. Tindakan
1) Perkembangan yang normal (Pembentukan identitas)
a) Diskusikan ciri perkembangan psikososial remaja yang normal dan menyimpang
Daftar Pustaka
Nurdin, A.E.(2011). Tumbuh kembang Perilaku Manusia. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Stolte, K.M. (2004). Diagnosa Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnosis). Cetakan 1. Jakarta:
penerbit buku kedokteran EGC
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DEWASA MUDA
(18-25 TH)
INTIM VERSUS ISOLASI
A.
Pengertian
Perkembangan psikososial dewasa muda (18-25 tahun) adalah tahapan perkembangan individu
mampu melakukan interaksi yang akrab dengan orang lain, terutama lawan jenis dan mempunyai pekerjaan.
Pada tahap ini, individu mencoba untuk mandiri dan mencukupi kebutuhannya dengan bekerja. Interaksi
yang dilakukan mengarah pada bekerja, perkawinan dan mempunyai keluarga yang menjadi bagian dari
masyarakat. Kegagalan dalam berhubungan akrab dan memperoleh pekerjaan dapat menyebabkan individu
menjauhi pergaulan dan merasa kesepian kemudian menyendiri (Keliat et.al, 2011).
B.
TUGAS PERKEMBANGAN
Perkembangan yang normal : akrab
dengan orang lain
C.
seperti seksualitas semakin diutamakan. Semakin tinggi tingkat peradapan nilai estetik dan kesetiaan
semakin diutamakan. Karena itu, suatu sistem sosial-budaya yang masih membenarkan poligami berarti
masih berada dalam tahap perkembangan semi-primitif.
Ego harus siap bila intimacy harus berakhir (perceraian,pasangan hidup meninggal, dikhianati,dll).
Karena pada usia inilah, manusia dapat hidup berpasangan. Pada kehidupan suami istri, fungsi seksualitas
terdiri atas seksualitas banal (ketertarikan fisik) dan seksualitas estetik (ketertarikan berdasarkan sifat-sifat
internal). Fungsi seksualitas banal hanya penting pada usia produktif. Semakin dewasa usia perkawinan,
semakin tinggi usia kronologis, dan semakin tinggi tingkat peradapan seseorang, kepentingan fungsi
seksualitas estetik semakin bertambah. Pada tahap dewasa, fungsi seksualitas estetik mendominasi fungsi
seksualitas banal, dan pada usia tua, fungsi seksualitas estetik merupakan satu-satunya fungsi seksualitas
karena fungsi biologis telah sangat menurun.
D.
Diagnosa Keperawatan
Potensial (Normal): Potensial berhubungan akrab dengan orang lain
Resiko (Penyimpangan): Risiko isolasi sosial
E.
Tindakan keperawatan
Menurut Keliat et.al (2011) tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial dewasa muda
bertujuan :
1. Dewasa Muda
a. Tujuan
1) Individu dewasa muda mampu memahami karakteristik perkembangan psikososial yang
normal dan menyimpang
2) Individu dewasa muda mampu memahami cara mencapai perkembangan psikososial yang
normal :
Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis
M empunyai pekerjaan
3) Individu dewasa muda mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial
yang normal
b. Intervensi
Tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial dewasa muda:
a. Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang
b. Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal :
a) Menetapkan tujuan hidup
b) Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis
c) Berperan serta/ melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat
d) Memilih calon pasangan hidup
e) Menetapkan karier/pekerjaan
f) Mempunyai pekerjaan
c. motivasi dan berikan dukungan pada individu untuk melakukan tindakan yang dapat memenuhi
perkembangan psikososialnya.
2. Keluarga
a. Tujuan
1) Keluarga mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan dewasa muda
yang normal dan menyimpang
2) Keluarga mampu memahami cara menstimulasi perkembangan dewasa muda
3) Keluarga mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi perkembangan dewasa
muda
4) Keluarga mampu merencanakan cara menstimulasi perkembangan dewasa muda
b. Intervensi
1) Jelaskan kepada keluarga tentang perkembangan dewasa muda yang normal dan
menyimpang
2) Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa
muda yang normal
3) Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa muda yang normal
Daftar Pustaka
Nurdin, A.E.(2011). Tumbuh kembang Perilaku Manusia. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Stolte, K.M. (2004). Diagnosa Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnosis). Cetakan 1. Jakarta:
penerbit buku kedokteran EGC
LAPORAN PENDAHULUAN
individu mulai beranjak dewasa dan berkeluarga. Individu dewasa akan menyadari bahwa
tanggung jawab bertambah pada masa ini. Kegagalan dalam mencapai kemampuan tersebut
dapat menyebabkann ketergantungan baik dalam pekerjaan maupun keuangan (Keliat.et.al,
2011).
B. Karakteristik Perilaku
1. Karakteristik perilaku normal
Karakteristik perilaku normal pada individu ditahap usia perkembangan dewasa antara lain:
a. Membimbing dan menyiapkan generasi penerus
b. Memperhatikan kebutuhan orang lain/lingkungan
c. Kreatif (mampu mengambil alternatif penyelesaian masalah).
d. Produktif (dapat mengisi waktu luang dengan hal positif).
e. Menerima perubahan fisik dan psikologis
f. Menyesuaikan diri dengan orang tuanya yang sudah lanjut usia.
g. Menrasa nyaman dengan pasangannya
h. Menilai pencapaian hidupnya
2. Karakteristik perilaku menyimpang
a. Tidak dapat melakukan hal yang berguna
b. Bertindak sesuka hati/semaunya sendiri
c. Hanya memperhatikan diri sendiri
d. Kurang mempunyai keinginan bekerja dan berkeluarga
e. Tidak mempunyai komitmen pribadi
C. Proses Terjadi Masalah
Istilah generativity per definisi adalah membangung (establishing) dan menuntun (guiding)
generasi mendatang. Generativity adalah parameter peradapan dan pengertiannya jauh lebih luas
dari membesarkan dan mengasuh anak, yang hanya merupakan sebagian dari generativity. Kita
juga mengetahui bahwa kelompok, institusi, bahkan bangsa terdiri dari individu-individu. Dalam
cakupan institusi, kelompok, atau bangsa, generativity berekspresi sebagai kaderisasi yang bersifat
estetik. Kita dapat menilai kematangan individu dari generativity, dengan mengetahui apakah sang
anak mewarisi beberapa keunggulan orang tuanya dan mampu mengembangkan secara estetik
dan bukan dari anggapan bahwa anak seseorang dokter akan menjadi dokter juga yang bersifat
banal. Kita dapat menilai kematangan dari seseorang individu Apakah yang telah dicapainya
dapat menjadi titik tolak untuk dikembangkan generasi mendatang yang bersifat estetik dan bukan
dari banyaknya warisan yang ditinggalkan untuk keturunannya yang bersifat banal. Kita dapat
menilai kematangan suatu kelompok, institusi, atau bangsa dari berhasil tidaknya pencapaian
suatu bangsa pada era berikutnya yang bersifat estetik dan bukan dari gedung-gedung yang
ditinggalkan pada suatu era yang bersifat banal. Kita juga menilai generativity dari nilai estetika
budaya yang berlaku dalam suatu sistemn poendidikan tinggi, yaitu orang yang lebih muda, tetapi
lebih berprestasi secara akademis yang mengacu pada sistem nilai dan bukan dari lama bekerja,
pangkat kepegawaian, dan hal-hal lain yang bersifat banal. Pada keadaan-keadaan tersebut,
hanya terdapat dua pikihan, generativity dan stagnasi. Kita dapat menilai tingkat peradaban
individu atau kelompok dari tingkat generativity. Bila individu, kelompok, institusi atau bahkan
bangsa mengalami stagnasi, berarti masih belum mencapai tingkat peradaban tinggi atau bahkan
tingkat peradabannya menurun atau mengalami dekadensi.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Potensial (normal): Potensial untuk produktif
Risiko (penyimpangan): Risiko terjadi stagnasi/terhambat
E. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Dewasa
a. Tujuan
1) Individu dewasa mampu memahami perkembangan psikososial yang normal dan
menyimpang
2) Individu dewasa mampu memahami tindakan untuk mencapai perkembangan
psikososial yang normal
3) Individu dewasa mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan
psikososial yanng normal
b. Tindakan
1) Perkembangan yang normal: generativity/menyiapkan generasi berikutnya
a) Diskusikan dengan individu dewasa mengenai perkembangan psikososial yang
normal dan menyimpang
b) Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal
Menerima proses penuaan dan perubahan peran yang terjadi di keluarga
Menikmati kebebasan dan kemandirian, seperti dapat mengatur kegiatannya,
melakukan hal-hal yang disenangi, membeli barang yang disukai
Berinteraksi dengan baik dan berbagi aktivitas rumah tangga dan pasangan
Memperluas dan memperbarui minat dan kesenangan.
Melakukan aktivitas sampingan(hobi) yang diminati
c) Motivasi dan berikan dukungan untuk melakukan tindakan yang dapat memenuhi
perkembangan psikososial dewasa
d) Motivasi dan dorong dalam membimbing generasi berikutnya.
2) Penyimpangan perkembangan (Stagnasi/terhambat)
a) Diskusikan dengan individu dewasa mengenai penyebab hambatan dalam
mencapai tugas perkembangannya, seperti sakit kronis/terminal, tugas
perkembangan sebelumnya tidak tercapai, perpisahan/kehilangan dalam keluarga
b) Diskusikan cara mengatasi hambatan tersebut
Mengobati penyakit fisik yang dialami anggota keluarga
Memenuhi tugas perkembangan anggota keluarga secara optimal
Motivasi dan dampingi individu dalam menyelesaikan masalah
Motivasi atau berikan dukungan pada individu untuk melakukan tindakan yang
dapat memenuhi perkembangan psikososialnya
2. Keluarga
a) Tujuan
1) Keluarga mampu menjelaskan perilaku yang menggambarkan perkembangan individu
dewasa yang normal dan menyimpang
2) Keluarga mampu menjelaskan cara memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa
3) Keluarga mampu memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa
Laporan Pendahuluan
Diagnosa Keperawatan Sehat
POTENSIAL BERKEMBANGNYA INTEGRITAS DIRI (LANSIA)
A.
Pengertian
Dalam perkembangan psikososial menurut Erickson, Lansia (> 65 tahun ke atas) atau
sering disebut Integrity versus despair/putus asa (Nurdin, 2011). Perkembangan psikososial lanjut
usia adalah tercapainya integritas diri yang utuh. Pemahaman terhadap makna hidup secara
keseluruhan membuat lansia berusaha menuntun generasi berikutnya (anak dan cucunya)
berdasarkan sudut pandangnya. Lansia yang tidak mencapai integritas diri akan merasa putus asa
dan menyesali masa lalunya karena tidak merasakan hidupnya bermakna. Walaupun tidak ada
batasan yang pasti mengenai lanjut usia, beberapa gerontologist menggunakan pembagian yang
paling sederhana yaitu membagi lansia dalam 3 klasifikasi, yaitu young old (60-74 thn), middle old
(75-84 thn) dan old old (>85 thn) (Townsend, 2009).
Kita dapat bangga dengan keberhasilan yang telah dicapai, gembira dalam masa bahagia,
menerima kegagalan dan bangga karena berhasil mengatasinyanya, dan yang terpenting kita
memaafkan diri sendiri atas kesalahan dan dosa kita. Dengan demikian, kita akan mencapai
integritas. Bila sang maut datang, kita dapat mengalami penyesalan dan kekecewaan karena
merasa gagal dalam kehidupan. Untul memperkuat integritas, keyakinan tentang tentang
kehidupan di alam lain setelah kematian diperlukan. Hal yang penting bukanlah ritual, melainkan
pemahaman konsep kita tentang entitas metafisika tersebut. Untuk mencapai integritas tersebut,
kita harus senantiasa berpikir positif, terlepas dari perbuatan-perbuatan yang telah kita lakukan di
masa silam (Nurdin, 2011). Tugas perkembangan masa lansia adalah integritas ego, bagian dari
tugas ini adalah menerima apa yang telah dilakukan seseorang dengan bijak tanpa
memperhatikan masa sakit dan perjuangan yang terjadi sepanjang perjalanannya. Banyak
penyesuaian yang mungkin timbul yang menghasilkan dari masa pensiun, kematian orang yang
dicintai, penurunan kesehatan dan kekurangan penghasilan (Stolte, 2004).
B.
C.
D.
1.
Tugas perkembangan yang menyimpang adalah putus asa (Keliat, et.al, 2011) antara lain:
Memandang rendah/menghina atau mencela orang lain, Merasa kehidupannya selama ini tidak
berarti, Merasakan kehilangan dan masih ingin berbuat banyak akan tetapi takut tidak mempunyai
waktu lagi
Diagnosa Keperawatan
Potensial (*Normal)
: Potensial berkembangnya Integritas Diri
Risiko (Penyimpangan) : Risiko Keputusasaan
TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan
Lansia dapat menyebutkan karakteristik perkembangan psikososial yang normal dan
menyimpang, merasa disayangi dan dibutuhkan keluarganya dan mampu mengikuti kegiatan
social dan keagamaan di lingkungannya.
2)
Lansia dapat menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal
dan merasa hidupnya bermakna.
3)
Lansia mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial
yang normal.
2.
Tindakan Keperawatan
Tindakan Keperawatan bagi Perkembangan Psikososial Lansia yang normal (Integritas
diri/keutuhan konsep dir)i
a. Jelaskan ciri perilaku perkembangan lansia yang normal dan menyimpang
b. Diskusikan cara yang dapat dilakukan oleh lansia untuk mencapai integritas diri yang utuh :
a)
Mendiskusikan makna hidup lansia selama ini
b)
Melakukan life review (menceritakan kembali masa lalunya, terutama keberhasilannya)
c)
Mendiskusikan keberhasilan yang telah dicapai lansia
d)
Mengikuti kegiatan sosial di lingkungannya
e)
Melakukan kegiatan kelompok
c. Bimbing lansia membuat rencana kegiatan untuk mencapai integritas diri yang utuh.
d. Motivasi lansia untuk menjalankan rencana yang telah dibuatnya
Tindakan Keperawatan bagi perkembangan Psikososial yang menyimpang
(keputusasaan) antara lain:
a. Diskusikan penyebab dan hambatan dalam mencapai tugas perkembangan lansia seperti
adanya penyakit dan putus asa
b. Diskusikan cara mengatasi hambatan dan motivasi keinginan lansia untuk mengobati
penyakitnya fisik yang dialaminya
c. Bantu lansia bersosialisasi secara bertahap
d. Fasilitasi untuk ikut kegiatan kelompok lansia
Keluarga
a. Tujuan
1)
Keluarga dapat menjelaskan perilaku lansia yang menggambarkan perkembangan
psikososial yang normal dan menyimpang
2)
Keluarga dapat menjelaskan cara memfasilitasi perkembangan psikososial lansia
3)
Keluarga melakukan tindakan untuk memfasilitasi perkembangan psikososial lansia
4)
Keluarga merencanakan stimulasi untuk mengembangkan kemampuan psikososial
lansia
b. Tindakan Keperawatan
1)
a)
b)
c)
d)
e)
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A. and Perry, Anee G. (1985). Fundamentals of Nursing concept, process, and practice.
St. Louis : The C.V. Mosby Compan
Spesialis Jiwa FIK 2005-2007 dan tim pengajar spesialis jiwa (2008). Draft Standar Asuhan
Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta : Progaram Magister Keperawatan Jiwa FIK UI
Stolte, K. (2004), Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jakarta: EGC.
Stuart. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 9th ed. Canada: Mosby Elsevier.
Townsend. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing. 6th ed. Philadelphia : FA Davis Company.
Kelia, B.A, Helena, N dan Farida, P. (2011). Manajemen Keperawatan Psikosial & Kader Kesehatan
Jiwa. Cetakan I, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC